Wed, 05.21 WIB 09042014
Sekarang kami berada di sebuah pulau gelap, namun banyak gedung tinggi disini. Sungguh sepi berbeda dengan surabaya kota kelahiranku dan kota awal permulaan semua cerita yang ada di jurnal ini.
Clarissa sudah memberikan handphone ini ke tanganku.
Kami berempat berjalan beriringan, aku, Clarissa, Marlene dan Sebastian. Semua kejadian di kapal tadi entah bagaimana aku menuliskannya dalam jurnal ini. Ku rasa sangat rumit. Yang jelas kami berhadapan dengan Albert, namun dia sudah berubah menjadi monster yang mengerikan. Akhirnya kami meluncur menggunakan kapal sekoci untuk kabur. Ahhh… andai saja aku bisa menghapus semuanya dari memori di kepalaku.
Petunjuk terakhir sudah hilang, mungkin jawaban terbesar semua ada di kapal itu. Ya dan kami harus mengulang semua dari awal. Kemana lagi? Bahkan kami belum tahu kami berada dimana.
Written by Diary for Android Smartphone
Wed, 05.58 WIB 09042014
Banjarmasin…
Written by Diary for Android Smartphone
Wed, 07.01 WITA 09042014
H+6, semua terlihat lebih aman disini, aktifitas kota terlihat normal. Aku tadi sempat menanyai beberapa orang dan mereka menjawab hanya listrik padam 3 hari terakhir tanpa adanya kejadian aneh.
Sebastian, Clarissa dan Marlene masih beristirahat di rumah salah satu warga. Sedangkan aku? Ya.. aku sama sekali tak bisa tidur. Powerbank juga sudah habis daya, daya handphone ini pun tinggal 30%. Mereka bilang genset dinyalakan jam 5 sore dan dipadam jam 9 malam. Jadi mungkin aku bisa charge saat itu.
Seperti sudah bertahun-tahun aku tidak merasakan hidup normal, makan, minum, bernafas lega dan melihat semua suasana aktifitas manusia.
Huahhh… Tuhan… Terima kasih atas berkatMu.
Written by Diary for Android Smartphone
Thru, 16.03 WITA 17042014
9 hari di Banjarmasin dengan kehidupan normal membuatku melupakan semua kenangan seram lalu. Bahkan handphone ini sempat hampir terlupakan. Hahaha
Sesekali aku melihat berita di televisi, pulau jawa sudah ditinggalkan dari semua kehidupan. Anggap saja pulau kematian.
Baru saja aku melihat berita lokal, ditemukan sejenis cacing mati berukuran 3 meter. Tapi menurut berita cacing itu bisa saja lebih dari 3 meter, karena bagian tubuhnya ada yang putus. Ada ada saja makhluk langka yang belum pernah terlihat seperti itu.
Oh iya, sekarang Clarissa bekerja di rumah sakit sebagai perawat pembantu, Marlene dan Sebastian sebagai pelayan di Jorong Cafe & Resto di wilayah jalan S. Parman. Sedangkan aku? Bekerja di service elektronik. Kami berempat tinggal di satu rumah sewa.
Kehidupan baru hari baru teman baru dan aku mulai nyaman dengan semua ini.
Written by Diary for Android Smartphone
Thru, 21.44 WITA 17042014
Aku berbaring dikasur membaca ulang semua isi jurnal ini. Ha, sungguh mengerikan bila mengingatnya.
Aku baru saja menerima panggilan telepon dari kak Marlene, dia bilang akan pulang agak telat bersama Sebastian karena ada sedikit urusan di resto, katanya ada yang salah dengan masakan para koki. Banyak keluarga pelanggan yang kembali ke resto dan komplain karena mendadak pusing, mual dan sakit perut.
Clarissa yang belum lama pulang malah dipanggil lagi untuk datang ke RS. Katanya ada pasien yang meronta dan menggeram sampai perawat yang tersisa kelabakan, karena dokter pun sudah tidak ada yang standby.
Written by Diary for Android Smartphone
Fri, 02.17 WITA 18042014
Clarissa dan Kak Marlene menelpon ku bergantian dengan satu kalimat keras dari seberang telepon mereka bilang :
“Alvin…. Lariii… Cari tempat bersembunyi, semuanya terulang. Tut… Tut… Tut…”
Aku gugup, keringat dingin membulat di seluruh dahiku, aku paham dengan kalimat mereka, wabah 15 hari yang lalu di Surabaya terluang di Banjarmasin.
Written by Diary for Android Smartphone