Warung Sayur Bu Sariyah episode 16

Virus Corona

Berita mengenai virus corona amat gencar sekali , Aris yang mendapat tugas sebagai pertukaran pelajar antara Indonesia Malaisya ditunda keberangkatannya harusnya minggu depan Aris berangkat bersama gurunya setelah mendapat kabar dari dinas pendidikan dan dinas kesehatan, bahkan merupakan bahaya buat dunia. Aris menyadarinya paspor dan visa Ia simpan kembali bahkan jemaah haji belum diizinkan masuk ke Arab Saudi, bu Sariyah mendengarkan berita dari televisi dan membaca tulisan yang akan dikirim di koran IKLIM memberikan ulasannya juga penjelasannya dan menunggu kabar sampai kapan jemaah haji bisa pulang serta menunggu kabar terbaiknya.

Aris mencari informasi berita dari dalam dan luar negeri bahayanya virus corona yang berasal dari Wuhan Tiongkok . Walikelas Aris ibu Amira menerima keputusan kepala sekolah dengan lapang dada dan tetap akan membimbing Aris Munandar dalam pendidikan, Bu Amira bertandang ke rumah pak Bambang dan menyampaikan kabar mengenai ditundanya keberangkatan Aris ke Malaisya, bu Sariyah malah senang..

” Iya bu Amira saya takut kalau ada masalah nantinya” rupanya bu Sariyah cukup paham dengan pemikirannya yang positip, Bu Amira segera pulang karena bu Sariyah masih melayani pembeli dan harus bolak balik meninggalkan bu Amira, ketika pulang bu Sariyah memberikan oleh-oleh sekoteng dan bu Amira sekalian belanja di warung sayur bu Sariyah yang lengkap.

Aris tak masalah dengan ditundanya keberangkatannya ke Malaisya, untung dia gak cerita pada sahabat-sahabatnya hanya ibuk dan bapaknya saja yang dikabari ,

“Ini merupakan kejadian luar biasa dan harus berhati-hati karena kontak secara langsung fisik dapat tertular, saat ini virus tersebut sudah melanglang buana berhati-hatilah kemanapun anda pergi pakailah masker agar terhindar dari udara luar di Jakarta sudah ada dua pasien yang terinfeksi nama-nama masih dirahasiakan, begitu Aris Munandar memberikan artikel di IKLIM, informasi Aris amat menakutkan serta meresahkan masyarakat.

” Buk jaga kebersihan, dan cuci tangan jika akan dan selesai aktivitas apapun, percaya pada Allah tuhan kita apapun bisa terjadi kalau Allah menghendaki, shollat lima waktu itu minimal kita lakukan setiap hari karena kita harus cuci tangan, cuci muka, berkumur, cuci kaki agar terhindar dari virus dan berdoa minta ampun kepada Allah atas kesalahan makan kita yang ngawor dan meminta petunjuknya agar diberikan kesehatan dan dilindungi negara kita dari virus supaya terbebas dari penyakit .

Aris mengutip artikelnya dan membuat pamflet cara terhindar dari virus corona, lalu diberikan ibunya untuk disebarkan pada pelanggan toko bu Sariyah. Dhe Malem pulang dan sudah sampai Semarang, Aris menjemputnya di terminal, Asih menantunya yang menggantikan dhe Malem senang sekali karena yang ahli masak sudah datang dan saat ini sedang menanti kedatangan Aris dan dhe Malem.

Bu Sariyah membagi pamflet kepada langganan tokonya, ” Terima kasih bu, Bagus sekali berita ini membuat tenang masyarakat dan merobah pola hidup kumuh jadi pola hidup sehat dan bersih”. Pak Lurah Kalicari mengundang ketua IKLIM pak Marwanto dan ketua Semarang Sejahtera mas Ruli, berhubung mas Ruli sedang ujian semester maka Aris sebagai wakil ketua untuk mengikuti gerakan warga masyarakatnya saat dilakukan lomba kebersihan dan kenyamanan seusai membaca pamflet-pamflet dari IKLIM , bersama pak Joko juga mengomandani kebersihan di wilayah kelurahan Kalicari, sungai dipinggiran simpang lima Tlogosari menjadi bersih dan lancar .

Karena tulisan Aris yang menegangkan dan pamflet-pamflet solusinya yang mengena serta mudah dibaca masyarakat maka pak Marwanto mengajak Aris Munandar untuk menyaksikan siaran pers Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta tentang Klarifikasi Atas Beredarnya Foto Slide Presentasi Kewaspadaan Corona Virus Disease 2019 di DKI Jakarta. Dengan menggunakan pesawat pukul 06.45 Garuda Indonesia membawa Aris dan pak Marwanto menuju Soekarno Hatta di Jakarta .

Ibu Amira membaca surat izin hari ini disertai foto tiket pesawat Garuda Indonesia yang dikirim ke WA bu Amira. Aris mengirimkan pesan rekaman suara juga untuk pamit berangkat jelang take off. Pak Bambang dan bu Sariyah tidak bisa mengantar anaknya karena dadakan, tapi memang Aris melarang orang tuanya juga mengantar ke Bandara Ahmad Yani karena amat repot dengan aktivitas paginya.

Bu Marzuki belanja dan bertanya pada dhe Malem, ” Mas Aris enggak sekolah to dhe, kok pagi tadi di jemput sama bose? ”

” Iya mas Aris ada tugas katanya ke Jakarta, tapi katanya besok sudah pulang kok Bu Marzuki “.

” loh kok cepet sekali, laaa.. bu Sariyah kemana dhe kok gak kliatan? “.

” Sariyah lagi mandi, tu adane pak Bambang masih ngepel, biasanya mas Aris yang ngepel, bu Marzuki belanjanya taruh sini saja biar nanti diketik Sariyah”.

” Wah kemajuan dhe, ada mesin hitungnya”. Bu Marzuki langsung memasukkan belanjanya dalam tas belanja.

Bu Sariyah sudah selesai mandi dan sudah rapi, bu Marzuki mengucapkan selamat atas berangkatnya Aris ke Jakarta, bu Sariyah bingung ,

” Loo… dari mana bu Marzuki tahu..? ”

” Dari dhe Malem, tadi waktu nunggu sampeyan mandi….. ” bu Sariyah tersenyum saja sambil ngucapkan terima kasih.

” Senang ya bu, Aris begitu hebat.. “.

” Alhamdulillah bu Marzuki Gusti Allah sudah menuntun jalannya semoga Aris bisa jaga diri, doakan ya bu…!? “.

Bu Marzuki meng iya kan dan senang melihat bu Sariyah menjumlah pembeliannya dengan mengetik angka hitung dan menjumlahnya serta menyobeknya dan diberikan ke bu Marzuki.

” Kemajuan ya bu, lebih mudah menghitungnya dan lebih cepat”. Lalu bu Marzuki membayarnya dengan uang pas.

” Iya bu Marzuki ini hadiah dari mas Arifin, selesnya food and drink alhamdulillah karena selalu nutup target”. jelas bu Sariyah.

” Lo bu, apa semua pembelian bisa di bon “. tanya bu Marzuki. Dan dijawab bu Sariyah : ” Dulu bisa ngebon dulu, baru seminggu dilunasi kalau sekarang sulit dan harus sesuai pesanan tambah kikrik… tapi semua bisa diolah dan diatur mas Arifin maupun mas Pengky asal tutup target dan selalu lunas pasti dimudahkan.. la wong seles juga sering nitip barang biar tutup targetnya makanya harus kerja sama dengan bakule… gitu buk “,  bu Sariyah tertawa dan bu Marzuki ikut tertawa.

” Pandai-pandainya kita menyiasati dagang yang baik ya buk” celethuk mbak Darna yang dari tadi memperhatikan pembicaraan sambil memilih sayuran dan ikan.

” Inggih mbak Darna, sekarang mas Pengky agak siangan ya mbak datangnya ?”.

” Iya bu Sariyah, sekarang ditambahin aturan kerjanya untuk meng administrasikan sendiri bahan bakunya dan targetnya dinaikkan lagi, maka saya ikut mbantu juga”. Mbak Darna segera pulang, bu Marzuki masih di warung menunggu nasi goreng babat buatan dhe Malem yang ngangenin dan langsung di makan di tempat.

Jam delapan malam Aris sudah pulang, pak Bambang menyambut pak Marwanto , Aris minta dibuatkan nasi goreng babat dua porsi dan meminta dibuatkan untuk Gozali dan pak Joko serta Marlina. Ternyata pak Joko gak bisa hadir dan mas Ruli yang datang, Marlina minta di bungkuskan nanti waktu pulang saja karena perutnya masih kenyang.

Rapat di mulai di lantai 2 di kamar Aris membicarakan oleh-oleh dari Jakarta dan yang lainnya. Rapat cuma setengah jam dan semua langsung pulang.

” Lo…. gak minum dulu to lee..? Bu Sariyah menanyakan pada anaknya.

” Gak buk, diatas sudah ada air mineral dan memang Aris gak nyuruh dhe Malem buat minuman kok buk?! “.

Bu Sariyah langsung menghitung uangnya di kothak uang karena mas Arifin telpon minta tolong di panjeri dulu produk sosis ikan terbaru yang kemarin buat sampling ternyata banyak yang suka produk olahan ikannya. Bu Sariyah menyiapkan untuk esok hari dan sudah disiapin order untuk besok pagi.

” Alhamdulillah buk, tanggal 14 Maret 2020 pemerintah Arab Saudi sudah membuka kembali Jemaah haji ke Mekah dan hari ini sudah bisa dipulangkan jemaah haji yang kemarin ditunda kepulangannya “, kata Aris se usai rapat.

Pak Bambang mendengarkan cerita Aris tentang hasil mengikuti Siaran Pers di Jakarta. Bu Sariyah lega karena jamaah haji sudah bisa pulang ke kampung halamannya.


Warung Sayur Bu Sariyah

Warung Sayur Bu Sariyah

Status: Ongoing Tipe: Author: Dirilis: 2018 Native Language: Indonesia
Sariyah hatinya meradang, anak lelakinya minta uang saku untuk sekolah belum bisa memberi sementara suaminya ngorok gak bangun-bangun , terpaksa ia harus ngutang tetangga sebelah untuk memberi bekal anaknya yang masih kelas SD kelas - 5. Sariyah sudah malas bertengkar setiap harinya.....malas pula membangunkan suami yang cuwek dan gak bisa diharap, dia lari ke bu Marzuki meminta kerjaan apa saja asal dia bisa makan, Bu Marzuki menyuruhnya ke pasar untuk berbelanja dia mencatat belanjaan dan uang pemberian bu Marzuki, ketika ia keluar bu Yusuf minta dibelikan udang satu kilo beserta uangnya,  Mbak Ratna minta dibelikan jamu dan bawang merah. Sariyah langsung ke pasar mencarikan belanjaan mereka disinilah kehebatan Sariyah yang pandai menawar dan bisa memberikan untung dirinya, dari tiga ibu yang menitipkan belanja dia dapat mengantongi keuntungan 5000 rupiah, dia membelikan nasi bungkus untuk suaminya, dan segelas teh hangat. Sariyah langsung menuju Bu Marzuki memberikan pesanannya, juga bu Yusuf dan Mbak Ratna. mereka memberikan uang karena Sariyah mendapatkan barang yang bagus dan sehat.Mereka semua menginginkan Bu Sariyah membelanjakan sayuran dan bahan makannya setiap hari

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset