Aris ke Masjid bersama bapaknya sambil menyerahkan zakat fitrah kepada panitia dari magrib dia mengumandangkan takbir, air matanya menetes perlahan sambil berucap : ” Allahu Akbar…Allahu Akbar .Allahu Akbar..Laaaaillahaillallahu Allahu Akbar…Allahu Akbar Walillahilham..berulang -ulang takbir dikumandangkan setelah berpuasa sebulan penuh Aris berucap syukur kepada Allah bisa berkumpul lagi bersama keluarga dan semoga tahun depan masih bisa ikut melaksanakan lagi…Aamiin.
Gozali mengucapkan maaf lahir batin setelah melaksanakan Shollat Idul Fitri dan berma’afan dengan bapak /ibu di rumah. Asih mempersiapkan hidangan lontong opor plus sambal goreng ati kegemaran Aris. Keluarga pak Sastro dan anak-anaknya ngumpul di Sariyah Center, ketika pak Abdullah datang bersama istri dan anak perempuannya semata wayang dari New York sekampung tumplek blek..saling berma’afan.. mereka mendapat angpao dari pak Abdullah Seregar.
Laila Siregar putri pak Abdullah Siregar ikut membantu bu Sariyah memberikan Sodakoh kepada masyarakat yang datang di Sariyah Center.
Aris : ” Kapan sampainya nih..pak..? ”
Abdullah : ” Kemarin pagi dari Jakarta langsung transite Semarang , sore bapak telepon kamu tak diangkat di Masjid ya…? ”
Aris : ” OO iya pak saya takbiran disana sekalian pawai keliling Halmahera sambil terbangan dan dihiasi kembang kelape yang beraneka warna yang menjuntai ke bawah ada juga yang tegak, mereka pada meminta kembang kelape pada arak-arakan tersebut”. Laila meminta apakah masih ada bunga kelapenya di rumahnya ? Aris malah bingung ,” Nanti aku buatkan tak usah kuatir ” Dia segera mengambil kertas krep dan mengguntingnya kecil-kecil dan mengambil sapu lidi , Asih membantu menempelkannya mengelimnya lalu ia tancapkan di gabus .
Laila : ” Wow ini yang namanya kembang kelape…aku bisa buat dan pernah buat tapi tak tahu namanya ” kembang kelape diletakkan di pagar sebagai hiasan..dan banyak anak-anak yang memintanya dan mengambil bunga kelape. Aris senang melihat tamunya ikut membuat bunga kelape yang beraneka warna…indah..ya kalau banyak dan bisa menjadi hiasan ruangan tamu.
Sariyah : ” Ayoook makan dulu…kok malah bikin bunga kelape…”
Pak Bambang : ” Mari pak dan ibu Abdullah lontong opornya lezat lo…ini sambal gorengnya dan emping mlinjo amat cocok pas dengan masakannya ” Bu Adnan dan bu Marzuki ikut menghidangkan makanannya.
Laila mendapat telepon dari temannya di New York dan menanyakan
Mellisa : ” Hallo Laila….apa kabarmu…? and kamu ada dimana sekarang…? Lalu Laila memvokuskan layarnya ke arah Aris yang lagi makan bersama bapak/ibunya dan kedua orang tuanya.
Laila : ” Hai Mellisa , aku berada ditempat saudaraku, lagi lebaran nih…maaf lahir dan batin ya…? ”
Mellisa : ” Sama-sama Laila…disini tak ada kamu rasanya hampa….”
Laila : ” Ah masak sih…? Kan masih ada Sonia juga Pretty…? ”
Mellisa : ” Mereka ke Los Angeles mau jalan-jalan mencari kehangatan katanya..”
Laila : ” Iya sih Ia pernah bilang padaku mau ke LA dengan berkereta api…pasti asyiiik ..pemandangannya indah, di New York awal musim dingin saat ini ya…”
Mellisa : ” Harusnya iya….tapi musim gugur masih belum usai..anginya amat kencang sekarang, aku sambung nanti ya…sampai ketemu…bye..bye..”
Mellisa mengakhiri videocallnya karena anginnya kencang dan menutup jendela rumah kos bersama.
Bu Marzuki pulang ke rumahnya karena ada tamu dari Surabaya , ternyata kakaknya bersama sanak saudaranya yang dari Jember yang datang. Asih membantunya karena mbak Erna bersama mas Gandung dan putranya kekebun binatang Mangkang belum pulang. Bu Marzuki menelepon mas Gandung agar segera pulang. Satu jam kemudian mas Gandung sampai rumah, Asih memberesi rumah bu Marzuki lalu kembali ke bu Sariyah.
Marlena dan Gozali datang mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri mereka saling bermaafan, Aris memperkenalkan Laila kepada Marlena dan Gozali, Pak Warwanto dan putra putrinya dari Wonosobo ikut datang untuk silaturahmi, Laila dan keluarga gantian akan pulang tapi dicegah pak Marwanto yang katanya masih kangen dan saling berpelukan Aris mendapat tamu rekan facebook yang bersilaturahmi …Aris mengeluarkan kursi lipat dibantu Asih , kemudian teman kampus gantian yang datang, Asih memasak lagi opor ayam yang tinggal manasin saja karena makanannya habis. Jam 12 pak Marwoto mau pulang karena anaknya mengajak berenang, lebaran tahun ini Semarang amat panas meskipun semalem diguyur hujan sebentar tapi cukup deras sekali. Pak Abdullah tertidur dikursi karena kelelahan sementara Bu Abdullah tidur di sofa, bu Sariyah membantu Asih menyiapkan tamunya Aris bersama pak Bambang, Laila bercanda ria dengan teman-teman Aris.
Norman : ” Ris …adikmu cantik…boleh dong untukku…?! ”
Aris : ” Ah ngaco kamu…ayahmya ada tu …tinggal bilang…”
Norman : ” Buat nganter ke New York saja tak ada ongkos….ngiler jadinya….”.
Laila ketawa bersama Marlena yang membantu mengambilkan jajanan lebaran oleh-oleh dari New York City berupa wavels dan dinges.
Gozali : ” Waaah..coklatnya mantap wavelsnya ”
Laila : ” Di Nissin juga ada..” Laila mencoba merendah.
Marlena : ” Ya lainlaaaah…memang ada tapi coklatnya gak seperti ini…”
Gozali : ” Namanya saja New York gak sama Semarang rasanya , NYC lebih fokus ke coklatnya kalau Nissin ke adonan biscuitnya tapi sama-sama okeynya ”
Marlena : ” Waaah yang punya saudara kerja di Nissin tak terima…ha..ha..ha.. ” Gozali tersenyum-senyum saja, yaaah memang tantenya kerja di Nissin.
Tiba-tiba anak-anak kecil berteriak-teriak minta bunga kelape.
” Mbak..mbak..bunga kelapenya habis aku belum dapat ” lalu mereka menangis karena sudah jauh-jauh ke Sariyah Center hanya mau mengambil bunga kelape yang ditaruh Laila di depan pagar.
Aris menggerakkan teman-teman yang hadir untuk membuatkan bunga kelape yang banyak dan ditaruh digabus dan di tusukkan bunga kelape. Anak-anak itu berebut ada yang dapat empat, tiga karena dibuat agak tinggi agar banyak masyarakat yang melihatnya dan mencoba meraih ada yang diambilkan bapak ibunya . Karena Aris menancapkan banyak sekali banyak anak kecil yang meminta kembang kelape atau manggar -manggaran orang Semarang menyebutnya. Keluarga dari pak Marzuki mau mengambil manggar yang ditiungkan Aris dipagar karena agak tinggi. Teo Putra mas Gandung mencoba mencabut tapi belum dapat , Laila memvideokan moment tersebut, karena rame lagi jelang asar …. pak Abdullah terbangun dan melongok ke luar dia langsung membantu anaknya Laila membagikan manggar-manggaran.
Baru kali ini merasakan kebahagiaan Pak Abdullah menyaksikan berebut manggar-manggaran , pak Abdullah berjanji mau membagi-bagikan uang selesai shollat Asar. Masyarakatpun berbondong-bondong menunggu kembang Manggar yang ditiungkan Aris dengan tiang yang cukup tinggi , Marlina memfotonya dan memasukkan ke facebook Semarang Sejahtera . Setiap satu manggar ditukarkan uang baru sebesar 20 ribu, Aris yang meniungkan tiang dan Laila menerima penukaran manggar dengan uang.
Komentar banyak sekali
” Mas tiap habis shollat Ied diadakan , biar menyambut Lebaran ini penuh suka cita dapet sangu dari Sariyah Center”.
” Iya mas yang non Islampun bisa berlebaran bersama ”
” Alhmdulillah.. dapat rezeki dari Sariyah Center meski tadi pagi dah dapat tapi masih mau meminta manggarnya sekali lagi ”
” Asik lanjut mas…manggarnya yang banyak ..kalau bisa sepanjang tahun kita adakan sekalian membantu yang kekurangan rakyat kecil ”
“Asssiiik..sambil berlopat – lompatan dapat duwit….yang jompopun ikut melompat ka..ka..ka…”
” Wah… berangkat dulu…ikut ngeramein Semarang Sejahtera ”
” Grebeg Semarangan edisi terbaru…oke..cus ..brangkat ..coy…”
Gozali : ” Membagi berapa duwit Ris…?”
Aris : ” Aku ngluarin kas 2juta , pak Abdullah 6juta, bapak /ibu 1jt , pak Marwoto rencana 3jt tapi belum nyampai …La itu ..dia dah sampai..Alhamdulillah..bakal seru nih..teman-teman disuruh membantu bergantian meniungkan bambu karena acara segra dimulai.
Pak Marwoto berdoa dan semoga rezeki yang didapat mendapat barokah..Aamiin.
Tiungan pertama seorang anak mendapatkan 7 manggar..semua tangan pada keatas memberikan arahan tiungan dan berteriak sebelah sini mas…ayomas..tiungkan sudah tiga hari dompet kosong buat beli beras mas…Marlina yang memandu acara ini mendengar keluhan masyarakat tiungan demi tiungan habis dan berganti manggar yang lain. Karena tiungan berganti-ganti arah maka tak ada yang nakal dan hanya berharap tiungannya kearah mereka.
Aris meniungkan ke arah laki-laki memakai kursi roda yang dipegangi anak nya, melihat bunga manggar meniung di arahnya laki-laki itu langsung mencabut beberapa dan langsung menukar uang pada Laila kawatir keburu habis. Gozali ikut membantu Aris yang kerepotan karena capek meniungkan bambu yang kadang buat rebutan dan memegangi agar bambu tak bergerak lagi pak Abdullah dan pak Bambang membantu Aris memegang tiungan.