Cinta Setengah Gelas episode 22

Part 22 : Meong Killer - Breaking dawn - Part2

Setelah ku duduk disana, satu persatu temen2ku berdiri dan keluar dari sana, sempat ku lihat Onal juga mau keluar tapi dilarang cici,

Eh..eh mo pada kemana kataku sambil memegang tangan ringgo….

“gue gak mau kena timpuk kata ringgo berbisik di telinga ku *dasar temen gak solider*

ku duduk disamping desy disebelahku ada Tian diseberangnya ada Lina yang diapit oleh cici dan Onal, suasananya meja kami mencekam, hampir tak ada suara nafas yang ku dengar, dan terus terang gue juga tahan nafas saking gelisahnya

mengingat-ingat beberapa tragedi ku dengan Lina yang semuanya rata-rata berakhir brutal, membuatku berpikir pesimis bahwa hal ini gak akan berakhir dengan menyenangkan, gak bakalan ada penyerahan sepatu dengan senyuman, trus kami gak bakalan bersulang tanda pertemanan dan kemudian berjabat tangan saling memaafkan… gak bakalan.

*Desy ini salah satu sifatnya yang gak ku suka dia ini terlalu lugu jadi orang, beneran…….sikapnya biasa banget kayak gak ada masalah apa-apa, malah dia asik dengerin lagu yang dinyanyikan sama Dino di panggung, kakinya ku lihat menghentak mengikuti dentuman music sesekali kepalanya memutar kayak Tina toon saat menyanyikan lagu bolo-bolo

“Eh Lin…ini kenalin temenku…. namanya desy dia kuliah dijogja, anu dia baru aja pulkam kataku agak kikuk sambil melirik Lina

“udah kenalan tadi….kata Lina ketus sambil trus menatapku

“oohh….. kataku sambil memandanginya,

ku lihat Lina trus-trusan melihatku..matanya bertahan tidak berkedip terus melihat bola mataku gak mau lepas, membuatku salting, kikuk, hingga nyaris saja berujung pup di celana.

Otakku berpikir keras, mencari jalan keluar, cara terbaik adalah secepatnya membawa desy keluar dari sini, pulang dan gak kembali lagi ke sini, sepatu biar gue tinggal disini aja, nanti kalau sampai rumah baru gue sms dino minta tolong dia kasihkan ke Lina.

emang sih terdengar gak gentlemen tapi mo gimana lagi.. menurutku dengan keadaan saat ini lebih baik mengelak dibandingkan berbenturan dengan Lina. jadi ingat starscream pernah bilang sama megatron saat mereka akan kabur “Not to call you a coward, Master, but sometimes cowards to survive

“Des…minumanya di abisin..biar kita pulang ini dah jam 9.30 kataku sambil melirik jam tanganku

“oh iya…kamu tuh yang minum abisin…dari tadi kamu belum minum…

glek..glek..glek.. ku minum seteguk-demi seteguk, sempet ku lihat lina trus aja melihatku…*aduuuhhhh*

*rencana ku secepatnya nyelamatin desy pulang dari sarang vampire ini, gue beneran takut kalo desy ikut-ikutan kena marah lina, dia gak perlu tau kejadian ini, cukup gue aja yang nanggung*

“eh gue antar desy pulang dulu ya, nanti gue balik lagi kesini..kataku sambil berdiri

“Dry….sepatuya gak dikasih kata desy sambil memandangiku

*celakaaaaaaaa*

“ntar aja des..kan aku balik lagi kesini kataku cepat

“yaaaa, kan lebih baik sekarang, jadi misalnya mba Lina gak suka sepatunya, bisa besok kita carikan lagi kata desy polos sambil memegang tanganku menyuruh duduk,

*celakaaaaaaaa kuadrat*

——————————————————– Pause———————————————–


“jomblo – jomblo laknat yang baca silahkan ambil nafas dulu, tarik naaafaaasss….hembuskan…sekali lagi tariikkkk naaafaaasss…hembuskan..oke kaskuser yang baca pada pinter2 ya”..lanjoootttttt

——————————————————– Play————————————————-

ku pun duduk lagi dengan lemas…

muka lina saat ku lirik tambah ancur, Lina itu kalo nangis jelek banget mukanya merah padam, idungnya merah, ingusnya keluar memikat.dan parahnya matanya yang menyala trus saja memandangiku, membuatku gak bisa ngapa-ngapain cuma bisa pelanga-pelongo sampai bego sambil menunggu takdir.

*ku lihat Tian dan Onal sudah tutup mata*

Desy pun langsung mengambil kotak sepatu yang berada di bawah kemudian menaruhnya di atas meja.

“ini mba sepatunya.. kata desy sambil senyum

“ardy!!…gue kan udah bilang gak usah diganti kata lina dengan kasar, sambil memandangku dan sama sekali tak memperdulikan desy

*tampak cici berusaha nenangin LIna dengan memegang lenganya lina*

“..iya..tapi gue gak enak Lin..jadi gue beliin aja kataku sambil gigit2 bibir bawah

“iya mba Lina…sepatunya bagus ko..coba dilihat dulu kata desy sambil membuka kotak sepatu itu..

“gak usah ..gue gak suka kata Lina ketus sambil memandangi desy

“yaa diliat dulu mba…

“….BRAAAAKKKKKK!!!!…kotak sepatu itu terlempar ke samping meja kami, sepasang sepatu cantik high heels 5 cm dan berwarna putih itu terlempar keluar, semua pengunjung café melihat ke arah kami, suara Dino yang lagi menyanyi pun tertahan….. tian segera berlari dan memunguti sepatu tersebut

“astagfirullah..desy jikir dengan memegang dadanya saking kagetnya

“Eh lo itu siapa? pacarnya ardy ? urusan lo apa jadi ikut campur urusan kami..HAH, dasar cewe kegatelan lo….kata Lina berteriak marah dengan artikulasi dan intonasi yang sedikit Cumiakkan telinga..sambil berdiri dan menunjuk2 muka desy

*mata Lina sudah nampak basah oleh air mata, cici dan onal berusaha menenangkan lina,

“lin..udah..malu diliat orang kata cici berbisik sambil trus menggosok-gosok lenganya lina

“Lin..lo kenapa sih? kataku sambil berdiri melindungi desy

*melihat hal itu Lina pun berjalan memutari meja dan menuju ke arah kami, cici yang disampingnya gak kuasa menahan Lina, melihat Lina datang desy pun langsung berdiri ketakutan dan berlindung dibelakangku

“sudah gue bilang gue gak suka sepatunya..kenapa pacar lo ini maksa kata Lina sambil menghadapiku

“…………..bukan pacar gue lin..dia bantu gue tadi milihin sepatunya buat lo, kan lo gak bisa kemaren gue ajak jalan kataku

“iya..trus kenapa dia maksa-maksa gue dari tadi kata Lina sambil terus memandangiku

“lin..siapa yang maksa lo, ya kalo lo gak suka atau lo gak pengen ini sepatu gue juga gak maksa lo ini ada kuitansinya bisa ko ditukar sama model yang lain, lo kenapa sih lin lo kalo marah ke gue aja gak usah imbasnya lo lampiaskan ke orang lain..kataku dengan nada keras

Plaaaakk!! sebuah tamparan keras mendarat dengan mulus dipipiku, perih dan pedas, hmmmmm rasa pedasnya sama dengan kripik setan level 5…renyah-renyah makyus

“Nih kasihkan aja tu sepatu ke pacar lo itu…. dia kan yang milih tadi .. kata Lina dengan mengambil paksa tu sepatu dari tangan Tian dan melemparnya dengan kencang kebadanku, kembali sepatu tak bersalah itu berhamburan di lantai

……………. ku diam sambil trus memandangi lina, kemudian ku bertunduk dan memungut itu sepatu dan memasukannya ke kotaknya lagi. ku memilih diam dengan menulikan telinga. dengan keadaan saat ini lebih baik mengelak dibandingkan berbenturan dengan Lina,

“gue gak butuh apa-apa dari lo dry..gak butuh..lo…..tu jahat banget dry…jahat..kata lina sesegukan menangis

“des kita pulang..kataku pelan gak memperdulikan lina

“eh gue belum selesai ngomong!!..kata Lina sambil teriak dan kemudian menarik bajuku dengan kasar dengan tangan kirinya…

“gue gak pengen ketemu lo lagi,,, ternyata lo suka mainin perasaan cewe,..gue benci sama lo…benci…kata lina teriaknya dengan amarah meluap-luap sambil trus menarik – narik bajuku, di saat yang bersamaan desy dibelakagku pun menarik lenganku kebelakang, hingga membuatku terombang-ambing dilautan … EAAAAAA KAPAL MIRING KAPTEN!!

setelah itu Lina hanya menggenggam bajuku dengan keras, di mulutnya hanya terdengar suara tangisan air matanya keluar sejadi-jadinya, tangannya sesekali memukul badanku, ku hanya diam, badanku pun mengikuti kemana tarikan tangannya, karena kalau tidak baju kaosku bakalan robek dan orang-orang bakalan tau siapa wiro sableng sebenarnya setelah melihat tulisan 212 di dadaku

cici, tian dan onal pun berusaha melepaskan genggaman lina, genggaman lina dan pukulannya semakin lama semakin lemah, setelah cengkramannya lepas, detik itu pula dia menangis dengan menutup wajahnya dengan kedua tangan. Menangis terisak dan segera dirangkul cici tuk dibawa beranjak dari sana dan ku seperti kebanyakan pria, ketika menyaksikan wanita menangis, ku hanya bisa bingung sendiri harus berbuat apa mungkin bener kata orang bahwa senjata ampuh wanita adalah air mata

Aku terdiam sambil, menggigit bibir. desy terus memegang lenganku dengan wajahnya ditempelkan dipunggungku, rasa sakit di badanku tak terasa lagi karena dikalahkan oleh kegundahan hati yang berkecamuk.

“dry…sebaiknya lo atar desy pulang aja kata Dino menepuk pundakku sambil menyerahkan kotak sepatu kepadaku

Ku tak menyahut apapun pada dino, ku segera berpaling dan mengajak desy keluar, semua orang melihat kepada kami saat lewat, ku hanya tertunduk dan merangkul desy yang sedari tadi menangis sesegukan

………….Braaakkkk!! ku buang sepatu itu di dalam bak sampah di depan pintu keluar café kemudian pergi menabrak bahu-bahu teman-temanku yang hanya bisa terdiam di depan pintu café.

Diperjalanan pulang menuju rumah desy, dinginnya angin malam yang sedikit menusuk namun tak terasa sama sekali karena suasana yang harusnya indah malam ini jadi terasa mengerikan. ku hanya dipenuhi oleh kediaman dengan sesekali mendesah pelan, desy terus saja menangis sambil mendekapku, gak tahan dengan tangisannya akhirnya ku tepikan motorku di pinggir jalan,

“des..kamu gak papa, sudah jangan menangis, cup..cup…cup..jangan dimasukin hati ya, ku gak bakalan nganterin kamu pulang dengan kamu masih nangis gini kataku lembut sambil menghapus airmatanya dengan tangan.

“iya..ku gak papa katanya sambil memegang tanganku sambil tersenyum, genggaman tangannya terasa begitu lembut dan menenangkan.

brmmmm…motorku pun ku pacu lagi, mendekati sebuah jembatan…tiba-tiba, desy memintaku menghentikan kendaran. “kenapa? kataku kaget

Motor kembali ku tepikan di pinggir jalan, desy segera turun setengah melompat dan berlari menuju kearah belakang…

“des…des…tunggu, kamu mo kemana..tunggu des….kataku histeris setengah mati, hampir saja motorku jatuh kehilangan keseimbangan karena panik, ku pun segera berlari mengejarnya,

“des kamu mau kemana? kataku dengan napas ngos-ngosan setelah menangkap tangannya

“tadi ku liat ada gerobak kripik singkong, jadi pengen, kamu mau juga? katanya dengan muka tanpa dosa

aakhhhhhhhhkkkxxxx…gue strees!! *banting korek*
—————————————————————————————————————–
Jam 10.30 malam

setelah sampai rumah, begitu banyak pikiran yang berputar dikepalaku,segera ku matikan Hp menandakan ku menghindari dari pertanyaan-pertanyaan yang ku sendiri pun tak mengerti.,

ku langkahkan kakiku menuju kamar mandi, shower ku buka, byarr…. Cruzzzz… Psssstttt…. Air pun jatuh menghujam tubuhku bagaikan anak panah, dinginnya air yang keluar dari shower serta ancaman penyakit rematik tak ku perdulikan, ku hanya terduduk di kamar mandi, setiap tetesan air yang jatuh menyamarkan kesedihan dan tangisanku dalam diam.

badanku terasa segar dan ku merasa bebanku sedikit menghilang, segelas kopi panas yang baru ku buat mengepulkan asapnya, ku pun duduk di kursi di pekarangan belakang..rokok ku bakar coba menghibur segala kegalauan hati yang tak kupahami.

ku memejamkan mata, menarik napas dalam dan menyangga kepalaku dengan tangan kanan,

lina,,, ku yakin ku benar-benar jatuh cinta padamu ! tapi…………………………………., ku tak pernah mengerti jalan pikiranmu, apapun yang ku lakukan….. selalu salah dimatamu, seakan dirimu tak ingin ku gapai, sungkan ku dekati, enggan ku sayangi.

brmmmmmmmmmm….raungan suara muffler yang khas dari mobil patra ku dengar semakin mendekat, suara pagar yang dibuka kudengar, dan suara mobil itu berhenti tetap di depanku.

mata tetap ku pejamkan, mengerling pada sudut mata melihat patra keluar dan segera ku menyumpal telinga dengan MP3, ku sandarkan tubuhku, otakku bener-bener tidak dapat digunakan berpikir

tek…tek…tek ada sesuatu menyentuh pundakku, segera ku buka mata kulihat patra menyentuh pundak ku perlahan dengan ranting pohon. Seperti orang yang baru saja nabrak kucing di jalan raya dan ingin memastikan apakah yang ditabraknya itu masih hidup atau sudah meregang nyawa.

“apaan sih lo kataku ketus

“eeehhh masih idup toh, gue kira dah koit tadi kata patra cengengesan

ku memejamkan mata kembali, di jidatku bertulisan “Lagi nggak menerima segala bercandaan dalam bentuk apapun

“kamu gak papa kan dry? kata patra lagi Nampak garis khawatir terpancar jelas dari keningnya yang berkerut, sembari mendekat duduk dihadapanku

“gak papa pat..cuman lagi malas mikir aja kataku sambil membakar rokok kemudian rebahan di kursi

“gak usah dipikirin dry..lo kayak gak tau lina aja.. kata patra

“gue salah apaan sih pat ? kataku sambil memandang ke arah langit

“lo itu gak salah dry.. Kesalahannya mungkin hanya karena berada di tempat yang kurang tepat itu aja kata patra

“beehhh sama aja..itu gak ada solusi namanya kataku ketus

“gini dry…cewe itu marah ada beberapa sebab 1. Karena cowoknya ngeselin, 2. Karena pengen, 3. Karena mau, 4. Karena hobi, 5. Karena doyan. nah lo harus paham lina itu masuk yang mana,

“menurut lo..lina itu masuk mana? kataku bingung

“yaa kalo karena lo ngeselin dan juga karena dia hobi aja marahin lo..hahaha kata patra sambil ketawa

“hobi ko marahin orang….cewe aneh

“ … nih gue kasih tau, Lina itu anak tunggal dry sama kayak gue, jadi gue tau kondisinya, lo bayangin aja anak tunggal itu gimana, dari bayi dry…sampai segede kingkong gitu lina itu selalu dapat perhatian dari orang tuanya,
dari kecil sudah tertanam rasa egois itu bayangin aja mulai mainan sampai makanan buat dia sendirian, jadi dia tak pernah mengerti apa yang namanya berbagi, Dia marah-marah di café tadi itu salah satu bentuk keeogisan dia dry…dia gak pengen punya dia dibagi dengan orang lain..apapun alasannya.

“yaaa cuman gue gak ngerti lo pat cuman soal sepatu aja sampe segitunya..

“ini bukan soal sepatu dry.. kata patra singkat

“soal apa ? soal ku ngajak desy..itu kan buat belikan sepatunya dia juga pat..gue minta tolong sama siapa lagi coba, linanya diajak jalan gak bisa, soalnya latihan sama bandnya seharian, trus minta tolong sama lo? lo juga kemaren angkat tangan kalo masalah barang-barang cewe, mo ajak vina atau cici gue gak enak masa gue ajak-ajak pacar orang kataku membela diri

“gue dah bilang ini bukan masalah sepatu ..ini soal blunder….kata patra

“aakhhhhhh bosen gue denger blunder…dikit dikit blunder…basi tau gak

“hahahaha…lo beneran gak sadar ya dry kalo lina itu awalnya pengen ngerjain lo..tapi blunder.? kata patra cekikikan

“Hah..ngerjain apaan…kataku penasaran…

*hahahahahaha* patra ketawa gak berhenti.

“bodo ah lo..gila kataku kesel

“haha..nih gue cluenya……

cewek rada tomboi kayak lina gitu gak mungkin pake Sepatu High Heels kalo cuman mo beli pembalut di supermarket

“…..yaaa mungkin aja kataku agak shock juga dengernya

“hahahaha…pantesan Lina tu suka sama lo dry…lo tu lucu..oh iya gue kasih tau katanya SUN TZU soal “The Art Of War” : kenali musuhmu, dirimu dan lingkunganmu, maka semua pertempuran akan lo menangkan..udah ahh lo pikirin aja sendiri…gue mo nonton bola kata patra beranjak dari kursinya.


Cinta Setengah Gelas

Cinta Setengah Gelas

Status: Completed Tipe: Author: Dirilis: 2014 Native Language: Indonesia
Nama gue ardy, gue adalah bungsu dari 3 bersaudara, terlahir dari keluarga yang sederhana dimana ortu gue kerja sebagai Pns, yupz, 2 orang kakak gue dah kerja diluar kota jadinya ya tinggal gue bersama orang tua dirumah. Gue tinggal di Balikpapan salah satu kota di Kalimantan, hidup disini enak dan tenang menurut gue home sweet home deh pokoknya, gue anaknya suka bergaul gan tapi memang ortu membatasi keluar rumah saat itu jadi ya jarang main2 keluar rumah sampe larut malam tapi itu semua berubah setelah Negara api menyerang...plaaakkk oke cukup, Fisik Gue gak cakep2 amat, tinggi gue sekitar 165cm, cukup pendek dibandingkan temen2 gue yang lain, kurus, tampang biasa2 aja, tapi cukup lah buat punya pacar walaupun gak banyak.

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset