Si Amang menangisi kakaknya yang tak keluar-keluar dari dalam lautan , dua hari Si Amang menungguinya dengan air mata yang sudah mulai mengering.
SiAmang : ” Kak…kenapa dewa tak menolongmu……sungguh dewa pilih kasih….” SiAmang merenung sepanjang sore, dia baru beranjak ketika ada sebuah kapal menuju ke Gunung Batu , yaaah mereka itu dari kerajaan Atol yang menjemput putri Elissa dan rombongannya.
Elissa : ” Lihat….mereka mulai mendarat…..” Putri Elissa bersama Damar menuju dermaga yang sudah hancur dan mereka melompati kayu-kayu…tapi Si Amang hanya termangu kalau tidak dihardik ksatria kera ayahnya.
Ksatri Kera : ” Ayo…kita menuju goa di Karang Atol….” SiAmang bangkit dengan lesunya, meniti kayu-kayu balok dengan susah payah karena setiap diinjaknya selalu tenggelam. SiAmang kebingungan dan tak rela Damar si pincang yang sudah berubah wujudnya menjadi seorang pangeran akan menghinanya. Tapi malah sebaliknya….Damar membantu dengan memberikan dorongan balok yang besar-besar…hati SiAmang lega dan bersukur ternyata Damar sungguh berbudi luhur.
Damar menyemangati SiAmang agar segera menyelesaikan lompatan terakhirnya.
Damar : ” Ayolah kawan….segeralah melompat…kamu pasti bisa…” SiAmang yang menatap ke bawah seolah ada kakaknya Korg yang memandanginya seolah masih hidup, untung saja putri Elissa mengingatkannya. ” Ayolah tak ada siapa-siapa dalam lautan..janganlah engkau ragu wahai SiAmang…..” .
SiAmang : ” Iya trimakasih…aku segera melompat……” SiAmang melompat dengan tangkasnya dan disambut Damar tak kalah tangkasnya menyambut tanganSiAmang dan membawanya ketempat yang lebih tinggi memapahnya.
SiAmang : ” Terima kasih Damar…aku bisa sendiri menuju kapal……” Damar tersenyum sedangkan putri Elissa sudah menunggu bersama prajurid-prajuridnya. Laut kini gerakannya normal lagi dan nelayan mencari ikan dengan tenangnya. Seonggok awan terbang diangkasa terlihat sosok Korg yang pamit kepada adiknya SiAmang nampak jelas, SiAmang yang menyaksikannya terharu karena Korg menyampaikan salamnya.
Korg : ” Adikku sayang…..jika kau rindu akan aku lihatlah ke atas….aku pasti akan datang menemanimu, Dewa telah menerimaku tapi aku tak bisa lagi berada di Bumi lagi karena jasadku telah hancur dan aku menerimanya karena diperbolehkan menemanimu adikku…selamat jalan adikku…perjalananmu masihlah panjang…temanilah ksatria Damar juga temani ayahmu…kembalilah ke dalam goa tempat kita bersama….”
SiAmang : ” Oh kakaku sayang…..akan ku cari jasadmu…dan kamu bisa kembali lagi…..” pinta SiAmang dengan berurai air mata. Damar dan putri Elissa berada disamping kanan dan kiri SiAmang menyaksikan percakapan yang hanya di dengar mereka bersama.
Korg : ” Tak mungkin lagi adikku….tubuhku sudah termakan ikan-ikan dan tak tersisa lagi” SiAmng memandangi awan yang berarak yang semakin menjauh. Mendadak tubuh SiAmang mengecil dan berubah menjadi manusia perubahan ini juga terjadi pada ayahnya , maka ksatria kera langsung memeluk anaknya SiAmang dengan wujud manusia dan berpakaian ksatria .
Ksatria Kera : ” Anakku SiAmang…dewa telah mengabulkan doa kita….” . SiAmang terdiam dipelukan ksatria kera dia hanya memandang putri Elissa yang anggun bersama Damar yang gagah perkasa.
SiAmang : ” Ya ayah….mungkin ini sudah nasibku…..aku tetap berterima kasih kepada Dewa yang sudah memberikan yang terbaik buat kita semua “. Air mata SiAmang mengalir perlahan dan mereka saling memandang perubahan yang sesungguhnya karena SiAmang telah benar-benar sadar dan mereka menemui putri Elissa dan Damar meminta petunjuk selanjutnya.
Damar : ” Sahabatku SiAmang…aku mohon restu bersama Ksatria Kera karena kami akan segera melangsungkan pernikahan di Kerajaan Karasng Atol dengan sederhana karena mengingat kami harus membenahi keadaan kerajaan yang porak-poranda.
SiAmang : ” Silahkan dan kami akan tetap tinggal di Goa berdampingan dengan kerajaan Karang Atol…semoga kalian berbahagia dan dengan iklas serta menerima permohonanku untuk tetap terhubung dengan kerajaan ”
Putri Elissa : ” Terima kasih SiAmang dan ksatria kera…kalian akan aku turuti semua keinginan kalian dan tetap bersatu dalam kerajaan Karang Atol serta bersama membangunnya ” SiAmang berterima kasih sekali ternyata Putri Elissa tidak membencinya ataupun mengucilkannya . Dan mereka hidup saling berdampingan, Ksatria Kera memeluk putranya dan turun dari kapal menuju goanya diikuti Damar yang menuju kerajaannya. Mereka hidup damai aman dan sentausa.
Selesai