Aris kedatangan tamu teman kuliahnya dari fakultas ekonomi yang bernama Suparmi yang biasa dipanggil Mamik.
Mamik : ” Ris…piye kabarmu…..? ”
Aris : ” Alhamdulillah…baru seperti ini kantoranku yang nemplok Sariyah Center…piye Mik ada yang bisa aku bantu….?”
Mamik : ” Tolong carikan tenaga kerja yang sesuai dengan brosur ini…?!”
Aris : ” La terus aku dapat apa dari perekrutan ini…..?”
Mamik : ” Ada deh…..ini yang kau dapatkan…..” sambil memberikan brosur yang langsung diterima Aris.
Aris : ” Waaah lumayan ternyata pendapatannya….terus kalau yang tak punya duwit apa ya bisa kerja…? ”
Mamik : ” Wah kamu ini…nih baca….” sambil menunjukkan selebaran yang lainnya…
Aris : ” Ternyata cuma mempersiapkan pemeriksaan penyakit dan yang lainnya termasuk pembuatan paspor..baik akan aku pubikasikan…makasih ya Mik ”
Mamik : ” Aku tunggu secepatnya ya Ris….!!” Mamik segera pulang setelah berbasa-basi sana sini. Aris membuat brosur tentang ketenaga kerjaan sesuai dengan form yang akan di tempatkan di kapal pesiar..ataupun cleaning servis juga pekerja sebagai nelayan dan ditempatkan di luar negeri serta vasilitas yang didapatkannya dan menyuruh Wulan untuk memperbanyak brosur tersebut. Pak Marwoto dari IKLIM memberikan tugas kepada Aris , Gozali dan Marlena untuk berangkat ke Padang khususnya di Lahat yang mendapat bencana tsunami baru-baru ini.
Brosur sudah di publikasikan di harian IKLIM , Facebook Semarang Sejatera serta di tempel di Sariyah Center.
Bu Sastro : ” Kata Wulan mas Aris buka lowongan pekerjaan di luar negeri..”
Bu Sariyah : ” Iya buk…, tu sudah masuk beberapa pelamar yang di urus Wulan sementara Arisnya berangkat ke Lahat daerah Sumatera Selatan untuk meliput dampak banjir bandang yang akan di laporkan diharian IKLIM .
Bu Sasto : ” Waaah sibuk benar mas Aris , saya kira selesai kuliah akan santai eh malah semakin sibuk “.
Bu Sariyah : ” La itu pengumuman sudah di tempel Wulan di mading Sariyah Center tadi malam sebelum Wulan pulang. Petugas pemeriksaan laboratorium dari Madika Laboratorium datang menemui Wulan yang sudah lapor pada Aris mengenai pemeriksaan kesehatan calon tenaga kerja berama mbak Mamik meminta berkas mereka .
Wulan : ” Bu Mamik alamatnya sudah ada di sini jadi tak usah memilah-milah lagi ”
Mamik : ” Sip mbak Wulan makasih , terus nomor teleponnya sudah ada belum untuk menghubunginya ? ”
Wulan : ” Sudah…sudah lengkap semuanya….dan mereka yang sudah siap keuangannya ada tanda klip di pojok atasnya Bu…”
Mamik : ” Baik mbak saya menunggu beliaunya pulang dari Lahat Sulawesi Selatan , saya permisi dulu ya mbak…mari Bu Sariyah…”
Bu Sariyah : ” Kok buru-buru jeng…maaf ni Mas Arisnya masih di Padang..”
Mamik : ” Ingggih bu…saya cuma menghitung pelamar saja kok..Assalamualaikum…”
Bu Sariyah : ” WaAllaikumusalam…. nderekaken…” Mamik pulang bersama karyawannya Sisil dan Pipih sebagai tenaga laboratoriumnya , Wulan mengembalikan berkas dalam stopmap yang belum di periksa Aris.
Aris memvideokan kadaan desa Gunung Agung di Lahat yang porak poranda , Gozali memfoto kerusakan bangunan dan tanaman yang gagal panen karena diterjang banjir . Aris juga menfoto ekspresi wajah-wajah orang yang rumahnya hanyut, Marlena membagikan donatur berupa uang tunai dari IKLIM maupun Sariyah Center yang mereka butuhkan untuk segala macam keperluan juga membagikan mie kering serta telur dan minyak goreng , rasa haru Aris dan kawan-kawan meninggalkan mereka .
Marlena : ” Aku tak tega melihat rumah yang porak-poranda Ris….” Marlina merurai air mata saat menyalami masyarajat yang terdampak banjir sambil membagikan uang tunai.
Aris : ” Yaaaah…ini adalah kuasa Allah agar kita selalu berbagi kepada yang membutuhkan “.
Pak Abdullah Siregar menelepon Aris yang sedang perjalanan pulang ke Semarang.
Aris : ” Selamat sore pak…”
Abdullah : ” Ma af bapak mau pulang ke Indonesia malam ini dan besok langsung ke Semarang …”
Aris : ” Bagaimana apakah kami jemput di Ahmad yani..? ”
Abdullah : ” Yaaah kita lihat besok saja….okey..aku terbang….”
Aris : ” Selamat jalan pak…hati-hati di jalan…” Hape sudah dimatikan pak Abdullah karena pesawat segera take off .
Mereka bertiga langsung menuju kantor IKLIM di dekat RRI untuk bertemu dengan pak Marwoto. Bu Sariyah mendapat kabar dari Aris yang sudah sampai kantor IKLIM
Sariyah : ” Sudah sampai semarang to…kok tak minta dijemput bapakmu…?
Aris : ” Kan Aris ke IKLIM dulu buk …laporan sama pak Marwoto..”
Sariyah : ” Ngeri ya melihat banjir di Lahat….”
Aris : ” Ngeri juga setelah banjir buk…..material menumpuk …kayu atap rumah serta papan yang hanyut sudah pada rontok menumpuk bercampur dengan tanah…bau binatang yang mati yang di rubung singgat amat menyengat….”
Sariyah : ” La itu kamu foto sama Gozali…la Marlenanya dimana….? ”
Aris : ” Marlena ada di foto yang lainnya sedang membagikan sembako…ni ada di IKLIM hari ini…”
Aris mandi ketika pak Abdullah menelepon, lalu mengirimkan pesan kalau pak Abdullah sedang transit di Haneda Jepang dan mengirimkan foto bersama keluarga di bandara. Selesai mandi Wulan menyerahkan berkas yang segera ditanda tangani oleh Aris.
Wulan : ” Kak….tadi siang ada tamu yang ingin bekerja sama dengan kakak…ini kartu namanya…”
Aris : ” Ya…taruh saja di meja…dan kamu boleh istirahat karena sudah sore….” Wulan segera pulang. WA dari pak Abdullah sudah terbaca semua Aris menelepon pak Abdullah tapi pak Abdullah malahan yang menghubungi Aris.
Abdullah : ” Kamu cukup miskol saja…. pasti bapak hubungi…Maaf bapak baru bisa pulang karena kelulusan adikmu Laila sebagai sarjana Kimia , dia sudah ditarik di perusahaan farmasi , tapi dia ingin kembali dulu di Indonesia katanya kangen sama kamu….”
Aris : ” Laila….kamu kangen sama makanannya ibuk Sariyah pastinya….” karena pak Abdullah mengganti panggilan memakai videocall maka Laila langsung menjawabnya…
Laila : ” Tahu saja kak Aris ini….aku pulang langsung ke Halmahera ya… ? ” kata Laila
Aris : ” Kamu tidur dimana sama ibuk….tempatnya sini sempit..”
Laila : ” Ya kakak tidur di Lesanpuro bagaimana….kalau jadi kakak jemput dibandara sekalian ke Lesanpuro..”
Aris : ” Kerjaan kakak banyak….tapi bolehlah akan kakak coba besok…”
Abdullah : ” Bapak akan istirahat sehari di Jakarta….ohya…adikmu minta dibuatkan lontong opor kayak lebaran dulu….”
Aris : ” Inggih …siap bapak….jadi bapak sekeluarga akan singgah dulu ke Halmahera…” .
Abdullah : ” Iya….adikmu kangen sekali…”
Pak Abdullah mematikan hapenya karena pesawat akan berangkat menuju Jakarta. Aris memberitahukan ibuknya kalau Laila mau singgah di Halmahera dan mita dibuatkan lontong opor..
Sariyah : ” Welah…anakku mau makan lontong opor…tak bikinkan yang spesial….dari Amerika jauh-jauh cuma kangen makanan lontong opor…”
Pak Bambang yang baru pulang dari masjid perutnya kluthukan karena lapar untung bu Sariyah sudah menyiapkannya maka Aris makan bareng bapaknya sedangkan bu Sariyah melayani pembeli yang mau kolakan.
Sariyah : ” Bu Badriyah kok tumben malam-malam….”
Badriyah : ” Iya bu…pak Rasuan besok malah pergi…. tengok tetangga yang sakit di Panti Wilasa dr Cipto ” sambil menyerahkan catatannya. Bu Badriyah minta dibuatkan makan malam sambil menunggu belanjaannya.
Sariyah : ” Tinggal bandeng di acar sama srondeng mau buk….”
Badriyah : ” Apapun masakan bu Sariyah kalau nempel di mulut pasti enak ” Bu Sariyah mesem saja sambil menyiapkan makan malam.
Sariyah : ” Sudah kasep cocok ya bu….oh ya bu…mas Firman putra panjenengan sekarang sudah kerja dimana….?”
Badriyah : ” Dia yang ngejual dagangan dirumah…sejak covid Firman tak kuliah karena tak ada masukan dan masih membiayai adiknya sekolah SMA sampai sekarang…kalau ada pekerjaan mbok tulungi Firman bu…?! ”
Sariyah : ” La itu…di mading ada lowongan …siapa tahu cocok…tapi di luar negeri…”
Badriyah : ” Terima kasih…saya tak makan dulu…laper nih….” Bu Badriyah menelepon anaknya Firman agar mau membantunya sekalian membaca lowongan pekerjaan. Tak lama kemudian Firman datang menjemput ibunya sambil menta tolong Aris Munandar untuk mendapatkan pekerjaan untuknya.