Keesokan harinya setelah G.I Joe terbentuk kami langsung mengadakan rapat di markas rahasia yang sudah ditentukan “Secret Library” (begitulah kami menyebutnya, padahal itu perpustakaan biasa wkwkwkwk). Setelah semua ilmu dari berbagai macam perguruan (baca: mata kuliah) berhasil gw serap dan selesaikan dengan baik, gw langsung melangkah ke perpus dengan perasaan bersemangat dan tidak sabaran.
Memasukkan kode rahasia (kartu perpus), menyimpan persenjataan dan perbekalan di kotak – kotak ajaib (loker), melalui labirin dan mengalahkan beberapa pokemon – pokemon liar, akhirnya gw berhasil masuk kedalam lingkaran tempat tinggal suku Indian di pedalaman (area baca). Fiyuuh perjalanan yang cukup panjang.
Dimeja panjang yang besar telah duduk dengan tenah seorang gadis dengan gaun putih pendek yang cantik dan simpel, matanya menerawang buku yang ia baca, rambut kecokelatan yang lurus bagian atasnya tapi dibawah – bawahnya cruly bak putri nyasar menghiasi indahnya wajah manisnya. Casmira sudah datang.
Gw : “Dimana letak gudang senjata?”.
Casmira : “Kakak Miki, yang lain mana?”, gadis yang penuh semangat, keceriaan memancar jelas diwajahnya.
Gw : “Masih ada mata kuliah mungkin, ehm masalah ditangga waktu lalu maaf ya”.
Casmira : “Ga mau !!, sakit tau, lagian sembarangan aja meluk – meluk orang, nyuri kesempatan gitu”, benar – benar anak manis.
Gw : “Lagian kamu ngalangin tempat mendarat”.
Gw berbincang seputar kasus yang akan kami teliti bersama Casmira, larut dalam dunia yang kental dengan teori dan kutipan – kutipan pendapat para ahli hingga akhirnya satu persatu team kami datang dan memenuhi kursi – kursi seputar meja.
Makhluk apa itu !!, tikus coklat sedang berlari didalam bola menggelinding kearah gw, hiiiiiiiii apa tuh woi hiiiiii, horor banget bentuknya. Hamster coklat ditempatin dalam bola bening dan itu ditaroh diatas MEJA !! GAK SOPAN !!
.
Rama : “Kenalin temen baru kita disini namanya Robert, dia ini pacarnya Jenifer”.
Semua sontak menoleh kearah bola bening berisi hamster yang sedang dipegang Rama sambil berkata “Hah? Pacar Jenifer?”. Baiklah, jadi ada kisah cinta beda ras yang sangat serius disini, seekor ikan (Jenifer) sedang pacaran sama hamster (Robert) entah ini cinta alamiah atau hanya penjodohan dari Rama, entah mereka ketemu dimana dan entah sebenernya penamaan Robert dan Jenifer itu tepat nggak sih? Berhubung jenis kelamin mereka pun ga ada yang tau. Bayangkan aja mereka nikah dikemudian hari, mereka akan tinggal dimana? Di darat atau di aer? Lalu anak mereka nanti kemungkinan Hamster Duyung dong?. Ah berhubung ini bukan cerita cinta hamster dan ikan mas jadi abaikan saja, jangan terlalu dipikirkan………..
Kami mulai berbincang serius untuk membagi tugas dalam penelitian, berhubung metode penelitian yang digunakan Sosio Legal, yang artinya pengumpulan datanya dilakukan secara normatif (melalui literature dan instrument hukum) dan empiris (turun ke TKP liat kenyataan, survey sama nyari bukti konkret).
Gw dan Rama dapat bagian turun ke TKP langsung berhadapan dengan Ormas – Ormas bermasalah, sedangkan Ano melakukan survey dan relevansi teori dan praktik, sedangkan Vonny dan Casmira melakukan penelitian normatif melalui studi pustaka, ini semua berdasarkan pertimbangan keamanan mereka sebagai perempuan berhubung yang kami teliti sekarang bukan organisasi sembarangan, sebagian dari mereka kriminal dan tukang pukul. Tapi entah seberapapun ngerinya mereka tetep saja di pihak kami ada seorang psycho yang doyan bawa senjata kemana – mana.
Setelah menyelesaikan beberapa pembicaraan penting, mulailah kami hendak berkeliling sejenak melihat – lihat buku yang diperlukan untuk membantu team studi pustaka dalam mengumpulkan teori – teori yang berkenaan dengan hak asasi manusia dalam berserikat dan pengaturan mengenai pembatasan kebebasan mereka. Tapi baru saja kami hendak bangkit untuk mencari buku, Rama tampak linglung sambil mencari – cari sesuatu di sekelilingnya. “Robert dimana? !!!”. Oooh marmut yang merepotkan.
Vonny masih sibuk dengan bukunya sedangkan Ano sedang melakukan pemetaan titik rawan yang jauh dari lokasi – lokasi survey. Jadi hanya gw dan Casmira yang membantu Rama mencari Robert.
Kami mencari berkeliling hingga akhirnya Casmira menemukan Robert sedang berguling masuk menyembunyikan dirinya dibawah rak buku yang ternganga lebar. Casmira bersimpuh dan menunduk untuk menggapai Robert sedang gw berdiri dibelakang Casmira, memastikan tidak ada seorangpun mengintip apa yang gw saksikan wkwkwkwkwkwk sesuatu yang vulgar ~
Gw : “Casie rokmu terlalu pendek kalo kamu bersimpuh gitu, keliatan tuh, cepet berdiri !!”. gw memperingati Casie sambil berbisik.
Casmira langsung bangkit dan memegang bagian belakang roknya dengan kedua tangannya, pipinya merona merah, matanya ga berani menatap gw, dia malu dan itu manis………..
Dengan canggung Casmira bertanya.
Casmira : “Kak Miki liat?”.
Gw : “Putih”. Padahal gw ga liat dalemannya, asal jawab doang wkwkwkwk.
Casmira : “kakak !! waktu lalu meluk orang sembarangan, sekarang intipin daleman cewek !! kak Miki mesum, mesuuuuuuum !!”. suaranya yang agak keras membuat orang – orang melihat kearah gw seolah gw baru saja melakukan pelecehan terhadap seorang gadis, grrrrrrrrrrr.
Gw dengan cuek memegang kepala Casie mengelus rambutnya mencoba menenangkan seorang anak kecil. “Casie tenang, kalo diliat kakak sendiri kan ngga kenapa, lagian kan kakak berdiri dibelakang kamu biar ga ada yang liat, kalo kamu marah jadi lucu tau nggak?”. Gw senyum menebar pesona kearah anak kecil, menunduk dirak buku untuk mengambil Robert, gw bangkit dan tersenyum kearah Casmira sambil menyerahkan Robert di genggaman tangan gw lalu berbalik dengan tenang seolah gw paling keren huehuehuehue (tingkat pesona yang ditebar 100%), Casmira memegang baju gw sambil tertunduk malu, “Makasih ya kak, tapi kakak harus tanggungjawab soalnya udah liat”. Casmira berlari kecil pergi meninggalkan gw untuk mengembalikan Robert kepada Rama. Gw tersenyum “Bertanggungjawab ya”.
“Berprilakulah, Berbicaralah, Bertingkahlah dengan keren, seolah setiap tempat adalah panggungnya, orang – orang adalah penggemarnya, dan kamu adalah bintangnya”
-Stay Awesome-
Ruangan perpustakaan mulai sepi, menyisakan beberapa orang termasuk gw dan Vonny, gw duduk disebelah Vonny membuka percakapan.
Gw : “Kenapa ga pulang? Nunggu jemputan?”.
Vonny : “Aku nyetir sendiri hari ini, lagian itu bukan urusanmu, kamu sendiri gimana?”.
Gw : “Sekarang aku pulang, tapi sebelumnya keluarin HPmu catet nomerku”.
Vonny : “Aku ga bawa HP, ketinggalan dirumah, lagian hari ini aku nyetir sendiri jadi ga perlu HP, ga ada yang perlu tak hubungi”.
Gw : “Ya, aku pernah liat kontak HPmu, isinya cuma nomer supirmu, aku catetin nomer HPku, simpen baik – baik, nanti sampai rumah hubungi aku lagi, dalam kerja team sangat penting adanya kemudahan dalam menghubungi anggota team”.
Vonny : “Siap kapten bawel”.
Gw mengambil secarik kertas, mencatatkan nomer dan memberikannya pada Vonny, dengan tenang gw bangkit berdiri menyentil jidat Vonny dengan pelan, dia menatap gw sejenak. “cepet pulang, jangan terlalu memaksakan diri”.
Uaaaaaaaah akhirnya bisa istirahat dengan tenang setelah menyelesaikan beberapa tugas kuliah, waktu bersantai tengah malam sangat menyenangkan, kopi hangat dan buku siap menemani menghantar malam yang panjang.
Tepat pukul 24.00 terdengar deringan di HP gw menandakan ada yang menghubungi, tengah malam begini? Ah mungkin Vonny, dia mungkin hanya mau ngasi nomernya sama gw atau mastiin kalo nomer yang gw kasi itu bener, telepon gw angkat.
Diseberang sana terdengar suara bapak – bapak dengan nada serak.
Suara telepon : “Halo saya sedang bicara dengan siapa? Ini dari kantor kepolisian”.
Gw tersenyum penasaran, memastikan sesuatu yang tidak wajar sedang terjadi malam ini.