Di antara dua tepi sungai Reinkarnasi tempat di mana semua roh yang telah mati kembali, disanalah jembatan Reinkarnasi berdiri menentukan takdir manusia setelah mati.
Aku hanya terdiam menatap para roh yang berajalan tepat di depanku .
Beberapa dari mereka berjalan berpasangan sementara yang lain sama sepertiku……. sendirian….
kami berjalan di sepanjang jalan yang dipenuhi bunga-bunga merah yang mekar seperti lautan berdarah, bergerak selangkah demi selangkah menuju jembatan menakutkan itu.
Mau tidak mau giliranku akhirnya tiba
Dewa Yama, Bisakah aku tidak minum air di tanganmu itu ?
Bisakah aku tidak meminumnya …?
Dewa pun hanya berkata : ” Nona,…minumlah air ini. Lupakan semua kenangan duniawimu dan rasa sakitmu. Kehidupanmu selanjutnya adalah awal yang baru”
“Tapi bagaimana dengan orang yang ada dihatiku?”
Aku bertanya, bibirku nyaris tidak bergerak. aku tidak tahan, aku tidak mau melupakan dia.
Dia adalah yang paling sempurna di antara putra-putra kaisar: pangeran ketujuh. Meskipun dia bukan putra mahkota, Dia sangat tampan, penuh dengan bakat, dan dicemburui oleh semua orang di sekitaranya.
Aku selalu ingat bagaimana dia suka mendengarkanku memainkan seruling. Dia terus mengatakan bahwa aku adalah seorang teman terbaik di hatinya, dan ketika dia sedang tidak memiliki kesibukan, dia suka bertukar pikiran denganku.
Terkadang, dia juga akan mengeluh kepadaku mengapa dia hanyalah seorang pangeran. Tidak peduli betapa hebat bakatnya, dia tetaplah bukan putra mahkota.
Aku pun juga kadang menyuarakan keluhanku padanya. Meskipun aku seorang wanita penghibur terkenal di kota, tidak peduli seberapa terkenalnya aku , aku tetaplah wanita penghibur.
Aku akan sangat bahagia bahkan jika aku hanya bisa menjadi selirnya.
Namun , dia menghabiskan seluruh hidupnya mengejar ketenaran tanpa pernah tahu isi hatiku.
Mengejar status……………
====================
Putra mahkota adalah ancaman baginya, tetapi sebagai wanita, aku tidak memiliki kekuatan untuk membantunya dari segi apa pun.
Aku mencoba mencari cara untuk menikahi putra mahkota, berharap pangeran ketujuh akan mengerti apa yang sedang aku coba lakukan. Aku akan membantunya, dan pada akhirnya aku akan menjadi jauh lebih baik daripada seorang wanita penghibur yang tidak berguna.
Aku akan membantunya naik tahta. Demi dia,memanfaatkan putra mahkota itu bukanlah apa-apa.
====================
Akhrinya, ketika Kaisar meninggal, dia menggantikan tahta kekaisaran.
Sementara putra mahkota…………….
Kami berakhir dengan nasib yang sama.
Aku tidak bisa menerima akhir ini. demi cintaku, aku masih berhutang padanya penjelasan!
Dia adalah orang yang kucintai, dia adalah orang yang selalu aku dukung, dan aku bahkan telah mati untuknya. Sekarang dia akhirnya menjadi kaisar, Aku bahkan tidak mendapat kesempatan untuk bertanya apakah dia mencintaiku.
Aku ingin menjelaskan bahwa aku rela menikahi orang lain, bukan hanya karena aku ingin membantunya , tetapi karena aku sangat mencintainya.
====================
Dewa Yama tersenyum mendengar keluhanku dan berkata, “Apakah kamu melihat air di bawah jembatan ini?
“Aku melihatnya.”
“Apakah kamu melihat batu di air?
Aku terdiam sejenak, “batu?”‘
Dewa Yama mengangguk, “Turunlah dan jadilah batu. Lihatlah perubahan di dunia selama tujuh masa kehidupanmu. Setelah tujuh ratus tahun, kamu boleh membawa pria yang selalu ada di hatimu itu untuk memulai kehidupan baru bersama-sama”.
====================
Aku menatap ke sungai dan melompat tanpa ragu-ragu. Melompat ke dalam air yang terus mengalir dari Sungai reinkarnasi itu seperti memasuki dunia tanpa bentuk dan tanpa batas. Selain kesedihan yang tak kunjung henti, hanya ada roh-roh orang mati yang melintas di atas jembatan.
Aku melihat roh-roh di jembatan datang dan pergi. Aku tidak tahu ke mana air sungai mengalir, tapi untungnya, Aku hanyalah batu. Aku tidak bisa hanyut, juga tidak bisa melarikan diri.
Tempat ini adalah penjaraku selama hampir seribu tahun. Sejak aku terjun ke sungai, nasibku selama tujuh masa kehidupan berikutnya telah diputuskan. Aku melihat ketika roh lain melompat ke sungai dan berubah menjadi batu. Aku juga melihat para roh yang berubah menjadi bunga merah mekar yang berjajar di tepi sungai.
Oh bunga dan batu di sungai Reinkarnasi, ternyata kalian pun sedang menunggu seseorang yang sangat berarti
Aku menyadari bahwa ada begitu banyak pria dan wanita yang saling jatuh cinta. Dari waktu ke waktu, akan selalu ada beberapa roh yang bersedia mengubah diri menjadi batu ataupun bunga di sepanjang sungai ini.
Aku melihat kesebelahku.
Sebuah batu ada di sana. Mungkin batu itu sebenarnya sudah ada sejak lama . Air sungai membilas tubuhnya dengan lembut hingga menimbulkan suara gemercik. Sungguh batu yang berkilau seperti mutiara.
Siapa yang kau tunggu?
====================
Tujuh masa kehidupan, tujuh generasi, tujuh ratus tahun di dunia manusia.
benar bahwa orang terus berubah seiring dengan berlalunya waktu.
Ketika akhirnya aku melihat pangeran ketujuh lagi, dia sudah tua dan layu, rambutnya beruban. Keriput kini terukir di wajahnya.
Dia berdiri dalam antrean, namun tatapannya tepat mengarah di area dekatku, di bawah jembatan.
Aku sudah menunggu seratus tahun sendirian hanya untuk menatapmu sekali lagi. Hey! Lihatlah aku di sini.
Seperti biasa Dewa Yama Berkata : “Minumlah air ini….Lupakan semua kenangan duniawimu dan rasa sakitmu. Kehidupanmu selanjutnya adalah awal yang baru”
setelah itu semua mendadak sunyi bagiku
Aku melihatnya mengambil gelas berisi air dan menenggaknya dalam satu tegukan tanpa ragu-ragu. Dia melayang melintasi Jembatan dan memasuki Roda Reinkarnasi.
“Di bawah jembatan, aku tidak tahu apakah harus menangis atau terdiam”
Aku hanya bisa menghela nafas. Sekarang aku hanyalah batu kecil, aku sangat lemah, begitu tidak berdaya, dan sangat rapuh sehingga satu pukulan saja dapat menghancurkanku.
Roh di jembatan, tolong bergerak sedikit lebih lambat.
Tolong jangan ganggu pujaan hatiku di jalannya menuju reinkarnasi.
Aku berharap bahwa kehidupannya yang baru akan terbebas dari kesulitan.
Somoga dia terlahir di keluarga yang baik.
====================
Dalam sekejap mata, kami sudah berada di kehidupan kedua. Roh-roh di jembatan terus bergerak maju seperti biasa, sementara aku tetap berada di bawah jembatan dalam kesendirian selama dua kehidupan
Hanya untuk melihat bahwa dia meninggal di saat puncak karirnya . Dia terlihat menanti seorang wanita cantik di atas jembatan . Ketika wanita itu tiba, mereka berdua minum air dari Dewa Yama dengan saling bergenggaman tangan. Dalam hitungan detik, seluruh roh yang ada disitu iri kepada mereka.
Mata gadis itu seperti air musim gugur yang jernih, bersinar seperti bintang di langit, dan keindahan itulah yang sangat cocok dengannya.
Pangeran ketujuh masih setampan biasanya, dengan alis yang elegan dan tubuh yang ramping. Namun, orang yang kini dipelukannya bukanlah aku.
Di bawah jembatan pada hari itu, aku tidak bisa menyuarakan kesedihanku, juga tidak akan ada yang tahu tentang rasa sakit di hatiku.
Hatiku terasa amat sangat sakit hingga aku merasa tidak mampu untuk menahannya . Aku hanya bisa pasrah kalau dia sudah melupakan kehidupan sebelumnya.
====================
Aku telah menunggu hingga kehidupan ketiga
dalam kehidupan ini, dia adalah seorang jendral. Dia membuat keributan di kedua sisi jembatan reinkarnasi demi istrinya, menolak untuk minum air dari Dewa Yama dan menolak untuk memasuki roda reinkarnasi.
Ekspresi muram terlihat di alisnya, kekhawatirannya pun sangat jelas terlihat.
Apa yang terjadi padanya? Siapa yang membuatnya sedih?
Dewa Yama lalu bertanya, “Mengapa kamu tidak mau minum?”
Dia berkata, “Aku tidak ingin melupakannya.”
Dewa Yama tersenyum samar dan menunjuk ke arahku, “Apakah kamu melihat batu itu?”
“aku melihatnya”
“Itu adalah Batu Sungai Kesedihan yang sudah berada disana sejak 3 masa kehidupan yang lalu. Jika kamu mengukir namamu dengan orang yang kamu cintai di batu itu, Kamu akan tetap menjadi pasangan di kehidupan selanjutnya. ”
====================
Kegembiraanku setelah melihatnya pun sirna , dan berakhir dengan luka di sekujur tubuh batuku.
Aku mulai sedikit menyesali pilihanku.
Aku hanya ingin bisa dekat dengannya, aku ingin dia selalu melihatku.
Kini dia benar – benar dekat denganku dan menatapku dengan semangat.
Tetapi…..
Yang dia ukir bukanlah namaku.
Diantara batu – batu di sungai kesedihan yang menemaniku selama tiga masa kehidupan, tidak sekalipun sosok pangeran ketujuh ada disana.
Apakah kamu telah benar- benar melupakanku selama 3 masa kehidupan ini?
Apakah kamu telah melupakan wajahku yang dulu begitu kamu sanjung?
====================
Di masa kehidupan keempat, mereka tampaknya tetap menjadi pasangan setelah mengukir nama mereka padaku.
Mengukir tepat di hatiku.
Air Sungai Reinkarnasi tampak sedikit lebih deras hari itu, namun tetap saja belum bisa menghapus nama kedua orang itu pada diriku.
Empat masa kehidupan, empat generasi, empat ratus tahun. Tiba-tiba, Aku merasa tidak ingin melihat wajah mereka lagi.
Aku diam-diam kembali ke sungai dan bersembunyi sampai Kehidupan kelima, ketika mereka berdua bertengkar dan putus, bahkan berakhir dengan bersumpah bahwa mereka tidak akan pernah bertemu lagi.
Dia meratapi nasib dan penderitaan dunianya di jembatan. Dia menghela nafas seolah-olah jantungnya telah meninggalkannya, ketika air mata mengalir di wajahnya. Itu adalah janji cintanya pada wanitu itu, janji sehidup semati
Pangeran ketujuh berkata, bahwa jika dia tidak bisa bersamanya di kehidupan selanjutnya, maka dia lebih memilih untuk mati. Dia lebih memilih untuk menghilang, dan akhirnya dia memutusukan untuk berbalik dan melompat ke Sungai Reinkarnasi.
Aku melompat ke depan, meskipun hatiku masih sakit, tetapi aku masih berhasil menangkapnya tepat waktu.
Baginya,mungkin dia mengira baru saja mendarat di atas batu.
Karena dia, lima ratus tahun waktu yang telah kukumpulkan sambil menunggu, rela kutukarkan untuk kehidupannya berikutnya.
Dia minum air Dewa Yama sekali lagi dan menuju ke reinkarnasi berikutnya. Dia masih melanjutkan hubungannya dengan wanita itu, berjanji sekali lagi untuk menjadi suaminya!
sedangkan untukku, waktuku selama lima ratus tahun hilang begitu saja dan kembali menjadi batu kecil tak bernilai.
Aku ingin menjerit dengan keras, tapi bagaimana bisa sebuah batu menjerit? Aku hanya bisa menyaksikan saat mereka memulai kembali cinta mereka.
Akhirnya, di kehidupan keenam, aku sudah menunggunya enam kali, tetapi mereka berdua masih tersenyum saat mereka kembali. Mereka tetap pasangan yang penuh cinta bahkan di usia tua mereka, dan sebagainya, mereka melangkah ke Jembatan Reinkarnasi sekali lagi.
Aku melihat kedua kakek dan nenek itu saling membantu berjalan di seberang jembatan. Dia memegang tongkat saat dia tersenyum. Mereka tampak seperti lukisan, menusuk hati dan rohku dengan kesengsaraan.
====================
Pada hari ketika aku mencapai kehedipan ketujuh, Dewa Yama menghiburku dengan senyuman, “Ini adalah kehidupan ketujuhmu. Nanti kamu akan memiliki hak untuk berbicara dengannya. Kamu bisa mengatakan padanya tentang kerinduanmu, atau kamu bisa mengeluh kepadanya tentang rasa sakit di hatimu. ”
Sayangnya, aku sudah tidak memiliki rasa gembira seperti dulu
Aku sudah mencintainya selama tujuh masa kehidupan, bagaimana aku bisa terus berbicara tentang kerinduan yang aku miliki untuknya?
Aku tersenyum pada hari itu dan berkata, “Dewa, Aku ingin meminum air itu.”
Dewa Yama tersenyum samar dan mengangguk.
Aku akhirnya menjadi manusia, dan melangkah ke Jembatan reinkarnasi seperti yang dia lalui. Namun, dalam sekejap mata, tujuh ratus tahun telah berlalu dan dia benar-benar telah melupakan semua tentangku.
Cintaku telah hanyut oleh air Sungai Reinkarnasi di bawah jembatan itu. Air juga telah membersihkanku dari keinginan dan harapanku yang terpendam selama ini.
Aku telah menunggu selama tujuh ratus tahun, tetapi karena dia telah berubah, aku tidak lagi memiliki hak untuk bertanya tentang sumpah yang telah dia buat dalam kehidupan itu.
Tidak peduli apa yang ingin aku jelaskan hari itu, atau kebenaran yang ingin aku ungkapkan.
Cintaku telah berakhir
Namun, mengapa aku merasakan sedikit tidak rela di hati?
Dewa Yama berbicara perlahan, “Tinggal satu kehidupan lagi yang tersisa. selama ini kamu telah memendam perasaanmu untuknya untuk akhirnya memenuhi kerinduanmu. Mengapa kamu tidak bisa menunggu lagi? ”
Aku tersenyum, “Itu karena rasa sakit di hatiku. Aku tidak bisa menangis, Aku tidak bisa menjerit, Aku tidak dapat berbicara, itu adalah penderitaan yang mengerikan. ”
Setelah mengatakannya, Aku mengangkat mangkuk di tanganku dan meminum air itu sekali teguk.
Aku meninggalkan kata-kata terakhirku.
“Setelah meminum sup ini, akankah nama yang mereka tinggalkan di tubuhku menghilang?”
Dewa menggelengkan kepalanya, “Begitu nama itu telah diukir, nama itu akan tetap ada selama sisa hidupmu.”
“Kenapa?”
Aku sudah menanggungnya selama tujuh ratus tahun.
Tujuh masa kehidupan dan tujuh generasi.
Mengapa nama-nama itu harus tetap diukir dalam diriku selama sisa hidupku?
Bukankah lebih baik membiarkan jiwaku menghilang begitu saja?
Aku histeris dan melompat ke dalam Sungai Reinkarnasi sekali lagi.
Jika itu benar.
Jika aku tidak bisa bersama kekasihku selama sisa hidupku.
Jika aku harus merestui dia dan cinta barunya selama sisa hidupku.
Mengapa aku tidak menggunakan air Sungai Kehidupan untuk membersihkan bekas luka itu? Bahkan jika jiwaku menghilang selamanya, itu bagus.
====================
Namun, aku tidak pernah menyangka …
Bahwa aku akan mendarat di atas sebuah batu ketika aku melompat ke sungai.
Aku terdiam… batu ini, mengapa itu tampak begitu familiar? Memikirkan kembali tujuh masa kehidupan dan tujuh generasi yang lalu, batu itu selalu berdiri di sampingku.
“Siapa yang kau tunggu?”
setelah meminum air Dewa yama , ingatanku berubah menjadi lebih buram dan tidak jelas, seolah semua ingatanku hanyut. Aliran ingatanku perlahan berkurang … dan pikiranku menjadi kosong …
Dan di saat aku melupakan segalanya, akhirnya aku mendengar batu itu berbicara.
“Karena kamu tidak akan menunggunya lagi, aku akhirnya bisa berhenti menunggu juga.”
==================================
==================================
Sulit untuk memprediksi perubahan besar yang terjadi di dunia.
Bagaimana Kamu bisa tahu bahwa tidak akan ada seorang pun di sisimu ketika kamu menangis di kemudian hari?
Tujuh ratus tahun yang lalu.
Wanita Penghibur terkenal dari ibu kota menikah dengan putra mahkota.
Putra mahkota benar-benar mencintainya dengan seluruh hidupnya.
Dia menghancurkan nama baiknya, dan menyerahkan posisi putra mahkota sepenuhnya atas kehendaknya sendiri.
Seluruh dunia tahu cintanya pada wanita penghibur itu, dia sangat mencintainya sehingga dia tampak seperti di guna – guna.
Tapi tidak ada yang tahu …
Bahwa ketika wanita penghibur itu telah membunuhnya demi pangeran ketujuh, wanita penghibur itu berniat pergi setelah membunuhnya.
Namun demikian, Putra mahkota kemudian memeluknya. dan menusukan sebilah pedang ke dada mereka berdua
Dia tahu bahwa wanita penghibur itu telah memanfaatkannya.
Dia bahkan tahu bahwa wanita penghibur itu ingin membunuhnya. .
Dan pada akhirnya…..
Di kedua tepi sungai, di bawah Jembatan reinkarnasi, di dalam Sungai itu.
Dia menanti wanita penghibur itu selama tujuh ratus tahun.
Tanpa seorangpun yang tahu.
Dia meneteskan air mata dalam kesunyian
THE END