Permana sejak lulus SMP ikut membantu berjualan dengan mengantar ibuknya menggunakan motor butut saat itu kadang menggunakan sepeda onthel kalau motornya lagi ngambek atau kehabisan bensin , karena sepeda motornya tiap seminggu di isi bensin tiga liter dan kalau keluar rumah lebih sering pakai sepeda onthel atau kesekolah karena sepeda motor hanya dipakai mengantar dagangan ibuknya , sejak tahun 2005 Damayanti berjualan berbagai makanan seperti molen, naga sari, mendoan juga bihun goreng yang di setor-setorkan kepada orang yang membutuhkannya. Termasuk penjual di Polyplas Indah Sejahtera yang selalu memesan makanan untuk dipakai sebagai makanan tambahan jelang istirahat . Berkat pertolangannya Bu Ida, Damayanti selalu menyediakan makanan tambahan untuk pegawai staff yang dipesan sebanyak 150 buah pesanan per jenis makanan sesuai kebutuhannya.
Mulyanto seorang kepala teknik menginginkan makanan untuk cadangan esok hari dan dikirimkan ke kontrakan sebanyak sepuluh buah molen untuk sarapan dan sisanya dibawa ke pabrik, bu Ida yang mengetahuinya melarangnya untuk memesannya katanya biar yang urus pabrik pemesanannya . Mulyanto yang aslinya Semarang dan bekerja di Polyplas Indah Sejahtera yang selalu dilajunya dengan memakai sepeda balapnya lama- lama merasakan capek dan akhirnya kos di Gedanganak.
Mulyanto yang sayang anak melihat Permana membawakan pesanannya setiap hari, dan sekarang tak lagi memesannya karena sudah di urusi bu Ida bagian menu pabrik.
Mulyanto : ‘ Permana hari ini terakhir bapak memesan makananmu…karena besok yang mengurusi bu Ida ” .
Permana : ” Oh iya pak tak apa karena sudah dipesankan ke pabrik ” . Permana gak sedih karena uang itu digunakan untuk keperluan sekolah, tapi tak apa toh masih pesan pada ibuknya dan Permana mengatakannya pada ibunya.
Permana : ” Buk….pak Mulyanto sekarang tak tak memesanku…tapi bu Ida memesankan pada ibuk katanya ”
Damayanti : ” Oh iya….bu Ida menambah pesanannya hari ini…jadi itu jatahmu ya….? ”
Permana : ‘ Iya buk makasih ya buk….berarti besok ya buk jatahku keluar….? ”
Damayanti : ” Ya…besok uangmu akan ibu kasihkan sebesar lima ribu kan ? ”
Permana : ” Inggih buk…..” .
Damayanti memasakkan suaminya sayur kesukaanya berupa sayur asem dan menambahkan daging . Kartono menikmati sekali bersama anak-anaknya
Kartono : ” Terima kasih ya bune…..sayur asemnya gurih dan nikmat sekali ditambah sambal tomat dan tempe goreng cocok banget ” Damayanti tersenyum karena disanjung sama suaminya . Kartono amat menyayangi Damayanti sambil menjaga anak -anaknya di rumah dia melakukan aktivitas semampunya.
Dengan agak gemetar Kartono mengambilkan minum untuk istrinya yang baru pulang dari pasar yang kelihatan capek…tapi karena kakinya tidak bisa diajak kerja sama maka dia terpelesaet maka Kartono berpegangan kursi yang terdekat dan air gelas membasahi tubuhnya. Kartono menangis dalam hatinya dan iba melihat istrinya yang berlari menuju arahnya karena mendengar suara gelas pecah.
Damayanti : ” Pak….kena apa kok sampai tumpah….dan gelasnya tumpah…terpeleset ya…? ”
Kartono : ” Mau ambilkan air minum untuk ibu….yang pulang kepanasan…maaf sampai pecah gelasnya…”
Damayanti : ” Kan ibu bisa ambil sendiri….kok malah diambilkan …pak….pak…besok lagi tak usah membantu ibu….ibu bisa ambil sendiri ” . Damayanti mengganti baju yang basah tertimpa gelas yang tumpah membasahi baju Kartono . Kartono perlahan air matanya mengalir…tapi segera diusapnya agar tak kelihatan sama istrinya yang sedang mengambil baju ganti. Arjuna yang melihat bapaknya sedang ganti pakaian tiba-tiba melarangnya , dan Kartono tetap ganti pakaian. Tapi karena perutnya terasa mulas , mungkin karena terlalu banyak makan sambal dan terdengar suara ” jrot…oprot-oprot…” ternyata Kartono buang air besar yang tak tertahankan untung saja belum ganti baju tapi celananya bau nge – ngek….Kartono malu pada istri dan anaknya.
Kartono : ” Lho piye iki…..kok malah ngobrok aku…..? ” Arjuna tertawa geli melihat bapaknya yang kena kotorannya sambil berpegangan cagak pintu kamarnya.
Arjuna : ” Bapak ngobrooook ha…ha….sudah besar ngobrok…” Arjuna menuntun bapaknya ke kamar mandi sedangkan Damayati membersihkan kotorannya yang ditengah jalan. Kartono dimandikan Arjuna yang masih kelas TK mencoba melepaskan pakaian Kartono yang bergurau dengan ragilnya
Kartono : ” Bapak ngebom di kamar…..he..he….” Kartono tertawa melihat Arjuna menyumpal hidungnya pakai tangan karena kotorannya amat bau sekali. Arjuna hampir muntah dan di gantikan kakaknya Permadi yang sudah pulang sekolah.
Permadi : ” Sini….sini biar kakak yang mandiin bapak ”
Kartono merasa lebih tenang karena Permadi sudah pulang dan menggantikan adiknya Arjuna.
Permadi : ” Bapak kok ngabrok…kena apa…? kan kalau mau beol selalu minta antar ke belakang….? ! ”
Kartono : ” ‘ Gak tahu tiba-tiba mules perut ini……”
Permana sampai di rumah berteriak kelulusannya yang membuat Kartono tertawa dan menyelesaikan mandinya.
Damayanti : ” Alhamdulillah leee cah bagus , kamu lulus ibuk menanti kabar semalaman dengan hati was-was….”
Kartono : ” Permana rencana kamu akan ngelanjutkan dimana…..Le cah bagus…”
Permana : Permana akan masuk STM Pelayaran biar seperti pakde Hendri yang melanglang buana…..”
Kartono : ” Hemmmm hebat anak bapak……” Kartono hanya bisa menyemangati saja, karena saat ini dia segera menyiapkan uang untuk melanjutkan sekolah anaknya yang sulung. Damayanti amat bersukur menerima kelulusan putra sulungnya yang berencana melanjutkan di STM Pelayaran mengikuti jejak pakdenya Hendri.
Damayanti : ” Ibu hanya bisa mendoakanmu saja Leee…..semoga kamu diberikan kelancaran sekolahmu di Semarang, terus kamu akan ibu titipkan ke saudara ibu di Semarang kamu mau….? ”
Permana : ” Terima kasih buk…..Permana menurut saja enaknya bagaimana….”
Hendra main ke Gedanganak dan menanyakan kelulusan Permana yang disambut senang Damayanti.
Hendra : ” Besok Minggu pakde Hendri akan main ke sini….dan akan membantu sekolah Permana yang katanya akan ikut layar…..?! ”
Kartono : ” Matur nuwun mas….Permana sangat berharap sekali dengan uluran tangannya pakde-pakdenya….”
Permana : ” Horeee…pakde Hendri akan ke sini……pakde Hendra kesini lagi ya …? ”
Hendra : ” Ya….nanti bersama budhemu…kalau tak sibuk lembur kerjanya…”
Permana : ” Sekalian mas Aria diajak ya pakde…..? Hendra mengiyakan, Damayanti yang mempersiapkan makan malam dengan sayur asam menambahkan ayam goreng karena untuk menyambut kakaknya Hendra. Seluruh isi keluarga Kartono merasa bahagia dengan kedatangan Hendra yang memberikan kabar baik untuk Permana anak sulungnya.
Kartono mempersiapkan uang untuk membiayai sekolah lanjutan anaknya sedangkan istrinya yang mengolah semua kebutuhannya. Sehabis pengambilan pensiun Damayanti mengajukan pinjaman untuk anaknya Permana dengan memakai nama Kartono suaminya dan semua sudah disiapkan oleh bank dan dipotong tiap bulannya . Karena pinjaman di bank sehingga uang belanja yang diterima Damayanti otomatis berkurang karena dipotong pinjamannya yang selama tiga tahun , Damayanti semakin getol mencari uang di pasar dan Permana tak bisa membantu karena amat sibuk sekolah sehingga Damayanti kena tipu oleh seorang pelanggan barunya yang tiba-tiba lari setelah menerima pesanannya berupa mendoan, molen dan pisang goreng serta pis tuban. Damayanti tak mengira kalau dia akan ditipu karena pagi itu masih mengirim pesanan lalu Wilujeng begitu panggilannya pergi meninggalkan lapaknya beserta peralatannya.
Damayanti : ” Bu Anwar melihat bu Wilujeng….? ” Bu Anwar menggelengkan kepala lalu menanyakan pada Damayanti tentang orderannya yang belum terbayar sebanyak dua kali.
Bu Anwar : ” Lhoh la kemarin gimana perjanjiannya bu Yanti…? ”
Damayanti : ” Katanya sekalian pesanannya yang kedua…tadi saya lihat dia datang…tapi kok malah bakulannya tak ada di tempat…” Damayanti sambil mengucek matanya karena malu kalau kelihatan menangis, tapi toh akhirnya dia menangis karena Bu Wilujeng tampaknya menipunya.Sambil menangis ia pulang dan berbelanja sambil sesenggukan, karena cuma mendapat keuntungan sedikit dan uang dari pelanggan barunya tak terbayarkan. Dengan berjalan dia menuju rumahnya dan berniat menjual sepeda motornya untuk keperluan dagangnya. Kartono hanya memandangnya karena Damayanti tak mau menceritakan nasib buruknya pada suaminya malah menambah fikiran saja. Kepada Permana diam-diam Damayanti menceritakan kejadian pagi ini. Permana menyarankan untuk melaporkan kepada mentri pasar dan tukang parkir yang berada di pasar . ” Buk yang sabar saja….jualannya sebenarnya laris …cuma dia langsung menghilang dan dia juga masih berhutang pada beberapa pedagang disini.” Keluhan Damayanti sepertinya sia-sia belaka dan akhirnya menerima kesialannya karena banyak yang ditipu Bu WIlujeng.