Tiap-tiap dari kita punya kehidupan dan dunia yang berbeda yang kita hidupi maupun kita lakoni.
dan tiap-tiap dari kita punya “pencarian” yang bisa jadi juga berbeda,
begitu juga kadar dan tingkat spiritualisme tiap-tiap dari kita
sudah sekian tahun juga saya mulai “in tune” dengan yang namanya spiritualitas, dan memang ketika kita sudah menentukan fokus kita dengan sendirinya kita akan lebih banyak melihat apa-apa yang menjadi fokus kita berhamburan disekeliling kita.
herannya nih ini juga terjadi di banyak konteks, ketika seseorang lagi patah hati, bingung dan stress..ehh ko bisa ya malahan disekitarnya dia menemukan contoh-contoh yang sejenis.
begitu juga ketika teman saya bingung dengan masalah bagaimana mendekati lawan jenis, dengan seketika juga dia dikelilingi orang-orang yang punya keresahan yang “sebelas dua belas” a.k.a sama.
karena satu dan lain hal (tepatnya karena masalah lawan jenis ) akhirnya saya sempat merasakan berada di dasar kehidupan saya dan geblek nya ini kejadian gak cuma sekali tapi 5 kali
dan akhirnya membawa saya untuk mencari lebih jauh tentang spiritualitas, kadang saya mikir juga.. memang aneh ya kadang spiritualitas punya jalan yang kurang lazim untuk hadir di tiap-tiap orang
pencarian itu mengantarkan saya kepada banyak ideologi, keyakinan dan faham-faham lainnya..dan salah satu yang paling membekas adalah tentang Budism. buat saya pribadi sih mempelajari ini bener-bener sedikit banyak memberikan pencerahan dan perenungan sendiri. yup dan akhirnya saya pun Get into Budism
dan akhir-akhir ini seorang teman yang sebenarnya hidupnya sangat mapan (gimana gak mapan, ente bayangin aja gan umur dibawah 30 tapi pendapatan bersih bulanan dari bisnisnya udah kisaran 50 juta keatas) kondisi pikitan dia lagi kalut, ini dikarenakan situasi bisnisnya, dimana pendapatannya menurun setengah (padahal menurut ane meskipun turun setengah, dia masih dapet sangat besar secara nominalnya di tiap bulannya)
dan karena kekalutannya itu pun akhirnya membawa dia untuk mencari lebih jauh tentang spiritualitas, dan mengantarkan dia juga dengan jalan yang kurang lebih sama seperti saya tempuh sebelumnya. nah kan bener kan saya bilang tadi “memang aneh ya kadang spiritualitas punya jalan yang kurang lazim untuk hadir di tiap-tiap orang”
diskusi kita berkembang kemana-mana, sampai perkembangan diskusinya adalah kurang lebih begini nih :
bahwa manusia itu hidup dalam kesengsaraan, coba dipikir lagi deh dalam hidup kita itu kalau mau diukur sebenarnya kita lebih banyak mengalami sakitnya loh dari pada senengnya.
dan ko’ kadang ada ya orang-orang yang malah memutuskan untuk membawa lebih banyak manusia kedunia ini, dan akhirnya malahan mereka membuat lebih banyak lagi manusia yang merasakan penderitaan sejenis setelahnya.
padahal kalau mau dilihat dengan jernih, ketika hidup lebih banyak menderitanya daripada bahagianya, haruskah kita meneruskan ini dan mewariskannya pada generasi-generasi berikutnya.
satu siklus yang tak terputus dan ketika sesuatu yang sama saling berkumpul maka yang terjadi kemudian adalah pembentukan-pembentukan hasil yang lebih banyak
bener-bener siklus peternakan manusia yang aneh sebenarnya.
sering kali juga kita merasa jijik/ melihat rendah dengan seseorang padahal sebenarnya bisa jadi hdupnya lebih bahagia ketimbang kita sendiri..
jadi kadang emang sih, kita sering merasa sok tahu, padahal kalau mau jujur kita itu gak tahu apa-apa sama sekali tapi kesombongan kita membuat segala sesuatnya menjadi lebih bias lagi.
diskusi terus berlanjut sampai menyentuh ranah-ranah lainnya seperti ;
eksistensi tentang Tuhan ketika melihat kekacauan yang terjadi dan terus berlanjut dikeseharian kita.
betapa indahnya imajinasi dan impian-impian yang ada, juga betapa bangganya kita akan kejayaan masa lalu dan terus saja diungkit-ungkit tanpa habis, dan betapa menderitanya kita ketika menjalani masa kini.
bicara tentang keindahan, kemudian membawa obrolan menuju topik “tempat tidur”, bahwasanya hidup itu sebenarnya lebih banyak enaknya ketika lagi dan setelah ML (gak perlu dijelasin artinya ya, udah pada paham kan) .. dan kadang kalau lagi diposisi itu sering kali kita mikir kayaknya gak perlu ngerjain yang lain-lain lagi deh, udahlah kenapa gak dalam kondisi gini terus aja sih.
tapi apa ya mungkin kaya gitu
dan kalau bahas yang enak-enak yah berarti kita juga ngebahas tentang yang namanya kebahagiaan. dan untuk urusan yang satu ini ..ternyata faktanya emang bener yah..bahwa ketika kita lebih fokus ke diri kita sendiri dan memulai dari mikirin gimana membahagiain diri sendiri..maka segala sesuatunya jadi lebih mudah dijalanin.. dan ketika kita udah bisa membahagiain diri sendiri maka nantinya akan bisa lebih mudah juga buat kita untuk bahagiain lebih banyak orang termasuk orang tua kita.
dan ketika kita gak bisa bahagiain diri kita sendiri, lah gimana kita bisa mau bahagiain orang lain..
melihat situasi di kota ini, terkadang irionis juga..
bahwasanya banyak sekali yang berjuang dan terus aja berjuang..dan kemudian ketika mereka sudah sangat lelah tapi keadaan terus memaksa untuk terus berjuang dan berjuang.. bahkan kadang sampai satu titik kemudian lahir sebuah pikiran bisa jadi bahwa kematian adalah solusi dari semua ini .. (agak depresif dan kadang realistis sebenarnya)
sekarang cobalah sejenak membebaskan pikiran kita dan melepaskan belenggu pikiran-pikiran yang ada, mari mengizinkan diri kita untuk membayangkan kemungkinan-kemungkinan tak terbatas, sekarang
bagaimana bila misal seandainya, ketika kita meninggal ..bahwa segala sesuatunya memang selesai sampai disitu..tak ada cerita lanjutannya..benar-benar selesai..
lalu gimana ya orang-orang yang hidupnya memang konsisten secara tidak sadar dihabiskan untuk menderita.. jadi mereka hidup dan membangun impian-impian indah dan mengejar kebahagiaan tak berujung dan seterusnya.. eh ternyata dalam prosesnya mereka kemudian belum sempat merasakan itu baru melewati fase penderitaan..trus meninggal ..dan ya sudah selesai sampai disitu ..titik.
dan ketika kita berbincang tentang Eksistensi , spiritualitas dan juga kebahagiaan.. konon nih untuk orang lebih berbahagia .. maka kita butuh namanya hiburan, atau kita perlu yang namanya entertainment
tapi setelah memasuki dan melakoni dunia tersebut, ternyata yang kesehariannya didunia itu seteah diselami dan dimasuki, toh tetap saja gak semuanya berbahagia ya.. ternyata mereka juga lebih banyak menderitanya.
bahkan bagi mereka yang memutuskan terjun ke dunia hitam, dan sudah berani untuk terbuka atau buka-bukaan. ehh faktanya terbuka tidak lagi mengantarkan mereka pada kebahagiaan, bahkan didunia hitam seringkali prostitusi tidak lagi menjadi solusi bagi yang mencari dan menjalaninya
faktanya sama seperti di tiap-tiap dunia yang kita masuki dan jalani, di dunia hitampun tidak berarti segala sesuatunya jadi lebih mudah..tetap saja harus ada skill tersendiri yang harus dibangun.. tetap saja gimanapun juga butuh usaha untuk ningkatin kualitas diri biar bisa “laku” ataupun berhasil dimanapun .. serangkaian skill tetap saja dibutuhkan termasuk untuk Eksistensi, spiritualitas dan juga kebahagiaan