Lili kamu lagi apa? ← Terkirim
Aku lagi mikirin kamu tau ehehehe ← Terkirim
Abis mendengarkan cerita cinta si Yusup alias Bokap gue, gue jadi kangen sama Lili, dan muncul ide buat SMS dia biar kayak orang pacaran gitu SMSan & teleponan sambil manggil ayang, bebeb, papih, bunda hehehe, tapi gue tersadar kalo manggil kayak gitu terlalu berlebihan serta merta bikin suasana di sekitar jadi nggak kondusif lagi. “Hai bunda, papih lagi kangen nih” lagi asik teleponan kayak gitu tiba-tiba ada Nyokap… Habis sudah uang jajan selama satu semester
Semalaman gue menunggu SMS balasan dari Lili, tapi nggak di bales padahal udah terkirim atau jangan-jangan Lili bakal ngilang lagi kayak waktu itu… Te-terus gue galau lagi?. Waaahh!, iya sih gue nggak ngikutin jejak Bokap yang di tolak sampe 15 Kali, tapi gue akan punya cerita suram sendiri . Pokoknya gue nggak terima! Di karenakan sawahnya udah berubah jadi tempat parkir ~~lah
“Enyaaakkk! Cepetan! Bapi udah mules nih!!”
Malam mikirin Lili, Paginya malah mules -_- heran gue
“buset ni anak pagi-pagi berisik bener dah! Itu kamar mandinye kosong”
lah? Tumben pagi-pagi kamar mandinya di tutup!, biasanya kalo kosong di buka pintunya -_-. Galau + Mules = kaga bisa fokus dah
Pagi-pagi gini pikiran gue udah kacau, niat mau berangkat lebih awal, tapi malah di tahan sama rasa mules yang tidak kunjung hilang, dan musnah bagaikan batu es yang mencair di tengah padang pasir *Aseekkkk* pagi ini pikiran gue penuh ide yang nggak masuk akal hahaha. Setelah gue selesai membuang “Limbah Pabrik” ke WC akhirnya pikiran gue bisa bekerja dengan semestinya, dan gue dapat berangkat menuju rumah Lili dengan penuh aura kebijaksanaan hehehe.
~~ treeeengggg teeeenggg bebebebeb treeenggggg gjegleg treengg trengg~~
Gue berangkat dengan penuh kecemasan, mentari pagi ini terasa lebih hangat seolah-olah memberikan gue motivasi untuk tidak terlalu cemas, dan gue harus menerima apapun yang terjadi di rumah Lili. Gue harus belajar dari kesalahan, dan mulai berfikir positif! Nggak boleh ada lagi galau-galau yang cuma buang energi sampai menguras perasaan! “Berfikir positif untuk mendapatkan hasil yang positif” gue percaya itu, tapi jika hasilnya nggak sesuai! Berfikirlah dengan cara yang berbeda.
“Hallo Bel, tolong panggilkan Lili dong”
“Appiiiii ”
ternyata Lili sudah menunggu di dekat pintu
“hai Lili”
“Hai Bapi”
“ehhh si Om hehehe bikin kaget aja”
Bokapnya Lili nggak pernah bosen bikin gue kaget -_-, kali ini si Om bersembunyi di antara tanaman hias
“papah aku berangkat dulu ya ”
“Iya, ehh Li nanti habis pulang sekolah langsung ke rumah aja ya”
“emang kenapa pah?”
“bantuin papah sama mamah hari ini”
“siap deh papah ”
“Assalamu’alaikum Om, kami berangkat dulu”
“Wa’alaikum salam hati-hati pi… ehhh Bapi hari ini jangan kamu culik ya anak Om ”
muka gue emang nggak cakep-cakep amat, tapi jangan di samain sama tukang culik juga dong
Alhamdulillah rasa cemas gue hilang, dan hasil berfikir positif terbayar sudah hahaha. Terima kasih kepada mentari yang selalu merekam moment-moment antara Gue sama Lili di pagi hari sampai senja menjelang. Semuanya telah kembali seperti semula ini seperti mengulang mimpi-mimpi indah di masa lalu. Gue nggak ngomong apa-apa sama Lili selama di perjalanan menuju sekolah sepertinya kami hanya ingin menikmati moment-moment ini karena ini tidak akan bertahan selamanya.
“yuk Li”
“Piii…”
Lili terlihat heran dengan kelakuan gue pagi ini di parkiran
“gapapa kan? ”
entah kenapa gue pengen banget ke kelas sambil pegangan tangan, dan Lili cuma menganggukan kepala di tambah pipinya yang mulai memerah hahaha lucu banget
Kami jalan menuju kelas dengan perasaan yang sama namun perasaan ini terasa baru aja terjadi. Hmmm, susah di jelasin sih hanya bisa di rasakan pokoknya deh hehehe setiap orang punya cerita yang berbeda kan?, dan jika di ingat-ingat dengan beberapa sudut yang berbeda bisa membuat kita sendiri tertawa atau bahkan menangis karena kenangan itu… Silahkan di artikan sendiri deh hehehe.
~~Zreegg ngiikkk~~
“Li…”
“ iya pi?”
“kok SMS aku nggak di bales semalam? Aku nungguin tau”
baru masuk kelas, tapi untuk masalah ini masing menggelitik pikiran gue hehehe
“kan rumah kita nggak jauh-jauh amat, kamu datang aja ke rumah aku”
“tapi…”
“kalo rumah kita nggak jauh kamu nggak usah SMS aku”
udah lama nggak dengar Lili bawel kayak gini hehehe
“yaaa aku kan cuma…”
“kata Papah teknologi bisa menjauhkan yang dekat, kamu mau kita kayak gitu?”
“nggak sih”
wah nggak bisa gue bantah ini mah, tumben bawelnya berkualitas hehehe
“aku nggak mau jadi generasi idiot tau, aku kan pinter bweee”
generasi idiot? Wihh kata-katanya Albert Einstein nih hebat hebat hebat hahaha, gue bangga deh punya pacar kayak Lili
Entah gue pergi kemana selama ini sampai hal-hal di sekitar gue yang sudah “Janggal” telah berubah menjadi hal yang terkesan “biasa”, gue harus banyak belajar deh sebagai ketua kelas, dan sebagai siswa biasa. Selama ini gue sama Rafi membuat banyak ide yang di sampaikan ke semua siswa/siswi di kelas, lalu terjadi perbedaan pendapat yang akan menjadi sebuah pemikiran yang sama, dan peraturan kelas pun berjalan di atas rasa kepercayaan terhadap gue sebagai ketua kelas, tapi gue malah kurang memperhatikan keadaan yang lain dari kelas ini.
Salah satu tujuan gue yang sudah tercapai yaitu membuat kelas yang tenang, tapi nggak terkesan kaku, misalnya kalo nggak ada guru boleh lah bercanda asalkan tetap pada batas wajar yang di sebut “Peraturan Kelas”. Semakin lama makin nggak beres, interaksi semakin jarang, dan rata-rata mereka sibuk dengan “ponsel pintar” yang dapat membuat mereka menjadi bodoh . Gue cuma bisa mengurangi itu dengan cara membuat kelompok piket, dan kegiatan belajar bersama.
Jam istirahat! Rafi, dan Iqbal ngajak ke kantin bareng. Hmmm, kayaknya selain Lili cuma mereka berdua yang nggak terhipnotis sama ponsel pintar? Tapi kalo Rafi sih masih sering mainin hp, bagi dia hpnya itu koran digital! Benar juga sih walaupun hp jadul sekarang mah selama bisa mengakses internet nggak bikin bosen walaupun SMS sama Telepon selalu “kosong” hehehe.
Tunggu!, ada sesuatu yang aneh saat gue ngeliat kelas dari pojok kanan ke pojok kiri. Ketika gue berdiri semuanya masih sibuk sama hpnya sendiri!, Lili yang nggak main hp udah kayak orang asing, dan gue nggak bisa ninggalin dia gitu aja. Akhirnya gue berangkat ke kantin bareng Lili , dan gue senang karena Lili nggak keberatan malah dia cengengesan gitu hehehe. Istirahat di habiskan dengan ngobrol-ngobrol, gue bersyukur karena kami masih bisa ngomong langsung tanpa bantuan “ponsel pintar”