Tomato Strawberry episode 4

CHAPTER 4 Pengacau

Rumah duka di penuhi sanak saudara dan para tetangga, mereka berdatangan tak habis-habisnya untuk mengucapkan bela sungkawa kepada ibunda Riza.

Harus menunggu sampai besok untuk menguburkan jasadnya Riza, ibunya terus menangis, dan beberapa kali pingsan, lalu bangun, menangis kemudian pingsan lagi, sangat mengharukan, keluarga besar Riza khawatir pada ibunya karena keadaannya begitu menyedihkan, Riza adalah anak tunggal yang ia besarkan sendiri, karena ia telah berpisah dengan suaminya, alasan kebanyakan perpisahan rumah tangga, ibunya Riza hanya penjual pakaian wanita di pasar tradisional, namun sangat baik hati, sering membantu orang lain, itulah mungkin yang membuat semua orang di sekitarnya berdatangan untuk mendoakan mendiang Riza dan menenangkan ibunda tercintanya.

Laki-laki paruh baya, mengawasi rumah Riza dari jarak yang tidak terlalu jauh, ia adalah ayah kandung Riza, ia enggan mendatangi rumah Riza karena rasa bersalahnya, ayahnya Riza adalah seorang pegawai swasta, sekaligus penipu saham, ia orang yang serakah dan banyak berhutang, banyak yang mencarinya, bahkan pernah ada orang yang sampai mau membunuhnya jika ia tidak melunasi hutangnya.

“apa yang sedang anda lakukan di si sini?”, tanya seorang pria dibelakangnya, ayah Riza menoleh terkejut. ia menyipitkan matanya, ia merasa tak mengenal pria itu,

“siapa kau? Apa maumu?”

Pria itu tertawa dan berkata, “kenapa kau seperti ketakutan, aku hanya bertanya”

Ayahnya Riza hanya melihatnya penuh curiga dan melindungi diri, kemudian pergi begitu saja, pria itu hanya memperhatikannya pergi, dan terus memandanginya.

Kau tak bisa di sebut ayah, dasar pengecut ucap Riza yang bertubuh Anton berkata dalam hatinya.

ia memandang ibunya yang berpandangan kosong beberapa meter darinya, Riza memberanikan diri mendatangi rumahnya, karena terlalu ramai yang datang maka tidak ada yang memperhatikannya. Kali ini ia sangat dekat dengan ibunya ia hanya berdiri di sudut lain berlawanan dengan ibunya, pandangannya masih kosong, dan mematung, tiba-tiba menjerit dan pingsan semua yang di dekatnya serta merta menggotongnya, Riza merasa mendapat kesempatan, ia membantu menggotong, dan memegangi kepala orang nomor satu di daftar orang yang paling ia sayangi, ia melihat wajah lelah ibunya, dan meneteskan air matanya di sela-sela bantuannya menggotong, mereka meletakan ibunya Riza di kamarnya, riza segera keluar ia khawatir tak bisa megendalikan diri. Ia pun segera pergi, karena tak sanggup melihat ibunya seperti itu

**

Hari itu bukan hari keberuntungan Riza, ia berada di belakang sekolah, selepas pulang sekolah bersama anak pemilik yayasan sekolah Deki dan kedua temannya,

“kau dengar ya kutu buku? Ini akibatnya, kalau berani macam-macam dengan kami”, pekiknya,

Riza berlumuran lumpur dan wajahnya lebam karena dipukuli Deki dan kedua temannya, BUK kali ini pukulan di arahkan ke perutnya, ia memejamkan matanya karena menahan sakit, Riza memang sering di buli ketiga orang ini, karena ia merupakan saingan berat untuk Deki mendapatkan Sherly,

“sudah ku katakan padamu, aku hanya berteman dengannya”, ucap Riza,

susah payah mengatakan karena menahan sakit di sekujur tubuhnya, “diam kau!!”, pekik Deki,

bersiap memukul..

“WOIIII.. STOP, STOP!!”, suara Sherly berteriak,

ia berlari mendekati kerumunan berandalan itu, ia berhambur memeluk Riza, memegangi tubuhnya yang hampir saja roboh,

“apa yang kalian lakukan, dasar berandalan tengik, pergi kalian semua!!”, tambahnya,

“kenapa kau membela si kutu buku ini? Dia bukan levelmu Sher!”, pekik Deki,

“jangan bicara omong kosong denganku, cepat pergi, atau kutelefon ayahku, untuk menutup sekolah ini, aku lebih baik di keluarkan dari sekolah ini dari pada harus satu sekolah dengan pengecut seperti kalian!!”, jawabnya menajam.

“PERGIIIII!!!”, teriaknya sampai mengeluarkan air mata karena terbawa emosi,

trio Deki akhirnya pergi, ayahnya Sherly termasuk daftar orang terkaya di indonesia, sehingga ia bisa berbuat apa saja jika ia mau. Sherly membantu Riza berdiri, tapi Riza segera menepisnya,

“aku tidak apa-apa”, ucapnya, “kau tak perlu melakukan itu untukku, aku bisa menghadapinya”, tambahnya bergetar menahan tangis,

ia hanya malu tak bisa berbuat apa-apa di hadapan Sherly, ia pergi begitu saja meninggalkan Sherly, Sherly membatu, diam seribu bahasa.

“Rizaaa!!!”, panggilnya, Riza mendengarnya, tapi bukan menoleh atau berhenti,

ia serta merta berlari sekuat tenaga, Sherly mengejarnya karena ia merasa Riza tak perlu sungkan terhadap bantuannya, dan tak perlu ia malu, karena Sherly tulus, karena ia menyayangi Riza, mereka saling mencintai namun saling menjaga persahabatan. Riza masih berlari melintasi terminal angkot yang ramai pedagang kaki lima dan lalu lalang kendaraan besar serta angkutan umum, ia menyebrang tanpa melihat kanan-kiri, entah apa yang dipikirkannya.

“BRAAAAAAAAAAAAKKKKKKKKKK!!!!!”,

sebuah mobil truck pengangkut pasir melintas mementalkan tubuh Riza hinga sepuluh meter jauhnya, mobil truck kehilangan keseimbangan menabrak pembatas jalan sampai hancur berantakan, suasana kengerian terngiang di sepanjang jalan itu. semua orang berkerumun untuk melihat bocah malang tersebut, ia banyak mengeluarkan darah, dan terkulai seketika. Sherly berdiri kaku, ia merasakan tubuhnya bergetar, darahnya seperti berhenti, tatapannya kosong, ia tak merasakan lututnya dan terduduk dengan sendirinya, ia tak percaya dengan yang ia lihat..

“RIZAAAAA… RIZAAAAAAAAAAA!!!!!”, ia teriak histeris sambil memegangi buku matematika yang hendak ia kembalikan,
terduduk di hiruk pikuk terminal yang mencekam.


Tomato Strawberry

Tomato Strawberry

Status: Completed Tipe: Author: Dirilis: 2015 Native Language: Indonesia
Jika aku bukanlah aku apakah kau masih mencintaiku ?sebuah kisah cinta sederhana sepasang kekasih

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset