Warung Sayur Bu Sariyah episode 45

Menerima Perjodohan Keluarga

Aris bersama keluarga Abdullah beserta Ibu dan Laila sudah berada di Palembang dan meninap di Hotel Muara Enim . Aris  menelepon ibuknya yang masih jualan di temani pak Sastro yang minta di setelkan karaoke  langgam campursari  kesukaan beliaunya yang  dinyanyikan Manthou’s . Karena tak terdengar panggilan teleponnya Aris berusaha melakukan videocall yang akhirnya terjawab dan bu Sariyah tertawa karena mendengarkan pak  Sastro menyanyikan lagu Nyidam Sari . Meskipun dengan suara agak serak dan kadang terbatuk tapi pak  Sastro dan bu Sastro menari menyanyikan lagu tersebut dengan gaya bak penyanyinya . Aris senang karena ibunya bersama bapaknya yang kompak berkaraoke bersama. Bu Sastro mendadak malu karena goyangannya ditonton Aris dan keluarga Abdullah yang memperhatikannya.

Aris       : ” Bu Sastro monggo dilanjut….kok malah berhenti nyanyinya …suaranya lumayan okey… tak kalah dengan penyanyinya  “, masih menggunakan mig bu Sastro memohon maaf karena suaranya parau : ” Ma’af sudah tua sok kemayu….he…he… karaokean barang…..”

Aris       : ” Sebagai hiburan…santai saja..monggo dilanjutkan ….” Melihat kebahagiaan mereka Aris merasa tenteram hatinya lalu pergi keluar lobi karena pak Nurdin sudah datang sedang berbicara masalah pekerjaan .

Nurdin : ” Itu mas Aris sudah selesai ….ayo mas Aris bersama kami….ngobrol bareng ”  Aris yang melihat direktur PT Naviri yang bernama Agung Kusuma memberikan tempat duduk untuknya.

Aris       : ” Ma’af terpaksa menunggu karena ada sedikit kepentingan dengan Semarang Sejahtera …” Aris memohon ma’af karena mereka harus menunggunya

Laila     : ” Kak Aris …..tadi ada dokter Rina datang bareng bersama kak Agung Kusuma, tapi nanti datang kemari lagi…”

Aris       : ” Terima kasih adikku sayang …” Aris menelepon dokter Rina kemudian mematikan hand phonenya.  Banyak yang mereka bahas terutama tentang Quality Control dan meminta Laila mengatasinta. Aris dipuji pak Abdullah karena dengan sarannya menyebabkan Laila banyak bicara mengenai ilmu pengetahuannya tentang Teknik Kimia Industri, yang membuat Agung Kusuma terpana tentang pengetahuannya.

Agung K : ” Hebat adik Laila …bagaimana jika bergabung dengan Naviri agar usaha ini berjalan sesuai dengan keperluan dan juga kebutuhan kita bersama ”  Laila tersenyum dan pak Abdullah serta Ibu senang karena Aris bisa membuat putrinya berbicara langsung dengan Agung Kusuma yang dijodohkan secara diam-diam. Selanjutnya mereka bersiap-siap menuju pabrik Naviri dengan menggunakan mobil  Toyota Hillux yang disetiri sopir pabrik Naviri yang menemani pak Nurdin dan disebelahnya Laila. Agung Kusuma bercerita  banyak mengenai pabrik Santan Kelapa Naviri dan merencanakan akan membuka cabang di Sulawesi Barat dimana telah  siap pertanian kelapanya maju pesat.

Agung K : ” Apakah Laila bersedia ikut Naviri…?”

Laila       : ” Akan saya coba….tapi aku dibantu lho…..karena baru kali ini aku mengerjakan proyek ”

Agung K : ” Tentu  kita akan bersama menghadapinya , bukan hanya di Palembang saja…. jelang launching kita sudah siap karena pak Abdullah sudah menghubungi rekan bisnisnya di Saudi Arabia dan daerah Timur Tengah pada khususnya dan kalau mengandalkan Palembang saja gak bakalan cukup karena dalam negeripun banyak pemakaiannya.

Laila        : ” Jadi siapa saja yang akan menggunakan Naviri yang berada di Sulawesi Barat…? ”

Agung K : ” Banyak juga…dan saat ini yang sudah memesannya dari China serta Taiwan dan sementara harus dibagi dulu dengan Produksi di Palembang , karena apbrik sedang dibangun di Sulawesi Barat  ” Agung Kusuma berbicara amat tegas yang membuat Laila terkagum padanya .

Nurdin   : ” Waaaah kalian kelihatannya sangat cocok sekali…..bagaimana kalau dilanjutkan kepelaminan….? ” Sontak semua terdiam dan Aris hanya tersenyum saja dan selanjutnya berkomentar, : ” Kita lihat dulu kemampuan mereka berdua bersama…akankah kompak bila bersatu….? ”

Agung K : ” Betul itu…lagian belum tentu adik Laila menyukaiku….?! ” yang membuat Laila tersipu malu dan secara tak sadar mencubit tangan Agung Kusuma sambil berkata : ” Aaahhh…kamu ada-ada saja…..udahlah cerita yang lainnya…….malu….” Mereka yang berada dalam mobil tertawa semua , sementara sopir haya bisa mesam-mesem saja karena Aris yang ada disamping sopir memperhatikannya, sambil melihat Laila yang tersipu diapit ibu dan ayahnya terlihat dispion belakang oleh Aris yang duduk disamping sopir handal karena jalannya yang kurang bagus dengan sedikit goyangan mobil berjalan lagi. Terlihat mobil angkutan kelapa pemasok PT Naviri mingir karena sopir memberikan tanda kalau penumpangnya adalah boss PT Naviri dan semua pada memberikan jalan untuk boss Naviri. Mereka yang siap memakai sepatu boot safety siap meninjau lokasi, dan kepala mandor siap untuk mendampinginya dan semua ikut turun memeriksa kantor afdeling kelapa .

Sinder   : ” Pak Agung Kusuma selamat datang bersama rombongannya …silahkan melihat -lihat hasil panen kelapa kali ini…” Sider kebun yang bernama mas Heru mengiringi langkah kaki dan memperhatikan panen awal yang di saksikan direktur Naviri Agung Kusuma, yang menjelaskan panenya dan Aris memvideokannya lewat handicamp yang selalu dibawanya kemana saja. Dan dokter Rina terlihat sedang memeriksa kesehatan tenaga kerja. Aris menyalaminya dan dokter Rina menyambut dengan gembira.

dokter Rina  : ” Apa kabarmu Ris……? ”

Aris Munandar : ” Baik dokter….Alhamdulillah ..” Agung Kusuma memperhatikan ruang kerja dokter Rina yang kelihatan rapi sementara petani yang barusan diperiksa sedang menuju apotik untuk mengambil obatnya. Laila sudah berkenalan dengan dokter Rina sewaktu pembuatan  kembang manggar dan mulai akrab saat ini karena tak ada ceweknya selain Laila dan dokter Rina. Dokter Rina mengira kalau Laila adalah calon istrinya pak Agung Kusuma karena kemarin bilang akan datang bersama calon istrinya yang lulusan Amerika Serikat dan sekarang terbukti tetapi dokter Rina tak berani mengatakannya pada Laila. Aris menemani Laila makan siang yang disiapkan sinder Heru yang mengepalai plasma kelapa 1 di Palembang dan pekerjanya rata-rata orang transmigrasi yang sudah menetap selama 15 tahun sampai 20 tahun,mereka nak beranak disana. Aris merasa kangen dengan dokter Rina yang lama tak bersua dengannya, demikian juga dokter Rina yang meminta tolong Aris untuk menentukan praktek kerjanya di Puskesmas Genuk Semarang karena ia mendaftar capegnya di Palembang dan diterima di Semarang. Aris akan membantunya dan mengurus kepindahannya kepada pak Agung Kusuma selaku direkturnya . Dokter Rina bukan main rasa gembiranya dan Ia merasa bersyukur karena Aris selalu membantunya dalam bekerja.

Jam 16 mereka sudah sampai kantor PT Naviri dan beristirahat di mess. Laila bersama Agung Kusuma bercerita tentang kuliah mereka serta mengingat kejadian covid yang banyak menelan korban tidak hanya di Amerika saja tapi di Jerman juga seius menanganinya dan jalan amat sepi yang lalu lalang.

Agung K : ” Kata kakakmu Aris, disana terjadi badai serta banjir bandang juga, bagaimana apakah kamu tak takut….? ” Laila tersenyum saja karena menganggap hal seperti itu adalah sudah wajar dan menerima kemarahan alam dengan terbuka.

Laila       : ” Banjir bandang yang diikuti tornado menghantam New York yang kala itu sedang berbenah setelah terhantam badai dan terhantam yang kedua kali, aku takut dan bersama ibu membersihkan kamar dan kebocoran gas dan angin masih mengamuk di luar sedangkan jendela sudah ditutup semua tetapi masih terasa tiupannya lewat loteng yang sudah dikunci dari dalam dan dari luar..pokoknya mengerikan, kalau kamu bagaimana…? ”

Agung K : ” Aku khawatir sekali kala itu ada gelombang panas , negara tetangga seperti Perancis, Inggris, Belanda serta Portugal mereka adalah sahabat saya yang meninggal korban tak kuat menahan panas yang melanda Eropa …dan diantaranya pacar saya yang meninggal karena kepanasan…” Agung Kusuma sedikit memerah mukanya bila mengingat kejadian tersebut. Laila menenangkan perasaaan hati Agung Kusuma dengan meraba punggungnya dengan perlahan khawatir membuatnya tidak nyaman.

Laila S   : ” Semoga mantan kamu tenang disisi Tuhannya…..” Agung Kusuma tenang saja dan mengucapkan terima kasih sama Laila atas perhatiannya.

Agung K : ” Bagaimana tentang kekasih kamu di sana….? ”

Laila        : ” Aku belum punya kekasih karena aku belum merasa tenang saja untuk melakukan pendekatan….”

Agung K  : ” Kalau sekarang bagaimana…apakah sudah siap…? ” Laila memandang muka Agung Kusuma dan agak sedikit malu menatapnya.

Agung Kusuma melanjutkan pembicaraannya,:” Kita sudah dewasa…. dan tak memerlukan basa basi… maaf ya Laila …begitu mendengar nama kamu dari papah saya yang berusaha menjodohkan kamu denganku, aku jadi ingin menemuimu tapi bagaimana caranya aku sedikit nervous  dan berkat kakakmu Aris akhirnya aku mendapatkan ide dan diterima oleh papah, apakah kamu merasakan yang sama denganku….?”

Laila        : ” Ya…, demikian juga dengan aku…dan aku akan mencoba sebaik mungkin agar orang tua kita bahagia karena mereka tak memiliki anak selain aku dan hanya kak Arislah penghiburku karena dia adalah kakak angkatku yang amat menjaga kehidupan ayahku selama di Indonesia bersama keluarganya ”

Agung Kusuma dan Laila saling menyadari tentang keadaan masing-masing dan mereka menerima jalan terbaik dari kedua orang tuaya karena sudah menjadi keputusan bersama dan menjalani hidup untuk kebahagiaan keluarga bersama.


Warung Sayur Bu Sariyah

Warung Sayur Bu Sariyah

Status: Ongoing Tipe: Author: Dirilis: 2018 Native Language: Indonesia
Sariyah hatinya meradang, anak lelakinya minta uang saku untuk sekolah belum bisa memberi sementara suaminya ngorok gak bangun-bangun , terpaksa ia harus ngutang tetangga sebelah untuk memberi bekal anaknya yang masih kelas SD kelas - 5. Sariyah sudah malas bertengkar setiap harinya.....malas pula membangunkan suami yang cuwek dan gak bisa diharap, dia lari ke bu Marzuki meminta kerjaan apa saja asal dia bisa makan, Bu Marzuki menyuruhnya ke pasar untuk berbelanja dia mencatat belanjaan dan uang pemberian bu Marzuki, ketika ia keluar bu Yusuf minta dibelikan udang satu kilo beserta uangnya,  Mbak Ratna minta dibelikan jamu dan bawang merah. Sariyah langsung ke pasar mencarikan belanjaan mereka disinilah kehebatan Sariyah yang pandai menawar dan bisa memberikan untung dirinya, dari tiga ibu yang menitipkan belanja dia dapat mengantongi keuntungan 5000 rupiah, dia membelikan nasi bungkus untuk suaminya, dan segelas teh hangat. Sariyah langsung menuju Bu Marzuki memberikan pesanannya, juga bu Yusuf dan Mbak Ratna. mereka memberikan uang karena Sariyah mendapatkan barang yang bagus dan sehat. Mereka semua menginginkan Bu Sariyah membelanjakan sayuran dan bahan makannya setiap hari

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset