Warung Sayur Bu Sariyah episode 5

Keguguran

Pak /Ibu Marzuki amat senang  anaknya Erna begitu cantik dengan menggunakan pakaian adat Jawa Tengah, begitu juga menantunya meskipun telat nikah tapi tetap ganteng karena memiliki  aura keahliah dalam jual beli mobil dan seorang dosen di Akademi Akuntansi Republik  jalan veteran Semarang.  Erna karyawati di CV titipan kilat Adem Ayem temannya banyak yang hadir dan memakai seragam kerja karena acaranya di hari kerja, bu Sariyah menjadi panitia memegang sarana dan prasarana makanan dan minuman membantu bu Budiman mengurus catering , Aris menunggui warung  sampai bapak ibunya pulang, Jam 16 bu Sariyah dan pak Bambang sampai rumah, rasa puas sebagai panitia Ia juga senang karena terhibur dengan campur sari di acara itu, Aris memberikan laporan yang di catat, ” Waaahhh Leee…kamu pinter juga ada tiga pelanggan baru yang mengambil dagangan untuk dijual lagi karena harga warung bu Sariyah lebih miring dan bisa dijual lagi”

” Siapa pelanggan baru itu Ris..?” tanya ibu

” Ibu Bandriyah  tinggal di gang Hawa, dan Pak Rasuan bu dari gang Sumbawa ”

” Ini uang mereka berdua ada Satu Juta Delapan Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah ”

” Bu Berasnya tinggal dua, ibu harus order lagi karena beras itu sudah dipesan bu Tatik, dan pak Rasuan pesan empat ”  Ibu mengecek daganan sembakonya, memang benar sudah menipis telur juga tinggal dua kilo. Ibu Sariyah menelepon mas Penky,

” Mas beras sama telur sudah kritis, gula pasir , tepung bumbu , juga rokok segera kirim ya..?”

” Waah bu ni saya sudah pulang, besok pagi-pagi saya antar ya buk jam sembilanan ”

” Gih mas matur nuwun ” Ibu segera menghitung uang warung sama Aris, dan sepertinya bisa mencukupi untuk membayar sembako mas Penky.

Jam delapan pagi mas Penky sudah datang, ibu masih membuat sayur dan gorengan dan dilanjut pak Bambang karena sudah janjian sama bu Sariyah berangkatnya nunggu Mas Penky kalau sudah datang biar ibu selesai masak dulu.

” Ibu belum ada seminggu sudah menghabiskan telur 5 krat dan beras ludes, ini beras saya kasih 20 zak cukup gak bu ?”

” Iya itu dulu gak apa-apa, kalau bisa tiap hari di cek dan di bayar gitu malah baik mas Penky ”

” Oh ya bu, sambil mampir sore hari besok Sabtu saya ke sini lagi untuk nambah  stock bu, rokoknya tambahin tiga slop-tiga slop ya..? ”

” Iya mas boleh,  mas.. ini di makan dulu sarapannya ”

” Malah diparingi sarapan barang to buk…?”

” Ra popo, ben tambah sehat..he..he..” Penky  sarapan sekalian pas perute kelaparan, Alhamdulillah bu Sariyah ini baiknya bukan main begitu pikirannya Penky  kok tahu kalau aku lapar saja.

” Mas tagihannya sekalian di siapin sudah ada uangnya kok”

” Ya bu..tak nghabisin sarapan dulu ya..?”  Terdengar bunyi sirine ambulan dan sopirnya tanya pada pada bu Sariyah

” Maaf buk untuk rumah nomor 14 A itu yang mana ya..?”

” Nomo empat belas A itu nomor yang masuk di perempatan rumah nya Bu Tatik, emang kenapa pak..?”

” Ini mau ambil pasien bu..terima kasih ” Driver itu segera menuju perempatan, Aris yang mendengar langsung keluar dan mengikuti ambulance itu. Petugas itu mengangkat bu Tatik, Aris berlari dan menemui petugas, bu Tatik pingsan ..

” Pak, bu Tatik kenapa…? ”

” Oh ya dik tolong sampaikan kepada pak RT suaminya belum tahu, dan ibu saya bawa, maaf namanya bener Hartati ya mas soalnya tadi telpon bernama Bu Hartati  jalan Halmahera II / no 14 A ”

” Saya tahunya namanya Bu Tatik , ya mungkin bu Tatik  begitu ”

” Baik mas saya langsung bawa ke Rumah Sakit, mari mas terima kasih atas informasinya.” Ambulance  langsung membawa bu Tatik ke Rumah Sakit Kasih Ibu di Citarum. Ketika berada di Rumah Sakit Raka sedang jaga dia melihat bu Tatik dan bertanya pada security yang menangani pengambilan pasien

” Sam, itu tetanggaku di Halmahera tolong sudah dapat dokter belum..?”

” Sudah Ka, dokter Daryono ahli kandungan”

“Waahh penyakite wong wedok, melas ya…muga-muga cepat sembuh , tulong kabari ruang piro yo..? soale mas Santosa suaminya sering luar kota kemarin rasan-rasan sama aku kalau istrine mau periksa kandungan ..eehhh malah sudah masuk duluan ”

” Suamine kerja dimana to Ka ?”

” Dia sales canvasser dan sering luar kota, kasihan mbak Tatik karena dia lagi rencana hamil, tapi takut kalau melahirkan nanti ditinggal suami, karena perusahaan suaminya keras aturannya ”

” Ya sekeras apapun aturan perusahaan kalau istri melahirkan pasti dapat izinlah karena berhubungan dengan kemanusiaan  apalagi dia sudah lama bekerja di perusahaan itu.”

Raka melanjutkan kelilingnya  di belakang  Rumah Sakit, Dia ketemu pak Bambang sedang  dicarter rombongan ibu-ibu bezuk di rumah sakit .

” Dinas pagi ya mas Raka ?”

” Nggih pak Bambang, itu dari rombongan mana pak ?”

” Itu dari rombongan ibu-ibu Nurul Huda Tlogosari mas Raka, dekat sini saja ”

” Oh, mari pak saya keliling lagi ” Pak Bambang mengangguk dan masuk dalam mobil pegangannya.

Bu Bandriyah dari gang Hawa datang hendak kolakan di warungnya Bu Sariyah.

” Bu Sariyah gih…?”

” Iya bu, maaf dari mana sampeyan ..?”

” Saya bu Bandriyah yang kolakan kemarin sama nak Aris, anaknya pintar ya bu..?”

” OOO..jadi ini Bu Bandriyah.., saya bu Sariyah mau kolakan apa saja bu..?”

” Ini catatan saya, ada : kopi , gula , telur dan terigu di bungkuskan seperempatan 10 buah bisa..?”

” Ya bu bisa bu….apalagi bu,”

” Buk kalau gula pasirnya di bungkusin seperempatan dan setengah kiloan bisa..?”

” Bisa buk ini mau yang dibungkusi berapa dulu dan jumlahnya berapa..?”

” Yang seperempatan 10 buah yang setengahan 5 buah, telur delapan kilo.”

” Telurnya diganti krat sama tempatnya mau Bu Bandriyah.. jumlah nya per krat delapan kilo. ”

” Waduh bu minta dikilo in saja biar gak nambah kerjaan, kalau nanti saya yang mbagi setengahan di warung saya.”

” Hhhmmm gitu ya …..gak apa-apa bu..”

Aris pulang dari sekolah, dia melihat ibunya sibuk segera membantu. ” Selamat siang bu Bandriyah..belanja lagi ya buk..?”

” Eh..mas Aris sudah pulang dari sekolah ya..?”

” Iya buk, ini ada yang dibungkusin lagi ndak buk..?”

” Itu sudah selesai tinggal menghitung belanjaannya.”

” Itu becaknya sudah datang buk….mari saya bantu ngangkatin barangnya.”

Aris membantu memasukkan belanjaannya di becak dan mengecek catatannya,  Bu Bandriyah puas dengan pelayanan Aris ke pembeli, dan mengeceknya lagi siapa tahu ada yang kurang. ternyata sudah lengkap dan bu Bandriyah segera pulang. ” AssalamuAllaikum Aris ”

” WaAllaikum salam Bu Bandriyah “. Bu Sariyah melihat anaknya Aris jadi heran, tumben segitunya Aris sama pelanggan padahal seumur dia  pada nakal-nakalnya anak, tapi Bu Sariyah beruntung Aris tak seperti itu….malah sebaliknya.

” Ris…kamu kok sayang sekali sama bu Bandriyah, memangnya kamu dah kenal lama sama bu Bandriyah…?” tanya Ibu Sariyah penasaran

” Bu Bandriyah itu ibuknya Firman teman sekolah Aris buk, dia sering kasih kue sama Aris ketika bapak masih nganggur waktu itu, dan jualannya sudah lama sekali tapi tak segede ibuk” jawab Aris. Tapi kini mulai jualan lagi karena kolakan di tempat ibu murah, Bu Badriyah Aris ceritain kalau ibuk juga jualan macem – macem, dan bu Bandriyah tanya harga ya Aris ceritain harga-harganya, lalu datang ke warung ibuk, bu Bandriyah sering tutup waktu itu, kini katanya Ia akan buka terus…dan kolakan ke ibuk. Lalu Bu Bandriyah mengajak pakdenya Firman pak Rasuan namanya yang tinggal di jalan Sumbawa untuk usaha kecil-kecilan buka warung seperti bu Bandriyah ”

” Jadi kamu yang ngabarin ke orang-orang agar belanja ke ibuk ya Lee…?”

” Mulanya ya tanya-tanya dulu, kok terus blanja, Aris nggak bermaksud nawar-nawarin Aris juga gak tahu ceritanya Aris juga sudah lama bu sudah tiga bulanan ”

” Owh ya sudah, terima kasih ya Lee…mau bantu ibuk..?”

” Aris suka kok ibu jualan seperti ini, Aris pingin jadi pedagang besar cita-cita Aris buk.” Bu Sariyah tersenyum dan mengelus kepala Aris. ” Semoga terkabul apa yang menjadi cita-citamu nak ..amiin ”

Mas Raka pulang dari Rumah Sakit langsung minta makan,

” Buk lauknya apa…buk..?”

” Oseng daun pepaya, sambel teri, dan ada sayur lodeh juga mie goreng.”

” Wah saya minta dirameskan lauknya lengkap sedikit sedikit biar terasa.”

” La mas Untung mana nak Raka..? ”

” Bentar lagi ke sini kok buk dia baru dapat tilpon dari keluarganya ”

Raka menceritakan kalau bu Tatik masuk di UGD dan sekarang sudah pindah di ruang Bougenville.” Dia keguguran anak pertamanya, Raka sudah mengunjungi bu Tatik kasihan sekali dia menangis terus, suaminya sudah perjalanan pulang ketika Raka telpon tadi. ”

” Kasihan …jeng Tatik, semoga lekas sembuh…nanti sore ibuk juga akan menengoknya , sambil ajak ibu-ibu lainnya.”  Mas Untung datang dan minta dibuatin makanan .

” Buk juice Mangga yang segar dan dingin bingiit seperti biasa ya..?”

” Kamu kok minum es terus gak di kantor gak dikosan ” kata Raka

” Waaahh gerah banget ni…puanas, apa kamu gak terasa panas Ka..?”

” Iya …terasa sih…tapi aku lebih memilih teh hangat kok ”

Ibu Sariyah menelepon bu RT bu Adnan tentang keadaan bu Tatik dan berencana sore nanti menengoknya. Mbak Ratna juga ikut, Bu Yusuf , Bu Sarah , Bu Sastro , dan bu Marzuki juga ibu-ibu di Halmahera II , diantar suami Erna mas Gandung.

Pak Santosa sudah berada di Rumah Sakit bersama ibu kandung bu Tatik, masih menenangkan anaknya yang menangis terus kehilangan janin calon bayinya. Rombongan ibu-ibu Halmahera II datang menjenguk tangis bu Tatik tambah menjadi. Bu Sariyah memeluk bu Tatik, ” Sudah Jeng…di terima saja, Tuhan pasti akan memberinya lagi yang lebih baik kondisinya ”

Ibu-ibu menyalaminya semoga cepat diberikan momongan lagi, Bu Tatik mulai tenang dan meminta maaf sudah merepotkan ibu-ibu, Bu Adnan mengerti keadaan ibu Tatik dan memahaminya.

” Jeng Tatik kita disini menengok ibu semoga cepat sehat kembali, dan beraktivitas  lagi ”

” Mbak Ratna terima kasih ya…kemarin sudah membantu aku say…”

” Iya …sudahlah… ni pisang dimakan aku kupasin..” kata mbak Ratna . Pak Santosa ngobrol sama mas Gandung. Rombongan ibu-ibu minta pamit karena ada rombongan dari tamu kantor pak Santosa.


Warung Sayur Bu Sariyah

Warung Sayur Bu Sariyah

Status: Ongoing Tipe: Author: Dirilis: 2018 Native Language: Indonesia
Sariyah hatinya meradang, anak lelakinya minta uang saku untuk sekolah belum bisa memberi sementara suaminya ngorok gak bangun-bangun , terpaksa ia harus ngutang tetangga sebelah untuk memberi bekal anaknya yang masih kelas SD kelas - 5. Sariyah sudah malas bertengkar setiap harinya.....malas pula membangunkan suami yang cuwek dan gak bisa diharap, dia lari ke bu Marzuki meminta kerjaan apa saja asal dia bisa makan, Bu Marzuki menyuruhnya ke pasar untuk berbelanja dia mencatat belanjaan dan uang pemberian bu Marzuki, ketika ia keluar bu Yusuf minta dibelikan udang satu kilo beserta uangnya,  Mbak Ratna minta dibelikan jamu dan bawang merah. Sariyah langsung ke pasar mencarikan belanjaan mereka disinilah kehebatan Sariyah yang pandai menawar dan bisa memberikan untung dirinya, dari tiga ibu yang menitipkan belanja dia dapat mengantongi keuntungan 5000 rupiah, dia membelikan nasi bungkus untuk suaminya, dan segelas teh hangat. Sariyah langsung menuju Bu Marzuki memberikan pesanannya, juga bu Yusuf dan Mbak Ratna. mereka memberikan uang karena Sariyah mendapatkan barang yang bagus dan sehat.Mereka semua menginginkan Bu Sariyah membelanjakan sayuran dan bahan makannya setiap hari

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset