Warung Sayur Bu Sariyah episode 10

Sibuk Bulan Ramadan

Habis sholat subuh Sariyah dan suaminya membicarakan sesuatu yang penting tentang masa depan warungnya,

” Pak kita tak boleh mengambil uang dagangan untuk memperbaiki rumah.Uang dagangan akan aku tabungkan atas nama Aris sedangkan keuntungannya tetap di masukkan ke buku tabungan ini sedangkan rencana angkot bapak nunggu setelah renovasi selesai , bapak iklas kan..? ”

” Ya Buk, gak apa satu-satu dulu dan kita akan ke bank pagi ini ”

” Iya pak Bismillah semoga lancar usaha kita…Aamiin ” Demikian pak Bambang dan Bu Sariyah mempersiapkan diri. Dhe Malem sudah mencuci dan meracik makanan warung, Bu Sariyah menemui pak Dalijo ngecek kiriman sayur, buah dan ikan.

Dhe Malem menyiapkan sarapan untuk ponakannya yaitu pak Bambang dia membuatkan nasi goreng babat baunya nggandreng disekitarnya, Aris minta dibuatkan gak pedas, bapak dan ibunya sedang pedasnya.

Mbak Ratna membeli minyak goreng dan memesan dibuatkan nasi goreng yang sedang saja.

Mas Raka pagi itu sudah datang karena mencari bau yang sedap ternyata dhe Malem yang buat

” Dhe tumben-tumbenan buat nasi goreng aku minta yang puedas biar joss tenagaku..he..he…” Dhe Malem senang karena nasi gorengnya ternyata nikmat sekali, Mas Raka telpon teman-temannya

” Tung nasi goreng Dhe Malem enak banget ayo di cobo jooss gandoss pokoknen” Dhe Malem mesam-mesem karena Mas Raka dapat pesanan nasi goreng empat bungkus .” Dhe iki sak bungkus piro? doktere podo takok ki…!?”

” takok karo bu Sariyah le mbagi kok dudu aku…” Bu Sariyah langsung nyambung

” Kalau komplit Rp 25.000,- kalau tanpa telur Rp 20,000,- mas Raka” .

” Wahh siip matur nuwun bu Sariyah” Mbak Ratna pulang disusul Aris brangkat sekolah. Karena Dhe Malem laris jualannya maka ibu menemani sambil melayani pembeli sayur, pak Bambang menelepon tukang bangunan meminta siap hari ini.

Karena nasi gorengnya blum brenti brenti terpaksa Pak Bambang ambil uang di ATM dan bu Sariyah tak jadi ke Bank. Dhe Malem kecapekan diganti Bu Sariyah yang memasak nasi gorengnya. Dhe Malem sarapan yang ngincipi pertama nasi gorengnya Sariyah tak kalah lezatnya dengan buatan dhe Malem

Jam 10 pak Bambang baru nyampai rumah disusul pak Harjoyo dan keneknya Parno mereka langsung bekerja membongkar batas ruang cuci dan jemuran pakaian serta dapur. Besi pasir dan semen juga bata merah datang bapak yang urusin, Pak Harjoyo disuruh mengerjakan pembesian, ruang dapur dan cucian kini terang byar karena genting sudah diturunkan.

Ruang dapur di dahulukan dibuat agak luas plus cuci piring dan ruang jualan juga karena ruangan tak berpintu. Sambil membuat kamar Dhe Malem di belakang dapur.

Antara dapur dan kamar Dhe Malem di dag buat cuci pakaian dan jemuran serta kamar Aris dengan kamar mandi dalam dan taman karena itu permintaan Aris.

Penjelasan pak Bambang pada Harjoyo jelas Parno pun mengerti dan membantu dengan cepat mengaduk semen dan pasir. Seminggu kamar dhe Malem sudah jadi tapi masih kotor dan kasar. Mereka kerja lembur siang malam Harjoyo dan Parno tidur dekat gudang tempat dhe Malem tidur, karena dua bulan lagi akan puasa dan Arispun akan ujian jadi pekerjaan itu harus dikebut. Minggu ke dua kamar Aris jadi berikut anak tangganya , pak Bambang minta di finishing dulu biar nyaman pengelolaannya. Pas satu bulan selesai pengerjaannya.

Bu Sariyah syukuran dengan membuka tratag untuk pengajian ibu-ibu di jalan depan rumah dan merenovasi warungnya dengan do’a para pengajian. Aris nyaman sekali belajar dikamarnya tidak terdengar berisik dan bisa mengatur waktu untuk membantu ibu dan bapaknya.

Pak Kamto boss nya pak Bambang datang menengok mengucapkan selamat serta menanyakan angkotnya jadi di beli apa tidak dan pak Bambang menyatakan jadi tapi menunggu istrinya yang mengatur keuangannya. Karena pak Bambang masih sibuk mengurusi renovasi rumahnya jadi belum bisa narik penumpang maka angkotnya dipakai orang lain dulu .

Pak Bambang menyetujuimya sejak awal sehingga tidak mengganggu kegiatan pekerjaan boss Kamto.

” Pak angkotnya biar dipakai orang dulu gak apa-apa karena sebentar lagi masukin Aris ke SMA mungkin sesudah beres Aris baru bisa saya beli angkotnya” jelas pak Bambang pada pak Kamto.

” Ya sudah kalau begitu tidak saya tawarkan ke orang lain lagi pak, hanya nunggu kabar sampeyan ” Kelihatannya sudah deal pembicaraan mereka dan pak Kamto pulang sambil pesan nasi goreng babat. Aris ujian SMP satu Minggu tukang berhenti dan dilanjut lagi selesai Aris ujian. Harjoyo melanjutkan perbaikan depan warung dan di dag nyabung dengan kamar Aris dan ruang jemuran buat gudang bahan baku .

Sebelum memasuki bulan Romadhon harus sudah selesai pembangunannya. Gudang yang dulu dekat kamar Aris dan ibu kini buat ruang keluarga dan kamar makan. Kamar Aris yang dibawah kini jadi ruang tamu dan mushola kecil, serta kamar mandi .

Kamar bapak dan Ibu kepotong dikit buat mushola dan dirapikan serta dicat saja. Bulan Romadhon akhirnya tiba Aris sangat rajin beribadah dan banyak berdoa agar diterima di SMA Favorite di Semarang ini , Aris juga rajin membantu di warungnya.

Melayani pembeli karena berpuasa maka aktivitas ramai pada pukul 11.00 sampai 21.00 dan jelang saur pukul 02 sampai subuh . Pagi itu mas Arifin datang dan menawarkan hadiah karena bu Sariyah melampaui target penjualan food and drink, bu Sariyah memilih freezer untuk daging dan ayam serta ikan karena peminatnya banyak. ” Bu hadiahnya akan dikirim minggu depan dengan pintu rendah bukaannya tinggal sorong saja. ” Bu Sariyah senang sekali dan mengatur tempat freezer tersebut dekat sayuran.

Dua hari kemudian mas Penky datang mengisi dan menagih balanja bu Sariyah sambil menawarkan roti kaleng buat lebaran akan distock di warung seperti tahun-tahun lalu, mas Penky yang menata sendiri dan dibantu pak Bambang memasang baliho ucapan Selamat menjalankan ibadah puasa Romadhon bersama Roti kesukaan Rakyat.

Mas Penky membantu cat untuk rumah bu Sariyah beserta tukang catnya sebagai hadiah kerjasamanya tahun ini. Dhe Malem membuatkan nasi goreng babat karena mas Penky tidak berpuasa.

” Matur nuwun dhe Malem nasi goreng dan teh hangatnya.”

“Gih sami-sami mas Penky ” Dhe Malem membalas ucapan itu sambil membuat sayur lodeh dansambal tomat, mbak Erna pesan untuk dibuatkan tahu isi buat takjil mushola 50 buah dan juice melon 50 gelas pesanan akan diambil jam 17.00 jelang buka puasa. Mbak Darna temannya mas Penky juga datang , dia sudah tidak jualan makanan kering tapi beralih ke fashion melihat warung tokonya Bu Sariyah yang sudah penuh dagangan mbak Darna bingung mau diletakkan dimana dagangannya. karena butuh tempat yang cukup besar.

Mbak Darna melihat halaman sebelah kanan dekat parkiran sepeda motor yang dulu tempat parkir angkot pak Bambang, tapi tak mungkin meminta Bu Sariyah untuk membangunnya hanya untuk fashionnya.

” Bagaimana mbak Darna..? ” tanya Bu Sariyah. Yang ditanya mala glagepan,

” Iya dagangan fashion ini akan saya taruh mana ya buk….tempatnya penuh…?”

” Kalau mau itu dekat makan nasi goreng ada tapi ibu tak punya etalasenya “. Mbak Darna mengeceknya dan memang bisa untuk menaruh dagangannya dia lalu mengukurnya dan segra pulang mengambil etalasenya serta memilih apa saja yang akan ditampilkan di etalase tersebut.

Mas Penky lega karena Darna sudah mendapatkan tempat untuk dagangannya dan minta pamit untuk memutar kepelanggan lainnya.

” Sar…apa mas Penky karo Darna kuwi pacaran to..? kok perhatiane banget marang Darna…” dhe Malem tanya sama bu Sariyah.

” Emboh dhe…ketoke pacaran tapi yo mboh..ding ..sesok takokno yen mrene dhe..”

” Walaaaah tak kiro awakmu ngerti..yo wislah disawang wae..yong..yong….” Dhe Malem ketawa sendiri, sedangkan bu Sariyah ngekek untung gak ada orang tadi , pikir bu Sariyah.

Jam 11 Aris berangkat ke sekolah mengambil hasil kelulusan. Hatinya dag..dig..dug.. dan memeluk ibunya minta restu bersama teman-teman Aris menuju sekolahan, mereka semua pada cemas memasuki kelas, ketika wali kelas masuk keadaan mendadak sunyi mencekam, wali kelas memberikan nasihat dan mulai memanggil satu-satu muridnya sambil memberikan amplop hasil ujian .

” Aku lulus brooo…..” teriak Kasan teman sebangku Aris sambil memeluknya…Aris takut membuka amplop tersebut dan Marlina yang membuka pelan-pelan…

” Haaahhhh…..??..” teriakan Marlina membuat streees Aris. ” Kamu lulus Riisssss….” air mata Aris langsung keluar karena bahagia.  Mereka pada mewek , Kasan menyemprot baju Aris dengan cat pilox dan beberapa orang menyemprot warna warni , klas Aris lulus 100%.


Warung Sayur Bu Sariyah

Warung Sayur Bu Sariyah

Status: Ongoing Tipe: Author: Dirilis: 2018 Native Language: Indonesia
Sariyah hatinya meradang, anak lelakinya minta uang saku untuk sekolah belum bisa memberi sementara suaminya ngorok gak bangun-bangun , terpaksa ia harus ngutang tetangga sebelah untuk memberi bekal anaknya yang masih kelas SD kelas - 5. Sariyah sudah malas bertengkar setiap harinya.....malas pula membangunkan suami yang cuwek dan gak bisa diharap, dia lari ke bu Marzuki meminta kerjaan apa saja asal dia bisa makan, Bu Marzuki menyuruhnya ke pasar untuk berbelanja dia mencatat belanjaan dan uang pemberian bu Marzuki, ketika ia keluar bu Yusuf minta dibelikan udang satu kilo beserta uangnya,  Mbak Ratna minta dibelikan jamu dan bawang merah. Sariyah langsung ke pasar mencarikan belanjaan mereka disinilah kehebatan Sariyah yang pandai menawar dan bisa memberikan untung dirinya, dari tiga ibu yang menitipkan belanja dia dapat mengantongi keuntungan 5000 rupiah, dia membelikan nasi bungkus untuk suaminya, dan segelas teh hangat. Sariyah langsung menuju Bu Marzuki memberikan pesanannya, juga bu Yusuf dan Mbak Ratna. mereka memberikan uang karena Sariyah mendapatkan barang yang bagus dan sehat.Mereka semua menginginkan Bu Sariyah membelanjakan sayuran dan bahan makannya setiap hari

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset