Tulang Rusuk Yang Menggantikan Tulang Punggung episode 9

Damayanti kecapaian

Damayanti badannya panas karena kecapaikan dia meminta anaknya Permadi sepulang sekolah untuk ngeroki, Kartono hanya memandang saja karena mulutnya terasa kaku…Yanti capek sekali kesana kemari mencari alternativ untuk suaminya tapi hasilnya masih tetap tak ada perubahan.

Permadi   : ” Ibuk jangan capek-capek….tiap ada orang memberikan info kesembbuhan selalu dituruti, akhirnya ibuk sendirikan yang capek….? ”

Yanti         : ” Tak apa lee….biar bapak bisa jalan…ibuk kasihan bapak harus dipapah terus kalau jalan….” Damayanti meneteskan air matanya sambil tengkurep dan hidungnya mengeluarkan ingus.

Permadi   : ” Bapak pasti bisa jalan buk…… tapi biar pelan-pelan tak apa….”

Yanti         : ” Sudah hampir lima belas tahun Lee..bapakmu merindukan jalan agar sehat….”

Karena kerokan Permadi kurang keras…Yanti mencoba duduk, pintu diketuk seseorang ternyata bu Yarmi mau setoran uang kain, Damayanti bangun dan menyelesaikan kerokannya. Bu Yarmi tak tega melihat Damayanti yang sempoyongan jalannya dia mencoba mengulang ngerokinnya dan memerah semua bekas kerokannya

Yarmi     : ” La mbok dari tadi telpon saya…tak kerokin pasti…, ini masuk angin kasep..sampai warnanya hampir biru ke hitam-hitaman…”

Yanti      : ” Terima kasih….ini sudah agak enakan….. piye…mau setoran ya….? ”

Yarmi    : ” Iya bu, ini juga ada pesanan dari pelanggan….yang seperti ini….” . Damayanti menerima orderan dari bu RT yang bekerja di toko roti di  pabrik Bintang Jaya, dan memeriksa contoh kainnya. ” Ini agak lama mencarinya karena pabrik Sritek libur seminggu karena sedang diperbaiki mesinya…suruh sabar ya bu…..” , kata Damayanti kepada bu Yarmi. Hidung Damayanti membau gosong ternyata nasinya gosong dan memburu ke dapur diikuti Bu Yarmi .

Yanti    : ” Walah…..gosong nasiku…..tadi tak pasrahke Permadi malah tidur dia…..” Nelongso sekali nasib Damayanti tak memiliki anak perempuan tak ada yang membantu membersihkan piring dan menyapu lantai, akhirnya bu Yarmi menyapu sedangkan Yanti kembali menanak nasi sambil dibantu bu Yarmi.

Yanti     : ” Ada-ada saja kejadian ini….untung aku sudah dikeroki sama kamu….coba kalau tak ada kamu……?!

Bu Yarmi : ” Ya…sudahlah nasinya dibungkus plastik saja tak bawa buat pakan ayam….” . Bu Yarmi membawanya dan dimasukka ke kresek lalu mencuci piring serta menyapunya .

Kartono yang melihat bu Yarmi menyapu berteriak-teriak memanggilnya.

Kartono  : ” Heeee…aaaaaaa aik….pa….? ” dan yang jawab Damayanti, : ” Bau nasi gosong….ditinggal tidur Permadi ” Kartono tertawa : ” Aaaaaiiiiiihhhhhaaaa……aa ..ii…oooo.”

Yanti       : ” Sabar…nanti makannya…ini masih adang lagi….sabar yo paaaak…lapar to….?”

Kartono  : ” Aih…aih….ha..ha…” Yang mengerti cuma Damayanti kata-kata Kartono…, Bu Yarmi segera kembali karena tak enak sama suaminya Damayanti mungkin mau minta tolong.

Bu Yarmi : ” Bu Yanti nanti kabari ya…kalau kainnya ada yang sudah siap…oya..ada tiga orang lo di situ yang meminta kain baru….”

Yanti       : ” Iya…tak usah kawatir..besok aku ke Semarang…” Bu Yarmi naik sepeda dan ngibrit kenceng lekas pulang untuk memberi tahu Bu RT dan pemesan lainnya . Setelah bu Yarmi pulang, Damayanti membangunkan suaminya di papah menuju belakang biar kencing dan buang air besar karena dia sudah menyiapkan kursi kayunya menjadi alas pantat Kartono bila mau buang air besar. Kartono menurut saja dibawa ke kamar mandi yang jadi satu dengan wc nya dan membiarkan Kartono duduk membuang hajad .

Yanti      : ” Pak.., besok aku ke Semarang mau cari pesanan kain pelanggan, pagi-pagi aku berangkat biar sorean sampai rumah…”

Kartono  : ” Aaa…Aaa…..”

Yanti       : ” Bapak di oleh-olehin apa…? ..tetep roti ganjel rel…onde-onde ceplis…yo…” Kartono tak mau dia minte dibawakan sate karena yang tahu bahasanya Damayanti sendiri.

Yanti       : ” Tak boleh pak…tensi bapak tinggi…jadi untuk menjaga biar normal terus…jangan sate ya….? ” Kartono tertawa dan minta dibawakan balung kuwok/ criping telo.  Permadi bangun tidur langsung mau masuk kamar mandi mungkin dia mau cuci muka melihat ibuknya nungguin suaminya dia mencoba bertanya

Permadi  : ” Masih lama buk….? ” Kartono yang mendengar langsung mencoba berdiri minta keluar karena Permadi mau masuk dan Yanti memapahnya kembali ke kamar. Kartono meminta disetelkan televisi.

Yanti       : ” Belum nyala tivinya …nanti sore jelang maghrib baru nyala” Kartono tetap mau duduk dan menonton tivi dan Yantipun menghidupkannya

Yanti       : ” Lo ini gambar nyamuk gelut…..matikan ya…eman listriknya…” Yantipun mematikannya. Kartono kelihatannya bingung dan menggaruk kepalanya lantas meminta air putih. Arjuna sore hari pulang sekolah karena sudah kelas tiga SD di Gedanganak 2 dekat rumahnya dan cuma berjalan 500 meter dia mencium tangan Yanti dan bapaknya.

Arjuna   : ” Buk …Arjuna besok disuruh membawa prakarya dan disuruh buat mobil mobilan ” Yanti memanggil Permadi yang selesai mandi untuk menolong adiknya.

Permadi : ” Ya buk bentar…masih pakai celana….”. Selesai berpakaian dan menyisir rambutnya Permadi meminta buku panduan belajarnya. Permadi menyuruhnya mencari sendal japit yang sudah tak terpakai.

Arjuna  : ” Adanya sandal jepitnya ibuk…bagaimana mas…..? ”

Yanti    : ” Eh jangan….itu masih ibu pakai…” Akhirnya Permadi keluar rumah mengambil kertas dos sisa bungkus bancaan kemari yang belum dibuang di bak sampah , lalu menaruhnya di ruang tamu dan Arjuna disuruh membersihkan kertas dosnya. Arjuna masih mandi dan segera memakai bajunya sambil melihat kakaknya membuat bulatan-bulatan roda mobil. Arjuna senang sekali lalu disuruhnya mengambil bungkus pasta gigi sebagai mobilnya.

Permadi  : ” Nah …besok dilem ya…pakai lem aica aibon biar nempel…gampang to…? ”

Arjuna    : ” Iya….Arjuna boleh membuat yang lain mas….? ”

Permadi : ” Ya..silahkan…cari bungkus yang lainnya ya….? ” . Bu Yarmi datang lagi bersama suaminya naik udug dia memberikan DP untuk pesanan kain dari rombongan kantor suaminya dan cukup lumayan jumlahnya. Bu Yarmi memohon secepatnya karena mau dibuat piknik kain tersebut dan diusahakan sama. Damayanti senang sekali karena Bu Yarmi orangnya lincah dan banyak kenalannya.

Yanti   : ” Ya…. besok saya berangkat ke Semarang bersama rekan pedagang lainnya…”. Bu Yarmi segera pulang bersama suaminya . Kartono melongok keluar mau melihat tamunya karena tadi mendengar suara laki-laki.

Yanti   : ” Sudah pulang tamunya….dan minta di ambilkan kain besok pagi…?! ” Damayanti mengosok pakaian seragam sekolah anak -anaknya dan dibantu Permadi jika Damayanti istirahat karena kecapaian. Malam hari Damayanti tak bisa tidur…badannya capek sekali dilihatnya Arjuna masih bergurau dengan kakaknya Permadi setelah selesai belajar. Permadi sekarang kelas dua SMA saat ini dia sedang membicarakan kakaknya Permana sepertinya rindu sekali mereka sama kakaknya, Damayanti yang mendengarnya pelan -pelan menguping pembicaraan  kedua adik dan kakak putra-putranya.

Permadi  : ” Sekarang kak Permana sedang apa ya…..? ”

Arjuna     : ” Sedang  mau tidur seperti kita….kan sudah malam ”

Permadi  : ” Katanya kak Permana sering nongkrong di pasar Bulu di Semarang bersama teman kosnya…”

Arjuna     : ” Nongkrong itu apa sih kaak…? ”

Permadi  : ” Nongkrong itu duduk-duduk bersama temannya melihat orang yang melewatinya….?! ”

Arjuna    : ” Kok kayak monyet yaa..nongkrong….kalau kos itu apa kak…? ” Permadi baru tahu kalau Arjuna masih belum mengerti pembicaraannya lalu dia memeluk adiknya Arjuna dan berkata  lagi: ” Kakak kangen sama kak Permana…pingin peluk seperti ini…”

Hati Damayanti terharu mendengar pembicaraan mereka dan perlahan air matanya jatuh ke pipi dan mengusapnya dengan cepat lalu mengambil air minum untuk suaminya. Sesungguhnya Damayantipun amat rindu dengan putranya Permana tapi bagaimana lagi dia sedang sekolah kalau pagi sampai siang dan sorenya pasti istirahat dan malamnya belajar seperti kebiasaannya kalau di rumah . Dmayanti mempersiapkan catatan pesanan -pesanan kain pelanggan sambil mengolah makanan yang akan dijualnya esok hari dan pagi-pagi segera di gorengnya biar hangat untuk sarapan di rumah dan pelanggannya. Kadang Permadi membantu menumbuk ketelanya untuk dibuat timus dan makanan lainnya sambil dia menghafal pelajarannya seperti yang dilakukan kakaknya Permana. Sungguh berat hidup ini…tapi dia lalui dengan apa adanya dan semuanya demi keluarganya meskipun Damayanti kelelahan tetapi bila melihat mereka tertawa capeknya jadi hilang.


Tulang Rusuk Yang Menggantikan Tulang Punggung

Tulang Rusuk Yang Menggantikan Tulang Punggung

Status: Ongoing Tipe: Author: Dirilis: 2022 Native Language: Indonesia
Menginginkan kehidupan yang bahagia adalah hak semua orang tapi apalah daya nasib menentukan lain,tahun 2003 Kartono terkena serangan stroke ketika bertugas di Purwokerto yang mengakibatkan Kartono mengalami kelumpuhan. Segala upaya sudah dilakukan Damayanti istri Kartono agar suaminya segera sembuh serta pulih lagi seperti sedia kala , tetapi hasilnya kurang meyakinkan , sampai akhirnya istrinya yang dulu sebagai ibu rumah tangga harus menyingsingkan baju untuk bekerja karena Kartono sudah memiliki tiga orang anak yang membutuhkan pendidikan dan memerlukan biaya hidup lebih banyak. Tahun 2005 Damayanti mencoba  mandiri bekerja dengan menerima pesanan makanan Dua puluh satu tahun sudah berlalu...Kartono masih bersama stroke mendampingi hidupnya yang terasa amat membosankan dan penuh penderitaan. Bagaimanakah kisah perjalanan hidupnya..? kesabaran Bu Kartono serta rintangan apa sajakah yang di dapatnya untuk menegakkan rumah tangga yang harus dipeliharanya sampai saat ini...Mari kita simak bersama liku-liku kehidupan Damayanti istri Kartono dalam mengemban hidupnya.

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset