Warung Sayur Bu Sariyah episode 14

Musim Kemarau

Aris terbangun dari tidur mendengar teriakan toollong…. tolllong… Ternyata rumah mbak Ratna kebakaran, karena lupa mematikan kompor . Api tak sampai menjalar karena warga Halmahera yang tanggap bencana segera mematikan api. Mbak Ratna yang pucat pasi ditolong bu RT Adnan, bu Sariyah memberikan minuman teh hangat agar mbak Ratna tenang. Kejadian waktu jelang subuh membangunkan warga .

” Kok sampai lupa mematikan kompor to jeng..? ” tanya bu Adnan.

” Iya buk tadi waktu mau mematikan sudah saya kecilkan apinya, tapi karena saya pingin kebelakang tak tertunda dan perut ini melilit banget karena deare dan saya tinggal tidur”. Sambil nangis mbak Ratna memeluk anak lelakinya yang sudah masuk SMP.

” Buk sudah aman, ibuk gak usah nangis, Yunita ada di bu Sariyah sedang mandi mau sekolah, tempat sudah rapi lagi buk, Fatur dan bapak yang beresin, ayuk kita pulang buk. ” pinta Fatur anak sulung mbak Ratna.

” Iya nak, ibu ajak Yunita pulang juga, matur nuwun Sariyah, bu RT Adnan atas bantuannya” . Bu Adnan tersenyum dan berucap ,” Iya mbak Ratna sudah menjadi tanggung jawab kami selaku RT yang melindungi dan ngayomi warganya ” . Bu Adnan memberikan makanan yang dititipkan bu Sariyah untuk sarapan. Aris yang memperhatikan warga dari loteng dan sambil memvideokan lewat hape melihat mbak Ratna, Yunita, Fatur dan suaminya mbak Ratna mas Farhan bersalaman mengucapkan terima kasih pada warga lalu masuk rumah.

Mbak Ratna menangis almari makannya kebakar juga pakaian yang belum di seterika ikut kebakar, genting rumah bolong , ruang dapur ludes atapnya kebakar ditambah ruang seterika yang juga kamar Fatur , untung pakaian-pakaian Fatur dan buku-bukunya cepat diamankan .

Musim kemarau tahun ini amat panjang tak kunjung berganti padahal harusnya sudah masuk musim hujan mengakibatkan mata air pada berhenti, ditambah PDAM juga sering mati membuat masyarakat kota Semarang kacau…air sumurpun ikutan kering,debu beterbangan sehingga pernafasan terganggu…

Kelurahan mendatangkan air bersih dari luar kota dan mendapat respon yang luar biasa persediaan tetap harus terpenuhi. Aris berangkat sekolah setelah sarapan, ibuknya masih mengatur jualan dan mas Pengky datang mengirimkan pesanan yang baru saja diorder bersama istrinya mbak Darna sambil membawa alat-alat keperluan dapur ,

” Waah penganten baru sudah siap kerja lagi, bagaimana mbak kabarnya? “. Bu Sariyah menyambut mbak Darna dan mas Pengky dengan senang hati.

” Terima kasih buk, kami baik-baik saja dan seminggu ini kami akan urus rumah kos dulu biar nyaman sambil cek dagangan buk.. tolong bantu gih..? ”

” Oh iya mbak gak apa, kosnya sudah disiapin pak Sastro nanti bisa dilihat. “.

Mas Pengky menyelesaikan pekerjaannya membantu bu Sariyah, baru kemudian menemui pak Bambang karena akan mengurus kosan.

” Pak Bambang sugeng enjang” kata mas Pengky sambil menjulurkan tangan.

” Alhamdulillah Slamet pagi mas Pengky piye mau urus kosan sekarang? “.

” Inggih pak, mau ke pak Sastro dulu.. “.

“Oh ya …mari tak bantu sudah ditunggu -tunggu pak Sastro lo…!? “.

” Gih pak, matur nuwun ” . Mereka bertiga pak Bambang, Mas Pengky dan Mbak Darna berjalan kaki ke rumah kosan dan menemui pak Sastro. Dengan senang hati pak Sastro menunjukkan kamar yang tinggal satu itu.

” Ya tinggal ini mas yang tiga sudah terisi, dan yang ini ada tempat masaknya tapi gak ada kompor dan lainnya, cari sendiri ya mas ?”

” Harga masih seperti dulu kan pak? “.

” Iya mas, 500 ribu satu bulan dan listrik bayar sendiri karena perkamar sudah dipisah-pisahkan listriknya sesuai keinginan sedangkan airnya nanti urunan bareng saya.. nah mas silahkan di cek dan dimasukkan barangnya, ini dipannya seadanya cukup untuk dua orang dan di tambah babby he… he…. Lemarinya juga cukup lumayan besar dan berkaca juga jadi gak perlu kaca rias ..monggo mbak Darna silahkan ini kunci kamarnya untuk pembayaran sama bu Sastro njih “.

Mas Pengky dan mbak Darna mengecek lemari dan lainnya , lalu meminta izin membawa mobil boxnya yang tadi di pak Bambang dibawa masuk ke kosan yang cukup besar halaman depannya.

Mbak Darna memasukkan pakaian, kompor gas magig com, gelas, piring, penggorengan, mangkok yang jumlahnya tak begitu banyak sesuai kebutuhan dan televisi kuno merk sharp pemberian pakdhenya Darna di Solo ditaruh diatas meja televisi, dua buah ember besar buat mandi dan mencuci . Selesai menurunkan barang mas Pengky pamit untuk melanjutkan pekerjaan , pak Bambang pamit mbak Darna membereskan kosan.

Kursi lincak panjang yang dibawakan bapaknya mas Pengky di taruh di depan kosan yang masih ada sedikit teras buat santai. Jemuran kecil juga ditaruh depan kosan seperti kosan lainnya. Dispenser hadiah perkawinan dari kakaknya mas Pengky belum dipasang karena keburu kerja mbak Darna kehausan terpaksa membeli air mineral di bu Sariyah sekalian berbelanja beli beras dan telur serta mie instan.

Air mineral di bu Sariyah ternyata habis diborong kantor kelurahan. Akhirnya mbak Darna minta es teh sekalian makan siang. Mas Raka pulang dari Dinas Rumah Sakit kaget melihat mbak Darna.

” Waaah.. pengantinnya sudah siap kerja lagi, kapan bukanya mbak? ” tanya mas Raka.

” Besok Senin, masih nunggu tiga hari lagi”

” Tapi saya boleh pesen baju koko sekarang kan mbak? ”

” Iya gak papa, mau pesen berapa buah? “. ” Untuk saya saja kok mbak, buat Jumatan”

” Senin besok datang barangnya macam-macam juga modelnya bagus-bagus, nanti saya kabari deh mas”. Mbak Darna senang karena usaha pakaiannya yang diambil di Solo laku banget di Semarang bahkan pada kolakan di mbak Darna, cuma sayang mbak Darna gak ada tempat yang lebar buat usahanya yang masih nempel di bu Sariyah. Jam 17.30 mas Pengky sudah pulang dan langsung mengisi dispenser dengan air galon yang sudah disiapkan dan disetel dingin , rasa haus yang amat sangat karena siang yang amat panas dan meminum air yang dingin terasa segar sekali.

” Sory ya dik, mas lupa nuang tadi ”

” Ya mas, besok lagi jangan lupaa… haus nih tenggorokan. “. Darna mengingatkan suaminya agar jangan lupa lagi menuang air galon. Bu Sastro datang dan menyerahkan kwitansi. ” Bu maaf kalau saya bayar tiga bulan sekalian gak apa kan? ”

” Gak apa mas, tapi kwitansinya tetap satu bulan satu bulan, jadi ini langsung bayar Rp1.500.000 begitu? ”

” Inggih ngaten buk “.

” Ya , ini kwitansinya tiga lembar untuk bulan Juni, Juli, dan Agustus. ” Bu Sastro memberikan kwitansi pada mbak Darna sambil memberikan buah apel merah enam buah agar segar kembali badannya. Mbak Darna mengucapkan terima kasih pada bu Sastro karena sudah menyiapkan kosan untuknya.

Pengerukan sungai di Halmahera dilakukan intensif setiap jelang musim hujan dengan bergotong royong dan memakai alat berat cepat teratasi, pohon-pohon yang mengganggu daunnya serta ketinggiannya dipangkas , pak RT Adnan membagi kelompok kerja bakti tiap bulan sekali sehingga kebersihan sungai berlangsung terjaga. Setiap kegiatan Aris meliputnya dan ke kelurahan untuk melaporkan hasil liputan tersebut agar dikoreksi dan disiarkan di TVku sebagai kegiatan warga yang intensive.

Aris sangat aktif di kegiatan Remaja dan memberi masukan berbagai kegiatan kemasyarakatan . Di sekolah Aris juga termasuk Remaja yang sarat prestasi mengenai lingkungan dan kemasyarakatan. Aris mulai sering melalukan wawancara perihal kegiatan Remaja di radio dan melakukan tanya jawab tentang lingkungan hidup, khususnya musim kemarau ini yang jelang musim penghujan.

Pak Bambang menonton tayangan di TV rasanya bangga banget pada anaknya gak nyangka Aris yang kecil suka marah kini semakin dewasa dan bisa mengendalikan diri serta menjadi panutan bukan Aris yang selalu merengek minta uang jajan tapi Aris yang berbudi luhur.


Warung Sayur Bu Sariyah

Warung Sayur Bu Sariyah

Status: Ongoing Tipe: Author: Dirilis: 2018 Native Language: Indonesia
Sariyah hatinya meradang, anak lelakinya minta uang saku untuk sekolah belum bisa memberi sementara suaminya ngorok gak bangun-bangun , terpaksa ia harus ngutang tetangga sebelah untuk memberi bekal anaknya yang masih kelas SD kelas - 5. Sariyah sudah malas bertengkar setiap harinya.....malas pula membangunkan suami yang cuwek dan gak bisa diharap, dia lari ke bu Marzuki meminta kerjaan apa saja asal dia bisa makan, Bu Marzuki menyuruhnya ke pasar untuk berbelanja dia mencatat belanjaan dan uang pemberian bu Marzuki, ketika ia keluar bu Yusuf minta dibelikan udang satu kilo beserta uangnya,  Mbak Ratna minta dibelikan jamu dan bawang merah. Sariyah langsung ke pasar mencarikan belanjaan mereka disinilah kehebatan Sariyah yang pandai menawar dan bisa memberikan untung dirinya, dari tiga ibu yang menitipkan belanja dia dapat mengantongi keuntungan 5000 rupiah, dia membelikan nasi bungkus untuk suaminya, dan segelas teh hangat. Sariyah langsung menuju Bu Marzuki memberikan pesanannya, juga bu Yusuf dan Mbak Ratna. mereka memberikan uang karena Sariyah mendapatkan barang yang bagus dan sehat.Mereka semua menginginkan Bu Sariyah membelanjakan sayuran dan bahan makannya setiap hari

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset