Yes, I am D.I.D episode 6

Chapter 6 : Serangan Balik Dilan!

Schizophrenia, kalian pernah mendengarnya? Kali ini aku akan sedikit menjelaskan apa itu schizophrenia berdasarkan sudut pandangku, sang penulis. Banyak orang yang menganggap kalau gangguan D.I.D dan schizophrenia itu adalah sama, namun pada kenyataannya adalah kedua gangguan itu sama sekali berbeda dan sama sekali tidak ada kaitannya.

Jika D.I.D merupakan kelainan mental yang menyebabkan terjadinya penambahan beberapa karakter dalam satu tubuh. Maka schizophrenia itu merupakan kelainan mental yang membuat si penderita mengalami kesulitan untuk memahami realita dan kerap berhalusinasi. Jika kalian mau telusuri lebih dalam maka kalian akan menemukan bahwa kasus schizophrenia ini jauh lebih banyak dari yang kalian bayangkan.

Baiklah, aku tidak akan membahas terlalu panjang mengenai schizophrenia karena aku hanya ingin menegaskan kembali bahwa kondisiku yang sekarang merupakan D.I.D (Dissociative Identity Disorder).

Pertanyaan yang muncul pada chapter 5 adalah bagaimana “orang itu” tahu aku mengidap D.I.D? Dan sampai sejauh mana dia mengetahuinya? Tapi yang lebih penting adalah kenapa dari puluhan juta orang diluar sana yang mungkin juga mengidap D.I.D sama sepertiku namun hanya aku yang menjadi sasaran mereka?

Pada chapter ini kalian masih akan mendapatkan drama yang sama dengan chapter 5 sebelumnya. Drama yang akan menceritakan bagaimana respon balik dariku terhadap “mereka” yang sudah menjebakku dengan memanfaatkan syafira sebagai umpannya.

Bacalah dengan fokus dan teliti karena apa yang akan terjadi pada chapter ini adalah keputusan yang akan menuntunku ke dalam situasi yang lebih rumit dan tentu saja sangat berdampak buruk untukku.

 

Lan! Lan! Dilan!” suara seseorang yang kukenal mencoba membangunkanku.

Saat itu aku sudah tidak sanggup untuk membuka mataku lagi. Aku benar-benar dibuat babak belur, sampai-sampai aku sendiri tidak tahu apa yang sudah terjadi dalam waktu beberapa jam tadi. Apakah si brengsek itu keluar? Atau bahkan mungkin orang yang sok alim itu? Aku benar-benar tidak dapat mengingatnya sama sekali.

Dilan! Lu gak papa lan!?” tanya joni padaku.

Joni adalah orang yang sebelumnya berbicara padaku via telepon saat aku sedang berusaha mencari tahu dimana keberadaan syafira.

Siapa yang udah bikin lu babak belur kaya gini lan!?” tanya joni lagi.

Lambat laun kesadaranku sudah mulai kembali lagi. Aku mencoba melihat keadaan sekitar, mencoba mencari tahu dimana aku sekarang? Dan mencoba mencari tahu apa yang sudah terjadi sampai aku jadi babak belur begini.

Dilan!? Dilan!?” panggil syafira.

Kita dimana? Bukannya kita ada di sekolah?” tanyaku pada syafira.

Kamu lupa sama yang udah terjadi disini dilan!?

Kamu gak ingat kalau tadi rafa sama hasan tadi muncul!?” ucap syafira cepat.

Mendengar ucapan terakhir syafira tadi cukup bagiku untuk mengetahui situasi yang terjadi. Ternyata aku memang benar-benar kehilangan kesadaran dan saat aku kehilangan kesadaran 2 orang brengsek itu muncul.

Aku langsung meminta syafira untuk tidak melanjutkan ceritanya. Karena pada saat itu ada joni dan yang lainnya, mereka tidak tahu kalau aku mempunyai kepribadian ganda.

Udah nanti aja dibahas!” ucapku pada syafira.

Jon, lu tau dari mana gua disini?” tanyaku sekarang pada joni.

Tadi anak-anak bilang ngeliat lu kaya pingsan gitu trus dibawa kedalam mobil sama cewek ini” jawab joni.

Anak-anak? Siapa orangnya?

Siapa ya? Lupa gua juga lan, orang denger cerita kaya gitu gua sama yang lain langsung buru-buru nyari tau lu kenapa!

Ternyata bener kan lu sampai jadi bonyok kaya gini” ucap joni.

Lu cari tau ya sampai nemu orangnya, tar kasih tau gua” pintaku pada joni.

Udah nanti aja gampang, mending sekarang kita cabut dulu!?

Bentar lagi polisi udah mau kesini, kayanya keluarga ni cewek udah lapor polisi” ucap joni.

Ya udah” ucapku.

Terus ni cewek gimana?” tanya joni lagi.

Gua pulang sama yang lain, jon lu anterin syafira ke kampus ya!?

Tungguin sampai ada cewek yang namanya riris nyamperin lu baru lu tinggalin mereka

Ntar gua kasih tau ke riris kalau lu mau kesana bawa syafira” ucapku pada joni.

Oke dah” jawab joni.

Sementara joni berbicara pada teman-temannya yang lain untuk bagaimana selanjutnya, aku mencoba mengajak syafira bicara empat mata.

Jadi sekarang kamu sudah tahu semuanya?

Tahu kalau aku D.I.D?” tanyaku pada syafira.

Iya” syafira mengangguk.

Jangan ceritain ini ke siapapun kamu ngerti!?

Apa yang terjadi hari ini kamu bisa ceritakan semua terkecuali keberadaanku! Jangan bilang siapapun kalau aku yang menemukanmu terlebih dahulu!” pintaku serius pada syafira.

Tapi gimana aku jelasinnya?” tanya syafira.

Aku gak mau tau gimana caranya tapi yang jelas aku gak pengen terlibat dengan polisi

Nanti aku bakal datang nyariin kamu buat nanyain semua yang udah terjadi hari ini” ucapku pada syafira.

Ya udah” jawab syafira.

Kamu ke kampus dulu aja sama joni

Aman kok, mereka temanku” ucapku mencoba meyakinkan dirinya.

Tapi kamu gak papa? Kamu benar-benar habis dikeroyok tadi!” ucap syafira.

Udah aku gak papa

Makasih dilan” ucap syafira sebelum kami berpisah.

Kamis, 23 Maret 2014

Heh bocah bangun!” panggil kakek sambil mengggedor pintuk kamarku berkali-kali.

Iyaaa iyaaa bawel!” ucapku kemudian membukakan pintu.

Udah jam berapa ini masih tidur aja!?” tanya kakek.

Aku capek kek, lelah, hari ini aja aku gak ke kampus gak papa ya?” pintaku memelas ke kakek.

Kakek terdiam setelah mendengar permintaanku.

Jelasin dulu kenapa mukamu sampai bonyok kaya gitu?

Aku akhirnya menceritakan semua yang bisa kuingat pada malam itu pada kakek. Kuceritakan padanya sejelas mungkin tanpa ada satu pun kata-kata yang aku pikir bisa membingungkannya, maklum orang tua kan kadang bisa saja tidak mengerti, dengan intonasi yang tidak nyaring tapi cukup jelas untuk di dengar.

Dan ketika aku pikir aku sudah sampai di akhir cerita, dengan tatapan serius yang aku arahkan padanya, berharap agar kakek bisa membayangkan dengan jelas apa yang sudah terjadi, syukur-syukur bisa memberikanku masukan. Tapi sayang sekali, kalian tahu apa komentarnya pertama kali yang keluar dari mulut si pak tua itu!?

Jadi kamu bonyok itu karena kamu gagal melindungi dirimu!? Dasar sampah!” ucap kakek.

Mendengar ucapan itu meskipun pelan tapi cukup kuat menusuk kehatiku, aku langsung murka. Tidak bisakah dia mengerti kondisiku sekarang? Diantara penuh kebimbangan dan rasa malu yang sangat besar karena bisa-bisanya aku sampai bonyok seperti ini melebihi dari rasa sakit karena babak belur itu sendiri, kakek tua itu malah menghujatku alih-alih iba.

Aku langsung melancarkan tendangan side kick ku kepadanya. Tapi bukannya mengenainya dengan telak aku malah jadi sansak untuk tongkat kesayangannya. Untuk sesaat dikarenakan emosi aku lupa kalau dia jawara, meski udah aki-aki dia tetap aku akui masih cukup kuat untuk membela diri.

Berani-beraninya ini bocah menyerang pakai tendangan megaloman hah!?

Aaarrrggg..hhhhh” aku tidak menjawab apa-apa, hanya bisa mengelus kepalaku yang dipukul beberapa kali dengan tongkatnya.

Pak tua sialan! Kalau tau begini mending aku gak usah cerita!

Udah liat aku babak belur begini tapi masih aja dianiaya!?” teriakku.

Dianiaya matamu picek!? Aku yang kamu serang duluan! Ya aku membela diri lah” balas kakek.

Udah ah, aku mau tidur aja!” ucapku kesal sambil menuju ke kamarku lagi.

Heh bocah mau kemana!?

Apaan sih!? Katanya boleh gak usah ke kampus kalau udah cerita” jawabku.

Iya boleh memang, tapi siapa suruh kamu tidur lagi?” tanya kakek.

Aku capek pak tua! Capeeekk!” ucapku frustasi.

Bodo amat! Ayo sini!” ucap kakek sambil mengalungkan tongkatnya ke leherku.

Aadddduuhhh, inii apa-apaan!?

Kakek mau ngapain!?” tanyaku sambil berusaha melepaskan leherku dari tongkatnya.

Kamu harus dilatih lagi biar gak sampai bonyok kaya gitu lagi!

Sialan!

Akhirnya setelah beberapa jam latihan kami pun berhenti. Kakek benar-benar tidak membiarkanku sedikitpun untuk istirahat. Dia terus saja memaksaku mencari cara bagaimanapun caranya agar aku bisa membela diri dalam kondisi apapun aku saat itu.

Sudah kek, capek!” ucapku benar-benar kelelahan.

Terdiam sebentar, sampai akhirnya kakek membuka pembicaran.

Apapun yang terjadi kemarin tidak usah kamu perpanjang dilan

Gak ada gunanya dan gak akan merubah apapun” kata kakek.

Maksud kakek apa?” tanyaku dengan intonasi sedikit meninggi.

Aku tahu benar gimana kamu dilan

Aku tahu setelah ini kamu pasti akan membalas dendam” ucap kakek tanpa memandangku.

Ini bukan soal balas dendam pak tua! Ini soal harga diri!

Aku gak akan pernah mengeluh seberapa parah aku dihajar jika aku memang bersalah! Tapi yang ini beda pak tua! Mereka dari awal mengincarku!” jawabku.

Aku sudah pernah bilang padamu bukan dilan? Kalau semua itu ada sebab dan akibatnya” ucap kakek.

Iya aku ingat itu, tapi aku sama sekali tidak mengenal orang yang menghajarku waktu itu!

Karena itu aku harus mencari tahu siapa mereka!” ucapku keras.

Kalau kamu sudah tahu lantas kamu mau apa!? Balas dendam?” tanya kakek.

Baiklah aku percaya kalau kamu bilang kamu gak kenal dengan mereka. Tapi apa kamu lupa kalau kamu itu punya kepribadian ganda?

Pak tua!!!!” teriakku. Aku benar-benar tidak suka dengan kata-kata terakhir kakek.

Kamu harus menerima kenyataan dilan

Kasus seperti ini sudah sering terjadi kan? Tiba-tiba kamu dihadang sekumpulan orang yang dendam padamu?” kakek terus berbicara padaku tanpa sekalipun memandang wajahku.

Kenapa kakek ngomong tanpa melihat wajahku?

Sudah kubilang kek kalau kasus kali ini berbeda! Mereka sangat mengenalku bahkan tahu masalah mentalku!” ucapku lagi.

Yang kamu hadapi kali ini sepertinya berbeda dilan

Kamu tahu dan sadar itu tapi kamu lebih memilih emosi kamu” ucap kakek tenang.

Tidak ada hal yang paling gegabah selain mengikuti luapan emosi” kata kakek lagi.

Jadi kakek mau aku gimana!? Aku duduk diem aja disini gitu?

Atau ngelupain semua yang udah kejadian kemaren gitu aja!?” ucapku emosi karena kesal dengan pendapat kakek.

Mereka pasti akan datang lagi mengejarmu jika memang mereka benar-benar menaruh perhatian padamu” balas kakek.

Kakek tahu benar bagaimana aku kan!? Apa menurut kakek aku bakal setuju dengan pendapat kakek itu?

Kakek belum sadar juga kalau mereka itu tidak bisa dibiarkan? Untuk menarik perhatianku saja kemarin mereka manfaatin syafira buat jadi umpan!?

Kalau kemarin syafira, besok-besok entah kakek atau siapa aja yang dekat denganku dalam bahaya gimana!?” teriakku ke kakek.

Mendengar hal itu kakek diam. Entah karena tidak ingin berdebat denganku atau memang beliau merasa perkataanku benar. Beliau tahu benar kalau dalam hidup kami apapun yang terjadi kami tidak boleh melibatkan orang lain dalam bahaya karena kami. Karena itu merupakan ajaran dia sendiri padaku sedari aku bersama dengannya.

Jumat, 24 Maret 2014

Keesokan harinya aku sudah kembali ke kampus. Karena aku masih dalam pengawasan pihak kampus, melihat kondisiku yang masih babak belur membuatku kembali dipanggil oleh dosen waliku.

Setelah perdebatan yang cukup singkat dan membuat mereka setengah percaya atau tidak akhirnya aku kembali selamat dari ancaman drop out dari kampus. Sebenarnya aku sudah tidak perduli bagaimana kelanjutan kuliah disini tapi aku hanya tidak enak pada pak tua itu kalau aku sampai benar-benar dikeluarkan dari kampus.

Tapi tujuan sebenarnya aku kampus bukan untuk sekedar absen apalagi mengikuti perkuliahan. Ada hal yang lebih penting lagi dari itu, dan itu adalah syafira. Iya, aku harus bertemu dengannya dan mencari tahu apa saja yang sudah terjadi pada waktu itu.
Untunglah tidak butuh waktu yang lama aku berhasil menemukannya. Dia datang ke tempat yang sudah kami janjikan via telepon tadi malam.

Makasih udah mau kesini” ucapku.

Gak kok, emang sekalian kuliah kan

Emang kamu mau gak masuk lagi?” tanya syafira.

Enggak

Kenapa? Kamu udah sering gak masuk lho, nanti kamu bener-bener di D.O dilan” ucapnya.

Aku gak peduli, yang aku peduliin sekarang itu sudah aku bilang padamu kan tadi malam!?

Aku perlu tahu kejadian apa aja yang udah terlewat dariku!” ucapku tegas.

Terus kalau udah tau, kamu mau apa?” tanya syafira lagi.

Bukan urusanmu!

Ayo cepet ceritain, bentar lagi kamu ada kuliah kan?” ucapku

Jadi sampai si brengsek yang sok alim itu muncul juga!?” tanyaku kaget.

Iya, dia bilang namanya hasan” jawab syafira.

Dia karakter yang jarang muncul, tapi jika dia muncul ini pertanda gak baik” ucapku.

Pertanda gak baik gimana?” tanya syafira.

2 kepribadian muncul dalam hari yang sama, ini baru pertama kalinya

Tapi kondisinya waktu kamu seakan-akan dipaksa” ucap syafira.

Entahlah, tapi apapun kondisinya tetap saja ini yang pertama kalinya

Apalagi si brengsek yang sok alim itu hampir jarang sekali muncul terkecuali si brengsek yang sok cerdas itu” ucapku.

Sok cerdas? Rafa maksudmu?” tanya syafira.

Siapa lagi!

Tapi kenapa mereka meninggalkan kita disana berdua sampai teman-temanku datang?

Entahlah, tapi yang aku tahu sebelum mereka pergi, orang yang seperti ketua itu dapat telepon buat pergi dari sana” jawab syafira.

Jadi mereka diminta meninggalkan kita?” tanyaku bingung.

Entah, tapi keliatannya memang seperti itu” jawab syafira lagi.

Terus apa yang kamu ceritain sama polisi?” tanyaku lagi.

Aku cuma bilang ada anak berandalan yang menggangguku tapi untungnya aku bisa kabur

Selebihnya aku ngarang gimana ciri-ciri mereka dan aku dibawa kemana” jawab syafira.

Bagaimana denganku?” tanyaku lagi.

Tenang aja, aku gak ceritain apa-apa tentang kamu

Kamu aman dilan, lagipula kalau mereka curiga kamu terlibat kamu pasti udah dicari mereka kan?” ucap syafira.

Iya memang” jawabku.

Paling cuma riris yang bingung, soalnya kamu komunikasinya sama dia waktu aku ngilang

Iya riris, terus kamu bilang apa ke dia?” tanyaku.

Aku juga gak cerita banyak kok, yang jelas kamu yang nemuin aku dimana terus aku dianter ke kampus sama temen kamu

Selebihnya aku minta dia diem aja” ucap syafira.

Dia gak tahu tentang D.I.D kan?

Enggak dilan

Dia bisa dipercaya?

Kamu harusnya lebih tau dari aku, kamu lebih lama kenal dirinya dibandingkan aku” ucap syafira.

Dilan, yang kamu alamin itu benar-benar udah positif D.I.D?

Sejauh apa yang kamu tau tentang D.I.D?” tanyaku balik.

Enggak banyak, tapi cukup tau apa itu tentang D.I.D” jawabnya.

Kamu udah yakin? Bisa aja itu cuma delusi kamu aja kan?” tanya syafira lagi.

Delusi secara sederhana adalah keyakinan yang benar-benar diyakini seseorang meskipun kenyataan dari keyakinan itu hanya fiktif belaka. Delusi berbeda dengan halusinasi, halusinasi sendiri merupakan persepsi dari seseorang yang dibentuk dari apa yang panca inderanya rasakan. Baik itu visual, pendengaran dan sebagainya.

Tidak, ini bukan delusi

Buktinya aku tidak tahu sama sekali ketika rafa mengajakmu ke toko buku itu” jawabku.

Iya sih” ucap syafira.

Tapi itu semua masih bisa disembuhkan kalau mau dicoba rafa

Sudahlah itu masalahku, yang penting sekarang ini adalah orang itu” ucapku.

Lantas kamu mau apa? Bukannya lebih baik kamu lapor polisi?” tanya syafira.

Sudahlah kamu gak usah ikut campur

Rafa, kalau ada apa-apa lagi kamu bisa dalam bahaya!” teriak syafira yang melihatku meninggalkannya.

Jon, gimana?” ucapku di telepon.

Udah baru aja lan” jawab joni.

Lama juga ya nemunya?

Susah lan, mereka mainnya rapi. Ini juga untung banget bisa nemu

Terus lu mau gimana lan sekarang?

Kumpulin anak-anak!” ucapku.

Oke, kapan kita gerak?” tanya joni.

Nanti malem

Yakin lu? Gak pake rencana nih kita?” tanya joni.

Serangan dadakan gak perlu pake rencana” jawabku.

Ya udah, gua kumpulin dulu anak-anak. Nanti malam kumpul dulu tempat biasa ya!?” ucap joni.

Iya” jawabku.

Jon?

Nape lagi lan?

Kali ini musuh kita beda, gua gak pengen ngorbanin kalian semua

Kalau emang berat buat ikut, termasuk lu juga, gua ngerti” ucapku

Ucapan terakhirku untuk sesaat membuat joni terdiam. Ini pertama kalinya ada situasi hening ketika kami ngobrol. Aku ingin jujur pada mereka dan tidak ingin membuat mereka masuk ke dalam situasi yang bahaya. Aku tentu saja tidak ingin mengorbankan teman terbaikku hanya untuk membantu rencana gilaku.

Tapi sekali lagi mereka benar-benar membuktikan apa itu yang namanya “teman”. Teman terbaik yang selalu ada ketika kita dalam posisi senang ataupun sulit. Karena itu aku sangat-sangat menghargai mereka terlepas apapun pandangan orang lain terhadap mereka.

Ha ha ha, lu ngomong apa lan

Hidup mati kita itu bukan kita yang nentuin, tapi kalau buat jadi teman sejati itu yang kita tentuin” ucap joni.

Jujur aku terenyuh mendengar kata-kata joni. Hatiku antara bimbang untuk terus melibatkan mereka ke dalam masalahku.

Lu gak usah mewek gitu napa lan!?

Sialan siapa yang mewek!

Ha ha ha, tenang aja lan kita adalah satu! Oke!

Satu sakit maka semua juga sakit!” ucap joni.

Brengsek, ya udah ntar malam awas pada telat ya!?

Ha ha ha, oke lan

Begitulah akhirnya, aku memutuskan untuk melakukan serangan balik pada mereka. Tidak ada ampun pada orang yang telah mengganggu kami. Kami tidak akan menggigit jika tidak digigit duluan.

Mereka harus tahu kalau mereka mencari ribut dengan orang yang salah!

Extra Scene

Jadi mukamu babak belur karena dihajar kakekmu?” tanya dosen waliku.

Iya pak, sebenarnya lagi latihan bela diri kaya biasa

Tapi kayanya emosi kakek saya sedang gak stabil” ucapku.

Gitu ya? Kalau kamu butuh bantuan kampus buat bicara sama kakekmu gak papa dilan

Iya pak makasih, memang sudah nasip saya seperti ini

Kalau gitu saya permisi dulu pak ya? Saya izin gak kuliah dulu, badan saya masih sakit semua

Ya sudah gak papa, kamu istirahat saja dulu

Dilan?” panggil dosen waliku sesaat sebelum aku meninggalkan ruangan beliau.

Kamu yang kuat ya

Iya pak terima kasih” ucapku sambil memperlihatkan muka memelas minta dikasihani.


Yes, I am D.I.D

Yes, I am D.I.D

Status: Completed Tipe: Author: Dirilis: 2016 Native Language: Indonesia
D.I.D atau Dissociative Identity Disorder, kalian pernah mendengarnya? Kalau kalian mengatakan belum pernah maka aku pikir kalian akan langsung mengerti dengan Multiple Personality Disorder atau kepribadian ganda , ya itulah gw.

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset