Tulang Rusuk Yang Menggantikan Tulang Punggung episode 6

Meninggalnya ibunda Prapti

Tahun 1996 Damayanti melahirkan seorang putra lagi dan diberinya nama Permadi karena amat ganteng bak ksatria yang bernama Permadi, sedangkan Permana sudah kelas lima dan Damayanti melahirkan lagi putra nya yang ke tiga dan di beri nama Arjuna ia lahir 2001. Damayanti berharap anak ketiganya adalah seorang anak wanita tapi Tuhan menyatakan lain anak ketiganya lahir seorang laki-laki  lagi . Paryono mengatakan : ” Anak pertama laki-laki, anak kedua laki-laki , dan anak ketiga laki-laki lagi berarti kamu sering laki terus…ha..ha…bergurau…biasa ”

Kartono diam saja tetep menyambut putra ketiganya dengan berbahagia tapi sayang bu Prapti sedang sakit sehingga tak bisa menemani Damayanti menjaga putranya dan tak bisa lagi membantu di mess prajurit mempersiapkan makanannya . Bu Prapti merasa lemas karena gulanya naik dan hanya memakan kentang anjuran dokter , Hendra yang bekerja di kantor pos membantu biaya ibunya dan Hendri yang berlayar belum bisa menemui ibunya dan hanya balasan suratnya .

Prapti     : ” Kapan Hendri pulang…ibu amat rindu padanya…”

Yanti       : ” Sabar buk…kak Hendri  masih mengurus kepulangannya…” Damayanti mengurus ibunya serta anak-anaknya sehingga membuat kerja Kartono ekstra hati-hati karena Permadi sudah sekolah di Taman Kanak Kanak sedangkan  Arjuna baru bisa tengkurap.

Kartono ditugaskan di Purwokerto bersama angkatannya membuat jalan tempus di daerah Kalicacing segera jadi dan akan serah terima. Selama dua tahun dia berada di Purwokerto rasa rindu pada sang ragilnya dan kasihan kepada mertuanya karena sakit gula membuat Kartono ingi lekas pulang . Hari itu tanggal 10 November 2003 saat melakukan upacara memperingati hari Pahlawan , tiba-tiba Kartono gontai dan ambruk lalu  segera dibawa dipuskesmas yang berada dikantornya. Kartono pingsan dan ketika bangun organ tubuhnya yang sebelah kanan tidah dapat di gerakkan, Karono berteriak teriak memanggil Tuhannya meminta tolong agar kakinya bisa digerakkan . Damayanti mendengar suaminya yang mendapat musibah memeluk putra sulungnya yang menangis karena melihat ibuknya menangis dan dijemput rekan-rekan Kartono  menuju Purwokerto.

Damayanti menuju puskesmas tempat Kartono mendapat perawatan, Ibu-ibu Bhayangkari pada membesuk Kartono yang tak bisa berjalan karena badannya terasa lemas, Damayanti berupaya bagaiman agar suaminya segera sembuh. Dan akhirnya dipulangkan ke Wonotingal dan beristirahat di sana sampai sembuh. Setelah diperiksa dokter ternyata Kartono memiliki tensi yang tinggi untuk sementara dokter mendiaknosis hipertensi.Karena memiliki anak yang masih kecil Damayanti memohon Kartono di bawa ke Semarang. Kartono menangis karena badannya tak bisa digerakkan , Dokter Wijayanty memberikan obat penurun tensi tapi Kartono belum bisa bergerak sehingga selalu ngobrok dan mencuci pakaiannya berulang kali.

Damayanti mengadu pada Tuhannya : ” Ya Allah ….betapa berat ujian ini…ibu masih belum sembuh sekarang malah suaminya sakit….Ya Allah  ringankanlah penderitaanku. Kakaknya Hendra dan Hedri sudah menikah dan tidak rame-rame karena tak tega melihat adiknya Damayanti yang sedang menderita dan mereka memperkenalkan istri-istri nya kepada Damayanti yang sedang menangis karena meratapi nasibnya.

Hendra   : ” Maafkan kakak Yanti…kakak menikah tak seperti kamu begitu ramai karena ini adalah keinginan ibuk yang menghawatirkan dirinya tak bisa menungguinya ..penyakit gula ibu sulit disembuhkan dan akhinya kakak menuruti keinginan ibu agar segera menikah …tapi kakak tetap akan berusaha membantumu sekuat kakak ”

Yanti menangis lagi : ” Kak tolong carikan orang pintar mungkin bisa membantu kesehatannya…”

Hendra    : ” Ya…kakak akan sering ke rumahmu sedangkan rumah di Wonotingal ditempati Hendri dan kakak sekarang tinggal di Kalongan rumah dari istri kakak Sulastri namanya , kami menikah disaat Kartono berada di Purwokerto dan kakakmu Hendri barusan menikah dan tinggal di mess karena merawat ibu ” Kartono dipijat oleh seorang pemijat tradisional dan lumayan sudah bisa berdiri dan jalan lagi tapi masih sempoyongan. Karena merasa tak enak karena tak bekerja tetapi tetap dibayar gajinya . Kartono meminta pensiun dini karena sudah enam bulan belum sembuh. dan pemerintah memberikan kenang- kenangan sebuah rumah untuk tinggal bersama warga, karena Kartono sudah tidak mengenal teman-teman seangkatannya. Dan kini dia menetap di Gedanganak .

Kartono menerima pensiunnya dengan pangkat Mayor karena jasa-jasanya dan istrinya Damayanti yang membantu semua kepengurusan pensiunnya. Paryono sering bermain ke Gedanganak hanya untuk mengingatkan Kartono dan sekarang sudah cukup mengerti. Tapi kondisi Kartono masih tetap pasif dan kadang masih berada dikasur dan mengompol.Yanti yang merasa memiliki anak laki-laki tak mau anaknya terkatung-katung dan mulai menyekolahkan si kecil Arjuna sudah masuk Sekolah Dasar. Yanti sudah tak pernah mengikuti kegiatan ibu-ibu Persit karena suaminya sudah pensiun. Kartono hanya menjaga anak-anaknya jika Yanti keluar rumah untuk usaha menjual makanan dan dititipkan di pasar krempyeng di kawasan pabrik Poliplas yang merupakan pabrik terbesar dengan jumlah karyawannya sampai ribuan yang merupakan pabrik karung goni.

Bu Prapti meninggal karena sudah tak kuat menerima ujian sakitnya pada tahun 2008 Yanti membawa anak-anaknya karena untuk yang terakhir kali menemui ibuknya.

Yanti     : ” Ibuk selamat jalan semoga engkau diterima Allah dengan memberikan tempat yang layak dan selayak-layaknya ” Yanti menangisi ibuknya tetapi dia sadar buat apa menangisinya toh ibuknya sudah tenang tanpa penyakit yang mengganggunya lagi. Kakaknya Hendri menyarankan bengobatan alternatif untuk membantu Kartono adiknya. Tetapi semua sia-sia saja karena sudah lima tahun sakit belum ada perubahannya. Tetapi Kartono tetap berusaha mengawasi anak-anaknya selagi istrinya mengantar makanan kecil serta memasakkan makanan bila Poliplas membutuhkan bantuannya.

Rasa capek mengguyur seluruh badan Damayanti yang sekarang anak-anaknya butuh biaya lebih banyak lagi , sekarang ini anak sulungnya sudah sekolah SMA dan anak keduanya masih SMP sedangkan sikecil baru kelas tiga SD.Damayanti  membanting tulang mati-matian sampai dia berhutang sana -sini demi mencukupi kebutuhan anak-anaknya. Dipasar Poliplas sekarang bermunculan pedagang -pedagang yang meramaikan lingkungan pabrik. Yanti membawa pakaian daster dan lain sebagainya agar mendapat tambahan penghasilan. Sebenarnya Kartono kasihan tetapi dia tak bisa berbuat apa-apa karena kakinya mulai kaku dan kadang lemas.

Permana kadang mengantar ibuknya ke pasar Poliplas untuk mengambil hasil jerih payahnya, tapi yang membuat Yanti sedih karena kadang jualannya tutup dan sampai berhari-hari bahkan lupa akan pinjaman makanan yang belum dibayarnya.

Yanti        : ” Bu mbok tolong makanan yang saya kirimkan kemarin segera dilunasi…”

Pedagang : ” Lho kan sudah saya lunasi…sebelum aku libur… ” Damayanti menangis sendiri ditemani Permana yang ikutan bersedih karena berharap uangnya segera digunakan untuk membayar spp dan keperluan lainnya . Dan Damayanti pergi menagih makanan yang lainnya. yang belum terbayar.  Harapannya pada penjual yang memesan makanannya berharap lancar tapi malah melupakannya dan mengatakan sudah lunas. Hati Damayanti menangis dan Permana yang menghiburnya.

Permana   : ” Sudah buk…sabar saja ….karena uang masih ditempatnya dia..dan bu Ida berjanji besok akan melunasinya …ibuk yang sabar ya….?”

Mendengar sulungnya berkata seperti itu Damayanti merasa lega dan memeluknya erat-erat karena amat terharu dengan perkataan  Permana yang polos dan apa adanya dalam hatinya Damayanti berkata : ” Lee…terima kasih ya…kamu amat baik dan mengerti keadaan ibu.”Tak terasa air matanya menetes dipunggung Permana  dan Yanti mengelap air matanya .

Permana  : ” Ibuk kenapa kok nangis….tak usah bersedih Allah telah membagi rejeki umatnya dan tak akan tertukar oleh yang lain ” Semakin menangis Damayanti mendengar Permana menyabarkan hati ibunya.  Sore itu Damayanti mendapatkan pesanan nagasari dua ratus dan gorengan dua ratus juga karena pabrik sedang memperingati hari jadinya , Damayanti segera membeli pisang raja dan segala keperluannya  karena jam sepuluh pagi makanan sudah siap. Permana yang masuk siang hari selalu membantu ibuknya membawakan belanjaannya. Kadang Arjuna memijiti kaki ibuknya dan Permadi memotong pisang dan mengelap daun pisang agar ibuknya tak kecapaian, Kartono memandang Permana dan  membantu membuang sampah yang berserakan didapur.

Kartono kadang tertawa sendiri karena anak-anaknya masih bisa bercanda yang membuat hatinya merasa tenteram  dan masuk kedalam kamar mendekati istrinya yang tertidur ngorok karena kecapaian .

Kartono  : ” Jangan lupa besok ambil pensiun….aku ditemeni ya….. ”

Damayanti yang masih merem mendengarkan suaminya bicara dan menjawabnya : ” Iya pak…besok aku antar di kantor ”

 


Tulang Rusuk Yang Menggantikan Tulang Punggung

Tulang Rusuk Yang Menggantikan Tulang Punggung

Status: Ongoing Tipe: Author: Dirilis: 2022 Native Language: Indonesia
Menginginkan kehidupan yang bahagia adalah hak semua orang tapi apalah daya nasib menentukan lain,tahun 2003 Kartono terkena serangan stroke ketika bertugas di Purwokerto yang mengakibatkan Kartono mengalami kelumpuhan. Segala upaya sudah dilakukan Damayanti istri Kartono agar suaminya segera sembuh serta pulih lagi seperti sedia kala , tetapi hasilnya kurang meyakinkan , sampai akhirnya istrinya yang dulu sebagai ibu rumah tangga harus menyingsingkan baju untuk bekerja karena Kartono sudah memiliki tiga orang anak yang membutuhkan pendidikan dan memerlukan biaya hidup lebih banyak. Tahun 2005 Damayanti mencoba  mandiri bekerja dengan menerima pesanan makanan Dua puluh satu tahun sudah berlalu...Kartono masih bersama stroke mendampingi hidupnya yang terasa amat membosankan dan penuh penderitaan. Bagaimanakah kisah perjalanan hidupnya..? kesabaran Bu Kartono serta rintangan apa sajakah yang di dapatnya untuk menegakkan rumah tangga yang harus dipeliharanya sampai saat ini...Mari kita simak bersama liku-liku kehidupan Damayanti istri Kartono dalam mengemban hidupnya.

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset