Rental Pacar (Fiction) episode 8

Chapter 8

Waktu terus berjalan, tak terasa Aqila sudah menyelesaikan skripsinya. Besok adalah hari dimana dia akan sidang skripsi. Benar-benar waktunya ia gunakan untuk mengurus skripsinya. Tapi disisi lain, sesekali ia berkomunikasi dengan Rangga dan bertemu. Setelah pertemuan tidak sengajanya di depan gerbang dan berakhir di kafe dengan cerita yang sama sekali tak terduga, kini ia semakin sering berhubungan dengan Ranga. Bukan hubungan dalam artian PDKT, melainkan hubungan sebagai teman. Ya, teman senasib.

Hari ini Aqila akan pergi ke mall untuk sekedar berbelanja sebagai cara untuk menghilangkan ketegangan sebelum menghadapi sidang skripsi. Ia pergi sendirian menggunakan mobilnya. Aqila memang lebih suka pergi sendiri daripada harus menyeret temannya yang sedang sibuk dengan urusannya masing-masing.

Me time, seperti itulah Aqila menyebutnya. Berbelanja, menonton film, dan membaca buku benar-benar di lakukan sendiri. Me time menjadi waktu yang penting dan dibutuhkan semua orang, entah itu laki-laki ataupun perempuan. Seseorang melakukan me time dengan berbagai tujuan, seperti menyegarkan pikiran dan hati, memperbaiki mood, dan memanjakan diri.

Aqila sedang memilih-milih jam tangan yang akan dibelinya. Namun sialnya, Aqila melihat sosok perempuan yang tidak asing menurutnya.

Kayaknya gue pernah liat dia, tapi dimana? Batinnya penasaran.

Tiba-tiba wanita itu menghampiri dan menyapa Aqila.

“Hai,” sapanya sambil tersenyum manis.

Aqila mengernyitkan dahinya bingung, ia mencoba mengingat kembali wajah cantik wanita itu.

“Lo lupa sama gue? kita ketemu di nikahannya Vena,” jelasnya.

Ya, dia adalah Lena, mantan pacar Rangga. Lebih tepatnya pelakor di hidup Aqila.

“Oh ya gue inget, lo selingkuhannya Delon kan?” tanya Aqila sinis. Ia benar-benar sudah tidak bisa menyembunyikan rasa tidak sukanya kepada Lena.

“Selingkuhan? Kan gue jadian sama Delon setelah lo putus sama dia. Ada yang salah?” tanya Lena tak kalah sinis.

Ingin rasanya Aqila menyumpal mulut Lena dengan sneakers yang dipakainya. Bisa-bisanya dengan santai Lena menjelaskan semua itu. Apa dia bilang? Jadian setelas putus dari gue? Benar-benar alibi ter-the best. Batinnnya.

Tadinya, Aqila ingin membeli jam tangan idamannya. Tapi setelah kedatangan Lena, keinginannya hancur seketika dalam satu tarikan napas dan memilih untuk pergi dari tempat itu. Tanpa mengucapkan apa-apa, Aqila pergi meninggalkannya begitu saja. Dasar ular, batinnya.

“Jelas-jels mereka jadian duluan sebelum putus sama gue. Gue putusnya tanggal 7, mereka jadiannya tanggal 2!” sepanjang jalan Aqila mengomel sendiri seperti orang gila dan sesekali ada orang yang menoleh heran kearahnya.

Aqila memang tahu bahwa Delon jadian dengan Lena karena Delon mengakuinya sendiri di depannya sebelum akhirnya mereka putus. Gila gak sih, ngasih tau ke pacarnya kalo dia udah jadian sama cewek lain? batin Aqila.

Saat di parkiran, Aqila tidak sengaja melihat Rangga sedang bersama seorang wanita. hampir saja Aqila memberikan sumpah serapah karena semudah itu dia melupakan mantannya, tapi dia teringat jika Rangga bekerja di devil rent. sudah pasti pekerjaannya jalan-jalan dengan wanita.

Ketika Aqila hendak membuka pintu mobilnya, Rangga menghampiri dan langsung mengacak rambutnya.

“Hai Aqila.”
“Aduh apaan sih lo, rambut gue berantakan tau!” sewot Aqila.

“Lo ngapain disini?” tanya Rangga sambil celingak-celinguk mencari orang lain selain Aqila, karena siapa tau Aqila datang dengan orang lain.

“Gue mau beli jam tangan, eh malah ketemu sama pelakor!” kesal Aqila mengingat kejadian yang baru saja dialami.

“Pelakor? Maksud lo Lena?” Rangga memastikan ucapan Aqila yang menyebut dengan kata pelakor.

“Menurut lo siapa lagi kalo bukan Lena?” aqila semakin kesal dengan pertanyaan Rangga.

“Ya udah gue mau pulang, lo sana balik gih ke klien lo,” ucap Aqila seraya membuka pintu mobilnya.

“Eh tunggu!” Rangga segera menarik Aqila dan menutup kembali pintu mobilnya.

Aqila menatap sebal ke arah Rangga. Ia sedang tidak mood untuk diganggu siapapun, yang ingin dilakukannya hanyalah pulang dan rebahan.

“Kenapa?” tanya Aqila ketus.

“Lo kenapa galak banget sih? Lo kan BT gara-gara Lena, kenapa gue yang kena?” tanya Rangga tak terima.

“Lena siapanya lo?”

“Mantan,” sahut Rangga pendek.

“Yaudah! Kalo gue kesel sama Lena berarti gue kesel juga sama lo! Minggir gue mau pulang,” Aqila mendorong Rangga untuk menjauh dari samping mobilnya.

“Besok lo ada waktu?” Rangga belum menyerah dan tetap mencegah Aqila pulang.

“Besok pagi gue mau sidang skripsi!” teriak Aqila cukup keras dan langsung masuk ke dalam mobil. Ia segera menyalakan mesin dan melajukannya dengan perlahan. Kali ini ia benar-benar kesal kepada Lena dan Rangga kena imbasnya.


Rental Pacar (Fiction)

Rental Pacar (Fiction)

Status: Completed Tipe: Author: Dirilis: 2021 Native Language: Indonesia
Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat, ataupun kejadian harap di maklumi. Ini adalah cerita pertama gue setelah berbulan-bulan gak nulis. I hope you like it and happy reading. Disini gue juga masih tahap belajar nulis, jadi harap di maklumi juga kalo tulisannya acak-acakan.

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset