Warung Sayur Bu Sariyah episode 47

Runtuhnya Penambangan Emas Di Banyumas

Aris mendapat telepon dari Gozali kalau mendapat tugas ke Banyumas untuk meliput tambang emas yang dengar-dengar ilegal, Aris membenarkan tetapi belum bertatap muka dengan pengurus daerahnya. Dan malahan tugas itu diserahkan Gozali agar belajar meliputnya. Sebenarnya itu tanggung jawab Aris karena amat berhubungan dengan ke karyaan masyarakat Banyumas tapi karena Aris akan menikah kata pak Marwanto biar gozali belajar meliputnya tapi tak lupa Aris yang mengoreksi semua data sebagai petunjuknya.

Aris      : ” Okey ..selamat dengan tugas barumu…semoga akan menambah semangat kerjamu…”

Gozali  : ” Terima kasih Ris…aku segera berangkat ke Banyumas…kamu kapan sampai rumah….? dibantu aku lo yaaa….”

Aris      : ” Ini aku sudah dibandara segera take off….”

Gozali  : ” Hati-hati Ris …salam buat dokter Rina…”

Aris      : ” Okey makasih ….” Hape dimatikan Aris karena pesawat segera berangkat . Dokter Rina dijemput orang tuanya, demikian juga Aris tapi Pak Bambang dan Bu Sariyah tak mengerti orang tuanya dokter Rina baru setelah mereka saling bersalaman Bu Sariyah memperkenalkan diri pada calon besannya.

dokter Hernawan spesialis anak memperkenalkan dirinya juga dan bersiap pulang karena sebentar lagi akan praktek di jalan Bringin rumah tinggalnya, dokter Rina masih bercakap-cakap dengan Aris lalu Aris mencium keningnya dan segera masuk mobil yang dikemudikan pak Bambang. Bu Sariyah memeluk anak lelakinya yang kini semakin dewasa.

Sariyah   : ” Ternyata hidup ini singkat ya pak, kemarin Aris masih kelas SMA dan sekarang sudah bekerja sebagai jurnalis dan malahan mau menikah di saat-saat ini…”

P.Bambang : ” Iya bune….tapi lihat bune…Aris masih seperti ketika menjadi anak-anak, lihat itu dia tertidur….capek sepertinya ” Bu Sariyah melihat kebelakang dan terlihat Aris anaknya tertidur karena kecapekan.

Sariyah        : ” Biarkan saja dulu dia…nanti kita bangunkan setelah dekat rumah…” Aris menggeliat dan membenarkan tubuhnya lalu membuka matanya.

Aris               : ” Loh..sudah sampai pedurungan….rupanya aku tertidur….”

Pak Bambang : ” Tadi kamu langsung blek….jadi kita biarkan saja agar bisa beristirahat ..” Hape berbunyi banyak notivikasi yang didapat Aris ada dari Agung Kusuma , Gozali , dr Rina dan adajuga dokter Hernawan calon mertuanya dan Aris belum berani membuka hapenya karena belum sampai rumah, lalu menata oleh-olehnya untuk ayah ibunya dan beberapa rekan-rekannya seperti Gozali yang kalau selesai tugas akan mampir ke rumah. Aris memeluk bapaknya ketika masuk Sariyah center dan menurunkan oleh-olehnya.

Bapak          : ” Jangan kau pikirkan oleh-oleh buat bapak atau ibu, yang penting kamu sehat saja bapak sudah senang ”

Sariyah        : ” Iya lee…ibuk selalu mendoakanmu…agar sehat selalu karena kamu capek sekali….coba tadi…kamu bisa mendengkur keras sekali…”

Aris               : ” Masak sih bu…? aku ngorok begitu…? ”

Sariyah        : ” Iya …bener Ris…kamu capek ya…..? ”

Aris               : ” Mungkin karena banyak tugas saja buk…tapi Aris enjoy tak mempermasalahkan…”

Sariyah         : ” Tapi kata dokter Rina kamu kecapekan ya…..”

Aris               : ” Rina begitu saja panggilannya tak usah pakai dokter entar malah dia malu….”

Wulan membantu Aris menata oleh-oleh dan perlengkapan kerjanya.

Aris               : ” Gimana Wul….banyak kerjaan ya….?”

Wulan           : ” Inggih mas……terutama mas Gozali telepon terus juga datang untuk melihat-lihat file yang dipelajarinya…terus itu tentang kecelakaan kerja di tambang Emas di Banyumas….dan pak Marwoto minta mas Gozali berangkat ke Banyumas juga mas Aris di minta cros cek ke lapangan apabila sudah siap, begitu pesannya lewat email semarang sejahtera ini mas laporannya ditanda tangani dulu…”

Aris               : ” Ya letakkan di meja kerja saya dulu….aku istirahat sebentar …” Aris memandang saja dan menatap catatannya Wulan yang dirinci amat rapi dia bergegas ke kamarnya dilantai dua sementara bu Sariyah menatakan makan siangnya yang kebetulan sudah sore . ” Ndak makan dulu to Leee….ibu masak sayur lodeh kesukaanmu…” , kata bu Sariyah pada anaknya ” Tadi sudah makan kok buk…dibandara Soekarno Hatta…Aris minta airnya saja….” Pak Bambang naik ke atas membawakan minumannya, lalu memijit badan Aris dan Arispun keenakan tapi segera bangkit lagi dan menuju pintu belakang melihat laporannya Wulan . Dan Aris menelepon Gozali.

Gozali          : ” Ris ini ada kecelakaan kerja tadi malam  di Ajibarang,  karena galian emasnya runtuh dan ada delapan penambang terjebak di lubang galian emasnya …mereka ada delapan orang ”

Aris               : ” Di monitor terus dan kumpulkan foto-foto beberapa orang yang terjebak disana serta kartu jurnalis jangan sampai kau lupa …oh ya kalau perlu kamu videokan biar jelas masuk Semarang Sejahtera Facebook dan buatlah youtube terbaru tentang aktivitas di Penambangan Emas Ajibarang Banyumas kirimkan ke aku dulu biar aku cek dulu”.

Gozali            : ” Siap Ris…. sudah ada videonya segera aku kirimkan ” .  Aris menerima videonya dan alaaamak….tambang itu begitu dalam kurang lebih tujuh puluh meter begitu kata Gozali, badannya kotor karena kena lumpur akibat membantu jurnalis yang lain yang ingin meliputnya. Jam delapan malam lubang itu runtuh dan mengakibatkan aliran sungai di sebelahnya memasuki lubang galian tersebut dan membanjirinya. Gozali ikut membantu memasang alkon untuk menguras serta menyedot air yang menggenangi di lubang tempat penambang tersebut tetapi belum diketemukan jasad mereka karena banyaknya sambungan jalan-jalan antar lobang , jadi lobang yang mana yang runtuh belum bisa diketemukan mengingat airnya memenuhi rongga sumur tersebut lagi pula airnya amat keruh. Video tersebut langsung dipubliskan di Semarang Sejahtera dan mendapat komentar banyak netizen mereka turut berduka  serta bersedih atas tragedi di Ajibarang Banyumas karena runtuhnya sumur galian emas yang ilegal.

P.Bambang   : ” Kok bisa orang Bogor yang mendapat kecelakaan tersebut…bagaimana…kejadiannya …?”

Aris                 : ” Yang nama bekerja bisa di mana saja dan kebetulan saja yang dapat masalah pas orang Bogor yang bekerja di Ajibarang .dan mereka belum diketemukan..semoga selamat semua….”

Sariyah           : ” Hih … ngeri…air sungai bisa masuk ke lubang…banjir dong keadaannya….terus kamu akan ke Ajibarang kapan Ris….? ”

Aris                  : ” Aris akan mengurusi rencana perkawinan dulu dan itu sudah dikerjakan sama Gozali…alhamdulillah meringankan kerjaku ..tapi mungkin juga segera ke sana lihat kondisinya ”

Sariyah            : ” Iya Lee…tapi mending engkau selesaikan dulu pernikahanmu…karena usia kamu sudah cukup untuk menikah…kami merindukan cucu…Lee….”

Aris                   : ” Inggih buk, besok sore kita akan ke rumahnya Rina… untuk berkenalan dulu dengan keluarganya….”

Sariyah             : ” Tapi Lee…ibuk grogi sama orang tuanya dokter Rina yang memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi….”

Aris                   : ” Tapi ibuk ketua yayasan Sariyah Center yang terkenal dengan kedermawanannya….”

Sariyah             : ” Tetep saja…..ibuk grogi….piye yooooo…? ”

Aris                    : ” Santai saja buk…kalau dia tanya yaa… apa adanya saja di jawab toh yang menikah Aris sama Rina…..bukan mereka orang tuanya…”

Sariyah              : ” Iya…. kalau ditanya…semoga enggaklah….”

Aris                    : ” Berdoa saja buk/pak..semoga diberikan kelancaran…kan biasanya bapak selalu begitu jelang keberangkatan Aris kemana saja….”

P.Bambang      : ” Tapi ini lain Leee……aku juga grogi…sama seperti ibumu….” . Pak Bambang sedang menyemir sepatunya dan mempersiapkan jas yang akan dipakainya besok sore. Tapi tiba-tiba Gozali sudah sampai di rumah Aris dan bertemu dengan Wulan yang menanyakan sesuatu padanya , lalu Wulan memberikan selembar kertas pada Gozali dan bisa di perbanyak sesukanya lalu Ia menemui Aris lewat belakang dan Aris sudah menunggunya  karena terdengar suara Gozali tergopoh-gopoh.

Aris                    : ” Ada masalah apa , kok kamu sampai tergopoh-gopoh…”

Gozali                : ” Para penambang jumlahnya banyak sekali sekitar Seribu Lima Ratus orang…dan mereka butuh pekerjaan dan Aku kesini minta Wulan persyaratan kerja di luar negeri….maafkan merepotkan kamu yang masih sibuk…”

Aris                    : ” Enggak apa-apa Li….malah kebetulan sekali kalau di perlukan…mari minum dulu…”

Gozali menuju ruang makan dan bu Sariyah memberikan sedikit oleh-oleh dari Palembang yang sudah disiapkan berupa empek-empek yang dihidangkan malam itu. Mereka menikmati empek-empek sambil mendengarkan cerita Gozali tentang penambangan emas yang mengalami keruntuhan dan memakan korban yang rencananya segera ditutup.


Warung Sayur Bu Sariyah

Warung Sayur Bu Sariyah

Status: Ongoing Tipe: Author: Dirilis: 2018 Native Language: Indonesia
Sariyah hatinya meradang, anak lelakinya minta uang saku untuk sekolah belum bisa memberi sementara suaminya ngorok gak bangun-bangun , terpaksa ia harus ngutang tetangga sebelah untuk memberi bekal anaknya yang masih kelas SD kelas - 5. Sariyah sudah malas bertengkar setiap harinya.....malas pula membangunkan suami yang cuwek dan gak bisa diharap, dia lari ke bu Marzuki meminta kerjaan apa saja asal dia bisa makan, Bu Marzuki menyuruhnya ke pasar untuk berbelanja dia mencatat belanjaan dan uang pemberian bu Marzuki, ketika ia keluar bu Yusuf minta dibelikan udang satu kilo beserta uangnya,  Mbak Ratna minta dibelikan jamu dan bawang merah. Sariyah langsung ke pasar mencarikan belanjaan mereka disinilah kehebatan Sariyah yang pandai menawar dan bisa memberikan untung dirinya, dari tiga ibu yang menitipkan belanja dia dapat mengantongi keuntungan 5000 rupiah, dia membelikan nasi bungkus untuk suaminya, dan segelas teh hangat. Sariyah langsung menuju Bu Marzuki memberikan pesanannya, juga bu Yusuf dan Mbak Ratna. mereka memberikan uang karena Sariyah mendapatkan barang yang bagus dan sehat. Mereka semua menginginkan Bu Sariyah membelanjakan sayuran dan bahan makannya setiap hari

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset