Fadil sudah sekolah di Lumajang tempat kakaknya sekolah SMA dan pak Sastro sudah kembali dari Lumajang karena ingin menyaksikan rumah huniannya Anwari. Wulan sedang membersihkan lap topnya yang bakal dipakai buat membantu kerja di tempat Aris sambil membantu menjaga warungnya dan menunggu tugas yang diberikan Aris.
Wulan : “ Selamat tahun baru 2023 kak Aris, semoga akan menjadikan tahun keberhasilan yang berkelanjutan “
Aris : “ Selamat tahun baru juga semoga dengan adanya kamu usahaku sebagai jurnalis akan lancar-lancar dan menambah masukan yang bermanfaat..Aamin.
Wulan membaca nama lengkap Aris Munandar S.ip dalam papan meja kantornya yang berada di samping kassa bu Sariyah sedangkan meja Wulan berhadapan dengan Aris sambil menjaga pembayaran dan kassa jika bu Sariyah kerepotan melayani pelanggan. Aris memberikan catatan untuk dimasukkan dalam file penculikan, Wulan membaca dulu lalu mengetik sesuai permintaan Aris.
Wulan : “ Ngeri seorang anak kecil diculik lalu antingnya diambil dan di biarkan begitu saja di keramaian Ada Suwalayan di jalan Majapahit.
Aris : “ Yaaah…itu warning bagi ibu-ibu agar selalu waspada kepada putra putrinya “
Wulan : “ Tapi sekarang umumnya yang jaga putra-putrinya justru nenek atau kakeknya “
Aris : “ Orang tua digantikan nenek atau kakeknya itu wajar sebagai aktifitas rutin dan menjaga cucu itu sudah sepantasnya…”
Wulan : “ Yaaah …intinya kita harus hati-hati ya kak…”
Aris : “ Ya benar sekali, Tolong masukkan di facebook Semarang Sejahtera..”
Wulan : “ Siap kak….” Bu Sariyah mendengarkan cerita Aris dan Wulan ikut berkomentar.
Sariyah : “ La itu si Ganis cucunya bu Marzuki…anaknya mas Gandung di rumah dijaga bu Marzuki , eh diganggu sama orang tak dikenal mau diajak naik motor muter-muter katanya, mulanya Si Ganis tak mau tapi setelah dibujuki dengan memberikan permen dia mau mendekat, untung saja bu Marsuki keluar dan mencegahnya dan tentunya amat marah…lalu orang itu langsung melarikan diri”.
Aris : “ Nah tu….ini saja daerah aman ..saking amannya malahan sepi….biasanya jam-jam kerja kantor mereka beroperasi dikiranya betul-betul sepi nyatanya bu Marzuki mengawasi melalui cctv…itu bagi yang pasang cctv kalau yang tak ada cctvnya terus piye jaaallll…”
Baru saja tulisan Aris dipublikasikan di Semarang Sejaktera dan Sariyah center komentar langsung mengalir cepat.
Terdengar bunyi bel ternyata mas Pengki yang mengantar orderan bu Sariyah terlihat di layar cctv karena bu Sariyah sedang memasak sayur maka Wulan membantu menerima pesanannya dan menatanya serta mengecek dengan notanya lalu membayarnya sesuai uang yang diberikan bu Sariyah.
Jam 08 waktu Indonesia Aris menerima panggilan WA dari Aryati temannya di Turkiye yang mengabarkan terjadi gempa bumi di Turki.
“ Jadi subuh dini hari ini tanggal 7/2/2023 terjadi gempa dahsyat…?” , begitu suara Aris yang ingin mendengarkan kejelasannya berita dari Aryati yang bersuara memelas karena saat itu dalam kondisi gerimis dan habis turun salju. Sayang sekali telepon itu terputus dan Arispun mengecek lewat berita dan youtube dan ternyata benar. Gempa dengan kekuatan amplitudo 7,8 itu terjadi dua kali yang pertama dengan kekuatan amplitudo 7,5 dan kedua 7,8 lebih besar lagi , burung banyak yang beterbangan dan anjing banyak yang melolong seperti memberikan isyarat kalau terjadi sesuatu pergerakan di dalam tanah sebelum terjadi gempa di Turki. Asap beterbangan karena banyak bangunan yang runtuh.
“ Semoga engkau selamat dik Aryati dan tetap sehat serta melanjutkan kuliah lagi “ batin Aris yang berkecamuk memikirkan nasib teman sekolahnya yang melanjutkan kuliah sambil bekerja.
Aryati tinggal di apartemen bersama tiga orang di apartemen tapi apartemen mana Aris kurang jelas karena baru saja pindah dan mencari apartemen baru dan mendapat pekerjaan di Istambul, Aris mencoba menelepon lagi siapa tahu tadi masih repot.
Telepon bergetar saat Aryati masih membersihkan kamar dapurnya.
Aryati : “ Assalamualaikum Aris…selamat malam, terima kasih mau menghubungi aku…”
Aris : “ Wa Alaikum salam Ariyati, bagaimana keadaanmu saat ini pasca gempa Turki….”
Aryati : “ Di Istambul aku baik-baik saja karena sudah pindah apartemen dan aku menghubungi kamu siapa tahu ada teman atau sahabat yang membutuhkan pekerjaan, aku terjatuh karena goncangan dan internet mati total…dan saat ini barusan nyala apa karena kau telepon ya….he…he…”
Aris : “ Syukurlah..kau aman, soal pekerjaan akan aku sampaikan teman-teman dulu bagaimana? “
Aryati : “ Ya tak apa Ris…, aku tunggu kabarmu selama satu bulan… “
Aris : “ Okey deh, makasih kabarmu ya…sampai jumpa dan salam buat teman- teman jika nanti ke WA chatingannya ya…“
Aryati : “ Ya…Terima kasih juga Ris, salamkan buat Marlena kalau keadaanku baik-baik saja…” Aryati mengucapkan salam dan dibalas Aris dengan penuh semangat serta banyak-banyak berdoa di negeri orang yang jauh dengan sanak-saudara. Wulan mendengarkan pembicaraan antara Aris dan Aryati yang mesam mesem sendiri.
Aris : “ Kamu kok mesam-mesem sendiri….hayo ada apa…apa mau kerja di Turki….?”
Wulan : “ Kalau saat ini kelihatannya belum memungkinkan …ibuk bisa maraaahhh “
Aris : “ Lo… kan sambil kuliah disana…ya mungkin menunggu waktu….saja” . Sebenarnya Wulan itu termasuk cewek yang tekun memang belum berpengalaman itu biasa karena belum masanya.
Pak Dalijo sayur pagi ini agak lambat datangnya kareno motornya kebanan di pasar Regol Citarum.
Pak Dalijo : “ Maaf buk…pesanannya telat…”
Bu Sariyah : “ Tumbenan pak…terus pesanan buah untuk rujak dalam acara nujuh bulan dapet pak ? “
Pak Dalijo : “ Dapat dong buk….pak Dalijo kok lawan…segala pesanan tak terlewatkan he..he..”
Bu Sariyah : “ Mantap…..mantap…bagus dan segar buahnya…” Pak Bambang mendengarkan celotehan pak Dalijo bertanya pada Bu Sariyah.
Pak Bambang : “ Lo siapa to yang hamil bune…?”
Bu Sariyah : “ La itu mbak Erna istrine mas Gandung…”
Pak Bambang : “ Waaah…Pak Marzuki bakal punya cucu lagi..kapan ya kita punya cucu..”. Suara pak Bambang sedikit di rem khawatir terdengar Aris.
Disela-sela kesibukanya ada tamu yang menunggu diemperan ternyata pak Dahlan Notaris dan Pengacara baru yang akan diperkenalkan kepada Aris.
Aris : “ Monggo…pak…. masuk…”
Dahlan : “ Disini saja sambil melihat keramaian , Wah …disini enak ya…tempatnya strategis dekat Rumah Sakit, kosan…, juga Sariyah Center dan memiliki toko kelontong yang besar…halaman segini lumayan untuk tamu yang datang dan pergi , Oh ya kenalkan ini mas Rangga seorang pengacara terkenal di Semarang kelihatannya mau gabung dengan sampeyan…”
Aris bersalaman dengan Rangga dan menyambut perkenalannya dengan gembira.
Rangga : “ Bener nih katanya ada temen yang butuh tenaga kerja untuk bekerja di perusahaan percetakan di Turkeye/ Turki..ini ada keponakanku yang minat dan ini biodatanya sudah kubawa sekalian…”
Aris memanggil Wulan untuk memasukannya ke dalam file SDM yang merangkum data ketenaga kerjaan. Ditengah asiknya pembicaraan tiba-tiba pak Zamroni berteriak “ Penculik…penculik….tolong putuku di masukan karung….” suara itu menggema dan penculiknya segera melepaskan cucu pak Zamroni yang sudah dikerudungi karung beras. Sontak Aris dan tamunya serta bu Sariyah dan semuanya keluar rumah mencari orang yang hendak membawa cucu pak Zamroni yang untung tak jadi menculik cucunya.