Sister List episode 5

Bagian Lima

Sesampainya di rumah sakit Julie langsung dimasukan ke dalam ugd agar penangannya bisa segera dilakukan. Polisi setempat menanyakan perihal apa yang terjadi di rumah itu, detektif Judy menjelaskan secara ringkas dan berkata bahwa Julie berada dalam pengawasannya. Tidak lama kemudian Julie sudah bisa dipindahkan keruangan lain setelah peluru yang bersarang dalam bahunya diangkat. Sekarang dia tertidur, detektif Judy berada disampingnya. Mengelus-elus rambutnya sambil mengatakan, “Saya minta maaf, saya tidak punya pilihan lain,” lalu pergi keluar dan meminta polisi menjaganya sementara sampai dia siuman.

Detektif Judy berada di kafetaria rumah sakit, dia memesan secangkir kopi hangat. Pikirannya campur aduk sekarang, kasus yang ditanganinya semakin tidak masuk akal dan membingungkan. Dari jauh tampak seperti detektif Ryan sedang mencari seseorang, dia melihat detektif Judy lalu menghampirinya. Dia membawa sebuah map, langkahnya cepat.

“Hei…kenapa tidak mengabariku?” Tanya detektif Ryan seraya duduk di depan detektif Judy. “ini, berkas autopsinya. Tenang saja, berkas ini hanya salinannya. Yang asli masih tersimpan rapih dimejamu.”

Detektif Judy memegang map itu, wajahnya murung. “Ya, terima kasih,” ucapnya pelan.

“Ada apa denganmu? Tidak seperti biasanya. Oh iya di luar kasus ini sudah ada yang memberitakannya bahkan sudah masuk di televisi lokal. Bahkan salah satu saluran berita sudah memberitakan ini, mereka menyebutnya sebagai ‘saksi kunci’ pembunuhan seorang gadis remaja.”

“Apa kamu percaya dengan hal berbau supernatural?” suasana hening diantara mereka berdua.

“Maksudmu seperti hantu? Benda keramat? Aku tidak terlalu mempercayainya,” meraih map lalu membukanya, berkas-berkasnya diperlihatkan ke detektif Judy. “lihat, dari hasil autopsi ditemukan bahwa luka dilehernya ini bekas senjata tajam. Dari luka yang ditimbulkan leher gadis ini seperti digorok, mengerikan bukan? Lalu kepala bagian atasnya memar dan mengeluarkan darah,” detektif Judy hanya melamun mendengarkan penjelasan detektif Ryan. “apa yang terjadi sebenarnya? Ayolah kamu tidak perlu sungkan…Judy.”

Detektif Judy akhirnya mau bercerita mengenai apa yang terjadi pada dirinya selama menangani kasus ini. Di mulai saat dia didatangi oleh sosok yang mirip Lisa di malam saat dia baru saja mendatangi lokasi kejadian. Lalu berlanjut hingga sosok itu terus muncul, dan yang paling terakhir saat sosok itu ada kursi belakang mobilnya. Dia jujur mengakui hal-hal itu sangat menggangunya dan malah memperuh keadaan saat Julie seperti orang yang kerasukan. Detektif Ryan hanya kaget dan tidak menyangka hal seperti itu ada di dunia nyata.

Detektif Ryan memperjelas kalau semua itu hanya halusinasi karena detektif Judy terlalu fokus mencurahkan semuanya dalam kasus ini. Adapun Julie yang seperti orang kerasukan detektif Ryan tidak tahu harus mengatakan apa karena hal ini sangat baru baginya dan dia belum percaya sepenuhnya kalau belum melihatnya dengan mata dan kepalanya sendiri. Setelah melihat-lihat hasil autopsi detektif Judy pergi melihat kondisi Julie, detektif Ryan mengikuti.

Julie masih tertidur lelap dalam kasurnya, polisi yang menjaganya berkata bahwa Julie hanya tertidur dan semuanya masih dalam kendali sampai saat ini. Detektif Judy dan detektif Ryan keluar dari rumah sakit, di luar mereka bertemu dengan orang tua Julie yaitu tuan dan nyonya Bradesmith. Detektif Judy mengatakan bahwa Julie baik-baik saja dan ada polisi yang menjaganya. Mereka meninggalkan detektif Judy dan detektif Ryan untuk menemui anaknya yang sedang dirawat.

“Apa yang selanjutnya ingin kamu lakukan Judy?”

“Panggil aku detektif Laws!” pergi menjauhi detektif Ryan, “jangan ikuti aku, jika ingin membantu kamu bisa menemani Julie dan jika dia sudah sadar kamu bisa menghubungiku.”

“Hei!…baiklah!” meneriakinya saat detektif Judy sudah jauh darinya.

Detektif Judy mengambil mobilnya, dia menaruh map berisi berkas-berkas di kursi belakang berdekatan dengan buku diary dan kotak coklat yang dibawa dari tkp. Dia harus berjalan memutar dan melewati pintu masuk rumah sakit karena jalanannya dibuat begitu. Di pintu masuk masih ada detektif Ryan yang menunggunya, dia tidak sendiri ada seorang anak perempuan yang berdiri disampingnya. Semakin dekat detektif Ryan melambai tangan, anak perempuan itu masih di sana. Setelah dia perhatikan sosok anak perempuan itu lagi-lagi sosok yang mirip Lisa jika dilihat dari pakaiannya yang memakai pakaian serba putih.

Sampai keluar rumah sakit sosok itu masih berada di pintu masuk meskipun detektif Ryan jika dilihat dari spion samping sudah memasuki rumah sakit. Detektif Judy gelisah, dia takut sosok itu kembali hadir di kursi belakangnya. Tiap beberapa meter jalan dia selalu mengecek kursi belakang, namun yang dia takutkan tidak terjadi. Siang ini daerah rumahnya sangat sepi, seperti berada dipemakaman. Dia masuk lalu bersiap untuk memanjakan badannya. Dia berendam di bak mandi yang terisi air hangat, agar tubuhnya menjadi rileks. Tanpa tersadar dia tertidur di bak mandi itu.

“Dia di sana…dia belum mau pergi,” suara berbisik melewati telinganya.

Dia membuka matanya, melihat-melihat seisi kamar mandinya. “Hu…,” membuang nafasnya melalui mulut. Dia menjadi terbiasa dan tidak menjadi panik jika mendengar suara-suara aneh.

Selesai mandi dia membuka web, dia ingin mencari tahu tentang hal-hal berbau supernatural. Entah itu arwah, kerasukan, kehidupan setelah kematian, dia mencarinya semua. Ada suatu hal yang logis yang dia dapatkan, di sana tertulis “Mereka akan muncul jika pikiranmu mengizinkannya, buatlah pikiranmu kuat dan jangan mudah lelah.” Mungkin ada benarnya juga, dia terlalu fokus dan jarang sekali istirahat. Dia melanjutkan dengan melihat-lihat berkas autopsi, ada tiga luka utama yaitu di lehar, kepala, dan pergelangan tangan.

Dia menoleh kebelakangan, seperti ada orang yang mengawasinya. Berbekal tulisan di web barusan dia mengalihkan pikirannya ke hal-hal lain dan melanjutkan membaca hasilnya. Setelah selesai dia membuka buku diary, hal tabu jika membaca buku diary orang lain tanpa seizin pemiliknya. Dalam hal ini pemiliknya sudah meninggal jadi dia bisa membacanya. Buku diary ini lebih banyak mengulas keseharian Lisa di sekolah, seperti bagaimana perasaan dia di hari pertama, bertemu teman-teman baru dan seterusnya.

Dibagian akhir tulisannya dia memuat tulisan, sehari sebelum malam kejadian. “Christy marah, dia marah karena aku lebih senang bermain dengan teman-temanku di sekolah. Aku sudah mengajaknya untuk bermain bersama, namun dia selalu menolak karena dia hanya ingin bermain denganku. Aku bingung…” lalu detektif Judy membuka halaman-halaman sebelumnya, di sini tertulis “Aku kesal ka Julie selalu bilang padaku Christy itu tidak nyata, tidak nyata apanya? Dia selalu disisiku kok. Huh! Dia mungkin cemburu!”

“Entah mengapa aku jadi terpikirkan oleh kata-kata ka Julie, entah mengapa aku iri kepada teman-temanku yang bisa menghabiskan waktu makan siang bersama. Aku ingin sekali bergabung bersama mereka namun Christy selalu mencegahku.”

Detektif Judy menutup buku, lalu tiba-tiba pandangannya terpaku di ujung kamarnya. Sosok mirip Lisa berdiri di sana, wajahnya sangat pucat.

“Tolong…tolong aku,” katanya lirih

Detektif Judy terus mensugesti dirinya dengan menutup mata agar berpikiran lain namun tetap saja sosok itu ada di ujung kamarnya, “Kamu…kamu siapa?”

“Tolong…tolong aku,” sosok itu mengucapkannya lagi.

“Bagaimana aku bisa menolongmu jika kamu saja sudah meninggal!” tanpa tersadar detektif Judy meneteskan air mata, sosok itu perlahan menghilang.


Sister List

Sister List

Status: Completed Tipe: Author: Dirilis: 2017 Native Language: Indonesia
Detektif Judy , seorang detektif yang bertugas untuk menangani kasus pembunuhan misterius yang menimpa gadis remaja bernama Lisa. Karena minimnya bukti bekas pembunuhan hal ini membuat semua kecurigaan jatuh ke saudari korban , yang berada dirumah disaat Lisa terbunuh. Misteri apa yang akan terungkap di cerita ini? yuk dibaca kisahnya !

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset