Aris mendekati Laila adik angkatnya dan menanyakan tentang pendapatnya mengenai PT Naviri yang mengembangkan sayap di Sulawesi Barat yang berada di Mamuju Tengah tepatnya masuk kecamatan Budong-budong desa Babana yang memiliki perkebunan kelapa dan rencana akan di bangun pabrik di sana oleh Agung Kusuma. Laila Siregar berfikir sejenak dan berkata
Laila S : ” Aku masih bingung kak…dan belum berfikir sampai kesitu….”
Aris : ” Ya…, baiklah kalau begitu….begini Laila…dokter Rina sudah menerima surat pengangkatan pegawai Negeri dan ditempatkan di Semarang. Dan dia harus segera pindah dari sini di Palembang …kamu hanya kuberitahu saja dan kakak akan bicara sama Agung Kusuma sendiri tentang kepindahan dokter Rina .
Laila S : “Iya kak…mending kakak bicara langsung saja sama Agung Kusuma biar dicarikan dokter penggantinya….”
Aris : ” Temeni kakak ya….kalau ingin membahas kepindahan dokter Rina ke Jawa agar tenang hati kakak…”
Laila : ” Kenapa bukan dokter Rina sendiri yang menghadap…? ”
Aris : ” Soalnya dokter Rina masuk ke Palembang atas permintaan Agung Kusuma terhadap kak Aris waktu itu…”
Laila S : ” Owh kalau begitu akan aku temeni kak Aris bertemu kak Agung Kusuma…yok..ini pas dia di kantor bersama papa ” . Dari jauh nampak pak Abdullah Siregar sedang berjalan menuju arah Aris dan Laila.
Abdullah : ” Kebetulan kalian ke sini….ada yang perlu ditanyakan tentang limbah pabrik….”
Laila : ” Limbah kelapa….? kan semua trumbuhan yang dihasilkan bermanfaat baik batangnya , buahnya , sampai daunnya bermanfaat apalagi pada waktu mengolahnya sabutnya bermanfaat, batok kelapanyapun bermanfaat…semuanya bermanfaat….kalau dibiarkan saja kelapanya bisa tumbuh sendiri….”
Abdullah : ” Tadi pak Nurdin ayah dari Agung Kusuma menanyakan lain…., ini catatannya dari beliau….” Pak Abdullah memberikan catatannya pak Nurtdin yang anggota DPRD tentang ini khususnya poin lima dia agak bingung….?! ”
Laila S : ” Owh ini ya…biar Laila saja yang nyelesaikan bersama kak Agung Kusuma…”
Abdullah : ” Nah begitu maksud papa…kan meringankan fikiran papa…” Laila membacanya dan mengajak ke ruangan direktur untuk bertemu Agung Kusuma, pak Abdullah hanya menemani saja selanjutnya Aris yang akan bicara. Aris bertemu dengan Agung Kusuma berpelukan lalu berbincang sekedarnya dan Aris mulai menceritakan tentang dokter Rina.
Agung K : ” Boleh silahkan, tapi saya dicarikan pengganti dulu baru meninggalkan Palembang…memang sejak berada di sini dia sudah mengatakannya padaku kalau dia akan melamar pegawai negeri dan aku katakan padanya silahkan boleh-boleh saja tapi tolong carikan penggantimu agar pekerja tenang dengan adanya dokter pengganti ”
Aris M : ” Baik kalau begitu saya akan meneleponnya sekarang ” Karena telepon dokter Rina sibuk Aris mengirimkan WA kepadanya dan beberapa saat kemudian dokter Rina meneleponnya.
Dokter Rina : ” Jadi sudah beres…..? Alhamdulillah….” Ketenangan hati dokter Rina membuat Aris senang juga.
Aris M : ” Kamu sudah siap pengganti tugasmu kan Rin…? ”
Dokter Rina : ” Sudah…sudah dia sudah aku hubungi dan seminggu lagi akan berangkat kalau aku sudah diizinkan oleh pak Direkturnya dan dia bersedia menunggu… ” Aris lega karena Agung Kusuma mendengar sendiri pembicaraan antara Aris dan dokter Rina. Pak Agung Kusuma menyuruh dokter Rina menghadapnya saat ini dengan diantar sopir truk yang akan berangkat mengantar kelapa ke pabrik.
Dokter Rina lega sekali karena izinnya telah di tanda tangani direktur Agung Kusuma dan tinggal menunggu dokter penggantinya saja. Aris rupanya sudah mengikat janji dengan dokter Rina sejak bekerja di Palembang dan sekarang mereka baru membuka hubungannya kepada ayahnya pak Abdullah lalu melakukan video call kepada bapaknya sambil memeluk dokter Rina dan akan kembali ke Semarang dan berdinas di Puskesmas Genuk Indah . Dokter Mardiyana pengganti dokter Rina siap berangkat dan sedang menuju bandara Ahmad Yani dia bersama kedua orang tuanya berangkat ke Palembang. Dokter Rina mempersiapkan berkas serah terima jabatannya kepada dokter Mardiyana yang nanti jam 15 tiba di Palembang . Aris membantu semua yang di bawa pulang terutama pakaian dan berkas pengangkatannya di Puskesmas Genuk Indah . Dokter Rina mendapat kenang -kenangan dari beberapa mandor dan juga dari mas Heru selaku sinder yang bertanggung jawab sebagai pelaksana perkebunan kelapa Muara Enim .
Rapat perluasan usaha santan kelapa yang di Sulawesi Barat barusan selesai.
Aris : ” Saya mungkin akan berangkat ke Sulawesi sebulan lagi , karena akan persiapan pertunangan saya dan dokter Rina akan segera dilaksanakan ”
Laila : ” Kalau begitu Laila bareng sama kak Aris saja…sekalian membantu Ibuk Sariyah….mama bagaimana…? ”
Bu Abdullah : ” Mama bareng sama kamu saja Laila….?!”
Agung Kusuma : ” Berarti kita berangkatnya sekalian bersama bulan depan karena aku harus menyelesaikan beberapa dokumen di Palembang ini ”
Nurdin : ” Terserah kalian saja bapak disini juga ada penyelesaian lahan yang di Sulawesi dan mempersiapkan segalanya bersama pak Abdullah bagaimana….?!”
Abdullah : ” Aku juga harus membantu anakku yang akan bertunangan dengan dokter Rina, maaf Sob, kali ini aku belum bisa berlama disini karena harus menyelesaikan pertunangan Aris anakku …maaf…maaf sekali…”
Agung Kusuma : ” Kalau begitu kita survey dulu di Sulawesi Barat dan pertemu dengan panitia pembangunan Pabrik santan kelapa PT Naviri sambil menunggu Aris bertunangan dan aku akan datang di hari pernikahan Aris pada saat yang tepat ”
Abdullah : ” Baiklah….deal aku nyusul di Sulawesi bersama Aris….bagaimana….? ”
Aris : ” Saya setuju sekali sambil saya menyiapkan tenaga kerjanya… dan Laia bersama mama berangkat bareng Aris ”
Agung Kusuma : ” Baik…., kalau begitu kalian persiapan pulang setelah dokter Rina menyerahkan jabatannya kepada dokter penggantinya baru pulang ke Jawa….” .
Dokter Mardiyana sudah sampai Bandara dan langsung diantar ke lokasi bersama kedua orang tuanya dan asisten dokter Mardiyana. Dokter Mardiyana dan orang tuanya serta asistennya menginap di mess dokter yang cukup besar karena dokter Mardiyana takut binatang tokek yang berbunyi tiap malam. Pagi harinya setelah sarapan dokter Rina menyerahkan semua berkas dan disambut mas Heru sinder muara Enim . Dengan upacara penyerahan jabatan bersama mandor-mandor yang dipimpin mas Heru penanggung jawab pelaksanaan proyek di Muara Enim mengucapkan selamat bertugas di Semarang dan dengan tugas yang baru. Mereka pada bersalaman dan Aris menunggu karena akan kembali ke Hotel Muara Enim untuk bersiap pulang ke Semarang . Laila berjabat tangan dengan dokter Rina serta ibu Abdullah dan pak Abdullah sudah menyiapkan kamar untuk Laila dan dokter Rina serta ibu Abdullah satu kamar yang konekting dengan kamar sebelahnya yang berisikan Aris dan pak Abdullah.
Dokter Rina menelepon keluarganya di Semarang kalau akan pulang besok pagi dan minta di jemput sekalian di bandara serta memperkenalkan Aris kepada ayah ibunya lalu mereka ngobrol di telepon :
Ayah dokter Rina : ” Jadi ini nak Aris temennya Marlena yang di Semarang Sejahtera itu…..? ”
Aris : ” Inggih bapak….”
Ayah dokter Rina : ” Besok main ke rumah ya nak Aris…..?”
Aris : ” Inggih bapak…matur suwun….perkenalkan ini bapak dan ibu angkat Aris dan ini adik angkat Aris….” Ayah dokter Rina dan ibunya memandang lewat videocall dan tersenyum pada bapak , ibuk dan Laila…serta saling mengangguk dan tersenyum lalu dikembalikan kepada dokter Rina. Rasanya sudah plong bisa bertatap muka dengan ayah dokter Rina yang juga seorang dokter di Semarang, dan Pak Abdullah ingin segera pulang sampai Semarang untuk menceritakan kepada pak Bambang dan ibu Sariyah yang siap menjadi besan dokter Hernawan spesialis anak yang praktek di rumahnya dan di jalan Bringin Semarang . Aris dikamar hotel ngobrol bersama ayahnya sementara dokter Rina siap tidur bersama ibu dan adik angkat Aris Munandar.