Sletingnya Bapi, semuanya berawal dari Sleting episode 25.3

25.3 "Ini Bukan Tentang LOVE"

~~Plaakkkkk~~

“elu tidur biasa aje napa, brisik bener! Enyak ampe kaget nih!”

“Nyyaaakkkk Bapi mimpi buruk “

ternyata gue lagi tidur siang terus di gampar pake sendal jepit!, tapi gue lega untung cuma mimpi

“mangkanye jangan tidur mulu! Udah mandi sono bentar lagi ashar”

alah makan apa gue sampai mimpi buruk kayak gitu, untuk menghilangkan sisa kepanikan yang masih ada dalam jiwa gue ini, jiwa yang terkumpul secara “terpaksa” karena di gampar sendal jepit  -_- jadi gue langsung mandi, dan lagi-lagi terpaksa nggak ada konser di kamar mandi. Bagaimana pun juga gue tetap khawatir sama Lili walau tadi itu cuma mimpi buruk, dan sore ini gue harus ke rumah Lili sekalian memastikan keadaan dia sama keluarganya.

~~ trengg teteng teng tengggg… ~~

“Yuuuhuuu Bel panggilin Lili dong”

Namanya juga lagi buru-buru jadi langsung gue skip sampai Susilo berhenti di depan rumahnya Lili, oh iya gue diem-diem bawa Susilo padahal mah nggak boleh sama Bokap  hehehe

“Apiii, yuk”

Lili bikin gue kaget ternyata dia ada di belakang, dan langsung duduk di Susilo… Ehhh ternyata si Om nggak ada padahal biasanya udah siaga di depan rumah hehehe. Gue berangkat tanpa tujuan karena gue nggak tau Lili mau pergi kemana, tapi paling juga pergi ke taman soalnya Lili nggak pernah minta ke tempat lain selain ke taman, dan gue harap tebakan gue benar soalnya gue lupa bawa duit kan bisa kacau urusannya kalo ternyata Lili malah minta pergi ke restoran atau mall hehehe.

Di perjalanan Lili selalu berkomentar tentang keadaan di sekitarnya dengan ceria, dan gue selalu menjawab “iya” kalo Lili bertanya hehehe namanya juga lagi konsentrasi mengemudikan Susilo “Ingat keselamatan nomor 1” . Ada kondisi dimana gue mulai khawatir yaitu waktu lewatin tempat makan  , soalnya gue lupa bawa duit!, dan waktu iseng-iseng merogoh kantong celana ternyata ada duit “2000 Rupiah” yang cukup buat bayar parkir doang, tapi untungnya gue selalu bawa botol air minum (termasuk airnya).

“Api kok tau kalo aku mau ke taman?”

“tau dong Li, kan kamu cuma tau taman doang hehehe”

“ihhh Api mah jujurnya nyakitin, aku sebel nih ”

Tuh kan gue salah ngomong , misalnya gue bilang “soalnya hati kita kan sudah tertanam di taman ini” pasti di kira modus, gombal, atau rayuan basi, dan ujung-ujungnya bete . Kan bingung gue harus ngapain  masa gue harus jawab “nggak tau, cuma nebak doang”, dan ujung-ujungnya Lili bete + sebel karena gue di anggap nggak peka “aahhh tembak saya Om!… Tembak saya!”. Turun dari Susilo malah jadi canggung gini, gue mau ngomong tapi takut salah lagi, dan Lili kelihatan cemberut terus rasanya kayak lagi Ujian Nasional bikin pusing udah gitu gue nggak bisa ‘main’ pensil ~ehh

“Li nih minum dulu, jangan cemberut terus dong”

“ gamau!”

ya ampun gue masih di cemberutin sama Lili, mendingan gue ikut uji nyali dah dari pada di giniin . Serius gue

“ihh masa Api di giniin sih sama Lili, tega banget Lili mah”

“ biarin!”

 hiiii makin horor aja ini!, Lili malah buang muka dari gue 

“ehh Lili tadi tumben SMS Api, emang mau ngapain di sini?”

“ iya dong hehehe Lili kan kangen tau mau liat matahari jatuh ”

 lah? Laaaahhh? Tiba-tiba ceria, tiba-tiba cengengesan lagi!, udah gitu botol minum yang gue tawarin tadi langsung di rampas dari tangan gue!… Makin bingung gue

“Li, tadi aku mimpi buruk tentang kamu”

gue nggak tau kenapa tiba-tiba ngomong kayak gini padahal gue udah berhasil buat Lili ceria lagi (atau lebih tepatnya Lili ceria dengan sendirinya -_-)

“ Mimpi buruk apa?, aku selingkuh ya di mimpi kamu  hayoo ngaku”

“Ak-aku, mimpi kamu mati di samping aku Li”

awalnya mulut gue agak kaku pas mau ngomong kayak gitu, tapi gue paksain, gue ngomongnya sambil nundukin kepala, dan nggak berani buat liat ke mata Lili

5 menit, 10 menit, 15 menit berlalu dalam keheningan, bahkan sampai burung-burung di taman itu bosan untuk berkicau. Di bangku taman yang sudah tidak asing lagi karena hanya di bangku itu yang terlihat paling rapuh, bangku itu menjadi saksi di antara keheningan, sepasang anak remaja yang saling mencintai satu sama lain, dan mereka hanya saling menundukan kepala. Sepertinya bangku taman itu mulai bertanya-tanya karena biasanya mereka terlihat sangat bahagia berada di taman ini.

“Li, maafin aku ya”

sekitar 15 menit suasanya hening, dan gue cuma bisa bilang “maaf” payahnya gue :’)

“gapapa kok Pi ”

gapapa artinya ada apa-apa, Lili yang tadinya nunduk mulai senyum sambil melihat mata gue, tapi kok ada yang janggal…

“hi-hidung kamu berdarah Li…”

Awalnya gue kira Lili itu nangis, tapi kenapa sampai hidungnya berdarah? (mimisan), Lili kaget dan langsung mengelap darah yang keluar dari hidungnya pake tangan, dan tangannya jadi merah-merah karena darah. Sedangkan matanya Lili cuma merah kayak orang habis nangis, tapi nggak ada air matanya? Mungkin udah kering kali ya, bagaimanapun juga gue nggak tenang, dan kenapa keadaannya jadi kayak gini?.

“Lili, kayaknya kita pulang aja deh”

gue takut kalo keadaan ini jadi makin parah, nggak apa-apa deh Lili bete, atau marah sama gue asalkan dia masih bisa senyum, dan cengengesan lagi walaupun bukan sama gue

“gapapa kok”

Lili jawabnya dengan tatapan kosong gitu sambil melihat matahari terbenam, dan perlahan mulai membuat taman ini menjadi gelap serta sunyi…

Matahari mulai lelah berada di atas langit sepanjang hari, beberapa daun sudah terlihat jatuh dari atas pepohonan yang biasa menjadi tempat bagi burung-burung untuk saling menyapa, dan angin pun mulai berhembus lebih kencang sampai menyeret daun-daun menjauh… Tapi itu semua tidak cukup untuk membuat anak remaja itu beranjak dari bangku taman yang terlihat paling rapuh, mereka hanya terpaku melihat matahari yang semakin lama semakin menjauh dengan tatapan penuh harapan seolah tiada hari esok datang…

Gue cuma berharap hari-hari kemarin saat bersama Lili akan bertahan selamanya, tapi rasanya mustahil ketika gue lihat matahari perlahan menjauh dari pandangan gue. Gue cuma diam, gue nggak berani nengok, dan manggil Lili… Biarkan saja keadaan ini untuk sementara hahaha bohong kalo gue ketawa, sedangkan perempuan di samping gue ini sedang menangis, dan gue nggak bisa melakukan apa-apa selain menemani dia di sini… Di taman ini… Di bangku ini… Di sampingnya yang gue harap ini akan bertahan selamanya :’)

“A-apii, aku mau kayak gini sebentar ya”

Dugaan gue benar!, dari cara bicaranya yang datar berbeda banget dari biasanya, Lili menangis, dan mulai bersandar di pundak gue sampai pundak gue terasa basah. Gue mau usap-usap rambut Lili pakai tangan kiri, tapi bayangan di mimpi itu muncul lagi, tangan kiri gue terasa kaku seolah-olah ia berkata “Jangan pi” apa tangan gue juga takut?, hahaha konyol walaupun ini terasa sangat nyata…

Gue lihat ke kanan sudah sepi, gue lihat ke kiri ada dua orang yang sedang berjalan ke arah gue, nggak jelas karena orang itu masih jauh dari jangkauan lampu taman walaupun nggak terlihat jelas, tapi terasa sangat jelas kalo mereka berdua sedang bahagia. I-itu kayak gitar?, ternyata dua orang itu sepasang penyanyi yang waktu itu membuat suasana gue sama Lili jadi semakin romantis, sayangnya mereka datang di saat yang nggak pas jadi gue geleng-geleng kepala kayak ngasih kode gitu agar mereka nggak ke sini, dan ternyata mereka ngerti

“Piii aku mau kasih kamu ini”

gue yang lagi bengong karena banyak pertanyaan yang belum terjawab tentang Lili… tiba-tiba tersadar

“heh?, Li…”

waktu gue nengok ternyata di tangan kanan Lili ada sebuah kalung bentuk hati, warna putih bening, dan talinya berwarna hitam, sedangkan Lili masih tertunduk

“ini hadiah dari aku karena malam ini kan kita genap pacaran satu bulan pii ”

Lili ngomong gitu sambil melihat ke mata gue, gue gugup. Mata Lili masih merah, dan agak sembab (bengep) karena tadi nangis, tapi kesedihan itu tertutupi karena senyum tipisnya yang begitu meyakinkan gue, walaupun gue tau itu senyum palsu. Senyum tipis itu seolah mau meyakin gue bahwa dia “nggak apa-apa” hahaha maaf Li gue juga cuma berpura-pura “nggak apa-apa” padahal rasanya pengen banget gue menjerit saat melihat kamu kayak gini.

“ma-makasih Lili, aku bahagia banget bisa punya pacar kayak kamu”

“aku juga bahagia pii , kamu nggak lupa kan sama hari ini?”

biasa dia jawab “ihhh apaan sih pi bla bla bla” hehehe

“ eemmm, tunggu sebentar… ”

Gue lupa!, ini pasti gara-gara pisang goreng atau ini gara-gara singkongnya babeh? . Habis ngomong gitu gue langsung pergi entah kemana pokoknya gue harus mikir cepat. AHA!, “Susilo … Susilo… Susilo” gue ngomong udah kayak baca mantra sambil jalan ke arah Susilo berharap ada sebuah benda yang bisa di jadikan hadiah ehehehe kacau ya gue. Tau kah anda?, gue menemukan sebuah buku catatan warna pink dengan tulisan LOVE di dekat jok, tapi pas gue buka ada tulisan minyak goreng 1Kg, telur 1 butir, mentega, kayaknya ini punya Nyokap. Karena lembar lainnya masih kosong jadi gue sobek aja deh ehehehe.

“Liliii, aku juga punya hadiah buat kamu lho , sini tangannya sama tutup ya matanya”

“ mannnaaa”

sejuk hati gue bisa dengar suara Lili yang cempreng lagi

“tutup mata dulu dong”

Lili tutup mata sambil senyum-senyum gitu, dan tangannya gue balik ternyata bekas darah tadi masih ada :’), tangannya Lili gue bersihin pakai kaos gue sampai bekas darahnya hilang, setelah itu baru gue kasih deh buku catatan bertuliskan LOVE tadi

“wahhh makasih Appiiiii  bagus banget warnanya pink lagi ehehehe aku senang pi”

siapa sangka kalo responnya bakal kayak anak kecil yang baru di kasih es krim hahaha

“Li mulai sekarang kalo kamu lagi senang bisa di tulis di buku ini (Kamu juga bisa tulis kesedihan di sini), biarkan buku kecil ini mendengar semua isi hati kamu (mendengar tangisan, dan keluh kelas kamu juga karena aku nggak selalu ada buat kamu), buku ini bukan tentang LOVE, tapi buku ini tentang KITA ”

entah kenapa suara yang gue ucap berbanding terbalik sama apa yang hati gue katakan saat ini

“Aku jadi punya teman baru ya pi sekarang  aku senang banget piii ”

“Liii…”

Lili tiba-tiba peluk gue di bangku taman, gue kaget, dan gue nggak mau lepas dari pelukan ini…
“Gue harap ini BUKAN mimpi”


Sletingnya Bapi, semuanya berawal dari Sleting

Sletingnya Bapi, semuanya berawal dari Sleting

Status: Completed Tipe: Author: Dirilis: 2015 Native Language: Indonesia
cerita tentang Sleting, Sletingnya si BapiGara-gara Sleting si Bapi punya sahabat!Gara-gara Sleting si Bapi jadi artis di kelas!Gara-gara Sleting si Bapi jadi ketua kelas! , dan Gara-gara Sleting si Bapi punya pacar yang ... gitu deh

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset