Warung Sayur Bu Sariyah episode 41

Pekerjaan Di Luar Negeri

Aris kedatangan tamu teman kuliahnya dari fakultas ekonomi yang bernama Suparmi yang biasa dipanggil Mamik.

Mamik    : ” Ris…piye kabarmu…..? ”

Aris          : ” Alhamdulillah…baru seperti ini kantoranku yang nemplok Sariyah Center…piye Mik ada yang bisa aku bantu….?”

Mamik     : ” Tolong carikan tenaga kerja yang sesuai dengan brosur ini…?!”

Aris          : ” La terus aku dapat apa dari perekrutan ini…..?”

Mamik     : ” Ada deh…..ini yang kau dapatkan…..” sambil memberikan brosur yang langsung diterima Aris.

Aris          : ” Waaah lumayan ternyata pendapatannya….terus kalau yang tak punya duwit apa ya bisa kerja…? ”

Mamik    : ” Wah kamu ini…nih baca….” sambil menunjukkan selebaran yang lainnya…

Aris          : ” Ternyata cuma mempersiapkan pemeriksaan penyakit dan yang lainnya termasuk pembuatan paspor..baik akan aku pubikasikan…makasih ya Mik ”

Mamik    : ” Aku tunggu secepatnya ya Ris….!!” Mamik segera pulang setelah berbasa-basi sana sini. Aris membuat brosur tentang ketenaga kerjaan sesuai dengan form yang akan di tempatkan di kapal pesiar..ataupun cleaning servis juga pekerja sebagai nelayan dan ditempatkan di luar negeri serta vasilitas yang didapatkannya dan menyuruh Wulan untuk memperbanyak brosur tersebut.  Pak Marwoto dari IKLIM memberikan tugas kepada Aris , Gozali dan Marlena untuk berangkat ke Padang khususnya di Lahat yang mendapat bencana tsunami baru-baru ini.

Brosur sudah di publikasikan di harian IKLIM , Facebook Semarang Sejatera serta di tempel di Sariyah Center.

Bu Sastro  : ” Kata Wulan mas Aris buka lowongan pekerjaan di luar negeri..”

Bu Sariyah : ” Iya buk…, tu sudah masuk beberapa pelamar yang di urus Wulan sementara Arisnya berangkat ke Lahat daerah Sumatera Selatan untuk meliput dampak banjir bandang yang akan di laporkan diharian IKLIM .

Bu Sasto   : ” Waaah sibuk benar mas Aris , saya kira selesai kuliah akan santai eh malah semakin sibuk “.

Bu Sariyah : ” La itu pengumuman sudah di tempel Wulan di mading Sariyah Center tadi malam sebelum Wulan pulang. Petugas pemeriksaan laboratorium dari Madika Laboratorium datang menemui Wulan yang sudah lapor pada Aris mengenai pemeriksaan kesehatan calon tenaga kerja berama mbak Mamik meminta berkas mereka .

Wulan        : ” Bu Mamik alamatnya sudah ada di sini jadi tak usah memilah-milah lagi ”

Mamik        : ” Sip mbak Wulan makasih , terus nomor teleponnya sudah ada belum untuk menghubunginya ? ”

Wulan        : ” Sudah…sudah lengkap semuanya….dan mereka yang sudah siap keuangannya ada tanda klip di pojok atasnya Bu…”

Mamik       : ” Baik mbak saya menunggu beliaunya pulang dari Lahat Sulawesi Selatan , saya permisi dulu ya mbak…mari Bu Sariyah…”

Bu Sariyah  : ” Kok buru-buru jeng…maaf ni Mas Arisnya masih di Padang..”

Mamik     : ” Ingggih bu…saya cuma menghitung pelamar saja kok..Assalamualaikum…”

Bu Sariyah : ” WaAllaikumusalam…. nderekaken…” Mamik pulang bersama karyawannya Sisil dan Pipih sebagai tenaga laboratoriumnya , Wulan mengembalikan berkas dalam stopmap yang belum di periksa Aris.

 

Aris memvideokan  kadaan desa Gunung Agung di Lahat yang porak poranda , Gozali memfoto kerusakan bangunan dan tanaman yang gagal panen karena diterjang banjir . Aris juga menfoto ekspresi wajah-wajah orang yang rumahnya hanyut, Marlena membagikan donatur berupa uang tunai dari IKLIM maupun Sariyah Center yang mereka butuhkan untuk segala macam keperluan juga membagikan mie kering serta telur dan minyak goreng , rasa haru Aris dan kawan-kawan meninggalkan mereka .

Marlena   : ” Aku tak tega melihat rumah yang porak-poranda Ris….” Marlina merurai air mata saat menyalami masyarajat yang terdampak banjir sambil membagikan uang tunai.

Aris           : ” Yaaaah…ini adalah kuasa Allah agar kita selalu berbagi kepada yang membutuhkan “.

Pak Abdullah Siregar menelepon Aris yang sedang perjalanan pulang ke Semarang.

Aris          : ” Selamat sore pak…”

Abdullah : ” Ma af bapak mau pulang ke Indonesia malam ini dan besok langsung ke Semarang …”

Aris          : ” Bagaimana apakah kami jemput di Ahmad yani..? ”

Abdullah : ” Yaaah kita lihat besok saja….okey..aku terbang….”

Aris          : ” Selamat jalan pak…hati-hati di jalan…” Hape sudah dimatikan pak Abdullah karena pesawat segera take off .

Mereka bertiga langsung menuju kantor IKLIM di dekat RRI untuk bertemu dengan pak Marwoto. Bu Sariyah mendapat kabar dari Aris yang sudah sampai kantor IKLIM

Sariyah    : ” Sudah sampai semarang to…kok tak minta dijemput bapakmu…?

Aris           : ” Kan Aris ke IKLIM dulu buk …laporan sama pak Marwoto..”

Sariyah     : ” Ngeri ya melihat banjir di Lahat….”

Aris           : ” Ngeri juga setelah banjir buk…..material  menumpuk …kayu atap rumah serta papan yang hanyut sudah pada rontok menumpuk bercampur dengan tanah…bau  binatang yang mati yang di rubung singgat amat menyengat….”

Sariyah    : ” La itu kamu foto sama Gozali…la Marlenanya dimana….? ”

Aris           : ” Marlena ada  di foto yang lainnya sedang membagikan sembako…ni ada di IKLIM hari ini…”

Aris mandi ketika pak Abdullah menelepon, lalu mengirimkan pesan kalau pak Abdullah sedang transit di Haneda Jepang dan mengirimkan foto bersama keluarga di bandara. Selesai mandi Wulan menyerahkan berkas yang segera ditanda tangani oleh Aris.

Wulan      : ” Kak….tadi siang ada tamu yang ingin bekerja sama dengan kakak…ini kartu namanya…”

Aris           : ” Ya…taruh saja di meja…dan kamu boleh istirahat karena sudah sore….” Wulan segera pulang. WA dari pak Abdullah sudah terbaca semua Aris menelepon pak Abdullah tapi pak Abdullah malahan yang menghubungi Aris.

Abdullah  : ” Kamu cukup miskol saja…. pasti bapak hubungi…Maaf bapak baru bisa pulang karena kelulusan adikmu Laila sebagai sarjana Kimia , dia sudah ditarik di perusahaan farmasi , tapi dia ingin kembali dulu di Indonesia katanya kangen sama kamu….”

Aris          : ” Laila….kamu kangen sama makanannya ibuk Sariyah pastinya….” karena pak Abdullah mengganti panggilan memakai videocall maka Laila langsung menjawabnya…

Laila        : ” Tahu saja kak Aris ini….aku pulang langsung ke Halmahera ya… ? ” kata Laila

Aris          : ” Kamu tidur dimana sama ibuk….tempatnya sini sempit..”

Laila         : ” Ya kakak tidur di Lesanpuro bagaimana….kalau jadi kakak jemput dibandara sekalian ke Lesanpuro..”

Aris          : ” Kerjaan kakak banyak….tapi bolehlah akan kakak coba besok…”

Abdullah : ” Bapak akan istirahat sehari di Jakarta….ohya…adikmu minta dibuatkan lontong opor kayak lebaran dulu….”

Aris          : ” Inggih …siap bapak….jadi bapak sekeluarga akan singgah dulu ke Halmahera…” .

Abdullah : ” Iya….adikmu kangen sekali…”

Pak Abdullah mematikan hapenya karena pesawat akan berangkat menuju Jakarta. Aris memberitahukan ibuknya kalau Laila mau singgah di Halmahera dan mita dibuatkan lontong opor..

Sariyah   : ” Welah…anakku mau makan lontong opor…tak bikinkan yang spesial….dari Amerika jauh-jauh cuma kangen makanan lontong opor…”

Pak Bambang yang baru pulang dari masjid perutnya kluthukan karena lapar untung bu Sariyah sudah menyiapkannya maka Aris makan bareng bapaknya sedangkan bu Sariyah melayani pembeli yang mau kolakan.

Sariyah  : ” Bu Badriyah kok tumben malam-malam….”

Badriyah : ” Iya bu…pak Rasuan besok malah pergi…. tengok tetangga yang sakit di Panti Wilasa dr Cipto ” sambil menyerahkan catatannya. Bu Badriyah minta dibuatkan makan malam sambil menunggu belanjaannya.

Sariyah   : ” Tinggal bandeng di acar sama srondeng mau buk….”

Badriyah : ” Apapun masakan bu Sariyah kalau nempel di mulut pasti enak ” Bu Sariyah mesem saja  sambil menyiapkan makan malam.

Sariyah    : ” Sudah kasep cocok ya bu….oh ya bu…mas  Firman  putra panjenengan sekarang sudah kerja dimana….?”

Badriyah : ” Dia yang ngejual dagangan dirumah…sejak covid Firman tak kuliah karena tak ada masukan dan masih membiayai adiknya sekolah SMA sampai sekarang…kalau ada pekerjaan mbok tulungi Firman bu…?! ”

Sariyah   : ” La itu…di mading ada lowongan …siapa tahu cocok…tapi di luar negeri…”

Badriyah : ” Terima kasih…saya tak makan dulu…laper nih….” Bu Badriyah menelepon anaknya Firman agar mau membantunya sekalian membaca lowongan pekerjaan. Tak lama kemudian Firman datang menjemput ibunya sambil menta tolong Aris Munandar untuk mendapatkan pekerjaan untuknya.

 


Warung Sayur Bu Sariyah

Warung Sayur Bu Sariyah

Status: Ongoing Tipe: Author: Dirilis: 2018 Native Language: Indonesia
Sariyah hatinya meradang, anak lelakinya minta uang saku untuk sekolah belum bisa memberi sementara suaminya ngorok gak bangun-bangun , terpaksa ia harus ngutang tetangga sebelah untuk memberi bekal anaknya yang masih kelas SD kelas - 5. Sariyah sudah malas bertengkar setiap harinya.....malas pula membangunkan suami yang cuwek dan gak bisa diharap, dia lari ke bu Marzuki meminta kerjaan apa saja asal dia bisa makan, Bu Marzuki menyuruhnya ke pasar untuk berbelanja dia mencatat belanjaan dan uang pemberian bu Marzuki, ketika ia keluar bu Yusuf minta dibelikan udang satu kilo beserta uangnya,  Mbak Ratna minta dibelikan jamu dan bawang merah. Sariyah langsung ke pasar mencarikan belanjaan mereka disinilah kehebatan Sariyah yang pandai menawar dan bisa memberikan untung dirinya, dari tiga ibu yang menitipkan belanja dia dapat mengantongi keuntungan 5000 rupiah, dia membelikan nasi bungkus untuk suaminya, dan segelas teh hangat. Sariyah langsung menuju Bu Marzuki memberikan pesanannya, juga bu Yusuf dan Mbak Ratna. mereka memberikan uang karena Sariyah mendapatkan barang yang bagus dan sehat.Mereka semua menginginkan Bu Sariyah membelanjakan sayuran dan bahan makannya setiap hari

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset