Tomato Strawberry episode 16

Chapter 16 TRAGIS MELANDA

Hening…

“aku bingung harus memulai cerita dari mana”, ujar Riza.

Sudah hampir pagi, Riza akhirnya mulai menceritakan semuanya, karena ia sudah tidak bisa menahannya lagi, ia selalu sendiri semenjak di tubuh Anton, hanya Inggritlah keluarga terdekatnya ,

Inggrit hampir tak percaya dengan yang Riza ceritakan, tapi sedikit demi sedikit ia mulai coba memahami, semua cerita Riza benar-benar di luar nalar manusia normal.

Hanya satu hal yang membuat ia percaya cerita Riza, sinar mata Riza sama sekali tidak menunjukan kebohongan.

Mereka akhirnya melanjutkan perjalanan ke rumah Inggrit, mereka berdua tak berbicara sepatah kata pun, setelah Riza menceritakan semuanya, ia telah membuktikan semuanya.

Sampai di perkampungan tempat Inggrit tinggal.

Orang-orang berlarian dan berteriak-teriak, sambil membawa-bawa ember berisi air,

“KEBAKARAAAAAANN”, semua orang berlarian menuju asap tersebut.

Itu arah rumah Inggrit, ia berlari menuju asal api itu dengan cepat,

“hey, Inggrit… Tu.. Tunggu!!”, Riza mengejarnya dengan sigap,

inggrit berharap bukan rumahnya yang terbakar. panggilan Riza hanya menambah kecepatan larinya.

mereka berlarian di antara warga kampung yang juga berlarian ke arah api tersebut.

Mereka berdua terhenti…

Dan terdiam…

hening..

dan benar saja.

Yang mereka saksikan di depan matanya adalah rumah Inggrit yang terbakar habis, Inggrit tak bisa merasakan lututnya, ia terduduk lemas, ia menangis dan teriak mencoba mendekati Sisa-sisa rumahnya yang memang sudah tak bersisa, ia meronta-ronta tetapi Riza telah sigap memeganginya, ia merangkak-rangkak, dan terus menangis, Riza terus berusaha menahannya.

Api mulai bersahabat setelah 2 jam kemudian. semua warga kelelahan menaklukkan api tersebut, semua berbondong-bondong memeluk Inggrit dan ikut berduka atas kejadian yang menimpanya.

Air mata Inggrit tak bisa terhenti, ia cegukan, dan bergumam tidak jelas, gelap menyelimutinya..

ia memandang Riza sebelum akhirnya ia pingsan karena terlalu lelah dengan kenyataan yang ia terima.

Pagi yang menyilaukan menembus mata Inggrit walaupun ia memejamkan matanya, iya membuka matanya dan melindungi dengan satu tangan, jendela besar itu yang pertama kali ia lihat ketika benar-benar membuka mata.

Di mana dia? Yang jelas itu bukan rumahnya, ia seperti pernah kesini sebelumnya, harum ruangannya, dekorasinya sepetinya dia mengenal tempat ini, tapi agak sedikit berbeda, ia melihat sekeliling kamar sangat bersih TV, sofa mini malis, lukisan, gorden, kasur yang empuk, AC, lampu-lampu yang cantik, dan lemari mewah, sudah lama ia tak merasakan kemewahan sejak ia berumur tujuh tahun, saat itu ayahnya masih punya segalanya.

Ia berjalan berkeliling ruangan, dan menghampiri jendela, ia membukanya, ada kursi teras mungil, untuk dua orang, dan taman kecil, ia duduk memejamkan mata, dan menghirup udara pagi yg menyegarkan rongga hidungnya.

Bzz.. Bzzzz,

suara ponselnya merusak suasana, ia kembali ke kamar dan mengecek ponselnya ternyata ada pesan masuk, dari Sherly dan Riza, ia masih menulis nama Anton di ponselnya, dia membuka pesan dari Riza terlebih dahulu.

“adiku yang cantik sabar ya jangan menangis lagi, mulai sekarang kau tinggal bersamaku, aku ada pekerjaan mendadak pagi ini, nanti siang aku jemput kita belanja semua kebutuhanmu”
isi sms Riza.

Inggrit hanya tersenyum, tanpa sadar meneteskan air matanya, setelah kepergian ayahnya yang entah ke mana, Tuhan menggantikan dengan seseorang yang lebih baik, yaitu Riza kakaknya.

Berikutnya pesan dari Sherly,

“kamu di mana? Makan siang di AA kafe yuk?”

“mati aku”, gumamnya.

Ia tak tahu harus menjawab apa, karena semuanya ini masih rumit untuk di jelaskan, untung saja Sherly tak pernah tahu di mana tempat tinggal Inggrit, dia membalas pesannya.

“maaf hari ini aku ada latihan band, mungkin lain kali ya ”

“yaahh , oke gak masalah”

Ia sedang tidak ingin memikirkan apa-apa sekarang, karena semuanya hanya akan membuatnya semakin terpuruk.

Ia melihat roti dan segelas susu di meja sebelah tempat tidurnya, ia bahagia memilik kakak yang baik, ia mulai menyalakan TV dan melahap sarapannya.

TING TONG,

bell di apartemennya berbunyi, sepertinya ada tamu, apa aku harus membukanya ya? Atau, aku harus, bagaimana ini? Berbicara dalam hati, ia mengingat bahwa Anton seorang yatim piatu, ia memberanikan diri untuk membuka, dia akan mengaku sebagai adiknya tak peduli siapa pun.

Tapi akhirnya ia mengurungkan niatnya, ia membiarkan, ia rasa itu lebih baik.

CKLEK, pintu apartemennya terbuka, apa itu Riza? Pikirnya, ia berhambur keluar kamar mungkin ia pikir itu Riza.

Bukan…

Seorang wanita cantik yang mengamati Riza dan Sherly di AA bar berdiri di depan Inggrit.

“siapa kau?”, tanya wanita itu,

“aku yang harusnya menanyakanmu, dan bagaimana kau tahu kode kunci kamar ini!?”, jawab Ingrit, memasang ekspresi keras.

“aku?”, jawab wanita itu sinis,

“bagaimana Anton bisa meniduri wanita kelas rendah seperti kamu?”, tambahnya.

“apa maksudmu bule gadungan!!??”, pekik Inggrit.

Ia tahu ke arah mana pembicaraan bodoh ini berlangsung, ia kemudian pergi ke dapur mengambil botol bir kosong, dan kembali ke hadapan wanita asing itu dengan ekspresi membunuh.

“aku pernah memecahkan kepala pria sebelumnya, sekarang kalau kau tak segera pergi.. akan kupecahkan kepalamu dan akan kumakan mentah-mentah isinya BULE GILA!!!!”, teriaknya geram.

Wanita itu tersenyum, “kau kira aku tak….. “

PRAAAAANK!!!

“lemparanku sepertinya meleset”, ucap Inggrit menajam.

Wanita itu tercengang dengan wajah kosong, ia tak menyangka bahwa Inggrit akan benar-benar melemparnya, ia mengira bahwa Inggrit hanya menggertaknya saja. Inggrit kembali ke dapur, dan mengambi botol yang lain,

“kali ini aku tak akan meleset lagi!”, ucapnya sadis.

“tu.. Tunggu, tunggu dulu!”, pekik wanita itu ketakutan.

“a.. aku akan pergi oke!”, tambahnya, dengan langkah seribu langsung pergi ketakutan.

Nafas Inggrit terengah-engah, ia di penuhi amarah , tapi seperti itulah dia.

“siapa wanita jalang itu”, gumamnya pelan.


Tomato Strawberry

Tomato Strawberry

Status: Completed Tipe: Author: Dirilis: 2015 Native Language: Indonesia
Jika aku bukanlah aku apakah kau masih mencintaiku ?sebuah kisah cinta sederhana sepasang kekasih

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset