Bu Sastro kedatangan tamu dari Lumajang mereka adalah istri Anwari putra ke dua pak Sastro yang menengok Fadil bersama kakaknya Wulan .
Fadil : ” Buk…ibuk……..” teriak Fadil yang dengan gembira memeluk Fadilah istri Anwari dan yang pasti sambil menangis karena rindu. Suara Fadilah bergetar karena terharu .
Fadilah : ” Bagaimana kamu mau sekolah di Lumajang apa tetap di Semarang ….karena kak Wulan akan di Semarang selama beberapa hari untuk mengambil kuliah di sini ”
Fadil : ” Fadil ingin pulang ke Lumajang kata mbak Wulan kondisi aman dari meletusnya gunung Semeru…tapi malah mbak Wulan ke Semarang dan berencana kuliah disini padahal aku sudah lulus dan akan sekolah ditempatnya mbak Wulan ”
Bu Sastro : ” Ya gantian to Fadil….kakakmu mencoba belajar di Semarang, nanti kong akan ikut mengantar ke Lumajang ”
Pak Sastro : ” Iya …gak apa ya …Fadil, kong akan temani disana…di Lumajang ”
Fadil : ” Jangan kong….Akong nanti malah kesulitan karena sering banjir juga ”
Fadilah : ” Enggak juga Akong….tapi nanti apa Uti ‘gak kesepian…..”
Bu Sastro : ” Kebetulan kalau Wulan berniat disini sambil membantu mas Aris ataupun bu Sariyah, soalnya mereka itu banyak kenalannya Uti percaya pada keluarga pak Bambang yang sederhana lagian baik budinya…”
Fadilah : ” Nah…itu sudah ada masukan buat kamu Wulan…?! ”
Pak Sastro : ” Yaaah tapi jangan merepotkan bu Sariyah…jalani saja…la wong kamu untuk biaya kuliah saja belum ada…ya sabar saja….”
Fadilah : ” Itulah pak….biar di iguhke nanti kuliahnya serta membantunya…”
Pak Sastro : ” Yaaa…jalani saja pekerjaan yang akan kau dapatkan…apa saja…nanti biar Akong yang bicara sebelum akung ke Lumajang..”
Fadilah : ” Nah…Wulan….semangatlah engkau pasti bisa kuliah, wong mas Aris saja mau di wisuda jadi sarjana…hebatkan….. karena bapak / ibuknya rela anaknya berbuat apa saja yang penting baik dimata Tuhannya dan masyarakat mau menerima ide baiknya..”
Bu Sastro : ” Nah kalian istirahatlah dulu nanti setelah istirahat kamu akan diajak Akong ke Bu Sariyah untuk membantunya …”
Fadilah dan Wulan beristirahat dikamar depan karena kecapaian akibat hujan sepanjang perjalanan Lumajang , bu Sastro mengumpulkan oleh-oleh yang dibawa Fadilah maupun Wulan, Bu Sastro menyimpan oleh-oleh dan membaginya untuk tetangga kanan kirinya.
Bu Sastro : ” Kok banyak sekali kerupuk udang yang dibawanya….Alhamdulillah bisa dibagikan pada semua masyarakat ”
Sore itu hujan turun Wulan bersiap ke Sariyah Center bersama pak Sastro untuk bersilaturahmi dengan keluarga pak Bambang , Asih membukakan pintu dan mempersilahkan pak Sastro bersama Wulan masuk di ruang jualan sekaligus ruang makan juga ruang tamu yang menjadi satu karena untuk membagikan makan saat covid-19 .
Bu Sariyah : ” Siapa tamunya Sih…..”
Asih : ” Pak Sastro dan mbak Wulan Bu….” Bu Sariyah segera keluar dari kamar mandi dan menemuinya
Bu Sariyah : ” Jadi ini cucunya yang di Lumajang ? ”
Wulan : ” Inggih buk…saya Wulan putrinya pak Anwari cucu pak Sastro yang pertama… ” Asih menerima pemberian oleh-oleh dari Wulan berupa kerupuk dari Sidoarjo
Bu Sariyah : ” Waaaaah sekarang sulit mendapatkan kerupuk udang yang asli seperti ini….berbentuk udang beneran ” Wulan hanya tersenyum saja mendengarkan komentar bu Sariyah. Pak Sastro mencari pak Bambang dibelakang.
Bu Sariyah : ” Bapak ada di atas sama mas Aris yang selesai diwisuda ini foto-fotonya tadi yang diberikan , Ini sekarang pak Bambang lagi diberi penjelasan sama mas Aris tentang tugas-tugas jurnalis agar tak salah paham…” Bu Sariyah memanggil pak Bambang agar turun karena dicari pak Sastro. Aris turun bersama pak Bambang yang tertawa riang menggandeng putranya .
” Selamat mas Aris Munandar…sudah sarjana sekarang …” ucap pak Sastro sambil membungkuk, Aris segera mengangkat pak Sastro untuk berdiri.
Pak Bambang : ” Biasa saja pak Sastro…tak usah membungkuk segala…..aku tadi juga ditegur anakku…karena seperti kamu…membungkuk…karang saking gembiranya ” . Pak Abdullah Siregar menelepon Aris dari New York yang meminta maaf karena di New York mengalami bencana musim salju yang terparah dengan suhu – 40° celcius dan super-super dingin sampai membawa korban.
Aris Munandar : ” Terus bapak bagaimana sama Laila juga ibu…? ”
Abdullah S : ” Ya…kedinginan…..harus didepan tungku.. ini bapak kirim foto kalau kami kedinginan…”
Aris Minandar : ” Dikirim saja ke Semarang Sejahtera….agar masyarakat yakin tentang berita ini…”
Abdullah S : ” Baik bisa hangat fikiran saya sekarang…biasanya tak seperti ini dinginnya …paling sampai 20° celcius ”
Aris Munandar : ” Semoga saja bapak diberikan kesehatan dan musim dingin segera berlalu.. ”
Abdullah S : ” Aamiin…Aamiin…Ya Robbalalamin ” Aris menerima foto dari pak Abdullah Siregar bagaimana keadaan pak Abdullah dan keluarga menghadapi musim dingin , badai salju siklon bom tahun ini 2022 adalah yang terburuk sampai menewaskan diperkirakan enam puluh jiwa meninggal , badai disertai angin kencang , salju, juga terputusnya aliran listrik sungguh amat menyedihkan .
Pak Bambang : ” Kita pingin lo ada salju…..di sini di Indonesia ”
Pak Sastro : ” Kalau sedikit keluarnya ya tak apa….tapi ini badai…tentunya berbahaya ya ‘gak mas Aris…?”
Aris : ” Iya …betul..pak..tapi malahan bahaya kita kan negara tropis…dengar hujan es batu saja sudah bergidik badan ini…apalagi kok ada salju…rasanya tak mungkin lah …Tuhan sudah memberi porsi sendiri-sendiri dengan tingkat resiko sendiri-sendiri juga tentunya “. Aris mendengar berita dari Gozali kalau terjadi air laut surut di Bangka Belitung tepatnya di pantai Sampur, masyarakat pada berdatangan ke pantai tersebut untuk membuktikan kebenaran berita itu.
Aris menyaksikan lewat youtube berita yang menghebohkan tersebut. Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD ) Bangka Belitung , Mikron Antariksa menyatakan fenomena itu merupakan hal biasa dan menjelaskan fenomena tersebut merupakan pasang surut yang dipengaruhi bulan dan pada saat ini sedang musim barat dan bulanpun dekat dengan bumi . Mikron menghimbau Masyarakat tak perlu khawatir , sebab air akan kembali saat akan pasang .
Bu Sariyah : ” Tak kira akan tsusami, pasalnya gejalanya sama yaitu air laut surut yang mendadak dan segera kembali dengan debit yang luar biasa tekanan air laut yang bergemuruh ombaknya tanah juga terjadi getaran bahkan terjadi gempa , ketika proses berlangsung nya tsunami menuju daratan, terjadi suara seperti dentuman atau seperti suara pesawat dari arah laut. Dari arah laut, terlihat adanya sebuah gelombang yang memiliki warna pekat dan sejajar dengan permukaan laut”
Aris M : ” Di Indonesia tsunami yang di ikuti gempa lebih dahulu kurang lebih 40 menitan baru terjadi tsunami dan memiliki tanda-tanda seperti yang di ceritakan ibu tadi “.
Wulan : ” Hih…ngeri kalau terjadi tsunami…” Aris memandang Wulan yang baru pertama dilihatnya lantas bertanya, : ” Lhoh ini siapa buk….kok Aris baru lihat…”
Sariyah : ” Ini Wulan cucunya pak Sastro…putrinya mas Anwari , baru datang dan bersilaturahmi dengan kita ”
Aris M : ” Ohw yang di Lumajang itu….sudah lulus sekolahnya..? ”
Wulan : ” Baru lulus mas…. ” agak takut menyampaikannya pada Aris.
Aris M : ” Mau kuliah dimana….? ”
Wulan : ” Dimana saja sambil kerja…..”
Aris M : ” Sudah dapat pandangan kerja….?”
Wulan : ” Belum mas…belum menemukan pekerjaan yang bisa membantu kuliah saya….” Aris termenung mendengar penyampaian Wulan yang apa adanya
Aris M : ” Yang sabar dulu ya Wul…semoga ada rejeki untuk kamu…atau kamu mau bantu menginput data-data dan kau simpan di folder tertentu….? ”
Wulan : ” Maksudnya …..membantu mas Aris….?”
Aris M : ” Iya….tapi kamu punya laptop….? ”
Wulan : ” Ada mas….dan sudah saya bawa sekalian…..”
Aris M : ” Ya sudah tak apa….tapi nunggu tahun baru ya Wul…?”
Wulan : ” Inggih…siap mas….” Wulan amat senang karena dibantu Aris mendapatkan biaya kuliahnya, pak Sastropun angkat jempol atas bantuan Aris yang spontan. Bu Sariyah sudah lega perasaannya serta janji kepada pak Sastro sudah terpenuhi Aris.