Desa Atol sudah terkurung lautan dan rakyatnya berada di lembah dan ngarai daerah Atol yang di diami Dewi Rembulan . Si Amang berlari kesana kemari mengelilingi daerah Atol sehingga terbentuklah sungai karena ada tempat yang merekah ternyata tak hanya satu tapi ada tiga sungai yang mengalir dari Atol menuju ke lautan . Dewi Rembulan bersemedi , berdoa meminta bantuan Dewa agar Ia dan rakyatnya diberi ketentraman. Dalam semedinya Dewi Rembulan mendapat petunjuk untuk mengambil beberapa genggam pasir yang ada di tepi lautan dan Dewi Rembulanpun pergi untuk turun ke ngarai yang terjal ternyata dia melihat lautan yang membentang , karena untuk melindungi ngarai agar tak terkikis air laut Sang Dewi pun memohon pada Dewa untuk melindunginya.
Air lautpun bergulung dengan dasyatnya disertai derai hujan yang memamerkan petir serta angin kencang , rakyat yang berada di lembah hanya mampu bersujud meminta pertolongan Dewi Rembulan yang sudah dianggapnya Dewa , SiAmang menemui ibundanya dan meminta agar malapetaka dihentikan. Dewi Rembulanpun sebenarnya sedang meminta kepada Dewa untuk melindungi daerahnya dari amukan badai .
Si Amang malah tertiup angin dan terbang tak tahu entah dimana …Dewi lantas terbang melindungi SiAmang yang terseret angin. SiAmang memeluk ibundanya dan di bawa kebibir pantai. Dewi teringat akan pesan Dewa untuk mengambil beberapa genggam pasir lalu kembali ke Atol ternyata pasir itu tumpah dari genggaman tangan Dewi dan hanya tinggal sisa-sisa saja yang menempel di tangan. Lalu Dewi membersihkannya tapi keajaiban terjadi pasir tersebut ternyata menjadi biji tumbuhan yang hidup dan amat subur di sekitar istananya. Dewi lalu terbang ketempat dimana dia mengambil pasir yang tenyata sudah menjadi batu karang yang terjal dan membatasi lautan yang pembatas ngarai .
Si Amang : ” Bunda…..pasir itu telah tumbuh menjadi pepohonan di daerah lembah…serta amat subur …aku senang rakyat bisa menikmatinya ”
Dewi : ” Terima kasih Dewa engkau Engau telah mengabulkan permohonanku…Engkau berikan kami tanam -tanaman sehingga mereka bisa hidup nyaman ” . Ketrentraman terjadi beberapa waktu dan kini dikagetkan dengan suara Korg yang menggema di perbukitan dan ngarai yang membuat rakyat menengadah ke atas menyaksikan Korg yang terbang dan bersuara nyaring. Rupanya Korg mencari ibundanya yang belum diketemukan . Dewi Rembulan keluar dari istananya di ikuti SiAmang yang merasa kakaknya telah pulang . Korg turun di depan istana yang disambut Dewi Rembulan dan Si Amang dengan sisaksikan Lelono yang sudah renta serta Ni Mona yang sudah menua serta anak-anaknya dan suami Ni Mona bersujud kepada Dewi dan Si Amang serta Korg yang telah kembali.
Sebagai ungkapan terima kasih rakyat mengirimkan buah-buahan dan makanan kesukaan SiAmang.
Lelono : ” Maaf Sang Dewi…., hanya ini yang bisa kami persembahkan….”
Dewi : ” Lelono …terima kasih….atas baktimu padaku….”
Korg : ” Bunda….makanan aku apa….? ” Korg tak melihat hidangan ayam atau sejenisnya seperti bebek ataupun binatang yang dimasakkan untuknya, Dewi Rembulan meminta dibuatkan ayam bakar untuk Korg dan Lelono menyanggupinya dan beberapa saat datanglah rombongan memberikan santapan untuk Korg.
Lelono : ” Ampun Dewi….hanya ada beberapa babi hutan yang tinggal di sini….dan kami sedang menernaknya…”
Tanpa basa- basi Korg langsung merebutnya dan membakarnya sendiri lewat hidungnya. Rakyat menjadi amat takut dengan olah Korg yang membuat jijik rakyatnya. Mereka semua mundur karena takut dengan api yang keluar dari hidung Korg. Melihat betapa takutnya Lelono dan istrinya Maimunah serta seluruh yang hadir maka Dewi Rembulan menyuruhnya pulang tak usah menunggu Korg selesai menyantapnya. Si Amang memeluk kakaknya Korg karena amat rindu padanya tapi tiba-tiba Si Amang takut karena ada Kesatria Naga dibelakang Korg dalam ujud manusia. Si Amang menanyakan siapa sebenarnya manusia itu, tapi Korg hanya menyebutnya Kesatria Naga itu saja. Dewi yang merasa ada seseorang yang hadir dia mencoba menemuinya tapi Kesatria Naga sudah pergi dan hanya sekilas saja menemui Korg lalu terbang keangkasa dan menyuarakan lengkingan yang memekakkan telinga.
Dewi : ” Siapa tadi yang datang Korg…? ”
Korg : ” Kesatria Naga yang membantuku selama ini bunda..”
Dewi : ” Kenapa dia begitu tak menghormati aku sebagai ibundamu….? ”
Korg : ” Mungkin dia malu bunda…karena bunda sangat cantik sekali… ”
Dewi Rembulan menyadari ternyata pemikiran Korg sama seperti SiAmang dan sudah mengenal dan membedakan antara kecantikan dan pertemanan, tapi Dewi Rembulan terdiam saja mendengar jawaban Korg. Si Amang tidur dengan tenang di samping Korg kakaknya .