Who ? episode 1

Part 1

“Bobby, kau sudah bangun nak..coba tebak, hari ini hari apa? hari ini adalah hari senin, waktunya pergi ke sekolah”

Ku dengarkan teriakan ibuku yang tampak bersemangat pagi ini, namun kau tahu? Aku tidak bersemangat seperti dirinya, mungkin kau akan tahu, apa alasanya.
Aku segera beranjak dari ranjangku untuk bersiap pergi ke Neraka? Apakah aku tadi mengatakan Neraka?
Ya, Sekolah atau Neraka, apa bedanya, bagiku itu sama saja.
Ku lihat wajahku di cermin, ketika ku basuh dengan air, Rambut yang mereka sebut konyol entahlah, aku sedang tidak ingin membicarakan mereka.
Segera ku matikan bathub, dan melangakah menuju kamarku untuk berganti seragam.
Setelah semua siap, aku berjalan menuju Dapur, ku perhatikan ibuku yang tersenyum, sedang memasak Telur sedangkan Roti panggang di meja sudah siap dan masih hangat.
Ibuku selalu senang ketika melihatku menggunakan seragam sekolah, jadi aku tersenyum hanya untuk membuatnya senang. Aku sayang ibuku, dia adalah ibu terbaik di dunia ini.
Selain menjadi ibu yang baik, dia juga menggantikan peran ayahku yang sudah lama meninggal akibat kecelakaan ketika bekerja di luar Kota, senyumnya adalah semangat bagiku, bila aku pergi ke Sekolah alias Neraka itu untuk menyenangkanya, maka aku akan melakukanya.
Ku habiskan Roti itu dengan lahap, kemudian meminum susu di gelas tepat di samping nampan Kopi yang juga masih hangat, semenjak kematian ayahku, ibuku selalu membuat Kopi sama seperti saat ayahku masih hidup, dia belum bisa menyadari kenyataan bahwa ayahku sudah meninggal. Sebenarnya aku sangat sedih, namun bila dia bisa tetap riang di dunia imajinasinya, maka aku akan membiarkanya.
Tetanggaku selalu membicarakanya dan kadang memanggilnya dengan Wanita Gila, namun setiap aku bereaksi, ibuku selalu tersenyum dan mengatakan, tetaplah tenang karena mereka bukan siapa-siapa bagimu, mendengar nasehatnya aku selalu kembali bisa mengendalikan diriku.
Ibuku menatap jendela Dapur rumahku, dan aku tahu, apa yang akan dia bicarakan selanjutnya.
“Bobby, bus Sekolahmu sudah tiba, kau harus siap ya nak.” Ibuku masih tersenyum dengan senangnya sembari membersihkan meja dan menyusun rapi Koran –Koran yang bahkan tidak ada yang pernah menyentuhnya, pernah ada kejadian, aku tidak sengaja menjatuhkan Koran itu, dan ibuku berbicara “bobby, ambil Koran itu nak, ayahmu sedang membacanya”
Aku sangat sedih dengan dirinya namun bagaimanapun, kami harus tetap hidup.
Kini kakiku mulai tertuju pada Pintu, berjalan menuju bus Sekolah yang sudah menungguku. Ku genggam erat-erat Tasku dan ku kenakan Topi merahku yang biasanya.
Oh ya, sebelum aku memulai segalanya, tentang siapa aku, aku hanya ingin meyakinkanmu,
Ini bukan cerita, karena.. aku adalah kamu, dan kamu adalah aku, jadi apa yang aku bicarakan ini adalah tentang kamu dan aku,
Kau belum mengerti maksutku, baiklah, kita permudah, apa yang kalian lihat dan Rasakan nanti, aku adalah kamu, jadi apa yang terjadi padaku, kau juga akan merasakanya.
Ku buka pintuku, dan aku bisa melihat, setan-setan kecil pengangguku, dan Wellcome di nerakaku.
Aku mulai melangkah masuk ke dalam bus, dan langsung saja, Sorot mata dari anak –anak sekolah memandangku sinis, aku tidak akan menggunakan kalimat “Teman!!” karena mereka bukan temanku, mereka adalah Setanya!! Setan yang ada di Neraka!!” aku selalu terkekeh membayangkan Setan –setan kecil ini.
Aku berjalan tanpa memperdulikan mereka yang duduk dan memandangku sinis, aku hanya bergumam sama seperti sebelumnya “dasar Sampah Kecil!!” umpatku memandang wajah-wajah memuakkan itu.
Seperti sebelum-sebelumnya, mereka semua tidak ada satupun yang memberikanku kursi, jadi aku akan melakukan hal yang sama, berjalan menuju kursi terakhir dan duduk disana dengan seorang gadis pendiam,
Yang aku menyebut namanya dengan “Black Hair”, sudah lama, aku selalu duduk di belakang bersamanya, namun kami tidak pernah berbicara sedikitpun,
Aku akan menceritakan bagaimana Fisiknya, gadis itu jelek, kulitnya putih pucat dengan bola mata yang besar, biasanya dia menyembunyikan matanya di balik Rambut keriting hitam panjangnya.
Dan saat aku duduk, terkadang dia melirikku dan itu sangat menganggu.
Bahkan aku pernah kesal denganya, jadi aku mengatakan “jangan melihatku seperti itu” dan dia menuruti perintahku tanpa bicara, terkadang aku berfikir, bila si Black Hair ini adalah anak bisu, namun ini bukan urusanku, aku punya daftar memuakkan yang lebih penting daripada mengurusi si Black Hair ini.
Namun ada satu sisi kenapa aku sedikit senang duduk bersamanya, selain dia tidak banyak bicara jadi aku tidak harus mendengar ocehan yang tidak berguna, aku suka karena mereka (Setan-Setan kecil) itu juga memperlakukan si Black Hair ini sama sepertiku, sikap Deskriminasi pada kami,
Aku tidak tahu, kenapa mereka selalu memanggilku Freak!! (Aneh), namun dia (Black Hair) juga mendapatkan sebutan itu, itulah alasan kenapa kami selalu duduk di belakang, namun aku tidak perduli, selama aku masih ingat ibuku, jadi, aku tidak perlu repot –repot mengurus mereka, aku harap kalian tahu, apa arti kalimat mengurus tadi.
Bus berhenti, dan aku mulai bergegas keluar, hingga seseorang mendorongku dan aku terjatuh dari Tangga Bus yang memang tidak terlalu tinggi namun cukup memberiku rasa sakit.
Ku tatap seseorang yang bertanggung jawab dengan aksi dorongnya yang aku rasa di sengaja, dan mataku menangkap 3 Setan yang membuatku tidak terkejut.
“Justin, Bastian dan Troy”
Ku angkat tubuhku memandang sengit mereka bertiga, “kau lihat apa, Freak!!” ucap Justin dengan tersenyum penuh kebencian,
Ku kepalkan tanganku, dan bersiap ku bunuh cecunguk itu, namun kakiku terhenti pada kalimat ibuku yang melarangku agar tidak membuat keributan, setidaknya, aku tidak mau lagi, ibuku datang ke sekolah untuk meminta maaf ke seribu kalinya pada kepalas sekolah, jadi, aku memilih untuk pergi.
**
Hari ini di sekolah, saat pelajaran matematika, aku memilih untuk melakukan hal lain yang mungkin lebih berguna bagiku yaitu membaca Komik.
Hingga tiba-tiba teriakan dari bu Friska mengejutkanku, “Bobby, kau membawa komik lagi ke sekolah? Anak nakal, apa kau merasa sudah pintar , maju kamu, !!”
“Ehm” umpatku kesal, ku letakkan komikku dan melangkah maju untuk menemui si Cerewet itu,
“kau pikir, kau sudah pintar.. hingga memilih membaca komik daripada mendengarkan ibu” katanya dengan nada kasar sembari mengetuk kepalaku, dan aku hanya diam memandangnya.
“ha. Jawab!! Apa kau sudah pintar??” katanya lagi dengan menunjuk dadaku,
“aku bosan!! Pelajaran ibu terlalu membosankan, dan pelajaran ini, hanya untuk anak SMP!!” ucapku meremehkanya, karena aku memang benci pelajaran si cerewet ini.
“kau memang anak SMP!! Apa kau sudah merasa besar.. kalau begitu, kerjakan ini, bocah Sok!!” katanya lagi dengan memberikanku spidol hitamnya,
Ku lihat Rumus-rumus membosankan itu, dan aku mulai menulis jawabanya,
Hanya 40 detik bila aku menghitungnya dari, tiap detik jam yang berdetak di atas papan tulis untuk menyelesaikan soal Membosankan itu,
“aku selesai” ucapku meletakkan spidol itu di tangan si cerewet, dan dia hanya menatapku sengit.
Aku kembali ke mejaku untuk melanjutkan Komikku, ketika mataku menangkap mata dari si Black Hair, aku selalu kesal!!
Namun sebaiknya, aku kembali saja ke komikku, bukan waktuku untuk berteriak pada si Pendiam Black Hair itu.
**
Jam istirahat mulai terdengar,
Aku melangkah ke kantin, dan memilih sup kentang yang biasanya aku lewati, namun hari ini entah kenapa, aku ingin mencobanya.
Ku bawa Sup kentang dengan susu Kotak yang ku letakkan di Plat Siswa, mencari meja kosong yang mungkin bisa ku duduki,
“Sial, semua meja penuh. Kecuali.. ya, ada satu kursi, di sebelah Black Hair, baiklah, tidak ada pilihan” gerutuku berjalan menuju Black Hair yang menikmati Roti hangusnya,
Sama seperti hari-hari sebelumnya, dia begitu suka dengan Roti hangus dan minuman Orange menyerupai Juce Wortel namun memiliki bau yang amis.
Sebelum aku sampai disana, seseorang menghalangi jalanku, dia adalah Justin.
“Hai Freak!! Kau mau kemana” ucapnya dengan sinis,
Ketika ku sadari, Bastian dan anak Gemuk Troy sudah mengurungku, aku tidak peduli dan tetap berjalan melewati Justin, hingga.. Justin menumpahkan makanan yang ku bawa,
“Ups, maaf.. kau tidak marah kan Freak!!”
Aku terdiam beberapa saat, memandang Sup kentangku dan susu Kotak yang dia injak, “kau mau susu ini, ambilah ..” ringkihnya dengan seolah dia tidak salah.
Aku berbalik dan melangkah pergi, karena aku sedang tidak ingin membuat masalah dengan siapapun.
Namun Troy mendorongku, hingga aku terjatuh, dan tentu saja, aku terduduk dengan sup kentang dan cairan susu kotakku menempel di celanaku.
“Hahaha!!” Troy, Bastian dan Justin tertawa,
Ku tatap mereka, namun, ku yakinkan diriku sekali lagi, aku sedang tidak ingin membuat masalah,
“ada apa denganmu Freak!! Kau tidak mau melawanku.. hahaha, dasar anak Aneh!!”
Tak ku hiraukan setiap ejekan dari mereka, ku sadari, seluruh Ruangan di kantin ini menertawaiku, menertawai celanaku yang berlumuran dengan sup kentang.
“hei Bodoh, apa kau Tuli, atau kau ini pngecut” Bastian mengejekku, namun aku tidak memperdulikanya,
“Dasar Tuli!! Apa kau mau menangis dan berlari untuk mengadu pada wanita jalang itu!!”
Dleg” suara jantungku tiba-tiba berhenti, ketika mendengar itu.
“kau bilang apa?” ucapku menatap Troy,
“wanita jalang, bukankah dia ibumu. !!” Troy kembali menimpali,
“tarik kata-katamu, babi kecil!!” ucapku meyakinkanya,
“bila aku memanggilnya dengan wanita jalang lalu kau mau apa? Oh, ya, kau kan sampah, kau lahir dari rahimnya, aku yakin.. wanita jalang itu sebenarnya tidak tau, siapa ayahmu!!”
Kata Troy semakin senang,
aku terdiam memandang matanya, memandang senyumanya, jadi, ku kepalkan tanganku dan ku putuskan untuk pergi meninggalkanya,
“Hei, pengecut!! Ibumu memang wanita jalang, bagaimana kau tidak tahu, dia bekerja setiap malam, dimana lagi dia mendapatkan uang bila bukan dari Pria hidung belang!!” Troy kembali menimpaliku, namun aku tetap berjalan dan meninggalkan mereka.
**
siang hari, aku memilih untuk bolos dari pelajaran Fisikaku, selain karena aku sedang malas melihat teori-teori bodoh, lebih baik, aku menghabiskan waktuku disini sembari membaca komikku.
Sebelum ku dengar, suara Bell tanda berakhirnya pelajaran sudah berdering, dan itu mengalihkan perhatianku dari komikku.
Ku ambil sebuah Tongkat Kayu Baseball yang ku curi di Gudang Olah Raga tadi, aku berjalan menuju Gang sempit Sekolahku,
Dan disana aku melihat Babi itu, sedang melihat sepedanya. dimana Rantainya putus karena ulahku, ku sembunyikan Tongkat Kayu itu di belakangku, untuk menyapanya.
“kau butuh bantuan teman” sahutku, meskipun aku ingin muntah saat harus menyebut kalimat “teman”
Dia menyipitkan matanya, dan meludahi sepatuku untuk kembali membenarkan Rantainya,
Tanpa berfikir terlalu lama, ku ayunkan tongkatku hingga aku bisa meraskan Tengkoraknya yang Hancur,
Namun, aku tidak mau melihatnya mati dulu, jadi, ku seret dia dari tempat itu.
Di belakang Sekolah ada bangunan Tua,
Dan aku mulai menunggunya, aku duduk memandang si Babi yang masih terlelap dalam mimpinya, darahnya yang mengenangi tanah, membuatku sangat senang, senang mencium bau menjijikkan itu.
Hingga, malam pun tiba, dan si Babi mulai sadar,
“Hallo Troy” sapaku pelan,
“kau- tidak!! Menjauh!!” si Babi tampak aneh, entah kenapa , dia berteriak padaku.. jadi, ku ambil lagi tongkat kayuku untuk kembali mendekatinya,
“jangan- aku mohon, ampuni aku, aku menyesal”
Huu” aku bernafas semakin bersemangat, dan tersenyum lebar, bukan karena dia akan mati, namun karena, dia memang seperti Binatang Babi, meminta ampun saat akan di sembelih.
Aku tertawa, dan ku ayunkan Tongkatku di keningnya, ku pukuli tengkoraknya,
Aku bisa melihat, darah merembas keluar, dan kepalanya terus saja ku pukuli sekalipun dia meminta untuk menghentikan,
Aku sangat gembira, melihat wajahnya,
Namun aku belum puas,!! Akan terus ku pukuli dia hingga 100 kali, sekalipun otaknya sudah tercecer ketika aku memukulinya pada hitungan ke 70,
Namun aku akan melakukanya, Babi ini pantas mendapatkanya.
Setelah puas, aku mulai mengambil Parangku yang biasa ku letakkan di sisi Semak-semak, parang itu biasa ku gunakan untuk menghukum setan lain,
Aku jadi ingat, aku pernah menghukum Setan lain, hanya saja, aku sudah menguburnya di bawah Pohon dekat Taman sekolah, hanya itu yang bisa ku ceritakan untuk sekarang pada kalian, karena si Babi juga akan masuk daftar Setan yang sudah ku basmi.
Ku potong terlebih dahulu pergelangan tanganya. Dan mulai ku ambil Daging-daging penuh lemak itu. Ku jadikan sebuah daging yang bisa ku bawa menggunakan kantong Palstik Hitam.
Ya, lumayan juga, aku bisa meletakkan segala bagian tubuhnya pada 2 kantong Plastik, dan sisanya aku bakar dengan Sampah sekolah yang lainya,
Saat aku berjalan meninggalkan sekolahan, aku bisa melihat, si Black Hair sedang mengawasiku, namun aku melewatinya, karena aku tahu, dia tidak akan suka ikut campur dengan urusanku.
Kau tahu apa sisa yang ku maksut tadi , itu meliputi jantung, ulu hati dan beberapa jeroan atau otaknya, yang aku pikir sebelumnya, babi itu tidak memiliki Otak.
Sebelum aku pulang dan mendapatkan amarah dari ibuku, aku berjalan untuk mampir di sebuah pasar, disana aku menemukan banyak sekali Anjing liar, jadi karena hari ini aku senang, ku Taburkan Potongan daging geratis itu pada mereka,
Dan sisa satu kantong plastic, ku bawa pada Tukang giling Daging langgananku,
Seperti biasa, pria itu bertanya tentang “dimana aku membeli daging ini”
Namun aku menjawabnya dengan santai, “hanya daging anjing yang biasa ku temukan di ujung pasar”
Selanjutnya, aku sendirilah yang mengilingnya, karena aku sudah di percaya sebagai langganan nomer 1 nya,
Setelah semua itu selesai, ku serahkan daging gilingan itu, pada seseorang yang akan suka dengan gilingan daging pemberianku. Aku bisa mengambil uangnya pada hari esok, karena daging yang ku bawa selalu kualitas nomer 1.
Pekerjaanku hari ini selesai, jadi aku memutuskan untuk pulang, dan menerima amukan dari ibuku, namun aku senang, aku pasti bisa tidur dengan tenang.


Who ?

Who ?

Status: Hiatus Tipe: Author: Dirilis: 2014 Native Language: Indonesia
Adakah yang menganggap Psicho itu sangat keren!! saya hanya akan mengatakan Psycho tidak keren, namun Psycho adalah orang dengan kelainan mental yang memiliki beberapa latar berbeda. di Cerita ini saya memang menggunakan sudut pandang utama, namun yang saya pengen jelaskan adalah--Cerita ini sangat disturbing, bahkan terlalu buruk untuk beberapa orang yang mengaggap Cerita ini real, karena ini hanya Fiksi, ingat hanya Fiksi?

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset