Yes, I am D.I.D episode 5

Chapter 5 : Karakter Ketiga!

Selasa, 21 Maret 2014“Rafa!” panggil seseorang dibelakangku.

Sebentar aku tengok kebelakang, seorang cewek dan entah siapa dirinya. Ah iya, dia yang kemarin duduk di kursi di sebelahku yang biasanya kosong.

Ah sial, apa lagi yang dilakukan si brengsek itu!

Rafa, bentar tungguin ih!” ucap cewek itu lagi padaku.

Karena aku tidak kenal padanya, dan karena aku tidak peduli padanya apalagi jika dia memanggilku rafa. Maka tidak ada alasan bagiku untuk menunggunya. Aku terus meneruskan langkahku ke parkiran, menuju dimana motorku ku parkir sebelumnya.

Kamu kenapa sih rafa? Kamu balas ngambek sama aku!?” tanya cewek itu lagi.

Melihatku yang terus tidak memperdulikannya, dia akhirnya mengambil kunci motorku dari motorku.

Kamu ngapain sih!?” ucapku mulai kesal padanya.

Kamu yang kenapa!? Kamu marah sama aku?

Sedikit lama kami saling bertatapan tanpa saling mengeluarkan kata-kata sedikitpun.

Ya aku marah, kamu dari tadi terus menggangguku!” ucapku

Salahku apa jadi kamu marah? Masalah kemarin aku nyuekin kamu waktu pulang?” tanyanya.

Pulang? Maaf aku gak kenal kamu!” jawabku.

Waahh, kamu gak kenal aku!? Kamu bercanda!?” tanya cewek itu lagi.

Iya, aku serius! Aku gak kenal kamu! Dan aku gak perduli kamu siapa! Jadi tolong balikin kunci motorku!?” balasku dengan sedikit menggertak sekarang.

Kupikir dia akan mengatakan sesuatu, namun dia hanya diam menatapku. Tak lama kemudian dia mengambil dompet dari dalam tasnya. Mengambil sejumlah uang dan memberikan uang itu bersama kunci motorku padaku.

Apa ini?” tanyaku menunjuk uang yang dia berikan padaku.

Aku gak pengen berutang apapun pada orang yang membenciku, itu untuk makanku kemarin yang kamu bayar

Dari awal aku sudah bilang gak pengen ditraktir, tapi kamunya yang maksa. Sekarang aku balikin uang kamu!” ucapnya lagi.

Dan jika sekarang kamu menganggap gak kenal aku, oke gak masalah

Maaf udah ganggu kamu!” ucapnya kemudian pergi meninggalkanku.

Rafa traktir dia makan? Sejak kapan si brengsek itu cukup dekat dengan seorang cewek!?

Setibanya di rumah, aku langsung menuju ruang dapur mencari kakek. Saat itu kulihat kakek sedang membaca koran sambil minum kopi.

Pak tua, ada yang aneh dengan brengsek itu!” ceritaku sambil mengalungkan tanganku keleher kakek.

Kamu yang brengsek!” ucap kakek.

Dan “bug”! perutku dihantam oleh pak tua.

Aduuuuhh!” ringisku sambil memegang perutku.

Sakit pak tua!

Lama-lama makin kurang aja ini ya bocah!? Berani-beraninya tanganmu di pundakku seolah kita seumuran hah!?” ucap kakek kesal.

Aaarr…ggh sakit…

Beneran?” tanya kakek padaku.

Iya bener, ngapain aku pake bohong-bohongan?” jawabku.

Baru kali ini rafa ngajakin cewek jalan berduaan” ucap kakek.

Kamu tau siapa cewek itu?” tanya kakek lagi.

Gak tau” jawabku polos

Memangnya kamu selama ini ngapain di kelas?” tanya kakek sambil memukul kepalaku dengan tongkat kesayangannya.

Aduuhhhh! Sakit pak tua!” ucapku kesal.

Kenapa sih harus mukul-mukul kepalaku pake tongkat!?

Ya tongkat ini ada emang buat mukulin kepala orang” jawab kakek santai.

Dia kayanya anak pindahan” ucapku.

Pindahan?” tanya kakek.

Iya” kujawab.

Darimana?” tanya kakek lagi.

Gak tau” jawabku.

Kenapa gak nyari tau bocah!?” tanya kakek sambil menjewer telingaku.

Aaaaaa…hh apa-apaan sih dari tadi main kasar terus!?” ucapku kesal.

Ya masa kamu mesti disuruh-suruh dulu baru ngerti!?” balas kakek.

Gak mau! Males!

Ya udah kalau gitu jangan penasaran kalau rafa dekat dengan dia!” bilang kakek.

Aku terdiam. Gak ada yang salah dengan ucapan si kakek tua itu. Ada sesuatu yang tidak biasa dilakukan oleh si brengsek itu. Dia bukan tipe orang yang terlalu perduli dengan cewek, dia lebih perduli dengan soal-soal pelajaran apalagi dengan komik-komik kesukaannya. Tapi dalam beberapa waktu terakhir dia terlibat agak jauh dengan 2 orang cewek yang selama ini belum pernah dilakukannya.

Ada apa denganmu rafa?

Rabu, 22 Maret 2014

Hari ini aku kembali ke kampus. Tujuan utamaku ke kampus saat ini bukan karena ingin belajar tapi karena ingin lebih tahu siapa cewek itu.

Belajar? Yang benar saja, sejak kapan belajar itu jadi hal favoritku!?

Semenjak tiba di kampus, aku berusaha mencari tahu siapa dirinya dan berasal dari mana. Namun yang kudengar ternyata lebih membuatku kaget.

Beneran!?” tanyaku kaget.

Iya, lha kamu lupa?” tanya rendy balik.

Aku ngebonceng cewek itu naik sepeda!? Kemana?” tanyaku lagi.

Iya, kamu ngebonceng syafira pakai sepeda. Kemana ya gak tau kan kamu yang jalan!?

Ah beneran aneh ini! Siapa cewek itu sebenarnya!?

Hey, bisa ngomong bentar?” tanyaku padanya.

Dia cuma diam dan lebih fokus merapikan buku-bukunya kedalam tasnya.

Kamu marah?” tanyaku lagi.

Masih tidak ada jawaban darinya.

Aku minta maaf

Kali ini dia memandang wajahku.

Apa mau kamu?” tanyanya padaku.

Siapa kamu?” aku langsung bertanya balik padanya.

Kamu benar-benar gak tau atau cuma pura-pura amnesia?” tanyanya lagi.

Iya, aku tau kalau nama kamu itu syafira

Kamu dari mana? Kenapa pindah kesini? Ngapain?” tanyaku beruntun.

Harus ya aku jawab?” dia balik bertanya.

Arrrrgghh, cewek sialan! Apa susahnya sih cuma jawab doang!? Kenapa mesti jutek segala!

Frustasi karena sikapnya aku langsung memaksanya pergi denganku. Aku tidak perduli kalau dia tidak ingin ikut. Selama dia tidak mau memberitahuku maka jangan harap aku mau mendengarkannya.

Berani sekali dia membuatku sekesal ini!?

Rafa! Berhenti! Sakit tau!” ucap syafira sambil berusaha melepaskan tangannya dari genggamanku.

Aku mengambil helm lain di motor orang kemudian memasangkannya ke syafira.

Kamu ngapain heh!? Kenapa dipasangin ke aku!” ucapnya berusaha menolak.

Kamu mau berhenti ku gangguin!?” tanyaku tegas

Iya!” jawab syafira.

Kalau gitu pasang ini di kepalamu dan naik ke motorku!” ucapku kemudian kembali memasangkan helm itu ke kepalanya.

Tapi ini helm siapa!? Kamu asal ambil aja!” ucap syafira.

Nanti kubalikin! Ayo naik!

Dengan terpaksa akhirnya syafira naik motorku. Beberapa saat kemudian aku langsung menyalakan motorku dan membawanya pergi dari situ.

Kita mau kemana rafa!?” teriak syafira.

Kemarin aku mengajakmu pergi kemana?” tanyaku.

Kamu kenapa sih!? Kamu mau mainin aku!?” tanya syafira.

Bisa gak kamu langsung jawab aja!?” ucapku.

Turunin aku sekarang!

Jadi kamu gak mau jawab?

Enggak!

Mendengar jawaban tidak darinya membuatku tidak ada pilihan lain. Aku langsung menggas motorku sekencangnya.

Aaaarrr…ggghh!” teriak syafira.

Rafa berhenti rafa, aku mohon!

Ada yang berbeda dari nada suaranya sekarang. Memang hanya terdengar samar-samar karena saat itu aku sedang membawa motorku secepat yang aku bisa. Tapi cukup jelas untuk membuatku sadar kalau dia menangis.

Aku menjadi merasa bersalah. Di dunia ini hanya dua tipe orang yang tidak ingin kusakiti. Pertama, tipe manusia langka yang hanya ada satu di dunia ini, pak tua itu. Dan yang kedua, tipe manusia paling merepotkan, cewek. Laki-laki yang beraninya dengan cewek itu hanya banci. Itu adalah ajaran dari pak tua yang sudah tertanam di kepalaku sampai dengan saat ini.

Beberapa saat kemudian aku menghentikan motorku di pinggir jalan. Dia langsung turun dari motorku setelah itu. Melepaskan helmnya dari kepalanya kemudian menamparku.

Terima kasih” ucapnya.

Kemarin kamu ngajak aku ke toko buku

Udah puas kan!? Sekarang jangan pernah ganggu aku lagi!” ucap dia lagi.

Tamparan darinya sekaligus mempertegas kebenciannya sekarang padaku. Bisa aku lihat dari tatapan matanya padaku. Tapi bukan karena itu yang ngebuatku merasa bersalah. Melainkan air mata itu yang masih menetes dari kedua matanya.

Kenapa kamu?” tanya kakek padaku.

Apanya?” tanyaku balik.

Dari tadi melamun aja, mikirin apa?

Mau tau aja nih pak tua!

Udah tau siapa cewek yang diajak rafa?” tanya kakek lagi.

Belum

Kenapa belum?” tanya kakek lagi.

Berisik ini aki-aki! Udah sana cari tau sendiri!” ucapku kesal kemudian masuk ke dalam kamarku.

Wah lagi dapet kayanya ini anak” ucap kakek pelan.

Kriiinggg Krrrinngg…

Handphoneku berbunyi.

Ya, halo?” tanyaku.

Dilan?

Ya, siapa?

Riris! Ih nomorku gak di save ya!?

Oh, lupa

Ih kamu! Dilan, kamu liat syafira gak?

Gak

Tadi kan kamu jalan sama dia?

Iya tadi, sekarang enggak

Adduh syafira kemana ya!?” ucap riris panik.

Di rumahnya mungkin

Enggak ada! Orang ibunya dari tadi nangis-nangis nelpon aku nanyain dimana syafira

Emang dia belum pulang?

Belum pulang dia semenjak dari kampus tadi

Makanya aku nanya kamu, kan kamu tadi yang sempet jalan sama dia!?” tanya riris lagi.

Tadi dia minta berhenti di jalan, terus dia pergi” ucapku.

Minta berhenti di jalan!?” tanya riris kaget.

Iya

Dia pergi kemana?” tanya riris

Gak tau” jawabku.

Kalian kenapa? Berantem?” tanya riris penasaran.

Enggak!

Kalau gak ada yang penting lagi udah ya!? Pokoknya aku gak tau dimana dia!” ucapku.

Iya deh, tapi kalau ada kabar dari dia kasih tau ya dilan!?” ucap riris lagi.

Bodo amat!” jawabku

Kenapa harus nanya aku dimana dia sekarang? Mana aku tahu!? Lagipula mau dia enggak pulang, mau dia menghilang, apa urusannya denganku?

Ah sialan, kenapa aku yang jadi repot begini!

Entah karena kepikiran atau karena masih ada rasa bersalah padanya, aku akhirnya turun tangan mencari syafira.
Pesan whatsapp masuk ke handphoneku. Pesan dari riris yang isinya nomor telpon dan foto syafira.

Jika rafa selalu menganggap dirinya cerdas kupikir jika situasi seperti ini aku lebih bisa diandalkan dibandingkan dengan dirinya. Tanpa perlu IQ tinggi aku bisa mencari orang yang aku mau lebih cepat jika dibandingkan intel sekalipun.

Aku mengenal hampir semua preman di kota ini, mungkin cuma itu hasil yang bisa kubanggakan karena seringnya aku berurusan dengan mereka. Dari foto yang kuterima dari riris, foto syafira kusebarkan ke mereka. Dengan jaringan yang mereka miliki harusnya tidak sulit untuk mencari syafira jika dia masih ada di kota ini. Minimal jam berapa, dimana dan dengan siapa dia terakhir kali terlihat di kota ini.

Apa!? Di kampus!?

Yang bener lu!?” tanyaku lagi di telepon.

Iya bener lan, terakhir dia di kampus lu tadi sore” jawab orang yang bicara di telepon.

Ya udah, gua cek kesana dulu ya. Lu pada tetep cari tau ya kali aja dia sempet pergi dari kampus lagi” ucapku lagi.

Oke lan, tar gua kabari lagi

Di kampus? Sedang apa dia di kampus sampai malam-malam kaya gini?

Aku langsung menghubungi riris, berharap dia dapat membantu mencari informasi ke teman-temannya yang lain di kampus untuk mencari keberadaan syafira.

Dilan, kamu yakin syafira tadi sore masih di kampus?” tanya riris di telepon.

Iya” ucapku.

Kamu tau darimana?

Udah percaya aja, pokoknya bantu cari informasi atau kalau perlu kamu ke kampus juga deh” ucapku lagi.

Ya udah nanti aku kabarin lagi dilan” jawab riris.

Aku berkeliling ke seluruh area kampus untuk mencari syafira. Bahkan tidak hanya mahasiswa-mahasiswa yang masih ada di kampus saja yang masih kutanyai. Tapi juga sampai ke petugas kebersihan kampus.

Sampai pada akhirnya aku berada di depan ruangan yang cukup besar lagi kosong yang sudah tua dan tidak pernah dipakai lagi oleh kampus selain sebagai gudang untuk kursi, meja dan peralatan-peralatan kampus yang sudah rusak.

Yang berbeda hanyalah ada sebuah cahaya di dalam ruangan itu.

Meski aku malas sekali ke kampus untuk urusan kuliah, tapi jika untuk urusan nongkrong aku masih cukup sering ke kampus terlebih lagi pada waktu-waktu seperti ini. Dan jujur saja area di sekitar sini jarang dilewati orang karena tempatnya yang gelap, karenanya tidak jarang mahasiswa lain tahunya tempat ini tempat berhantu.

Hanya aku dan teman-temanku, bukan teman kampus, kalian boleh bilang mereka preman jika kalian mau. Aku tidak perduli bagaimana pandangan orang-orang pada mereka. Karena jujur saja aku lebih nyaman jika berkumpul bersama mereka. Bagiku mereka lebih jujur dan apa adanya jika dibandingkan dengan orang-orang biasa namun penuh kemunafikan.

Karena penasaran aku kemudian berniat memasuki ruangan itu.

Syafira!?” teriakku

Kamu disana!?

Pintu ruangan itu ternyata tidak terkunci. Lagi-lagi aneh, karena kapanpun aku dan teman-temanku uji nyali di area sini, kami selalu mengecek ruangan ini apakah dikunci atau tidak. Dan biasanya ruangan ini selalu terkunci!

Syafira!” teriakku lagi.

Ternyata benar, syafira seorang diri berada di ruangan ini. Dia dalam posisi mulut ditutup serta tangan dan kaki yang terikat. Melihat kondisi syafira, aku langsung mendatanginya dan melepaskan ikatan dan kain yang menutup mulutnya.

Rafa!” ucap syafira sambil menangis tersedu-sedu dan langsung memelukku.

Kamu gak papa!?” tanyaku lagi.

Rafa, kenapa kamu bisa ada disini?

Aku dilan! Dari tadi pagi kamu manggil rafa rafa!” ucapku kesal.

Jangan panggil aku rafa lagi!

Iya, iya dilan” ucap syafira.

Dilan, awas!

Tiba-tiba kepalaku dipukul dengan sesuatu dari belakang…

Dilan! Dilan!” panggil syafira padaku.

Aaaarr..gggghh” aku mengerang kesakitan sambil memegang kepalaku.

Dimana ini?” ucapku.

Setelah kepalaku dipukul secara tiba-tiba aku langsung tidak sadarkan diri. Aku sendiri masih lupa apa yang sudah terjadi setelah aku menemukan syafira di ruangan itu.

Dilan!” panggil syafira lagi.

Kamu gak papa?” tanya syafira.

Kita dimana? Apa yang udah terjadi?” tanyaku balik.

Tak berselang lama ada seseorang laki-laki datang ke ruangan dan menghampiri kami. Laki-laki berperawakan tinggi, tegap dan tampangnya cukup sangar. Tapi aku benar-benar tidak mengenalnya.

Apa mau kalian?” tanyaku.

Jadi kamu orangnya?” tanya pria itu sambil melihatku.

Siapa kamu!?” tanyaku balik.

Kamu yang siapa bocah?” pria itu bertanya lagi.

Siapa namamu?” tanya pria itu lagi.

Sejenak kutatap wajah pria itu sebelum aku menjawab pertanyaannya.

Harus aku jawab?” ucapku.

Aku langsung ditampar oleh pria itu.

Dilaaan!” teriak syafira setelah melihatku ditampar.

Memang begini harusnya, gak bakal menarik kalau kamu langsung terus terang kan?” ucapnya.

Atau mau aku buat lebih seru?” ucapnya lagi.

Pria itu kemudian mendekati syafira, kemudian menjambak rambut syafira.

Aaarrrggh dilaan tolong!” teriak syafira.

Apa yang kamu lakukan brengsek!” teriakku.

Siapa namamu?

Dilan!” ucapku.

Pria itu kemudian menjambak rambut syafira jauh lebih keras lagi.

Arrrrrgggghhh dilaaaaaaannnnn!” kali ini syafira berteriak lebih kencang.

Siapa nama kamu yang sekarang?” tanya pria itu lagi padaku.

Dilan! Aku dilan!

Jangan bercanda, kalau kamu itu dilan kamu sekarang pasti sudah melakukan perlawanan bagaimanapun caranya

Siapa dia? Bagaimana dia tahu dilan? Bagaimana dia tahu kalau aku yang sekarang bukan dilan?

Jadi siapa kamu?” ucap pria itu tenang.

Jangan mencoba berbohong padaku, aku sudah mengamatimu jauh lebih lama dari yang kamu bayangkan” pria itu menjelaskan.

Rafa!” jawabku.

Kamu ngomong apa dilan!?

Kamu ya dilan, rafa ya kamu juga!” ucap syafira.

Hey bocah, selain dilan dan rafa ada siapa lagi?” tanya pria itu padaku.

Diam brengsek!” teriakku.

Kalau benar memang bocah ini D.I.D maka sangat mungkin ada karakter lain selain 2 karakter ini” ucap pria itu.

D.I.D? Apa yang kamu bicarakan?” tanya syafira bingung pada pria itu.

Wah nona ini ternyata belum tahu ya” ucap pria itu.

Diaaaammm!” aku kembali berteriak.

Kamu mau tahu siapa dia sebenarnya nona?” ucap pria itu.

Baiklah, akan kuperlihatkan siapa dia sebenarnya

Tapi bagaimana caranya menarik keluar karakter yang lain ya?

Coba kita hajar aja bos?” ucap salah satu anak buahnya.

Hajar? Ah sekarang karakter rafa keluar juga karena dia habis kena pukul ya

Baiklah, lakukan” ucap pria itu kepada anak buahnya.

Beberapa anak buahnya itu kemudian menghajarku.

Apa yang kalian lakukan!? Hentikaan! Dilannn! Dilaaan!

Setelah merasa cukup menghajarku sampai aku hampir pingsan, mereka akhirnya berhenti.

Dilaaan? Dilaan? Kamu gak papa dilan!?” tanya syafira sambil menangis.

Aku gak papa, gak usah khawatir” ucapku.

Sekarang siapa dirimu?” tanya pria itu.

Rafa!” ucapku tersenyum.

Ternyata tidak berhasil ya” ucap pria itu.

Baiklah kita coba lain, bagaimana kalau ini?

Pria itu kemudian mengambil sebuah pisau dari sakunya. Kupikir dia akan mendekatiku setelah mengeluarkan pisau itu. Tapi ternyata dia mendekati syafira.

“Membosankan jika aku harus mengulitimu sekarang

Lebih baik kita main-main dulu dengan cewekmu ini kan?” ucapnya sambil tersenyum padaku.

Dilan! Dilan tolong aku dilan! Dilan!” ucap syafira memelas padaku.

Heenntiikaaan! Hentiikaaan!!” teriakku sekencang-kencangnya.

Bos, gimana? Kayanya dia pingsan?” ucap salah satu anak buah pria itu.

Aaarrgghhh!

Mereka memaksaku keluar disaat-saat seperti ini!

Mereka tidak tahu ini jam berapa? Ini waktu yang pas buat shalat malam

Dilan? Kamu gak papa dilan!?” tanya syafira padaku.

Dilan? Ah lagi-lagi keluyuran malam-malam kan!

Dilan kamu kenapa?” tanya syafira.

Dilan? Aku bukan dilan, aku Hasan!


Yes, I am D.I.D

Yes, I am D.I.D

Status: Completed Tipe: Author: Dirilis: 2016 Native Language: Indonesia
D.I.D atau Dissociative Identity Disorder, kalian pernah mendengarnya? Kalau kalian mengatakan belum pernah maka aku pikir kalian akan langsung mengerti dengan Multiple Personality Disorder atau kepribadian ganda , ya itulah gw.

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset