Sariyah Center memberitahukan tentang vaksinasi yang di lakukan bapak Presiden Republik Indonesia Bapak Insinyur Joko Widodo sebagai uji coba kelayakan vaksinasi yang akan dilakukan secara bergelombang dari usia rentan 60 tahun ke atas yang penuh resiko. Asih pingin sekali pulang karena amat rindu dengan saudara-saudaranya , Aris memberikan pulsa untuk berkomunikasi lewat videocall . Asih senang sekali dapat bertemu walaupun secara virtual bisa melepas rindu.
Asih : ” Piye..uang kirimanku apa sudah sampai dan sudah diterima mak-e ?”
Lek Gun : ” Sudah…sudah diterima….ini Mak-e mau ngomong sama kamu ”
Mak-e : ” Sih..la kamu kok jadi putih kulitannya, Lek Gun pangling lihat kamu…”
Asih : ” Mak-e ini karena lampunya terang…Asih mah biasa saja asline hitam yo tetep hitam to Leek….”
Lek Gun : ” Owh lampu to… ”
Mak-e : ” Uang sudah aku terima lewat Lek Gun, temenmu Watik, Taslimah, dan Banu sudah meninggal terpapar covid-19 padahal sudah pakai masker dan helm muka, kayak kamu itu tetep meninggal… kasihan sekali Sih”.
Asih : ” Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan keiklasan”. Asih pamit karena ada yang minta bantuan dan Asih yang bertanggung jawab mencatat dan mengukur suhu tubuhnya. Ternyata bu RT Adnan yang menanyakan bu Sariyah sekeluarga sudah selesai belum dengan isolasi mandirinya.
Bu Adnan : ” Asih pemeriksaan terakhir pak Bambang bagaimana hasilnya..?”
Asih : ” Siang ini bu, kalau hasilnya negatif bapak akan cek persediaan bahan baku katanya”.
Bu Adnan : ” Ya ndak papa, biar istirahat dulu” Lalu Bu Adnan balik ke rumahnya lagi.
Pak Bambang sekeluarga baru pulang dari rumah sakit untuk pemeriksaan swab antigen dan dinyatakan negatif.
Aris : ” Bapak sudah tenangkan sekarang…yang perlu bapak perhatikan adalah prokes singkatan dari protokol kesehatan, bapak kan selalu baca artikel yang Aris tempel di papan pengumuman Sariyah Center ataupun diharian IKLIM dan Aris unggah pula di tacebook lewat Semarang Sejahtera. Bapak jaga jarak dan jangan sampai lepas masker walaupun di rumah karena kita ini melayani jadi harus benar-benar safety dalam melakukan suatu perbuatan, aktifitas atau pekerjaan maka setiap orang selalu menjaga dirinya dari kecelakaan atau potensi bahaya dengan menggunakan atau memakai alat perlengkapan safety.
Pak Bambang : ” Iya Lee…bapak kemarin terlalu ceroboh terima orderan dari bos Kamto, yang selalu menanyakan pembelian mobilnya”.
Aris : ” Masa pandemi begini sulit di prediksi kalau bos Kamto mau jual mobil ya sudahlah pak, nanti kalau dibutuhkan kita beli yang lain saja”
Sariyah : ” Iyo pak, gak usah kemrungsung urusan sama bos Kamto di setel kendo wae…”.
Notifikasi facebook dari Marlina berbunyi yang menanyakan kesehatan Aris yang kini menjadi Ketua Semarang Sejahtera, Aris meminta Keluarga berfoto bersama dan mengirimkan foto tadi beserta keterangan : Kami baik-baik saja dan hasil tes negatif , terima kasih atas doa semua sahabat Semarang Sejahtera yang saya minta saudaraku demikian juga sehat-sehat saja. Foto tersebut langsung di unggah Marlina dan di edit Gozali yang ditanggapi pak Joko ayahnya mas Ruli : ” Alhamdulillah anakku Aris Munandar beserta keluarga selalu sehat. Dan diikuti komentar yang lainnya termasuk Bu RT Adnan.
Asih sedang membersihkan kaca dan bahan metal yang mudah menularkan covid dan membungkus dengan plastik yang barusan dibeli Aris biar mudah membersihkan.
Aris : ” Ehhh bukan begitu cara menempelkannya….nah begini..kalau tadi terbalik dan sulit membersihkannya juga , naaah..begini yang benar…coba sekarang di lap pakai kain dan disemprot pakai disinfektan spray…mudahkan..?!”.
Asih : ” Iya mas, makasih ya”.
Bu Sariyah mendapat pesan dari mas Arifin karena bos food and drink akan menyumbang Sariyah Center dan sekarang dalam perjalanan ke rumah. Bu Sariyah menyuruh Asih siaga dan menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat. Aris yang masih bergurau dengan bapaknya sambil membuka laptopnya dan melihat-lihat penyebaran virus corona di negara India yang merupakan negara produsen dan pengekspor vaksin covid-19 terbesar di dunia kini malah mengimpor.
Suara air phone terdengar memaksa Aris maupun pak Bambang turun dan melihat cctv ternyata ada bantuan yang diterima Bu Sariyah , Aris menuju rumah pak RT Adnan untuk meminta bantuan bersama pak Marzuki.
Pak Abdullah Siregar direktur Lesanpuro food and drink memberikan bantuan uang tunai Rp 43 jt beserta beras 5kg sebanyak satu truck+ mi instan 30 dos, gula, kopi, minyak goreng dan air mineral juga minuman segar 30 karton dan masih banyak yang lainnya. Mas Gandung yang barusan pulang ikut membantu mengangkut ke dalam gudang. Pak Abdullah berbincang dengan Aris dan di video pak Bambang dengan durasi 15 menit. Aris menanda tangani bantuan tersebut. Pak Abdullah Siregar berempati dengan Semarang Sejahtera.
Abdullah S : ” Ternyata mas Aris masih amat muda, dan baru lulus SMA…apa sudah mendaftar kuliah..?”
Aris : ” Sudah pak saya masuk Undip di Politik”
Abdullah : ” Bagus mas , sangat dibutuhkan ahli politik macam panjenengan yang berjiwa sosial dan berbudi pekerti yang positif”. Pak Abdullah meminta nomor hape Aris dan menyimpannya .
Aris : ” Terima kasih pak , atas kedermawanan bapak yang amat berarti bagi kami semua”. Gozali dan Marlina datang ikut membantu lalu berfoto bersama Bu Sariyah dan Pak Bambang, Aris dan Pak Abdullah Mas Arifin pamit bersama Pak Abdullah dan berpesan pada Aris , : ” Jangan lupa hubungi saya nanti malam”. ” Injih pak suwun”. Pak Bambang masih belum boleh bekerja berat angkat junjung agar daya tubuhnya membaik dulu.
Pak Marzuki : ” Sudahlah pak kami berempat cukup kuat memindahkan bahan baku ini , pak Bambang istirahat saja , nanti kalau mas Aris lihat malah blaik loo…”.
Pak Bambang : ” Yo wis tak nonton wae….karo nyoting polah-e panjenengan-panjenengan”. Tahu kalau dishooting mas Gandung eksen memindah beras sambil engklek lalu mengajak ber tik tok menata beras secara estafet sambil bergoyang, mbak Erna yang melihat suaminya bergoyang jadi geli dan kelihatan guyub dan bersatu tapi jaga jarak dan bermasker.
Pak Marwanto melihat video tik tok nya pak Bambang yang di unggah di Semarang Sejahtera jadi ikut-ikutan bergoyang dengan anak dan cucunya serta istri tercinta memakai bantal , lalu ketawa dan bantalnya jatuh. Bu Sariyah membagikan minumas segar dan membuatkan mendoan.
Pak Bambang tak bisa tidur lalu naik ke kamar Aris karena terbayang kejadian Negara India yang di hantam tsunami covid-19 gelombang ke 2 , kematian dimana-mana , di pinggir jalan, di taman, sedang bekerja, lagi berduaan dengan si do’i tiba-tiba sesak nafas dan kejang kejang mencari oksigen sampai akhirnya meninggal dunia.
Aris yang sedang diskusi secara virtual dengan 3 admin , pak Joko dan ketua IKLIM Pak Marwanto, pak Bambang mendengarkan tentang gempa bumi, badai, dan pencairan es di Antartika membuat dada ini panas dan tegang.
Pak Bambang : ” Maaf Le…kok dunia ini jadi aneh begini ya…?” Aris yang membawa pak Bambang duduk di sampingnya dan ikut mendengarkan saja.
Aris : ” Perkenalkan ini bapak saya pak Bambang mungkin ingin mengadu tentang corona virus yang ada di India, betul begitu pak ?”
Pak Bambang : ” Iya..betul sekali…saya ngeri melihat mayat disana-sini, mengapa bisa begitu…?”
Pak Marwanto : ” Begini pak Bambang, India yang saat itu sedang merayakan ritual keagamaan dan mereka tidak menggunakan masker maupun face shield, sebenarnya cuma mencuci muka tetapi prakteknya mereka malah mandi nyebur di sungai Gangga yang konon dianggap suci, maka air itu jadi tercemar covid dan seluruh masyarakat yang mandi maupun sedang kumpul-kumpul terjangkit secara besar-besaran dan akibatnya timbul varian covid yang lain dan berjumlah ribuan, tak heran kalau negara ini meledak di gelombang kedua ini.
Aris : ” Dan pada gelombang ke 3 akan lebih seru lagi…karena pada tidak patuh prokes dan masih rewelnya warga kalau tak kumpul-kumpul misalnya arisan, nikahan, pesta makan, ataupun ke kolam renang. Sudahlah kita dirumah saja dan keluar disaat penting, cukup kumpul dengan keluarga atau pertemuan dengan cara virtual seperti sekarang ini.
Pak Bambang : ” Matur nuwun sedoyo mawon…saya jadi mengerti dan saya akan kebawah bantu ibu biar saling mengingatkan”. Aris lega rupanya bapak sudah dong dengan kejadian di India.
Acara ditutup dengan slogan ” Semua dari kita, maka kita yang menjaga diri kita masing-masing dan patuh pada prokes, cukup gelombang kedua saja mampir di sini dan tentu kita lebih disiplin lagi, Sehat terus untuk Indonesiaku.. Aamiin “.