Warung Sayur Bu Sariyah episode 43

Aris membeli rumah Belakang Pak Sastro

Pak Bambang menghadiri rapat RT didepan rumah yang sudah dibangun pos kamling yang semula tanah pekarangan yang masuk wilayah RT dan ditempati keluarga Budiman , kini dikembalikan lagi karena tak enak kepada masyarakat semua dan meminta maaf karena pak Budiman tahun-tahun lalu ngeyel tentang hak tanah RT dari wilayah tersebut terpaksa diakui karena saat itu belum terlihat dalam tata kota keberadaannya yang seharusnya merupakan jalan tembus arah ke jalan kampung tetapi sudah ditutup. Dan atas persetujuan warga dibuatlah pos kamling sebagai wadah keamanan dari warga penghuni Halmahera.  Atas bantuan  Aris akhirnya jalan dibuka lagi dengan jalan setapak karena RT belakang  juga sudah berdiri balai warga dimana dimanfaatkan untuk pertemuan warga saat arisan terutama ibu-ibu PKK  sedangkan di RT Aris dibangun pos kamling tapi tetap bisa dilalui warga depan maupun belakang dan tak perlu memutar jauh. Warga RT belakangpun merombak tanahnya dan sama-sama memberikan jalan setapak dengan lebar  setengah meter.

Selokanpun sama -sama dibuat dengan bantuan Aris karena sisa tanah tersebut adalah sisa dari masing-masing RT makanya selokan tetap dibuat kanan kiri sehingga mobil tak dapat masuk dan maksimum hanya sepeda motor yang dapat melaluinya tapi tak bisa papasan, jadi harus salah satu arah mengalah sedangkan  rumah pak Sastro menjadi tempat yang bisa melihat keramaian RT sebelah dan RT belakang karena paling pinggir. Bangunan tata kota tersebut sudah di syahkan dan di setujui oleh pemerintah kota sedangkan tanah sisa tepi jalan ditanami apotik hidup oleh masing-masing RT wilayah mereka.

Pak Budiman memperbaiki rumahnya dan dibuat tingkat karena memakai bahu jalan warga dan membantu sekalian pembuatan pos kamling yang bisa dibuat acara warga karena lumayan besarnya seperti RT belakang. Tetapi pak RT Adnan meminta Aris untuk merubahnya karena RTnya tak memiliki lahan parkir seperti pak Marzuki amat kesulitan dengan area parkirnya . Aris dengan meminta maaf tak bisa menuruti keinginan pak RT Adnan karena untuk keperluan pribadi , sedangkan pak Budiman merombak bangunannya karena untuk warga sebagai akses jalan . Akhirnya pak RT Adnan meminta maaf kepada warganya dan mas Gandung menantu pak Marzuki meminta maaf pula. Pak Bambang tak enak sebenarnya kepada pak Adnan yang  sudah memberikan kamarnya untuk yayasan Sariyah Center sebagai gudang beras ke dua tapi pak Adnan tak  mempersalahkan  dan sudah iklas untuk yayasan Sariyah Center.

Aris membeli tanah milik pak Sastro yang berada di belakangnya yang merupakan tanah kosong dan ditawarkan ke Aris untuk usahanya sebagai jurnalis dan biro jasa tenaga kerja beserta  persyaratannya yang sudah terdaftar di pemerintah , sehingga sekarang kantoran Aris menjadi lapang dan menghadap jalan samping rumah pak Sastro sebagai lalu lalang akses menuju jalan raya Citarum . Sariyah merasa lega karena kini sudah tak berhimpitan jika ada tamu yang mau masuk rumah ataupun ruang makan semakin lebar .

Pak Bambang  : ” Ojo dadi atimu yo Le…..sekarang sudah aman kantoranmu tak brisik lagi dengan suara pembeli ”

Aris                     : ” Inggih pak….malahan lebih enak dipandang mata dan nyaman kerjanya karena tidak selalu ngurusi kerjaan sampai lupa waktu…”

***************

Pak Abdullah Siregar direktur Lesanpuro food and drink menelepon Aris menanyakan kepindahan kantornya .

Abdullah      : ” Bagaimana sudah selesai pindahannya…?  maaf ayah tak bisa membantu karena masih di Yogya ….. ”

Aris               : ” Iya .., sudah yah…barusan selesai pindahannya ….Aris video call ya…? ”

Abdullah      : ” Ayah saja yang video jangan kamu…..!!” Arispun mematikan teleponnya dan tak lama kemudian pak Abdullah melakukan video call.

Aris                : ” Hallo Ayah…apa kabar….?” Pak Abdullah Siregar nampak bersama Laila beserta ibu.

Abdullah      : ” Ini sekarang dimana…di kantor baru ya….”

Aris                : ” Iya ..Yah…, lagi memperbaiki  kamar untuk istirahat…”

Abdullah       : ” Ayah sorean akan sampai sana tapi ke Sariyah Center dulu, sekalian berbuka bersama, ohya Lebaran kamu besok pagi apa hari Sabtu…?”

Aris                : ” Hari Sabtu yah…..jadi masih puasa sehari lagi…”

Abdullah       : ” Berarti sama dong….hari Sabtu…tapi ibu saudah masak ketupat apa belum ya…?”

Aris                : ” Ibu masih buka warungnya…tapi sudah ada ketupat barusan..mungkin mau dimasak nanti yah….”

Selesai melakukan pertemuan pak Abdullah langsung ke Semarang, karena takut macet karena keluar waktu di ring road sudah macet . Pak Abdullah membuka google map untuk mencari jalur alternatif antisipasi kemacetan ternyata malah enak lewat Boyolali sekalian membelikan abon untuk oleh-oleh bu Sariyah dan keluarganya.

Laila             : ” Pusiiing tak sampai-sampai, laper nih yah….?! ”

Abdullah     : ” Iya bentar lagi masuk terminal dulu terus makan pecel yang mak nyuuusss…enaknya….”

Bu Abdullah : ” Iya sabar Laila….minum air putih dulu biar tak muntah….ataupun mual perutmu..”

Laila ndlosor karena tak tahan dengan laju mobil yang mulai merayab.

Bu Abdullah : ” Maksud hati cari tempat yang nyaman dan tak macet…malah disini tetep saja macet….”

Pak Abdullah  : ” Namanya juga mudik…, musti kayak gini……”

Laila            : ” Masih lama kah Yah…..?” Pak Abdullah menunjukkan hapenya , karna tak tahan Laila minta turun dipinggir jalan  dan terdengar bunyi, ” Hueeek…..hueeek….ach…” ternyata Laila muntah yang mengeluarkan isi perutnya semua. Bu Abdullah memijiti leher putrinya serta mengoles minyak kayu putih dan kembali tidur di jok tengah. Pak Abdullah sudah menemukan warung pecel di terminal dan menyuruh putrinya mengisi perutnya. Laila tak mau turun dan bu Abdullah meminta dibungkuskan dengan lauk empal serta kerupuk yang dibungkus jadi satu . Pak Abdullah memilih jalan menuju Pedurungan sambil melihat-lihat keramaian pasarnya dan  lanjut ke arah Banjir Kanal Barat dan memutar menuju Lesanpuro untuk beristirahat dahulu karena sore hari mau bu Sariyah untuk ikut bukber.

Bu Abdullah : “Gak ikut puasa kok ikut bukber…. ”

Pak Abdullah : ” Aku kan musafir kapan saja aku puasa tapi kalau kuat ya tetep jalan….kalau ada kalian tak mungkinlah…”. Bu Abdullah tersenyum saja lalu berkata : ” Biasa ngeles….” dan pak Abdullahpun hanya tertawa lebar.Karena akan ikut bukber dengan keluarga Sariyah ,pak Abdullah sore ini sudah berangkat menuju Halmahera dan disambut Aris.

Pak Abdullah  : ” Opornya apa sudah matang….”

Laila                  : ” Horas Sambal Goreng Atinya baunya sudah sampai sini….”

Bu Abdullah    : ” Ma’af bu Sariyah bapak sama anak kalau ke sini cuma mau makanannya saja….ini ada sedikit oleh-oleh dari Yogya tadi…”

Sariyah             : ” Saya malah senang karena mereka pada menyukai opor dan sambal goreng ati olahan saya, terima kasih lo kok malah bawa oleh-oleh segala…”

Asih langsung mempersiapkan buka puasa bersama dan memotong ketupat serta lontong tinggal pilih mana yang di suka mereka.

Sariyah            : ” Nanti jadi Saur disini….? ”

Abdullah         : Iyalah….mumpung pas disini…..dan kumpul sama pak Bambang juga….”

Pak Bambang : ” He…heh….heh….asik ramai nanti tentunya….”

Aris                   : ” Iya…sekalian bantu pindahannya kamar saya….”

Abdullah          : ” Lo….katanya sudah beres selesai..kok masih ada yang belum….

Pak Bambang : ” Kasurnya belum terangkat sama bantal dan gulingnya nunggu pas Lebaran besok….”

Pak Abdullah  : ” Owh….ambil lebaran ya …pindahannya….baguslah biar tak ada masalah di kerjaannya ”

Aris                   : ” Mencari hari yang super spesial saja Yah…”  Marlena datang bersama Gozali untuk menemani Laila Siregar serta membantu memasak makanan lebaran, Laila yang melihatnya langsung memeluk Marlena dan saling berpelukan. Pak Bambang, Pak Abdullah dan Aris segera ke masjid untuk melaksanakan shollat taraweh bersama.


Warung Sayur Bu Sariyah

Warung Sayur Bu Sariyah

Status: Ongoing Tipe: Author: Dirilis: 2018 Native Language: Indonesia
Sariyah hatinya meradang, anak lelakinya minta uang saku untuk sekolah belum bisa memberi sementara suaminya ngorok gak bangun-bangun , terpaksa ia harus ngutang tetangga sebelah untuk memberi bekal anaknya yang masih kelas SD kelas - 5. Sariyah sudah malas bertengkar setiap harinya.....malas pula membangunkan suami yang cuwek dan gak bisa diharap, dia lari ke bu Marzuki meminta kerjaan apa saja asal dia bisa makan, Bu Marzuki menyuruhnya ke pasar untuk berbelanja dia mencatat belanjaan dan uang pemberian bu Marzuki, ketika ia keluar bu Yusuf minta dibelikan udang satu kilo beserta uangnya,  Mbak Ratna minta dibelikan jamu dan bawang merah. Sariyah langsung ke pasar mencarikan belanjaan mereka disinilah kehebatan Sariyah yang pandai menawar dan bisa memberikan untung dirinya, dari tiga ibu yang menitipkan belanja dia dapat mengantongi keuntungan 5000 rupiah, dia membelikan nasi bungkus untuk suaminya, dan segelas teh hangat. Sariyah langsung menuju Bu Marzuki memberikan pesanannya, juga bu Yusuf dan Mbak Ratna. mereka memberikan uang karena Sariyah mendapatkan barang yang bagus dan sehat. Mereka semua menginginkan Bu Sariyah membelanjakan sayuran dan bahan makannya setiap hari

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset