“kau bisa melepaskan ini Jenn!!” umpatku dengan tetap berpura-pura berjalan.
“diamlah Bobby, kau tidak tahu kan, mereka bisa menjadi siapa saja disini, ideku untuk menyamar seperti ini benar-benar tepat!!”
Aku mengangkat alis, “tepat!! Tepat bila kau seolah merasa diriku tidak keberatan!! Gadis ini benar-benar!! Damn” aku terus mengumpat dalam hatiku, merasa kesal bercampur amarah, namun beberapa kali entah kenapa mataku menangkap mata cokelatnya yang tersirat, matanya yang dulu hitam kenapa bisa menjadi cokelat, mungkinkah karena cahaya matahari ataukah dia terlalu lama tinggal di kegelapan.
entahlah.
Jennifer berhenti sejenak memandang wahana Roller coster dan kemudian dengan sirat wajah gugup, aku bisa melihatnya bergerak mundur meski hanya beberapa langkah, ku tatap wahana itu dengan teriakan Cumiikkan dari para pengunjung yang tengah menikmati wahana itu.
“kau mau naik itu” ucapku yang terdengar seperti orang konyol, ini seperti bukan diriku, kenapa denganku, kenapa aku harus menawarinya. gadis ini adalah Black Hair, kenapa aku menjadi lembut seperti ini.
“naik? Entahlah, tidak!! Aku tidak mau!! Em, mungkin aku akan kesana, kau tadi belum minum kan??” sahutnya dengan tergagap, kemudian berlari menuju Mesin minuman kaleng.
Ku gunakan kesempatan ini mengamati situasi, sekarang aku datang ke Happy Island bukan untuk wisata melainkan, kami sedang dalam permainan, baiklah, bila aku menjadi mereka apa yang akan aku lakukan sekarang, dimana aku akan bersembunyi.
Apa aku mengatakan bersembunyi? Sepertinya salah. Mereka tidak akan bersembunyi melainkan hanya melakukan pekerjaan sehari-hari mereka, berpura-pura untuk tetap normal.
Aku terus mengamati sekeliling, sebelum mataku memandang seorang Maskot dari Happy Island, 2 Badut yang mengenakan kostum Kelinci Paskah dan Tikus Mickey sedang membagi-bagikan Balon.
“dasar, pekerjaan konyol!! Kenapa ada orang yang mau di bayar mengenakan kostum tolol seperti itu” gumamku di dalam hati.
“ini untukmu” sahut suara lembut Jennifer, aku terhenyak untuk sesaat memikirkan gadis ini benar-benar berbeda seperti bukan si Black_Hair, sudahlah, ku buka penutup kalengnya dan meminumnya, namun Jennifer memandang lurus pada 2 maskot Happy Island yang masih mebagi-bagikan Balon.
Ku hentikan sesaat, dan memandang Jennifer, “ada yang aneh!!”
“Eh- Tidak!! Ayo , kita pergi ke sana, wahana disini membosankan!!” sahutnya mengandeng bahuku kembali.
“dasar!! Gadis ini!! Bisakah dia tidak menggandengku, kenapa dengan berjalan secara normal!!” aku terus mengumpat ketika dia tetap mengandengku, kami berjalan menuju wahana untuk anak 18 tahun, ketika kami melewati 2 maskot itu, aku menangkap sesuatu yang ganjil, sesuatu yang aneh dari 2 maskot itu yang terkesan seperti mengamati kami, namun Jennifer tetap berjalan secara Normal.
**
Kami mulai bermain wahana pertama kami, sebuah gelas putar, Jennifer tertawa anggun dan beberapa kali membuatku memprediksinya, “apakah kau benar-benar Jennifer??” ucapku dengan wajah aneh.
“ya-ini aku. Kenapa denganmu!!”
“tidak ada!! Kau benar-benar membuatku takut!! “ aku terkesan menggodanya, namun inilah Fakta yang ku lihat, dia seperti bukan Jennifer, si sadis ini seolah menjelma menjadi angsa cantik yang membuatku bahkan harus menjaga kalimat kasarku.
“baiklah- Jenn, “ ku pandang dirinya yang sedang membenarkan Ransel hitamnya, “apa yang ada dalam tasmu!!”
“kau mau tahu” untuk pertama kalinya dia menyeringai kepadaku, akhirnya wajah sadisnya keluar juga. Gumamku.
“tidak perlu!!” ucapku mengalihkan pandanganku, sekarang aku tahu, pasti itu adalah pisau koleksinya, dasar aneh, namun kenapa belum ada pergerakan, maksutku, ini sudah 2 jam setelah waktu di mulai, namun taman hiburan ini masih tenang, belum ada gerakan berarti apakah mereka juga tengah kesulitan menemukan satu sama lain, apakah harus ada yang menyulut.
Tidak!! Jennifer juga tampak tenang, belum ada sebuah pergerakan, apakah dia juga memikirkan sesuatu sama sepertiku, namun wajahnya sangat tenang seolah dia memang sudah memprediksi jalanya pertarungan yang akan lebih sulit.
Kami tetap berjalan dan melihat wahana Rumah Hantu, “mau masuk!!” sahutku memandangnya datar.
“boleh, semoga saja aku menemukan sesuatu yang menarik!!” ucapnya menampilkan wajah sadisnya lagi.
Gadis ini benar-benar bukan Type Mistec, apakah dia memang Twins!! Aneh !!” gumamku yang masih mengira-ira.
Kami mulai masuk ke Wahana itu, sepanjang jalan gelap yang kami telusuri hanya menemukan pria mengenakan topeng Setan dan sesuatu konyol lainya, seandainya tidak ada peraturan di larang menyerang Hantu atau Jennifer mengatakan jangan membuat tindakan bodoh, pasti orang-orang ini sudah mati di tanganku 10 menit yang lalu.
“baiklah Jenn, aku sudah mulai bosan dengan semua ini” ucapku dingin, karena aku benar-benar sudah tidak tertarik dengan semua ini, hingga kami berhenti sejenak karena sesuatu yang berbau anyir.
“darah!!” ku tatap Jennifer yang memasang wajah aneh, pasti dia juga menyadari bau ini.
Jennifer mulai berlari dan aku mengikutinya, kecepatanya dalam berlari sangat luar biasa, aku tidak pernah melihat Jennifer seperti ini, bagaimana dia bisa berlari sekencang itu tanpa menimbulkan suara sekecil apapun , ketika aku mulai kehilanganya aku menambah kecepatanku dan aku terlonjak saat melihatnya berdiri diam memandang ke depan.
Disana dengan lampu meremang, aku terdiam melihat, seseorang yang sedang mencabik –cabik pria yang terkapar, aku bisa melihat air liur pria itu menetes, dengan darah di sekitar bibirnya. aku tergetar memandangnya, melihat Jennifer yang juga terpaku pada sosok yang masih mencabik-cabik leher korbanya dengan mulutnya.
Hingga dia berbalik dan menatap kami.
Seketika wajah seorang pria dengan kantung mata hitam berkulitkan pucat dan berkerut memandang kami dengan sebuah seringai, aku masih bisa melihat darah di sekitar mulutnya, “kanibal!!”
Dia masih menatap kami dengan kosong, rambutnya yang tidak terawatt terjulang panjang dan baju hitam lusuh, pria itu merangkak memandang kami.
“Bob, siapkan Pisaumu!!” aku mendengar desissan dari Jennifer, dan seketika tanganku mengenggam Pisau di lipatan jaketku,
Namun Jennifer sudah meraih pisau kecil dari sisi ranselnya, Pria itu tertawa dengan suara serak dan masih merangkak melototi kami dengan mata hitamnya.
“Red_Hat and Black Hair?? Kwa kwa kwa kwa… “ desis pria itu kepada kami.
“bagaimana dia tahu!!” umpatku penasaran, wajahku tertuju pada pria mengenaskan itu, tenggorokanya tercabik, dan pria itu memfokuskan diri pada kami.
Jennifer masih menjaga diri, namun tetap tenang, sedangkan aku, aku justru tertawa dalam hatiku, akhirnya, semuanya mulai menarik, baiklah. akan aku cabik-cabik kau pria Aneh.
Aku mulai berjalan melewati Jennifer sebelum dia mengatakan, “jangan Bobb, dia unggul di dalam sini, kau akan kalah, kau lihat kuku jarinya, hitam dan beracun, dia kanibal. Kau tidak akan menang melawanya!!”
“jadi. kau mau aku lari!!” umpatku kesal pada Jennifer.
“kali ini, kau harus mengikuti perintahku.. saat aku menyerangnya, larilah Bobb, aku akan menghentikanya , !! benarkan White_Face , “ Jennifer menyeringai dengan mengangkat pisau kecilnya,
Jadi pria itu adalah White_face, wajahnya yang pucat.
“dengar Jenn, aku ikut bermain disini, bukan untuk lari, jadi berhentilah bertindak menjadi pemimpinku, tapi , baiklah untuk kali ini, terserah padamu aku akan mencari hiburanku sendiri, dan kau bisa bersenang-senang denganya!!” umpatku kemudian menabrak Jennifer.
“thanks Bobby, dia akan menjadi koleksi berhargaku.”
**
Aku tertawa, apa yang Jennifer katakan memang benar, White_Face sangat tidak menarik, dan tentu saja akan merepotkan bila aku melawanya, namun Pesan Jennifer yang ingin menyampaikan, bahwa disini ada pemain lain yang mengawasi kami membuatku semakin bergairah.
Terimakasih Jenn, meskipun kau mengatakan itu secara tidak langsung namun aku tahu, kau ingin mengatakan adanya peguntit disini.
Baiklah, kau boleh memiliki jantungnya setelah aku merobek tubuhnya, hahahaha.. aku tertawa semakin riang, berjalan menuju jalur Rumah hantu lain.
Baiklah, Jennifer sudah mulai melawan peserta lain, sekarang bagaimana caraku memancingnya keluar, dia masih bersembunyi rupanya.
“hoi!! Keluarlah, aku tahu kau sedang mengawasiku, berhentilah menguntit orang, dasar mesum!!” sahutku berteriak di sebuah Lorong.
Dan seseorang itu keluar, aku menyeringai berbalik menatapnya yang berdiri dengan setelan jas hitamnya, mengenakan dasi dan menutupi wajahnya dengan Kotak Sereal.
“siapa kau” ucapku dingin, ketika ku raih Pisauku, pisau Faforitku yang ada dalam Lipatan jaketku.
Dia merunduk memberikanku salam, kemudian mnegatakan sesuatu dengan nada halusnya, sangat sopan untuk seseorang yang akan saling membunuh, “perkenalkan tuan, namaku adalah Jack_Jack!!”
“jadi- dia adalah salah satu pemilik Ticket, benar juga, dia mungkin menggunakan White_face hanya untuk memancing kami keluar, licik sekali, namun aku suka, !!” sahutku dalam hati.
“dan siapakah anda tuan?” lanjutnya memandangku dengan kotak sereal di kepalanya.
“Red_Hat, kau bisa memanggilku itu!! Jadi kenapa dengan kotak sereal, apakah wajahmu sangat jelek, !!”
Dia hanya diam dan sesekali terdengar terkekeh, namun aku mulai melihat dia akan bergerak, “baiklah, cukup basa-basinya tuan, bisa kita mulai.. Red_Hat!!”
“tentu saja, kau bisa memulainya kapanpun… !!” aku tertawa semakin keras, gejolak dalam dadaku kembali naik , dan aku semakin tergoda dengan penampilan bodohnya.
Langkahnya yang cepat, aku bisa melihat dia berlari dengan Zig-zag ke arahku, namun belum ku lihat sesuatu seperti senjata di tanganya, apakah dia mau melawanku dengan tangan kosong!!
Aku terlonjak saat dia sudah ada di bawahku, dan sebuah Pisau lipat muncul dari lengan jaketnya, “berengsek,!!”
Bila saja aku melompat pisau itu pasti sudah melukai mataku, jadi aku memilih menghentikanya dengan bahuku, meski hanya akan membuat sebuah Goresan, ketika pisau itu menyayat bahuku, aku mendorongnya dengan bahuku yang lain, dan aku bisa melihat dia terjatuh akibat doronganku.
Kulitku terkelupas, tipis namun menyakitkan.
aku melompat dan mengangkat tinggi Pisauku, namun dia menghindarinya kemudian bangkit dan menendang Tubuhku, aku menahanya dengan kedua tanganku yang ku silangkan.
Dep, dep, dep, aku bisa merasakan jantungku berdetak , cepat, semakin cepat, semakin cepat lagi, tanganku gemetar hebat, dan bola mataku terus bergerak, perasaan ini, kenapa dengan diriku. Ada sebuah kenikmatan saat dirimu terluka, ini seperti sebuah candu yang tidak bisa ku ungkapkan betapa nikmatnya.
Semuanya perlahan menjadi kabur, mataku. aku tidak bisa melihat apapun, hanya pria dengan kantong Sereal yang ada di depanku, yang tengah berdiri dengan pisaunya.
“Tuhan!! Ini nikmat sekali!!! Hahahahahahaha”
Ku pegang kepalaku, karena tiba-tiba rasa sakit mengguncang kepalaku, namun aku tetap tertawa, gejolak ini, gejolak yang haus akan pembantaian, sensasi mencium aroma darah yang segar segera merasuki pikiranku.
“benar!!! Hahahaha, dia .. akan mati!!”
Aku mulai berjalan terhuyung-huyung kepadanya, namun sebuah tendangan mendarat pada kepalaku, saat pria berkantong itu mendapatkanku.
Aku bisa merasakan gurih darah di sekitar mulutku, rasa darah yang manis yang ku telan, membuatku semakin bergairah kepadanya.
“lagi- lagi!! Berikan aku darah lagi!!” aku menatapnya semakin sinting, namun dia hanya diam.
“aku bilang lagi!!” Teriakku pongah . namun dia hanya diam, “kenapa kau diam, haaai.. aku berteriak padamu!!”
Deg, deg, deg, jantungku kembali berdetak kencang dan aku tersadar, melihat pria itu yang berdiri namun bersandar pada tembok, “apa yang terjadi, kenapa kau tidak menyerangku??” kataku kepadanya.
Namun dia hanya diam, saat itu aku tersadar ketika merasakan kedua tanganku berlumuran darah, “darah? Darah apa ini, “
Ku tatap sosok itu, dan tiba-tiba aku melihat, pria itu berlumuran darah pada tubuhnya, dengan tubuh terkoyak.
sejak kapan? Sejak kapan aku menyerangnya, aku tidak pernah menyerangnya, ada apa ini, kenapa bisa terjadi, apa yang sebenarnya terjadi, bagaimana dia bisa mati tanpa aku melakukan apa-apa.
Ku ingat kembali setiap detail saat aku bertarung melawanya, dia berhasil menendangku, namun tiba-tiba ini terjadi.
Dia Tewas dengan darah di tubuhnya, ku telusuri tetesan darah yang ternoda dalam tanah, tetesan –tetesan itu mengarah pada balik sebuah Tiang beton wahana hantu ini,
“apakah ada yang membunuhnya selain aku!!”
Ku tengguk ludahku, dan berjalan waspada menuju tetesan-tetesan darah membawaku, ketika aku bersiap dalam pisauku, aku berhenti menatap sebuah jantung yang tergeletak di dalam tanah, jantung itu masih Rapi, dengan potongan dari professional, “apakah ini adalah jantung dari Jack_jack lalu siapa yang sudah membunuhnya. siapa sebenarnya yang sudah membunuhnya??” aku semakin kesal.
Karena aku tidak tahu apa yang terjadi.
Hingga aku melihat sebuah kaca besar di samping jantung yang tergeletak di tanah itu, ku tatap bayanganku dalam kaca itu, ketika aku terhenyak melihat seorang anak kecil mengenakan jaket bergambar Arnold. berdiri menangis dan menutupi wajahnya.
“siapa anak itu!! Apa yang terjadi berengsek!!”
Aku mulai merasakan sakit di kepalaku.
ada apa sebenarnya. apakah aku sudah mulai gila.
Hingga aku teringat, anak kecil itu, dia adalah aku. Ku tatap lebih dekat bayangan itu, dan aku menyadarinya, teriakan itu, teriakan dari ayahku, dan bayangan itu kembali padaku, apa yang terjadi disini.
kenapa denganku,
Hingga aku menyadari, aku lah yang sebenarnya membunuh ayahku, ya. aku ingat, ibuku menyembunyikan itu dariku, ayahku tidak meninggal karena kecelakaan namun karena aku.
Tidak!! Itu artinya.. aku juga lah yang sudah membunuh Jack_Jack, namun bagaimana bisa, kecuali, aku adalah Twins.
Saat itu lah, aku melihat diriku yang lain dalam Cermin.. “Hai , Bobby, kau masih ingat denganku. aku adalah temanmu, namun kau melupakanku karena wanita jalang itu, jadi aku akan menemanimu lagi, aku adalah teman baikmu, namaku adalah Boody kau ingat?? Teman masa kecilmu ”
Bayanganku yang lain, ya, semuanya sudah jelas, Boody teman imajinasiku lah yang sudah membunuh Jack_Jack, bahkan aku tidak tahu, ternyata dia memang nyata.