“Chika, apakah kau punya cara untuk menghentikannya?”
“Di ruang bawah tanah ada banyak barrel gas, namun aku tak yakin bagaimana bisa membuatnya kesana dan kita meledakkan bangunan ini”
“Aku… aku akan memancingnya kesana, kalian larilah menyelamatkan diri” Potong Alvin.
“Tidak, kau tetap bersama kami” Marlene menyanggah ucapan Alvin.
Disisi lain Sebastian masih kebingungan menghadapi wanita menjijikkan yang menghalanginya menuju ke ruang penyimpanan obat.
Pergulatan antara Sebastian dan mutant itu sudah dimulai, tak sedikit tubuh Sebastian yang juga mulai tergores dan berdarah dihajarnya, namun tak beda jauh dengan Clarissa banyak pula urat-urat yang putus dipotong Sebastian dengan pisau yang dia dapat tidak jauh dari tempat dia berdiri sebelumnya hingga akhirnya sebastian bisa masuk ke ruang 304 dan menutup pintunya dari dalam.
Terlihat Clarissa dengan bentuk tubuhnya yang sekarang berdiri di depan pintu berharap menunggu mangsanya keluar sambil terus mencoba mendobrak pintu besi itu.
“Hi… Kemari… aku disini Clar!” teriak Alvin sambil memegangi perutnya yang masih bersimbah darah, wajahnya sangat pucat terlihat dia sangat memaksa untuk berlari, bukan, bahkan hanya berjalan, langkah kakinya belum bisa disebut sebagai berlari.
Makhluk itu memang berjalan pelan, namun jelas sangat mengerikan. Alvin mencoba memancingnya menuju ruang bawah tanah yang dimaksud Chika dengan langkah yang terseok-seok.
Sementara Sebastian tak mengetahui apapun yang terjadi di luar sana, hanya saja suara dobrakan pintu sudah tidak ada lagi.
“Sebastian… kau didalam?”
“Keluarlah, dia sudah tak disini” ucap dua wanita dari balik pintu.
Pintu besi terbuka pelan, kepalanya melongok keluar. Jelas terlihat Chika dan Marlene ada disana.
“Aku sudah mendapatkan obatnya, dimana Alvin?”
“Dia memancing Clarissa ke ruang bawah tanah untuk meledakkan supply gas. Lebih baik kita pergi sekarang” Jawab Marlene,
“Kau gila??? Kenapa harus Alvin? Dia sedang terluka” Sentak Sebastian,
“Ku mohon, ayo kita pergi, kita serahkan semua ke Alvin, dia tetap memaksa, bahkan aku tak bisa melarangnya lagi” Ucap Marlene, terlihat wanita yang terkenal tangguh itu bisa mengumpulkan air mata yang membuatnya terlihat lebih berkaca-kaca menahannya agar tidak menetes.
“Kalian pergilah… Keluar sejauh mungkin” Sebastian memberi mereka perintah dan berlari tanpa tahu dimana jalan menuju ruang bawah tanah untuk menyusul Alvin,
“Sebastian…” Panggil Chika, namun mereka berdua tetap tak di gubrisnya.
Chika dan Marlene mencoba keluar dari gedung. Saat hendak keluar pintu, sirine darurat berbunyi memenuhi isi telinga dari semua ruangan. Warna led pintu yang semula hijau berubah merah dengan status sealed(locked).
“Sial, sistem mendeteksi pelanggaran keamanan, semua pintu terkunci otomatis” Chika memberitahu Marlene,
“Lalu bagaimana kita semua bisa keluar dari sini?”