Banyak tatapan heran tertuju ke arah gue. Malu udah gue buang jauh-jauh saat itu.
Tak berapa lama, Ayu pun mengajak gue untuk mengobrol di kamar nya saja.
Ya mungkin itu lebih baik. Supaya kami bisa berbicara dengan leluasa berdua.
Setelah kita berdua cukup me-rileks-an diri, gue memulai pembicaraan.
Dengan hati yg sudah mantap, gue kembali membicarakan tentang kejelasan hubungan kita. Ya, kita yg sudah lama berlalu untuknya, tapi tidak untuk ku.
Tetesan air mata jatuh di pipinya, untuk sesaat pertahan nya mulai rapuh.
Reflek tangan gue mencoba menggenggam tangan nya. Erat, makin erat hingga akhir nya gue pun meneteskan air mata.
Perasaan ini terlanjur dalam, walau hanya sebentar tapi gue akui dia sudah memberikan apa yg gue inginkan.
Genggaman berlanjut pada sebuah pelukan. Kita sama-sama menangis menyesali apa yg telah terjadi. Kebodohan kita yg dulu masih kerasa kepala. Tidak pernah terfikir akan seperti ini jadinya.
“Jangan pergi..jangan tinggalin aku lagi” bisik nya..
Entah kenapa terlintas wajah Dini di fikiran gue. Haruskah aku meninggal kan nya? Dia yg sudah sangat setia. Tetap menemani dalam suka maupun duka.
Sejenak perasaan gue berkecambuk, mungkin inilah yg di namakan sebuah pilihan.
Lalu dengan perlahan gue lepaskan pelukan nya. Mencoba kembali memegang wajah nya, dengan tatapan penuh haru.
“Aku seneng banget sekarang kita bisa kaya dulu lagi.. tapi aku tau ini semua salah. Aku egois. Aku ga bisa milikkin kamu di saat keadaan kita sudah seperti ini.. Aku… Aku… Sayang kamu Yu” Kata demi kata yg gue lontarkan seakan menjelaskan semua nya.
Dia yg masih menitikkan air matanya membalas semua ucapan gue
“Tapi.. bisa kita tetap seperti ini? setidak nya hanya untuk sesaat. Hingga kamu berlalu keluar dari ruangan ini”
Lalu kami berdua pun tersenyum dan melarutkan diri dalam sebuah kenangan yg pernah ada. Cerita antara kita. Yg tak berapa lama lagi akan segera berakhir.
Sampai pada saat dia terlelap, gue pun melangkah kan kaki keluar dari kamar nya. Menatap dirinya yg sudah terbaring di atas kasur. Setelah gue keluar dari kamar ini, semua nya akan kembali seperti biasa.
Untuk terakhir kali, gue kecup kening nya dan kemudia berlalu. Selamat tinggal Ayu. Terimakasih telah memberikan sebuah arti. Tapi kita memang sudah berubah. Bukan berarti rasa yg dulu pernah ada itu palsu, tapi seiring situasi yg berbeda, kita juga tak lagi sama.
Selamat tinggal Ayu…