Tomato Strawberry episode 11

Chapter 11 SHERLY MULAI...

“Sherly…!!”, ia menjerit, dan langsung memeluk sahabatnya, hingga Sherly tersedak, dan terbatuk-batuk.

“lepaskan, kau bisa membunuhku”, teriak sherly, sepertinya inggrit tidak memperdulikan, ia terus memeluk sahabatnya.

Dan ia pun mulai meminta maaf, dan menceritakan rencana busuk Dido yang ia tau dari Riza, dan ia memberitahu bahwa Rizalah yang menyelamatkannya. Sherly tidak tahu bagaimana ia berterimakasih pada Riza, bahkan mereka belum saling mengenal.

Yang menjadi pertanyaan untuk apa dia menyelamatkannya dan dari mana ia tahu bahwa Dido akan memperkosanya? Sedangkan inggrit pun tak tahu karena Riza hanya menceritakan bagian pentingnya saja.

“sarapan kalian sudah kubuatkan, ayo kita makan bersama”, ajak Riza.
Mereka berdua hanya saling bertatapan.

Mereka berdua memang sebenarnya lapar. Mau tak mau akhirnya mereka menuju meja makan.

Riza hanya memasang tampang lembut, ia mempersilahkan mereka berdua duduk dan menikmati makanannya.

Entah bagaimana Sherly memandang Riza seperti orang yang telah ia kenal lama, tidak asing dari cara lembut dan acuhnya itu.

Dia seperti Riza.. katanya dalam hatinya.

“Te.. terimakasih”, ucap Sherly, memecah keheningan, Riza hanya tersenyum,

“makan makananmu kun.. emhhh, maksudku.. eh.. kunci, aku lupa mencabut kunci mobilku, sebentar, silahkan kalian nikmati makanan kalian”. Katanya tergagap.

Riza langsung menghamburkan dirinya ke luar apartemen untuk mengecoh keceplosannya tadi.

“kenapa dia??”, tanya inggrit, Sherly hanya melongo dan mengangkat bahunya.

Apa dia baru saja menyebut “KUN”, ah tidak tahu, abaikan saja, Sherly berbicara dalam hati dan melanjutkan sarapannya.

“hampir saja keceplosan! Bodoh”, gumam Riza, ia masih berada di luar dan sedikit malu untuk kembali.
Riza pun kembali,

“apa kau menemukan kuncimu?” tanya inggrit,

“ya, aku titip valet tadi”, riza mengelak. “kalian mau kopi atau sesuatu?”, tanya Riza mengalihkan.

“ah boleh juga, aku mau kopi hitam kalau tidak merepotkan”, jawab inggrit, Sherly menendang kakinya dari bawah meja makan,

mengerutkan dahi, “kau pikir ini rumahmu!?”, bisiknya, Inggrit menjulurkan lidahnya mengejek.

“baiklah nona-nona cantik pesanan kalian akan segera datang”, katanya senyum, mereka berdua hanya tertawa cekikikan.

“apa kau tidak berpikir bagaimana seorang pelayan kafe bisa tinggal di apartemen semewah ini? Biar kutebak, kau belum lihat keluar kamar kan???”, ucap inggrit,

“belum, jadi ini dimana?” tanya Sherly,

“kamu lihat sendiri”, inggrit menunjuk ke arah jendela besar di samping ruang TV.

Sherly berjalan mendekati jendela, dan memandang ke luar jendela besar itu, ini adalah perumahan elite, yang tak jauh dari rumahnya, ia hampir setiap hari melewati apartemen ini, karena merupakan lintas menuju kampusnya.

“ini kopimu dan..”, Riza baru saja selesai membuat minuman untuk mereka berdua,

“kamu lihat apa di sana?”, tanya Riza kepada sherly,

“ahh, oh, tidak aku hanya melihat-lihat saja, maaf”, jawab sherly dan ia berlari kecil ketempat duduknya semula, inggrit hanya geleng-geleng kepala.

“ini jus tomat mix strawberry untukmu”, Sherly sempat tercengang dari mana ia tahu kalau minuman itu adalah minuman favoritnya, ah diakan pelayan restoran itu sebuah kebiasaan jika pelayan kafe menghafal jenis makanan atau minuman yang sering di pesan pengunjungnya.

Tapi tetap saja pesona Riza telah meluluhkan hati sherly, karena Riza telah menyelamatkannya semalam. Setelah mereka berbincang Sherly dan inggrit pamit pulang, mereka menolak riza yang mau mengantarnya. Sherly tak mau merepotkan lagi mereka lebih memilih naik taksi.

“selain mungkin kita akan bertemu di kafe, boleh aku mengajakmu makan malam atau, nonton?”pandangannya tertuju pada Sherly, “kalau kamu gak trauma”, tambahnya melemparkan senyum lembut.

Inggrit mengerti situasi seperti ini, lalu menyenggol siku sherly,

“kamu bahkan tak meminta nomorku?”, ujar Sherly genit.

“ahh.. oh, berapa nomormu?”, jawab Riza salah tingkah, hampir saja menjatuhkan poselnya, saking bahagianya.

“sekali lagi terimakasih untuk semuanya ton”, riza tersenyum mereka pun pergi.

Rasanya aneh kalau dia menerimaku sebagai anton dan bukan aku yang sebenarnya, tapi untuk sementara biarlah seperti ini, aku bahagia. bathin Riza.

Sepanjang perjalanan pulang Sherly terus melamun, ia memikirkan bagaimana bisa ia seperti merasakan Riza ada didiri Anton, itu membuatnya bahagia dan tidak sadar tersenyum sendiri.

“kenapa kamu senyum-senyum sendiri?”, ejek inggrit. Sherly gelagapan, dan tersipu.

“apa kamu menyukainya?”, tambah Inggrit,

“tidak.. jangan ngawur”, Sherly mengelak.

**

Pukulan keras itu membuat pandangan Dido gelap, tentu saja, Anton adalah atlet tinju sebelum ia memulai bisnisnya, ia sempat memenangkan beberapa kejuaraan tinju kelas ringan nasional dulu. Riza hanya emosi dan tak bermaksud untuk memukulnya sampai hampir pingsan seperti itu.

Lalu dengan pandangan yang membara ia menarik kerah baju Dido, mendekatkan wajahnya, Dido terengah-engah, badannya bergetar ketakutan layaknya berhadapan dengan seekor singa.

“sekali lagi kau mendekati Sherly, aku akan melaporkanmu ke polisi”, ancam Riza, “aku Anton anji, cari aku jika kau pikir ini belum selesai!!”, tambahnya dan mendorong Dido jatuh.

Dido tak berdaya dan ketakutan setengah mati, bercampur malu.

Riza membawa keluar Sherly dari mobil Dido dan membopongnya ke mobilnya.

Di dalam mobil, Sherly terus mengoceh tak jelas.

“gerah banget sih!”, ia membuka jaketnya, dan terus gelisah, terus berteriak kepanasan, mungkin karena pengaruh obat perangsang tadi.

Kali ini dia akan membuka bajunya.


Tomato Strawberry

Tomato Strawberry

Status: Completed Tipe: Author: Dirilis: 2015 Native Language: Indonesia
Jika aku bukanlah aku apakah kau masih mencintaiku ?sebuah kisah cinta sederhana sepasang kekasih

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset