The Magic of Dream episode 7

Part 7 - Awal Dari Perjuangan.

“Aku kewalahan, Sam. Pekerjaanmu sangat berat.” Ucap orang yang mirip denganku.
“Memang seperti itu pekerjaanku. Tapi aku menyukainya.” Aku berkata kepadanya.
“Tapi maaf, Sam. Gara-gara aku, kamu dipecat dari pekerjaanmu.” Ucapnya bersalah.

Aku lalu sedikit merenung, dan aku mulai berbicara.

“Tak apa aku kehilangan pekerjaanku, tapi jangan kamu memberikan kesan yang jelek pada mereka.” Ucapku padanya.
“Tidak, aku dipecat bukan karena hal buruk.”
“Baguslah kalau begitu. Kamu ubah dulu wujudmu, jangan terus menyerupaiku.” Ucapku.

Aku melihat Winda dan Alex menatap kami aneh, melihat dua orang yang sama saling berbicara.
Kemudian dia berubah menjadi wujud aslinya dan memperkenalkan namanya.

“Aku adalah Peter, salam kenal.” Dia lalu menjabat tanganku.
“Kamu lebih baik seperti itu, Peter. Lebih gagah dari yang tadi.” Winda mencoba bercanda.
“Oh iya, kenapa kalian berada diluar?, sangat berbahaya di sini.” Tanyanya.
“Aku bosan di dalam terus, aku ingin sebentar menghirup udara segar.” Ucapku.
“Baiklah kalau begitu. Hey Winda, kamu masih ingat dimana tubuhku Master simpan?” tanyanya.
“Aku tidak tahu, tanya saja langsung.” Jawabnya.
Lalu dia pergi untuk mencari tubuhnya, dan saat dia akan melangkah, sebuah ledakan muncul tidak jauh dari tempat kami berbincang.

“Hah, apa itu?” ucapku sontak.

Lalu kami melihat ke arah utara, dan kami kaget, karena sudah banyak sosok dengan berjubah hitam, mungkin jumlahnya puluhan.

“Sial, kita diserang.” Ucap Winda. “Alex, cepat panggil bantuan.” Lanjutnya.
“Kenapa kamu tidak suruh aku saja.” Ucapku dengan dibalas senyuman sinis.

Kami berempat lalu dalam posisi siap menyerang.

“Hei kau tukang paket, lancang sekali kamu mendatangi markas kami kemarin.” Ucapnya.

Pikiranku bertanya-tanya, seminggu ini aku selalu di dalam dan tidak pernah keluar, lalu aku melirik ke arah Peter.
“Nanti aku jelaskan.” Ucapnya.

“Lalu kenapa kalian datang kemari?” Winda bertanya.
“Untuk membunuh tukang paket itu, sepertinya dia sudah punya kekuatan sekarang.” Ucapnya.

“Dia siapa, Winda?” tanyaku.
“Aku tidak tahu, sepertinya dia hanya sendiri dan yang lainnya mudah untuk kau kalahkan. Aku akan menahannya, kalian bertiga habisi yang lain dan jika selesai bantu aku.” Teriak Winda.

Lalu pertarunganpun dimulai, serangan demi serangan saling bergantian. Winda mencoba menahan dia, mungkin dia adalah pemimpin dari serangan ini, dan kami bertiga, aku, Peter dan seorang penjaga mencoba menghabisi pengikutnya.
Aku lalu mencoba menyerang, dan seranganku tidak ada yang meleset serta aku selalu siaga untuk menghindar.

“Awas, Peter dibelakangmu.” Teriakku.

Sungguh pertarungan tidak seimbang. Cukup lama kami menghabiskan para pengikutnya dan saat Peter dan penjaga bisa melawan mereka, lalu aku menolong Winda.

“Kamu masih bisa bertahan?” tanyaku dan Winda hanya mengangguk.
“Aku hanya punya urusan denganmu tukang paket.” Ucapnya.

Aku pun paham, karena Peter yang menyamar seperti aku sehingga mereka menganggap aku yang datang ke markasnya.

“Kalau begitu lawan aku.” Tantangku.
“Aku akan membantumu.” Ucap Winda.
“Sebenarnya aku memang membutuhkan bantuanmu.” Ucapku.

Lalu dia mulai menyerangku, serangannya begitu cepat aku sampai kewalahan untuk menghindar, dan dia bisa melawan kami berdua secara sekaligus.
Kedua tangannya dia gunakan untuk menyerang aku dan Winda, gerakan menghidarnya pun sangat cepat sehingga serangan kami banyak yang meleset.

“Bagaimana cara mengalahkannya?” Teriakku.
“Terus saja menyerangnya.” Jawabnya.
“Aku kira kamu mampu menghadapinya seperti tadi.” Teriakku lagi.

Aku lalu memperhatikan gerakan menghidarnya, dan aku melihat gerakan menghidarnya selalu ada jeda.

“Winda, kita serang secara bergantian.” Teriakku dan dia seperti mengerti.

Winda menyerang pertama dan lalu aku langsung menyerangnya ke tempat dia menghindar dan akhirnya satu seranganku mengenainya.

“Bagus, Sam.” teriak Winda.

Kemudian serangan kedua dan ketiga aku mengenainya, dan setelah lawanku mengetahui kelemahannya, dia lalu menyerangku, dua tangannya mengarah kepadaku, dan serangannya bertubi-tubi.
Menghindar demi menghindar terus aku lakukan, dan dia tidak berhenti walaupun serangan dari Winda terus mengenainya.
Dan saat gerakan menghindarku mulai melambat, aku mencoba mengarahkan kedua tanganku ke wajahnya dan ledakan tepat di wajahnya dan di depan tanganku.

Kami berdua terkena serangan, aku beruntung masih ada tanganku yang menghadangnya, mungkin itu sebuah keberuntungan.
Aku terjatuh ke tanah dan dia pun terjatuh, dia tidak bergerak dan beberapa penjaga menangkapnya dan membawanya entah kemana.
Aku terduduk dan tanganku, tanganku hitam mulai dari siku sampai pergelangan tangan.

“Kamu tidak apa-apa?” tanya Winda menghampiriku.
“Aku tidak bisa merasakan tanganku.” Jawabku.
Lalu dia memanggil bantuan dan aku di bawa ke ruang medis.

Aku terbaring, tanganku diolesi oleh sesuatu, aku rasa obat.
“Kamu beruntung, hanya tanganmu yang terluka, dan mungkin ini tidak akan lama kamu akan sembuh.” Ucap Fey.
“Master. Apa yang akan terjadi selanjutnya?” tanyaku
“Mungkin kamu akan sakit saat menggerakan telapak tanganmu dan gerakan tanganmu akan sedikit melambat.” Ucapnya.

Aku pun terbaring, aku ingin sedikit terlelap, namun tidak bisa.

“Bagaimana dengan jasadku?” tanyaku.
“Sudah dipindahkan ke kamar. Tenang saja.” Jawab Winda.
“Apakah aku bisa kembali ke tubuhku sekarang?” tanyaku.
“Untuk apa?” jawaban Winda yang singkat.

***

“Apa kamu pernah sepertiku, Winda?” tanyaku.
“Mungkin pernah.” Jawabnya.
“Kenapa mungkin?, apa kamu lupa?” tanyaku.
“Banyak sekali luka saat aku belajar dulu, tapi jika melihat dirimu, aku lebih beruntung.” Ucapnya.
“Lalu, kalian apakan dia?” tanyaku.
“Mungkin dia dipenjara.” Jawabnya.
“Memang bisa kamu memenjara roh?” tanyaku.
“Tentu bisa, walau hanya dengan sebatang kayu.” Jawabnya.
“Dengan mantra?” tanyaku di jawab anggukan
.
Aku lalu menatap ke langit atas tempat tidurku, berfikir sejenak. Tanganku aku silangkan di atas tubuhku, dan tangan di jasadku di perban, padahal tangan di rohku yang terluka.

“Oh, iya. Bagaimana dengan Peter?, apakah dia sudah berbicara tentang hal dia lakukan?” tanyaku.
“Dia kemarin ke markas mereka, dan memang markas mereka tidak ada penjaga seperti disini.” Ucapnya.
“Kenapa tidak ada penjaganya?” tanyaku.
“Mungkin pengikutnya sudah sedikit.” Jawabnya.
“Lalu yang kemarin?”
“Itu hanya ilusi seperti saat kamu latihan, mereka tidak akan bertahan lama dan sangat tidak efektif jika di jadikan penjaga.”
“Jadi artinya kita bisa membuat sosok seperti itu?”
“Tentu saja bisa, membuat monster yang besar pun kamu bisa. Tapi, akan membuat kamu kehilangan banyak tenaga dan waktu.”
“Lalu, apa yang didengar oleh Peter waktu itu?.” Tanyaku kembali.
“Mungkin ini sebuah berita baik, dan berita buruk pula.” Ucapnya.
“Apa berita buruknya?” tanyaku.
“Jika kita tidak bisa membunuh Merlin secepatnya, dia akan mencapai keabadian dan tidak seorang pun bisa membunuhnya.” Ucapnya.
“Apakah Fey pun akan begitu?” tanyaku.
“Aku tidak tahu.”
“Lalu berita baiknya?”
“Sisa dari mereka hanya tinggal lima orang.” Jawabnya.
“Kalau begitu kita bisa menyerangnya secepat mungkin.” Ucapku.
“Tapi walau begitu, kita butuh seratus orang untuk melawan satu orang dari mereka.”
“Lalu berapa jumlah kita?”
“Itu hanya perbandingan, Sam. Mereka memiliki kekuatan yang begitu kuat.”
“Kalau begitu kita atur strategi saja.” Ucapku.
“Strategi bagaimana?”
“Aku tidak tahu, mungkin kita bisa bicarakan dengan Ayahmu.”

Winda lalu tidur menghadapku namun aku tetap berbaring menghadap langit. Dia menatapku, tapi aku biarkan saja.

“Aku rindu.” Ucapku.
“Kamu merindukan apa, Sam?”
“Aku rindu bisa tidur lagi.”
“Aku ingin merasakan tidur seperti orang biasa.” Ucap Winda membalas.
Aku lalu merangkul tubuhnya, tangan kananku memeluk tubuhnya, dan matanya mulai terpejam.


The Magic of Dream

The Magic of Dream

Status: Completed Tipe: Author: Dirilis: 2017 Native Language: Indonesia
Mimpi merupakan kekuatan setiap orang manusia dalam meraih tujuan dalam hidupnya.Walau mimpi tidak bisa langsung terwujud, namun kamu bisa merasakan kekuatan mimpi.Kamu bisa menjadi orang terhebat di dunia, memiliki kekuatan yang super, dan apapun yang tidak mungkin terjadi di dunia nyata, kamu bisa dapatkan di dunia mimpi.Mimpi terbaikmu adalah saat kamu memiliki tujuan, berangan untuk memotivasimu mengejar hal yang lebih baik dalam kehidupanmu.Bukan seperti aku, aku bermimpi hanya dalam tidur, namun aku menikmati “teater mimpiku”.Tidak seperti kebanyakan orang yang hanya bisa melihat cerita dalam mimpinya, aku mungkin sudah bisa memainkan peranku dalam mimpi di setiap tidurku.Mungkin hal yang mustahil, tapi aku berlatih agar bisa mengendalikan mimpiku.Mulai dari peran pahlawan super sampai peran menjadi seorang presiden, sudah banyak aku perankan.“Andai dunia mimpi bisa bergabung dengan dunia nyata, mungkin aku bisa lebih menikmati hidup.” Ujarku dalam hati.Semua bayang indah akan hal yang bisa kita dapat saat dalam mimpi, dan akan indah bila dunia mimpi bisa melebur dengan dunia nyata.Namun, kisahku ini mengubah semua pandangan itu, mengubah hal indah menjadi hal yang tidak aku inginkan, mengubah keinginan dunia mimpi yang nyata, mungkin kalian akan berubah pikiran setelah membaca kisahku ini.

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset