Warung Sayur Bu Sariyah episode 26

Bencana Alam Semeru

Pak Bambang  sekeluarga  menyaksikan berita di televisi merasa trenyuh hatinya, Gunung Semeru meletus  membawa petaka banyak rumah yang hancur, sawah dan ladang porak poranda , hewan ternak pada mati karena tak bisa menyelamatkan diri terkubur lahar.

” Ya Alloh ya Rosululloh ampunilah kami…segala dosa yang pernah kami lakukan baik sengaja atau tak sengaja membuat Engkau Marah, sesungguhnya kami ini orang – orang bodoh yang yak mengerti apa-apa tentang bencana ini, Ya Alloh tunjukkanlah kami jalan yang lurus agar kami bisa memperbaiki segala kesalahan”. Berurai air mata pak Bambang melihat tayangan televisi menunjukkan kegersangan dan masih terdengar suara menggelegar yang bersahutan membuat merinding yang mendengarnya . Baru saja gunung Merapi mengalami erupsi disusul Gunung Semeru dan masih diselingi tragedi Banjir bandang maupun tanah longsor.

Petani pada menahan tangis  karena rumah dan ladang persawahannya hancur, pabrik terkubur lava, rakyat Lumajang begitu iklas menerima ujian hidup ini dan mereka pada mengaji dan berdoa semoga Alloh melindungi mereka yang setiap suara gemuruh terdengar mengguncang dadanya lalu matanya memandang ke atas apakah akan aman..?. Mereka sudah berada di kam pengungsi yang aman.

Situasi seperti ini Aris benar-benar mengetatkan ikat pinggang , musim yang tak dapat diterka dari panas menjadi hujan merupakan sesuatu yang ekstrem karena saat ini sedang mengarah musim hujan tapi hujanpun tak dapat diprediksi kapan turunnya bahkan kemarau berkepanjangan yang dirasakan. Aris membaca karian IKLIM ada beberapa yang masuk di penilaiannya tentang Ilmu Pengetahuan Alam yang berkaitan dengan realita kehidupan, dibenak Aris hanya menyelamatkan rakyat dan membantu agar hidupnya nyaman. Berangsur Covid-19 berasil mereda tapi timbul varian baru seperti varian Delta dan yang terbaru varian Omicron .

“Jika terjadi mutasi lagi  antara varian Delta maupun varian Omicron akan memperkeruh dunia kesehatan dan kita bakalan memakai masker untuk selamanya…wwwuuuooohhhh… ” begitu gerutu pak Bambang yang mulai perhatian tentang covid sejak terpapar  setelah vaksin ke 2 yang lalu.

” Napa to pak…kok sajak ‘gresah apa ada yang ganggu perasaanmu..?” tanya bu Sariyah

” Ya enggak bu… aku hanya kepingin di perhatikan saja…ben ketoke pinter…kkkkkkk” gurau pak Bambang

” Wis bukan jaman kita pak untuk dikatakan pintar…sekarang ini jaman milenium …anak-anak muda yang akan memimpin bangsa ini dan pendukungnya kita-kita ini pak…makanya ‘gak usah bergaya sok pinter malah di ketawain gegerasi milenium…malu pak…?!” , saran Bu Sariyah. Pak Bambang sambil berlari menutup mulutnya karena ada Bu Badriyah yang akan kolakan dan malu didengarnya.

Bu Bandriyah dari gang Hawa kolakan dagangannya bu Sariyah tapi Ia minta makan siang dulu karena kelaparan.

Bu Sariyah        : ” Dari mana saja to bu…kok sampai kelaparan…?”

Bu Bandriyah  : ”  Ya dari rumah saja bu…karena tadi ketemu pak Rasuan dan nitip belanjaan..ini buk catatannya…saya tak makan dulu sembari ibu mbantu ngambilkan ya…?”

Bu Sariyah       : ” O…’Gih bisa…bisa..bu Sariyah mengambilkan barang sesuai pesanan”

Bu Badriyah    : ” Kalau ada telurnya yang kecil-kecil karena akan saya buat kue tart pesanan arisan RT bu….?”

Bu Sariyah       : ” Lo…tempat bu Badriyah dah aktif to arisan RT nya….?”

Bu Badriyah    : ” Baru hari ini dan dilakukan sebelum arisan Dawis…”

Bu Sariyah       : ” Tempatnya dimana..?”

Bu Badriyah    : ” Di lapangan RT tempat badminton bu….belum berani per rumah tapi jika hujan ya terpaksa seadanya yang hadir…”

Bu Sariyah      : ” Owh ya sama bu ….kalau pertemuan Dawis tak ada arisan di sini ..cuma RT saja arisannya dan itupun yang mau saja sejak berlangsungnya covid sampai sekarang ”

Pesanan Bu Badriyah dan pesanan pak Rasuan dipisahkan pisahkan sesuai catatannya.

Bu Sariyah     : ” Pesanan pak Rasuan habisnya 750.000 rupiah , milik bu Badriyah  890.000 rupiah. Bu Badriyah meminta dibungkuskan sayur untuk yang di rumah karena Ia lagi males masak, bu Sariyah tertawa dan berkata, ” Iya bu .. kadang-kadang kita sebagai ibu merasa capek banget sampai males masak…ini saja saya masih di bantu Asih menantunya dhe Malem kakak kandungnya pak Bambang kalau tidak ada Asih yaaa…dak kuat saya ngadepi warung sendiri…”

Bu Badriyah  : ” Tapi warung ibu sekarang amat bersih dan ada kantorannya juga jadi tambah menarik “.

Bu Sariyah     : ” Owh ..itu kan untuk kegiatan Aris anak saya yang di Semarang Sejahtera…jadi nambah ilmu saya…”.

Bu Badriyah   : ” Inggih bu Mas Aris banyak membantu masyarakat dengan kegiatan Sosialnya semoga bisa menjadi Wali Kota Semarang….Aamiin..” Bu Sariyah tertawa dan berucap Aamiin lalu tersenyum ,” Jangan terlalu tinggi bu menyanjung anak saya nanti malah kaget…?!”

Bu Badriyah   : ” Gak apa-apa …. mas Aris pantas kok karena perhatian sama semua masyarakat terutama masyarakat masyarakat Pedurungan dan saya pribadi amat mendukungnya  ”

Pak Bambang yang keluar memanasi mobil karena akan dipakai mengunjungi daerah Mranggen dan Gubug yang terjadi banjir dan meminta bantuan Semarang Sejahtera bersama PMI untuk mengevakuasinya, Aris meminta bantuan teman-teman kuliahnya untuk ikut bekerja sama menyingsingkan lengan baju membantu penduduk Mranggen. Pak Abdullah menerima berita dari Aris dan amat bangga karena anak asuhnya sangat perhatian dalam bermasyarakat.

Mas Dwi dan mas Lucky Pangau dari PMI  Cabang Semarang akan segera berangkat dan Aris akan menyusulnya sambil membawa sembilan makanan pokok beserta air mineral, sesampai di Mranggen Marlena dan Gozali membagikannya. Mbak Aminah  dari PMI bersama dokter Rosita memeriksa masyarakat yang terdampak dibantu mbak Nunung yang mengevakuasinya. Mas Dwi dan mbak Aminah mengatur dapur umum, Mas Lucky Pangau dan Aris bersama pak Lurah mencari tempat yang baru karena mbak Nunung mengatakan kalau saat ini tempat hampir penuh pengungsi dan butuh tempat satu lagi untuk daerah Tegal Kangkung yang akan di evakuasi.

Pak Bambang membawa suplay makanan dan pakaian pantas pakai yang dibagikan bersama teman-teman Aris. Pasar Mranggen kebanjiran sehingga kesulitan menambah bahan pokok makanan serta jalan mengalami kemacetan.  Hujan selama seminggu mengguyur daerah tersebut , mbak Nunung membagi kelompok agar bertanggung jawab saling melindungi dan berbagi tugas bersama   KSR ( Korp Suka Rela ) Mahasiswa UNNES yang baru tiba. Aris mengabari ibunya kalau belum bisa pulang dan masih bersama warga Mranggen juga pak Bambang yang saat ini mereka sedang makan nasi bungkus dari dapur umum PMI Semarang.

Dua hari lamanya Aris di Pengungsian Mrangen dan sore ini akan pulang setelah warga dinyatakan aman dan kembali kerumah masing-masing, tenda-tenda sudah dilepas dan PMI pulang kembali ke markas dan Arispun menyusul. Marlina dan Gozali pulang duluan karena  membawa motor dan mempersiapkan stock untuk menuju Lumajang yang terdampak erupsi Gunung Semeru.

Bu Sariyah menyambut kepulangan suami dan anaknya dan membuatkan kolak pisang raja agar tubuhnya kembali hangat. Mbak Erna pingin mengincipinya dan membelinya.

Erna          : ” Buk saya boleh membeli kolaknya..?”

Sariyah     : ” O…Boleh mbak memang dijual pas hujan beginian ”

Erna          : ” Saya kira untuk keluarga saja…?”

Sariyah     : ” Saya bikin banyak karena apa yang saya buat pasti ada yang membelinya…heran..tapi saya suka kok mbak karna laku dan berguna buat yang membutuhkannya”.

Erna          : ” Iya buk.., saya minta tiga bungkus yang sebungkus buat sangu mas Gandung kerja dan yang sebungkus buat bapak dan ibuk.

Sariyah     : ” Baik mbak….”

Asih mengeluarkan gorengan untuk kudapan di sore hari, pas Aris dan pak Bambang pulang dan Asih menghidangkannya.

Asih           : ” Mbak Marlina ada di rumah pak RT Adnan barusan mas…”

Aris           : ” Makasih Yu Asih….waah kolaknya enak…gurih dan manis…ada kolang-kaling dan ketela rambatnya..hhhmmm yumy…” Pak Bambang  dan Aris menikmati kolak dan gorengannya yang membuat badan jadi hangat kembali. Mas Dwi menelepon Aris tentang kesiapannya menuju Lumajang dan Aris menyatakan sudah siap karena barusan Marlina memberikan data persiapan bahan baku yang masih sangat terkendali. Bu Sariyah menemani makan kolak setelah pelanggannya pada pulang dan menutup warungnya karena suasana hujan dan ingin meringkuk dikamar sambil menonton televisi, tapi pak Marwoto datang sambil membawa air mineral usaha barunya dan di titipkan ke warung Sariyah dan ber merk dagang ” iklim”.. Bu Sariyah memberikan kolak pisang buatannya dan pak Marwoto menyatakan akan ikut ke Lumajang bersama PMI dan Semarang Sejahtera juga Sariyah Center.


Warung Sayur Bu Sariyah

Warung Sayur Bu Sariyah

Status: Ongoing Tipe: Author: Dirilis: 2018 Native Language: Indonesia
Sariyah hatinya meradang, anak lelakinya minta uang saku untuk sekolah belum bisa memberi sementara suaminya ngorok gak bangun-bangun , terpaksa ia harus ngutang tetangga sebelah untuk memberi bekal anaknya yang masih kelas SD kelas - 5. Sariyah sudah malas bertengkar setiap harinya.....malas pula membangunkan suami yang cuwek dan gak bisa diharap, dia lari ke bu Marzuki meminta kerjaan apa saja asal dia bisa makan, Bu Marzuki menyuruhnya ke pasar untuk berbelanja dia mencatat belanjaan dan uang pemberian bu Marzuki, ketika ia keluar bu Yusuf minta dibelikan udang satu kilo beserta uangnya,  Mbak Ratna minta dibelikan jamu dan bawang merah. Sariyah langsung ke pasar mencarikan belanjaan mereka disinilah kehebatan Sariyah yang pandai menawar dan bisa memberikan untung dirinya, dari tiga ibu yang menitipkan belanja dia dapat mengantongi keuntungan 5000 rupiah, dia membelikan nasi bungkus untuk suaminya, dan segelas teh hangat. Sariyah langsung menuju Bu Marzuki memberikan pesanannya, juga bu Yusuf dan Mbak Ratna. mereka memberikan uang karena Sariyah mendapatkan barang yang bagus dan sehat.Mereka semua menginginkan Bu Sariyah membelanjakan sayuran dan bahan makannya setiap hari

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset