Bu Marzuki pagi-pagi Ia sudah di warung Bu Sariyah, kecuali belanja banyak yang harus dibicarakan , karena anak perempuannya akan dilamar dia minta tolong dibantu pembelanjaannya nanti ia akan memberi DP
” Memang rencana lamarannya mbak Erna kapan bu Marzuki ?” tanya bu Sariyah
” Seminggu lagi bu , DP nya menyusul ya…karena Erna masih kerja sebentar lagi kan gajian dan uang itu untuk DP, sekarang saya cuma minta tolong kira-kira baiknya apa ya bu…?” Bu Sariyah memberikan usulan dan akan membantu semua pembelanjaannya, di depan ada mobil box dan memberikan klakson untuk masuk halaman parkir bu Sariyah, ternyata Mas Penky temannya Mas Arifin.
” O wallaaaah Mas Pengky to… ibu kira siapa..ada apa mas ..? ” tanya bu Sariyah
” Bu Sariyah saya ini mendapat referensi dari mas Arifin untuk membantu pengadaan sembakonya panjenengan apa benar demikian bu..?”
” Lo iya bener….apa sampeyan yang biasa kirim di bu Jamal..?”
“Gih bu ..saya yang kirim …”
MasyaAllah kok saya gak tahu kalau mas Pengky ini langganannya bu Jamal”
” Laris ya bu warungnya…kata mas Arifin laku keras belanjaannya, makanya saya ambil orderan bu Sariyah , apa saja yang ibu butuhkan lengkap di sini: Beras , Minyak Goreng , Gula Pasir , Tepung Terigu , Tepung Bumbu , Kecap , Margarin dan telur. Buk ini ada makanan bayi sampling satu renteng buat uji coba dulu gratis bu gak usah bayar, agar-agar dua pak campur , bumbu masak dan lain-lain.”
Bu Marzuki minta pamit karena melihat Bu Sariyah sibuk dan minta disambung nanti sore saja. Bu Sariyah minta maaf karena belum bisa bicara banyak dan masih ngurusi kerjaan.
” Bu ini price list nya dan ibu sesuaikan harga jual dengan lingkungan panjenengan, oh ya buk mas Arifin kalau kesini cek dan tagih hari apa..? dan ibu minta ditagih mingguan to…? ”
” Mas Arifin itu food and drink tiap hari Selasa saya minta cek dan tagih kalau mas Pengky ini sembako harinya Kamis saja mas untuk cek dan tagihnya, pas hari ini juga Kamis cocok untuk hitungan….ayok mas dihitung biar nanti suami saya dan Aris yang merapikan tempatnya. Mas Pengky menurunkan barang-barang sembako dan menghitungnya bersama bu Sariyah sekalian dimasukkan ke dalam. ” Bu itu ada pembeli dilayani saja dulu biar saya masukkan sendiri barang-barang ini tadi kan sudah dicek ”
” Ya mas terima kasih ” sahut bu Sariyah.
” Bu Sariyah…waaaahh berasnya sudah datang kebetulan saya mau blanja beras ” kata bu Tatik tetangga pojok perempatan. Mendengar pembicaraan penjual dan pembeli, Pengky ingin menambah berasnya karena masih uji kelancaran pembayaran maka Mas Pengky memberikan kartu namanya saja bisa dadakan meminta barangnya akan diantar mas Pengky langsung jika pesannya pagi hari. ” Bu temen saya ada produsen kerupuk Sumia kalau mau nanti saya bantu orderkan bagaimana sekalian sneck keringan mau gak bu…? ”
” Silakan kalau mau nitip gak apa.. datang hari Sabtu saja karena cuma itu hari tagih yang kosong mas..!”
” Ya bu nanti segera saya kasih tahu mbak Darna , dia yang memiliki usaha itu bu” Mas Penky langsung pamit setelah dibuatkan juice mangga dan mengucapkan terima kasih.
Karena masih morat – marit tempatnya dan belum rapi maka Bu Sariyah menutup pintu samping agar aman dan menunggu Aris pulang sekolah. Bu Tatik belum pulang malah dia kehausan dan minta dibuatin minuman segar ,” Buk sayurnya yang masih apa saja …?” tanya bu Tatik
” Ini ada kangkung, bayam , kubis , buncis , selada masih lengkap kok jeng..” kata Bu Sariyah
” Saya ini gek males buk…saya telat dua bulan nih bu maunya tidur terus..buahnya yang ada apa buk ?”
” Ini ada jambu air , melon , buah pir , sawo…., apel , wah pilih sendiri ya jeng, saya tak bebenah beras dulu ”
” Bu mbok saya tambahin minuman juice apokatnya, nanti tak bawa pulang saja juice nya ”
” Kalau pulang ini tak kasih tasnya biar gak tumpah”
” Buk dagingnya masih..?” tanya mbak Ratna
” Tinggal yang seper empatan masih dua..mau ..?”
” Ya tak ambil semua , telur satu kilo , santan , dan bumbu rendang dua saset, looo..dik Tatik kenapa kok pucat sekali..?”
” Jeng Tatik itu hamil muda, jadinya les-lesan… pinginnya minuuum terus” kata bu Sariyah
” Dik Tatik aku antar pulang saja ya…nanti belanjaannya biar disusulkan, ” kata mbak Ratna
” Saya belum belanja, cuma masih tanya-tanya tapi kepala puyeng, bu Sariyah saya dimasakkan sayur bayem saja lauknya mendoan dan tahu susur nanti kalau Aris pulang tolong di antarkan gih buk..?”
” Oh iya jeng Tatik..”
” Ini uang juice apokatnya dua gelas buk..”
” Iya trima kasih, istirahat dulu jeng…tiduran…” kata bu Sariyah
Mbak Ratna membayar belanjaannya ” Lo itu beras dua sak kecil milik siapa..?”
” Itu milik saya biar nanti diantarkan Aris sekalian bayar sayurnya juga ya buk…?”
” Iya…gak apa-apa….hati-hati ya jeng…mbak Ratna trima ksih sudah nolongi jeng Tatik”
” Iya bu…pareng…”
Aris baru pulang dari sekolah dia langsung cuci kaki dan makan, dia mengambil sendiri sayur dan lauknya, ” Buk tolong bikinkan juice tomat yang manis dan dingin ya….haus sekali nih…panaaas benar hari ini…” Aris menyalakan kipas angin karena gak tahan, dan ia pindahkan ke teras agar pembeli nyaman. tidak kepanasan .
Rombongan anak sekolah SMP pada ke warung membeli ice juice karena panas sekali dan Aris ikut membantu membuatkan ada yang minta melon , tomat , apel , jeruk , sirsat, mereka ada yang meminta es teh manis yang dingin .
Bu Sariyah langsung membuat kan satu teko besar teh manis yang dingin, mereka meminumnya tak henti-henti bergantian , ibu mengeluarkan gorengan mereka melahapnya karena kelaparan dan kehausan, mereka duduk beristirahat sambil menikmati kipas angin .
” Ayoo baliii..kok malah leyeh-leyeh ini sudah gak panas lagi..tu sudah adem ”
kata Kliwon salah satu teman mereka.
” Eh yo.. ayo mbayar sik….” mereka menginginkan patungan dan bu Sariyah mengerti keadaan anak-anak sebaya Aris anaknya.
” Wis ngene…ini semua habisnya 25.000 untuk juicenya siapa yang minum…? sedang estehnya 10.000 saja dah dibagi berapa orang ” kata bu Sariyah. ” Horeeee…terima kasih buk la gorengannya bagaimana buk…? “gak usah kalian ambil satu – satu kan, jadi itu gratis ya..untuk kalian dari Aris anak ibu itu ”
” Ris terima kasih ya…terima kasih” mereka bersalaman dengan Aris juga berkenalan selanjutnya pulang dengan kondisi segar. Ibu menyuruh Aris mengantarkan pesanan Bu Tatik yang di perempatan jalan itu pesanannya beras 10 kg 120.000, sayur bayam 10.000, gorengannya 10 dua macam 5000 jadi total semuanya 135,000 rupiah. Dan ini buah apel gratis ya… begitu pesan ibu , Aris segera berangkat.
Supulangnya Aris dari bu Tatik, Aris memberikan uang dari bu Tatik katanya terima kasih buah apelnya manis dan besok mau memesan satu kilo sama besok siang minta dibuatkan sup yang biasa dijual di warung dikirimkan sesudah Aris pulang sekolah seperti sekarang ini. Ibu Sariyah tersenyum ternyata Jeng Tatik suka sayur buatanku Alhamdulillah. Bu Sariyah segera mandi keburu bu Marzuki datang nanti, dan Aris menjaga warung sambil jaga gorengan.
Bu Marzuki datang dan ibu Sariyah sudah rapi, ” Bu ternyata anakku minta dibuatkan lontong opor dan yang memasak budenya dari Solo tapi bahannya tetep pesan sampeyan , ini buk catatannya dan ini DP nya karena sambal goreng ati jadi pesan lomboknya teropong merah 1/2 kg, telur satu kilo, kentang 2 kilo buk lontongnya skalian pesen bisa gak ya…?”
” Bisa buk nanti tak mintakan pak Dalijo ..bu Marzuki pesan berapa biji ?”
” 30 biji saja bu, sama ati sapi satu kilo santan 5 kotak gula merah 1/4 kg , ayam jawa dua ekor dan buahnya apel merah 2kg jeruk manis 2kg , bawang merah dan putih 1/2 kg saja, sementara itu saja dulu besok pagi saya ambil sendiri pesanannya , ooh iya…udang satu kg yang sedang ukurannya ” .
Bu Marzuki pamit karena mau membeli roti cake dan kue-kue lainnya. ” Bu jangan lupa nanti habis Isyak datang ke rumah menyaksikan lamarannya Ratna ya… terima kasih”.
Pak Bambang baru pulang dari kerja dan minta dibuatkan kopi susu sementara pak Bambang mandi.
Mas Raka dan Mas Untung minta makan sayur asem dan ikan teri di pedesin minumnya es teh. Pak Bambang dan Bu Sariyah menghadiri acara Lamaran Erna anak dari Bapak dan Ibu Marzuki. Calon suami Erna seorang dosen swasta sambil berbisnis jual beli mobil bekas agak tuaan sedikit karena terlambat nikah selisih 15 tahun dengan Erna umur calonnya Erna 40 tahun dan sudah mapan.
Perbedaan umur tidak mempengaruhi pernikahan , mereka sama – sama cinta dan sudah menjalin hubungan selama tiga tahun kini mereka sepakat untuk menikah sebelum bulan Romadhon tahun ini. Alangkah senangnya bapak dan Ibu Marzuki karena putrinya segera hidup mandiri.