Perkuliahan belum bisa berjalan seperti yang kita harapkan, para mahasiswa tidak yakin keamanannya dan diputuskan tetap secara virtual pelaksanaannya. Dengan vaksin yang dilaksanakan serentak oleh pemerintah mendulang hasil yang memuaskan dan corona mulai menurun perkembangannya. Tapi apakah akan lenyap begitu saja…? Sepertinya tidak karena banyak para pecinta kebebasan memanfaatkan untuk memulai aktivitas berlebihan, rata-rata mereka sudah jenuh dan ingin membuang serta kembali beraktivitas yang sulit ditinggalkan, seperti ke mall, arisan dan berwisata di lingkungan kabupaten masing-masing. Kalau yang di tengah kota mereka membuang kejenuhan dengan pergi ke mall, menonton bioskop dan ke taman-taman yang asri menikmati makanan yang lezat ala youtube.
Ini akan mempersulit keadaan karena anak-anak khususnya Sekolah Dasar sampai Sekolah menengah Atas atau mereka yang rentan di usia 20 tahun ke bawah masih membahayakan posisi mereka, meskipun mereka patuh dengan protokol kesehatan tapi sekolah-sekolah tersebut belum mendapatkan pelayanan vaksin, sedangkan orang tua mereka sangat capek mengulang pendidikan masa lalunya harus memberikan ilmu pelajaran yang dimilikinya semasa sekolah, karena sudah lupa atau sulit menyampaikan karena basic merela bukan seorang guru dan sistem pembelajarannyapun berbeda dengan orang tuanya.Dan terpaksa mereka mengizinkan belajar kesekolah karena tidak ada alternative lain dan orang tua harus mengawasi kesehatan mereka bukan pendidikannya saja. Rumit memang tetapi kedisiplinan mereka harus terjaga terutama menjaga kesehatan.
Bu Sariyah memberikan paket sepatu untuk Aris yang datang dari Amerika , sepatu tersebut dibelikan pak Abdullah ketika di New York tapi pak Abdullah belum sampai di Semarang karena masih rapat di Jakarta.
Pagi ini begitu membuat gerah karena tak jadi hujan semalem tanda akan turun hujan sirna dan berubah cerah , Aris yang masih belajar segera mandi karena ke kampuspun di batalkan dan diganti virtual dan harus sudah siap jam sembilan pagi.
Bu Sariyah : Le….ini lo paketannya sudah datang yang dari Amerika…”. Bu Sariyah mengetuk pintu kamar ternyata tak di kunci dan Aris masih mandi lalu bu Sariyah masuk dan meletakkan paket ke meja disitu ada hape Aris yang bergetar karena ada pesan WA dari pak Abdullah. Aris keluar kamar mandi dan melihat ibuknya duduk menanti Aris.
Aris : ” Ibuk….bawa apa itu buk..?’
Bu Sariyah : ” Itu pesanan kamu kemarin baru tiba , mau ngampus to Lee..?”
Aris : ” Enggak buk…jadwal berubah, pandemi belum aman total dan tetep virtual ” Aris membuka paket disaksikan ibunya.
Bu Sariyah : ” Sepatu kerja sama sepatu olah raga….pak Abdullah baik yo Le…?”
Aris : ” Iya buk…Aris juga diberikan uang saku untuk beli buku dan bensin ”
Bu Sariyah : ” Le…bapakmu cemburu kliatannya….”.
Aris : ” Cemburu bagaimana sih bapak ini…Ibu juga cemburu…sama pak Abdullah…? dia itu tulus ingin melihat Aris jadi orang berpangkat karena Ia tak memiliki anak laki-laki dan menganggap Aris seperti anaknya sendiri…bukankah sudah izin sama bapak dan ibu….dia hanya membantu Aris meskipun ibu dan bapak mampu membiayai kuliah tapi apa salahnya memperbaiki hubungan ?” . Sariyah menangis…pagi-pagi sudah melakukan kesalahan. Melihat ibunya menangis Aris memeluknya dan meminta maaf, :” Maafkan Aris ibuk….Aris tetap anak kandung ibuk dan bapak dan itu tak dapat ditukarkan kedudukannya karena sudah kodrat..” Sariyah semakin menjadi tangisannya dan terharu dengan tutur kata anaknya. Mendengar suara tangisan istrinya pak Bambang yang masih membersihkan mobil Sariyah Center langsung mencari sumber suara tersebut.
Pak Banbang naik ke kamar Aris dan melihat istrinya memeluk Aris sambil menangis.
Pak Bambang : ” Bune… Aris…ada apa ini kok ibumu menangis…?”
Sariyah : ” Pak kita tak boleh cemburu sama pak Abdullah…dia itu baik….”.
Pak Bambang : ” Bukan kamu yang cemburu tapi bapak….karena bapak tak ada penghasilan…? ! ” malahan gantian pak Bambang yang mewek dan melanjutkan pembicaraannya, ” Coba siapa yang membuat toko ini jadi besar…kamu bune…yang di tambahin Aris dari Harian IKLIM …bapak bisa apa….?”
Bu Sariyah mengajak duduk di kursi kamar Aris dan berkata, : ” Sudahlaaaah… kita ini keluarga siapa yang ada ya untuk keluarga pak, bapak jangan cemburu seperti itu didepan ibu..kasihan Aris anak kita dalam belajar bisa terganggu”.
Aris : ” Iya pak….yang iklas…pak Abdullah kan sudah meminta izin kan sama bapak….?”
Pak Bambang : ” Iya ..Lee…bapak cemburu dan ibumu sudah mengingatkan pada bapak…tapi hati bapak masih sakit takut kalau kamu dikuasai dan meninggalkan bapak…?!”
Aris : ” Sudah pak..jangan di fikir banget-banget…wong kita dibantu kok malah jadi seperti ini….”.
Pak Bambang : ” Iya Le…bapak salah….maafkan bapak ya Le…”. Aris memeluk bapaknya dan memaafkannya lalu Pak Bambang turun bersama Bu Sariyah sambil mengusap air matanya, pak Bambang melihat di cctv ada pak Marzuki sedang membantu melap mobil yang belum diselesaikan, pak Bambang buru-buru menyamperinya.
Pak Bambang : ” Looh kok malah pak Marzuki yang nyelesaikan ….kelama’en saya tadi sama Aris yang mau belajar pakai zoom jadi kepencut “.
Pak Marzuki : ” Gak papa pak Bambang kebetulan ada pak Adnan RT mau ketemu mas Aris…”.
Bu Sarriyah : ” Maaf Arisnya masih belajar…nanti selesainya jam 10.00 , pak tunggu saja gih pak RT Adnan…?”
Pak Adnan : ” Inggih bu…nyantai saja…sambil ngelap mobil bareng pak Marzuki…” Karena mobil sudah bersih pak Bambang memanasinya, Bu Sariyah menemui Aris yang sudah selesai tugasnya dan memberitahukan kalau pak RT Adnan mau bertemu Aris. Maka Aris pun turun menemuinya.
Aris : ” Selamat pagi bapak-bapak, waaaaah…sudah kumpul…”.
Pak Adnan : ” Pagi mas Aris kebetulan nih mau sedikit curhat……”.
Aris : ” Monggo…monggo…bagaimana pak RT …?”
Pak Adnan : ” Mas….dengar gak ada gempa di Salatiga kemarin…?”
Aris : ” Iya pak, saat ini lagi santer dibicarakan dan merupakan agenda kerja baru dari partai Bunga Cengkih dan partai-partai lainnya ”
Pak Adnan : ” Kapan kita meninjau daerah tersebut mas….kalau boleh saya ingin mengikutinya dan akan menengok saudara saya yang ada di Banyubiru saat ini juga terjadi gempa di sana..?!”
Aris : ” Owh injih pak… ini IKLIM akan berangkat meninjau Salatiga, Ambarawa , Banyubiru dan Rawapening sekalian Temanggung , mungkin pak RT Adnan bisa mewakili Semarang Sejahtera ke sananya karena saya masih fokus ke Genuk,Mataram, Simpang Lima ,dan Undip yang kedapatan banjir saat ini ”
Pak Adnan : ” Siap mas Aris kabari kalau sudah siap dan saya akan menyusulnya langsung makai mobil anak saya, kebetulan saya membawa sembako yang akan kami sumbangkan di Banyubiru semoga barkah…”. Pak Marzuki memasukan sembako dan lain-lain sesuai arahan Aris yang akan menuju Genuk yang kedalamannya lumayan serta rawan banjir. Aris memberitahukan kalau rombongan IKLIM siap berangkat dan kumpul di RRI. ” Waah sekalian isi BBM di sana Mat…”, kata Pak RT Adnan bersama anak lelakinya Rohmat yang siap luncuran ke RRI .
Cuaca ekstrem sudah menjadi kebiasaan Aris dalam menyelesaikan segala permasalahan, pak Adnan foto bersama pak Marwoto dedengkot IKLIM dan mengirimkan beberapa foto ke Aris agar di muat di Semarang Sejahtera bersama keterangannya.
” Ini rumah adik saya yang di Salatiga pada retak-retak dan atap amblong…” cerita pak Adnan ” Dan masih banyak bangunan yang retak, jalan-jalan pada retak dan aspalnya morat-marit sehingga mau masuk daerah tersebut jadi kawatir…da jalannya jadi miring-miring , karena sudah malam kami tak jadi ke Temanggung dan di tunda dua hari lagi..”. Pak Adnan amat puas hari ini bisa menyaksikan sendiri kejadian tersebut dan berdoa semoga tak akan ada susulan lagi . Gempa tektonik yang terjadi di kabupaten Semarang amat mengagetkan warganya karena setahu masyarakat sekitar daerah tersebut aman-aman saja. Aris menelepon pak RT Adnan
Aris : ” Bagaimana pak RT Adnan besok jadi ikut ke Temanggung bersama IKLIM…?”
Pak Adnan : ” Jadilah tak hanya keluarga yang saya sambangi tapi juga masyarakat disana yang butuh bantuan dan uluran tangan ”
Hujan mengawali cuaca saat ini dan hawa dingin pun menyelimuti kota Semarang yang sudah langganan banjir tapi tetap mensyukuri semua itu karena dibalik duka Tuhan akan memberikan kebahagiaan dengan berbagai macam cara Alloh memberikan kebahagiaan pang pasti. Semarang kotaku tempat aku dilahirkan dan dibesarkan tempat lahirnya ustadz dan ustadzah yang selalu berdoa agar Semarang tetap sentosa …aman dan damai sepanjang massa demikian do’a Aris sebelum memejamkan matanya.