Tomato Strawberry episode 9

Chapter 9 CEMBURU

Pagi itu di rumah Sherly merasakan nafasnya sesak, sekujur tubuhnya berkeringat, seluruh badannya kejang, dan sulit untuk membuka matanya, ia membuka mulutnya tapi rasanya sulit untuk berteriak yang terdengar hanya,

“non! Non, non Sherly…”, suara samar itu ada dari tempat lain, semakin mendekat dan mendekat, ia ingin berlari ke asal suara itu, ia ingin karena ia semakin kesulitan untuk bernafas,

“AAAAAAAAARGHHHH”, suara teriakan Sherly membuat ruangan bergetar,

Sherly akhirnya terbangun dari tidur dan mimpi buruknya, ia terengengah-engah nafasnya memburu, jantungnya berdegup kencang, sekujur tubuhnya dibasahi oleh keringat.

“non tidak apa-apa?”, kata mbak karti pembantunya yang sejak tadi duduk di sampingnya.

Sherly memeluk ibu itu, dan menangis, mbak karti lalu menenangkannya hingga tangis Sherly terhenti, dan tertawa karena lelucon yang dibuat mbak karti. Mbak karti wanita paruh baya yang merawat dan mengurus sherly sejak ia kecil, ia selalu bisa menghibur Sherly di saat sherly sedih.

“lagi-lagi aku bermimpi Riza mbak. Aku merasa dia masih ada di dekatku” katanya, mengusap sisa air matanya, mbok karti hanya tersenyum dan memeluknya kemudian ia berkata,

“dia memang masih ada di sekitar kita non, mbok tahu itu”, Sherly hanya tersenyum tipis.

“bzzz.. Bzzzz”, suara SMS di ponsel Sherly, ia segera membacanya setelah menghabiskan sarapan paginya.

“Inggrit? Tidak biasanya sms sepagi ini”. Gumamnya.

“kamu di mana Sher?, kamu lupa hari ini aku akan mengenalkan Dido padamu”

“Dido?” gumamnya bingung.

Oh dia itu.. Ia akhirnya teringat, sebelum ia tidur malam tadi, mereka bercakap di telepon, Inggrit janji mengenalkan seorang pria pada Sherly, dan ia pun menyetujuinya.

“tunggu tiga puluh menit lagi aku datang :-*”, balasnya.

“Ok! Gak pake kura-kura ya ;P”.

Di kafe AA, suasana pagi sangat nyaman masih banyak burung-burung yang hinggap di pepohonan, mereka berebut rumput-rumput kering untuk dijadikan sangkar, membuat damai semua pengunjung yang menikmati sarapan ataupun sekedar minum kopi.

Jam 10.15 pagi itu Sherly datang, ia sangat cantik memakai gaun warna peach diatas lututnya, sederhana namun tetap cantik karena ia memang cantik apapun pakaian yang ia kenakan.

Dido dan semua laki-laki memandanginya kagum.

“kau telat 20 menit!”, ujar Inggrit sebal, mengembungkan pipinya.

“sory, abis macet grit”, sherly mengelak.

“alasan klasik!”.

Dido hanya tersenyum geli melihat mereka berdua bertengkar sengit.

“udahlah grit, dia hanya lewat dua puluh menit, kalau menunggu wanita cantik seperti ini, dua puluh jam pun gue rela nunggu”, gombal dido,

“diem lu! Kenalan dulu baru gombal..!”, jawabnya sinis.

Sherly hanya tertawa kecil. Dido berdiri dan mengulurkan tangan untuk berjabat berkenalan,

“Dido”,

“Sherly”. Ia menjawab, keduanya tersenyum tersipu,

dan Dido terlalu lama menjabat tangan Sherly, karena terpaku oleh senyum manis Sherly.

“heey, kalian mau adu panco berdiri!?, kalian terlalu lama bersalaman!”, ejek Inggrit terkekeh.

Dido tersadar dan segera melepaskan genggamannya, menggaruk kepalanya yang memang tidak gatal.

Mereka bertiga tertawa, dan akhirnya duduk berbincang.

“selamat pagi pak, Sherly ada di kafe, ia bersama temannya yang biasa dan satu laki-laki”

“laki-laki?”, gumam Riza.

Dia beranjak dari tempat tidur, dan dengan cepat masuk kamar mandi.
Sesampainya riza di kafe ia hanya mengamati sherly dan teman-temannya dari dalam mobil,

mereka sedang bercakap-cakap, dan tertawa. Riza mungkin cemburu, tapi ia tidak yakin siapa laki-laki itu.

”bagai mana kalau kita nonton sore ini?” ujar Dido,

“kita? Maksudnya kalian berdua?”, ejek inggrit.

“sore ini aku harus bertemu pacarku, karena ini malam minggu, kalian tidak akan menyadarinya karena kalian berdua jomlo”, ejeknya makin menyebalkan.

Mata mereka berdua tertuju pada Sherly.”apa??”, ucapnya pura-pura bodoh,

“oke oke, aku mau” tegas Sherly, terlihat pancaran bahagia di wajah Dido, dia tersenyum senang begitupun inggrit.

Sebenarnya sherly tidak begitu mengniginginkan, ia hanya tak enak pada inggrit namun ia berfikir tidak ada salahnya juga karena ia juga jomlo, tak akan ada yang tersakiti kecuali riza yang terus memantaunya dari dalam mobil, hatinya dibakar rasa cemburu, tapi apa yang bisa dia lakukan, dia bahkan belum mengenal Sherly di tubuh anton itu. Ia akhirnya tak tahan dan menancap pedal gas.

Malamnya anton mengunjungi AA Bar & kafe miliknya untuk urusan pekerjaan, setelah selesai ia duduk di samping bar, meminum sedikit wine, untuk melupakan harinya yang penat diiringi musik dari grup band yang ia kontrak untuk cafenya itu.

“tambah lagi winenya pak?”, ujar bartendernya,

“boleh, mmmm, kali ini aku mau whisky double Zak”, jawabnya,

“baik pak, sepertinya anda mengalami hari buruk?”, tanyanya lagi, Riza hanya tersenyum dan menghabiskan minumannya,

“sepertinya kau bisa membaca pikiranku Zak?”, bartendernya tersenyum,

“aku berdiri di sini sudah lebih dari sepuluh tahun pak, beragam wajah kutemui, hanya melihat raut wajah dan matanya saja,saya sudah mengetahui apa yang orang itu pikirkan, terlebih lagi dari minuman yang mereka pesan, bapak pasti mengerti yang saya maksud”, jawab bartendernya.

Zaki adalah bartender senior ia sudah berpengalaman lebih dari duapuluh tahun sebagai bartender, dan bekerja pada Anton untuk waktu yang lama, ia merupakan orang kepercayaan Anton.

“masalah wanita, kau tahu, itu menyulitkan..”, ujar Riza,

Zaki tertawa terbahak-bahak kali ini, Riza hanya kebingungan melihatnya.
“sejak kapan anda memusingkan masalah wanita pak? Anda bisa mendapatkan wanita manapun yang bapak mau, bapak punya segalanya”

“ini berbeda Zak”, jawabnya,

“apa maksud bapak, bapak mulai mencintai seseorang yang sulit?”

“begitulah, dia adalah teman masa sekolahku dulu, karena suatu hal akhirnya dia tidak akan mengingatku”

“itu rumit pak”, jawab Zaki, sambil memberikan segelas whisky double.

“sepertinya bapak harus membuatnya ingat, kalau bapak benar-benar mencintainya”, tambahnya,

“nikmati minumanmu pak, sepertinya tugas memanggilku”, ia tersenyum dan meninggalkan Riza dengan sopan

Kali ini Riza coba untuk melupakan harinya, matanya tertuju pada band, mereka sedang memainkan lagu cinta, lagu patah hati.

“ah kenapa juga harus lagu melow!” gumam riza sebal.

Ia akhirnya pergi ke toilet untuk buang air kecil, sepertinya ia terlalu banyak minum.

Di toilet ia bersebelahan dengan dua pria, mereka sedang membicarakan sesuatu.

“gue dapet mangsa baru bro, 19 tahun, malem ini dia bakal gue bikin mabok, terus gue bawa ke hotel” katanya dengan sombong,

“haha, lu ini, emang perusak cewek, cewek mana lagi nih yang ketiban sial sama lu?”, ucap pria yang lain.


Tomato Strawberry

Tomato Strawberry

Status: Completed Tipe: Author: Dirilis: 2015 Native Language: Indonesia
Jika aku bukanlah aku apakah kau masih mencintaiku ?sebuah kisah cinta sederhana sepasang kekasih

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset