Kenapa aku bisa disini? Sejenak ku mengingat kembali apa yg sudah terjadi dan amarah memenuhi hatiku.
kemarin malam aku menjadi penghuni baru disini. Tak berapa lama setelah ku langkahkan kakiku ke dalam, kerumunan orang berbadan besar dan bertato banyak sekali menghampiriku.
Mereka banyak sekali melontarkan pertanyaan, ada yg terus memukuliku dan menjadikan pelampiasan kesal mereka. Peraturan yg berlaku disini juga beragam, mulai dari membayar sejumlah uang. Menaati kepala tahanan atau biasa kita sebut RT.
Seminggu sudah aku terdiam dan melamun. Terus terbayang sedang apa orang-orang yg kusayangi di luar sana. Dini… ya aku teringat padanya. Apakah dia tahu kondisiku saat ini.
Bagaimana bisa aku menghubungi nya. Aku rasa dia pasti sangat cemas. Tuhan, jika sejenak kau mendengar ku, tolong sampaikan kondisiku padanya. Buatlah dia datang kemari. Aku lelah, ingin sekali ku tidur di pangkuan nya seperti yg biasa ku lakukan.
Keluarga ku masih cukup shock atas kejadian ini. Namun mereka tetap memberiku semangat. AKu sayang sekali pada mereka…
Kalian jangan bicara tentang penderitaan, itu sangat mengerikan. berada di sebuah ruangan kecil dan terhalang sudut pandang. jenuh
Angin malam memaksa masuk di tengah kesunyian. Sulit untuk bertahan. Sulit untuk sekedar tertawa dalam diam.
Kuat? haha, bahkan anak kecil saja merayu rembulan untuk dapat pulang. Memohon agar tidak di persalahkan.
Setiap detik berdetak bumi pun berputar bersama di dalam otak. Gelap. Terang. Tak lagi jadi perbincangan.
Orang bercerita tentang kehidupan nya di luar. Kami menyimak. Sekedar penguat hati yang sedang ingin berteriak.
Seperti sendiri di antara keramaian. Pikiran melayang, raga tetap terdiam. Ya, di ruangan itu aku masih selalu terjaga hingga senja tiba
Dunia tak seindah dahulu. Dunia menelan hatiku. Masa yang mudah dan tawa-tawa yang cerah berlalu. Dunia kini terdiam padaku
Ya.. Aku seorang Tahanan dan segera menjadi Narapidana