Setelah nekat nyelametin temen-temen masa kecil

oneshot

Namaku Akito.

Aku punya tiga teman dari kecil.

Yang satu namanya Haruno, dia idolanya sekolah, pintar di pelajaran dan olahraga.

Yang satu lagi namanya Yuki, dari keluarga terkenal, sekarang jadi ketua OSIS.

Trus Maika, dia selalu nemenin aku sejak orangtuaku meninggal.

Mereka terlalu baik buat aku, kayaknya…

“Akito, buruan kesini!”

“Kamu lagi ngapain? Kamu kan budak kita…”

“Betul~ kalau babi kotor gak pakai yang tersisa, kakinya, gak ada gunanya lagi~”

Baru-baru ini, mereka mulai nuntut aku begini.

Aku mungkin gak berharga, tapi sekarang aku bisa bantu mereka, jadi merasa berharga.

“Eh, lagi ngapain?”

“Budak harus nurut, mikirin kita doang, tuannya.”

“Hari ini kamu gak boleh makan malem, hukumannya karena mikirin yang lain selain kita…”

Gak apa-apa sih, sejauh ini mereka udah kasih makan aku.

Pas kita pulang bersama seperti biasa, tiba-tiba mereka ngomong lagi.

“Eh, capek juga hari ini…”

“Iya~ kerja keras, apalagi jagain si babi~”

“Benar juga.”

Aku bikin mereka kesel lagi, maafin aku ya.

“Eh, gimana kalau kita ke toko Crepe yang baru hari ini?”

“Kayaknya asik juga ya?”

“Yuki juga pengen nyoba~”

“Oke, Gas. Deket sini kan, kita lari aja biar cepet sampai.”

Sepertinya kita mau ke toko Crepe hari ini, tapi kenapa cewek seumuran mereka suka banget sama manis ya? Aku gak ngerti.

“Nah, kita adu lomba siapa yang cepat, yang paling lambat beli minuman ya.”

“Oke~”

“Siap.”

Duitku dari kerjaan part-time bakal habis lagi. Kalau aku serius, aku bakal duluan sampai, tapi terakhir kali aku duluan, aku kena marah sama mereka. Aku gak bisa minta mereka ngasih aku kesempatan waktu kita adu cepat sekarang, tapi… yaudahlah, kayaknya bukan urusanku buat mikirin itu.

“Ada apa sih? Cepet, babi!”

“Betul~ cepetan dong, jangan lambat~”

“Kalau lambat, kamu beli minuman…”

Kayaknya mereka panggil aku, jadi aku buru-buru, tapi tiba-tiba aku liat mobil datang ke arah mereka, dari jendelanya, sopirnya lagi tidur.

Mobil itu udah deket banget sama mereka, tapi mereka masih aja asik ngobrol, kayak gak sadar. Kayaknya gak lama lagi mobil itu nabrak mereka, jadi aku buru-buru dorong mereka.

Aku lupa apa yang terjadi setelah itu, dan aku hampir gak inget kalau badan aku terlempar dan darah bertebaran di jalan, tapi inget banget cewek-cewek itu lari ke arah aku waktu aku terlempar.

Aku yakin wajah mereka yang berkaca-kaca dan khawatir itu cuma ilusi.

(…aku liat langit-langit yang gak aku kenal.)

Pas aku bangun, aku liat langit-langit yang aneh.

“Ah! Akito udah bangun!”

Aku liat ke arah suara itu, Maika ada disana.

“Apa yang terjadi? Kenapa kamu kayak mau nangis?”

Aku tanya, dia jawab dengan suara yang nyaris mau nangis.

“Tentu aja, karena kamu selamat! Tunggu, aku panggil Yuki dan Haruno!”

Maika pergi panggil mereka, hampir aja jatuh beberapa kali, tapi aku gak peduli sekarang, tadi Maika bilang apa sih? “Karena kamu selamat?” Sementara aku mikirin itu, Yuki dan Haruno udah dateng ke aku.

“Akito! Kamu gak apa-apa kan? Sakit di mana?”

“Akito! Syukurlah, aku lega…”

Mereka juga bicara padaku dengan perhatian, kayaknya serius dan gak pura-pura.

“Eh, kalian kenapa keliatan khawatir gitu?”

“Tentu aja, karena kamu kena tabrak mobil!”

“Kami takut kamu mati!”

“Betul! Kok kamu tanya gitu?”

Eh, tunggu, itu gak bener.

“Kalian kenapa khawatir gitu kalau aku kena tabrak? Kan kalian bilang aku gak berguna, kaya babi kotor yang gak pantas hidup?”

“…!”

Pas aku serius nanya gitu, mereka bertiga gigit bibir mereka, keliatan kayak mau nangis.

“Kenapa kalian keliatan mau nangis gitu? Lagi emosi ya?”

“Ah, maaf ya. Aku tahu minta maaf doang gak cukup, tapi beneran, maaf.”

“Kenapa kamu minta maaf? Aku gak lebih dari sampah, kalian pasti gak bakal peduli kalo aku mati kan?”

“Ah… Itu…! Karena kamu nyelamatin kita waktu hampir kena tabrak mobil… kenapa kamu mau nyelamatin kami?”

Aku heran dia tanya pertanyaan se-simple itu, tapi aku jawab aja,

“Karena orang-orang kayak kalian lebih berharga buat masyarakat daripada orang-orang gak berguna kayak aku, kan? Kalian kan selalu bilang aku ‘gak berguna’ jadi kenapa kalian tanya pertanyaan se-simple itu?”

Pas aku jawab gitu, mukanya mereka pada pucat.

“Ga ada yang mau kalian bicarakan lagi kan? Kalau gak ada, aku mau tahu hari ini tanggal berapa?”

“Tanggal 28…”

“Ah, udah 4 hari. Aku harus pergi kerja part-time dan minta maaf sama manajer.…”

“Kamu mau kerja? tapi badanmu kayak gitu? Gila!”

“Emang sih, tapi aku harus mandiri secepat mungkin, harus cari duit.”

“Jadi mandiri gimana? Ceritain!”

“Ah. Lupa bilang. Aku bakal tinggal di rumah Maika setahun lagi, terus pindah ke tempat lain biar gak ganggu lagi…”

“Eh! Aku gak pernah ngerasa kamu sebagai penganggu…”

Hmm, baru jam 12:00. Aku harus ke kantor dan kerja part-time dengan cara apapun…

“Tunggu, jangan pergi!”

Aku acuhin suara itu, tutup pintu kamar rumah sakit, terus pergi ke kerja part-timeku.

Aku yakin suara tangisan dari ruangan rumah sakit itu cuma khayalanku aja.


Setelah nekat nyelametin temen-temen masa kecil

Setelah nekat nyelametin temen-temen masa kecil

After Risking My Life to Save My Childhood Friends
Score 7.6
Status: Completed Tipe: Dirilis: 2020 Native Language: Japanese
Aku punya tiga teman masa kecil, Haruno, Yuki, dan Maika. Saat aku lagi jalan sama mereka ke toko crepe, ada mobil yang meluncur ke arah mereka, dan aku cepat-cepat mendorong mereka ke dari belakang.

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset