Warung Sayur Bu Sariyah episode 44

Menikmati Apa Adanya

Pak Abdullah Siregar bersama ibu singgah di rumah Aris yang baru, dan ikut membantu membelikan meja kerja serta lemari pakaian juga dipan.

Laila       : ” Kak Aris aku pingin tiduran dikamar kak Aris boleh ya Yah…? ”

Pak Abdullah : ” Tentu boleh…..kakakmu kan ngalah….”

Aris        : ” Laila…kapan kamu berangkat ke Amerika lagi…katanya kerja di sana….”

Laila      : ” Kata ayah nunggu beberapa bulan lagi sampai ekonomi AS benar-benar aman…”

Aris        : ” Pastilah aman disana dan pasti terkendali karena SDM disana baik dan berfikiran positif ”

Laila      : ” Aku malah ingin memajukan usahamu di sini untuk mengelola SDM secara terinci mengingat tenaga kerja di Indonesia itu banyak lagi pinter-pinter orangnya tinggal mengarahkan saja dan menempatkan sesuai porsinya, seperti aku yang lulusan kimia industri dan sudah diterima di AS tepatnya di Brooklyn tapi ayah kelihatannya tak suka dengan keramaiannya yang berada di New York. Dimana banyak kejahatan disana, akupun bosan karena dengan kebisingannya dan menenangkan di Indonesia dulu…sambil membantu ayah mengurusi ekspor kelapa santan ….eh santa kelapa dari Palembang, kak Aris bantu aku ya yang ditarik sama Nurdin angota DPRD pemilik PT Naviri ”

Aris       : ” Owh yang direkturnya pak Agung Kusuma itu itu putranya…wah seneng dong bisa berkumpul dengan beliau ” Buru-buru Laila menarik tangan Aris pada saat pak Abdullah dan ibu pulang menuju rumah Sariyah. ” Eit …kenapa kok tarik-tarik….hayo ada apa….?” tanya Aris pelan.

Laila     : ” Agung Kusuma orangnya keren ‘gak…..? ”

Aris      : ” Keren dia…masih muda…lulusan Jerman dia….”

Laila    : ” Aku mau di kenalin sama dia …aku ditemeni ya……?! ”

Aris     : ” Tentu…tentu…akan aku bantu adikku….”  Laila senang sekali karena Aris akan membantunya saat berkenalan nanti agar tidak grogi. Nurdi dan pak Abdullah Siregar adalah sahabat baik dimana Nurdin dan Abdullah berniat menjodohkan secara diam-diam dengan Agung Kusuma anak pak Nurdin.  Pak Abdullah Siregar direktur  Lesanpuro Food and Drink menurut apa kata putrinya yang meminta Aris menemaninya ke Palembang.

Pak Abdullah : ” Tiga hari lagi kita ke Palembang….semoga engkau bisa memaksimalkan pertemuan ini dengan baik Aris…”

Aris           : ” Inggih….., tentu akansaya manfaatkan pertemuan ini dan banyak rencana yang tersusun di otak ini yah….”.

Abdullah  : ” Menurutmu Agung Kusuma orangnya bagaimana…? ”

Aris           : ” Bagaimana apanya yah…..?”

Abdullah  : ” Maksudku kemampuannya….”

Aris           : ” Dia lulusan Luar Negeri Jerman punya…, tentu akan membuahkan kerja yang baik karena lulusannya juga baik…cumlaude dengan IPK  3.76 hebat …”

Abdullah  : ” Kamu juga hebat….IPKmu 3.80 malahan…..” Aris cuma tersenyum dan melanjutkan pembicaraannya : ” Untung saja dibantu ayah…..sehingga lancar usahaku…” pak Abdullah hanya menepuk pundak Aris…dan segera menyusul tidur istrinya.  Aris lewat pintu belakang karena rumahnya pintu belakangnya ada jalan yang mengitari rumah pak Sastro untuk bisa menuju akses rumah belakang yang di buat pintu sama pak Bambang untuk sliweran tanpa harus keluar menuju jalan depan dan sekarang sedang dibuat lantai serta dibuat emperan untuk menghindari hujan dan pak Sastro mengijinkannya karena rmah pak Sastro sudah rapat dan Wulan menanami bunga sepanjang jalan tersebut agar rapi dan indah ditaman meskipun hanya jalan emperan tapi rapi dan jika dilihat di luar tertata meskipun hanya pagarnya saja yang kilihatan diluar.

Aris sudah pindah di rumah barunya dan pak Bambang membantu mengecat serta memberikan tanaman depannya. Pak Abdullah siap-siap pulang ke Lesanpuro dan meminta Aris yang menyetirnya , pak Bambang dan buSariyah membawakan makanan yang diminta Laila yaitu sambal goreng juga Opor ayamnya karena bu Abdullah belum memasak. Sampai di Lesanpuro Aris langsung menuju lantai dua kamarnya karena hendak menelepon Wulan.

Aris         : ” Wulan , kamu libur sampai kapan….? ”

Wulan     : ” Sampai kak Aris pulang dari Palembang katanya….”

Aris         : ” Ya sudah…kamu pulang ke Lumajang berapa hari…terus keluargamu apa tak pulang ke Semarang…? ”

Wulan     : ” Babak sama ibuk ke Semarang sekalian mengantar Wulan balik dan berkumpul  bersama paman sekalian…”

Aris          : ” Di awat-awati bu Sariyah ya…..”

Wulan      : ” Inggih mas…semua kan tetap Wulan jaga….selamat menjalankan tugas di Palembang ya mas…?! ”

Aris          : ” Iya …makasih Wulan….jaga kesehatan ya…?! ” Aris dan keluarga Abdullah keluar untuk membeli pakaian yang akan dipakai ke Palembang, dipilihkan bu Abdullah juga Laila yang berbelanja di Paragon disana Aris bertemu banyak teman facebook dan diajak makan bersama dengan pak Abdullah dan keluarga yang dimasukkan ke facebook Semarang Sejahtera. Pak Bambang melihat dihapenya dia leyeh-leyeh menyaksikan anaknya Aris yang dipeluk pak Abdullah dan ibu serta adiknya Laila sambil makan bakso.

Pak Bambang : ” Aku senang lihat anakmu bahagia seperti ini…meski aku belum bisa membahagiakannya seperti mereka…” mengalir air mata pak Bambang memandangi gambar yang ada di facebook Semarang Sejahtera.

Bu Sariyah mengamati suaminya dan memeluknya serta berkata : ” Kebahagiaan itu berbagai macam cara…meskipun hanya makan bakso Aris amat bahagia karena ada pak Abdullah dan ibu yang mendukungnya….aku yang sebagai ibunya sangat-sangat bahagia karena Aris anak kita bisa menjaga diri berkumpul bersama para sahabatnya …Alhamdulillah pak kita menikmati disaat tua seperti ini dan menerima dengan iklas pemberian dari Tuhan ”

Pak Bambang memeluk istrinya Sariyah yang begitu menerima akan segala keinginan Tuhan dan lain dengan dirinya yang masih punya rasa meri kepada pak Abdullah . Laila menelepon bu Sariyah yang tadi comentar di Semarang Sejahtera ” Waaaah enake baksone….”  dan dibalas Aris ” Nanti Aris kirim ke rumah tungguya ibuku sayang…..” sambil memberikan tanda emozen cium yang membuat lega bu Sariyah. Satu jam kemudian sampai juga pesanan bakso tersebut yang ditunggu pak Bambang dan bu Sariyah , karena toko masih tutup dan belum di buka selesai lebaran ada beberapa yang datang untuk bersilaturahmi, terutama para bakul blanjan yang datang membawa hadiah lebaran dan dibagi sama bu Sastro karena kulkas sudah penuh.

Bu Sastro  : ” Welahhhhh….. mayar tenan…dapat jenang dari pasar ya bu….? ”

Sariyah      : ” Iya …dari Waljinah dan mantunya yang membawa ongol-ongol khas Semarangan….”

Bu Sastro   : ” Matur nuwun bu…..beneran ini anak-anak belum ke Semarang…dan masakku nunggu mereka ke sini….”

Sariyah       : ” La itu Si Aris malah besok sudah ke Palembang….dan sekarang masih ketemuan sama teman-temannya…”

Pak Sastro  : ” Wis…ya biar …mereka punya urusan sendiri-sendiri….kita di sini dinikmati saja ya bu….”

Sariyah       : ” Inggih pak…nikmati saja apa yang ada….. ” . Bu Marzuki datang dan membawakan klepon ditukar sama bu Sariyah ongol-ongol dari Waljinah  dan beberapa pisang raja yang siap di makan yang membuat bu Marzuki kepincut karena pisangnya yang manis matang pohon. Bu Adnan RT tahu kalau Aris mau ke Palembang datang dan membawakan makanan rendang buatannya sendiri.

Pak Bambang : ” Ini buatan sendiri rendangnya ya bu…. ? ”

Bu Adnan        : ” Iya pak saya yang buat sendiri…diincip pak….?! ”

Pak Bambang : ” Sing muda-muda pada keluar….kita disini happy bersama tetangga…betul ndak bu…..? ”

Bu Adnan      : ” Iya…ini malah pak Adnan katut ikut sama cucunya ke Salatiga…ya sudah kita ngumpul di sini…karaokean yok pak …?! ” Pak Bambang memasang karaoke dan disambung ke DVD nya seperti Aris memasangkan audionya dan terdengarlah dendang penyanyi-penyanyi lokal ala Sariyah dan beberapa temannya berkumpul mendendangkan lagu-lagu keroncong dan dangdut kesukaan mereka juga tembang lawas yang penuh nostalgia.


Warung Sayur Bu Sariyah

Warung Sayur Bu Sariyah

Status: Ongoing Tipe: Author: Dirilis: 2018 Native Language: Indonesia
Sariyah hatinya meradang, anak lelakinya minta uang saku untuk sekolah belum bisa memberi sementara suaminya ngorok gak bangun-bangun , terpaksa ia harus ngutang tetangga sebelah untuk memberi bekal anaknya yang masih kelas SD kelas - 5. Sariyah sudah malas bertengkar setiap harinya.....malas pula membangunkan suami yang cuwek dan gak bisa diharap, dia lari ke bu Marzuki meminta kerjaan apa saja asal dia bisa makan, Bu Marzuki menyuruhnya ke pasar untuk berbelanja dia mencatat belanjaan dan uang pemberian bu Marzuki, ketika ia keluar bu Yusuf minta dibelikan udang satu kilo beserta uangnya,  Mbak Ratna minta dibelikan jamu dan bawang merah. Sariyah langsung ke pasar mencarikan belanjaan mereka disinilah kehebatan Sariyah yang pandai menawar dan bisa memberikan untung dirinya, dari tiga ibu yang menitipkan belanja dia dapat mengantongi keuntungan 5000 rupiah, dia membelikan nasi bungkus untuk suaminya, dan segelas teh hangat. Sariyah langsung menuju Bu Marzuki memberikan pesanannya, juga bu Yusuf dan Mbak Ratna. mereka memberikan uang karena Sariyah mendapatkan barang yang bagus dan sehat.Mereka semua menginginkan Bu Sariyah membelanjakan sayuran dan bahan makannya setiap hari

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset