Tomato Strawberry episode 3

Chapter 3 Dimensi Part 3 dan.. Sherly

Riza mendapatkan angkotnya setelah lama menunggu, perjalannya ke sekolah memerlukan waktu tiga puluh menit, walau begitu ia jarang terlambat datang ke sekolah ia hampir selalu tepat waktu entah karena satpam sekolah galak atau karena ia selalu ingin sarapan dengan Sherly.

Setelah ia sampai, ia langsung menuju warung makan di depan sekolah untuk sarapan, Sherly sudah menunggunya untuk menyalin PR, karena guru matematika mereka sangat kejam seperti induk ayam yang baru menetaskan telurnya dan sialnya berada di jam pertama.

Riza selalu kagum dengan pesona Sherly, ia selalu terlihat bersinar di banding gadis manapun di dunia ini, itu menurutnya,
Sherly terlahir dari keluarga yang kaya raya, ayahnya memiliki beberapa hotel bintang lima, hampir di seluruh indonesia, dan memiliki kebun kelapa sawit berhektar-hektar di Medan Sumatera Utara, Sherly memiliki wajah campuran dari Ibu dan Ayahnya, ibundanya berasal dari jerman, ia menurunkan kulit putih bersih, mata indah, berbola mata hijau, bibir mungil, dan tubuh tinggi semampai melebihi Riza.

“mana PR-nya?”, tanyanya singkat,

“nih”, Riza melemparkan buku matematiknya,

tanpa basa-basi Sherly segera menyalin PR Riza. Sepertinya Sherly sangat serius menyalin, Riza tak menghiraukan ia memesan sarapannya.
Sedangkan Sherly hanya meminum minuman favoritnya, yaitu jus tomat mix strawberry, yang menurut Riza itu seperti mencampurkan sekaleng cat tembok dengan oli bekas, sangat aneh. Suatu saat Riza mencobanya dan hampir memuntahkannya kembali di depan Sherly.

**

……

“benarkah aku tak bisa lagi kembali ketubuhku kek?”, tanya Riza berharap meskipun ia tahu tak banyak yang bisa ia perbuat apapun itu, ia tak bisa melawan takdir Tuhan.
Kakek itu tersenyum lembut, ia selalu seperti itu sepertinya tak ada beban di hatinya tak seperti Riza yang harus berpikir karena banyak pertanyaan yang belum ia ketahui, apa yang harus ia lakukan.

“Tuhan telah memberikanmu kesempatan, ambilah itu, apapun itu, pasti terbaik untukmu”, jawab si Kakek.

“mengenai tubuhmmu, kau memang tak bisa kembali, terima itu, orang-orang yang kau sayangi akan kembali padamu suatu saat kau hanya perlu bersabar dan berusaha”, tambah si Kakek. Riza menangis tersedu membayangkan ibu yang ia sayangi.

**

Sore itu hujan mengguyur hampir seluruh kota, hantaman petir Cumiekan telinga, Riza hanya terdiam di apartemen ia masih terkejut dengan perubahan ini, jelas saja ia baru berumur empat belas tahun, harus berada di tubuh seorang pria dewasa berumur tiga puluh tahun, ia tak tahu di tubuh siapa ia berada, hanya sedikit informasi dan ia harus belajar mengerti semua itu semuanya membuat pecah kepalanya. Tapi ia bukan orang yang mudah menyerah, ia mulai berdiri dan membulatkan tekadnya untuk menjalani semua keanehan ini, ia akan berusaha menjadi orang yang ia gunakan tubuhnya ini, ia mulai menyemangati isi kepalanya sendiri, dan mulai menggelataki isi apartemen untuk mengetahui nama pemilik tubuh ini, ia mulai dari dompet yang berada di meja sofa yang berada di samping tempat tidurnya, ia menemukan banyak barang-barang standart yang dapat di temukan di dompet setiap orang; uang tunai delapan ratus ribu rupiah, kartu tanda pengenal, surat izin mengemudi kendaraan roda dua, dan beberapa kartu ATM juga kartu kredit, ia lebih tertarik pada,

“kartu tanda pengenal” ini dia. bathinnya.

nama anton anji, lahir.. dan bla.. bla.. ia menyadari bahwa ia harus keluar untuk menenangkan pikirannya, ia keluar kamar dan tercengang dengan kemewahan yang memanjakan matanya, apartemen ini memiliki satu ruang keluarga, ruang makan, dapur bersih dan dua kamar mandi, belum lagi kamar yang ada di atas ruangan keluarga, di desain sedemikian megahnya, developer apartemen ini benar-benar serius mendesign kamar apartemen layaknya di sebuah rumah mewah,

mata Riza tertuju pada meja sofa ruang keluarga, ada beberapa potongan pizza, mungkin sebelum mati Anton memakan beberapa, itu membuat bulu kuduk Riza merinding, ia segera membuangnya, lalu menemukan dua buah kunci, ia mengamati itu adalah dua buah kunci mobil, ia sangat gembira, selama ini ia tidak di izinkan menyetir oleh ibunya hanya karena ia tidak memiliki surat izin mengemudi dan belum cukup umur, yang sebenarnya ia mahir mengendarai roda empat,

suatu saat ia diam-diam belajar mengendarai mobil ibunya, hasilnya uang jajan bulanannya di potong, tapi ia terus mengulangi itu, sampai akhirnya ia mahir mengemudi.

Ia bergegas menuju parkiran pribadi di apartemen anton, sangat mudah menemukan letak parkiran, karena di setiap koridor apartemen di pasangi penujuk ruangan. ia menekan alarm kunci mobilnya setibanya di parkiran, dan mengikuti asal suara alarm, dari suara alarmnya saja ia mengetahui bahwa itu mobil mewah, benar saja,

“Mini Cooper sport”

kini ada di depannya, yang sebebelumnya hanya ada dalam mimpinya.

ia sudah tidak sabar untuk menginjak pedal gas, dan merasakan kemewahan mobil itu. Ia berkeliling mengintari kota Bandung yang sedang di guyur hujan deras, ia mencintai kotanya itu, ia tumbuh besar di kota kembang tersebut tepatnya di daerah Dago. Ia baru menyadari ia ingin berkunjung ke rumahnya karena hari ini adalah hari kematian tubuhnya.


Tomato Strawberry

Tomato Strawberry

Status: Completed Tipe: Author: Dirilis: 2015 Native Language: Indonesia
Jika aku bukanlah aku apakah kau masih mencintaiku ?sebuah kisah cinta sederhana sepasang kekasih

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset