Rumah Dinas episode 7

BAGIAN 7 - KETUKAN

Malam itu aku pun dibawa oleh keluargaku ke tempat tukang pijat yang tempatnya tidak jauh berada di belakang gang sekolahku. Sesampainya disana aku pun menunggu antrian giliranku, malam itu jarum jam sudah menunjukkan ke angka setengah sepuluh namun orang yang mengantri untuk dipijit pun masih cukup ramai. Aku pun duduk bersama orang-orang yang mengantri itu sembari menahan rasa sakit yang tak tertahan ini. Kakiku pada saat itu rasanya benar-benar panas sekaligus sangat sakit untuk digerakkan, ditambah lagi bengkaknya yang semakin menjadi-jadi, membuatku semakin cemas. Belum sampai antrianku dipanggil, tiba-tiba orang yang duduk disampingku menanyakan mengenai kakiku itu, “Nak.. kenapa kakinya kok bisa sebengkak itu?” tanya kakek yang sudah ber-umur ini. “Ini kek.. digigit sama lebah barusan..” jawabku sembari menahan rasa sakit yang menyengat ini. “Pasti lebah jadi-jadian ya nak?” ucap kakek itu, mendengar perkataannya aku hanya bisa terdiam saat itu. Rasanya, semenjak aku menempati rumah dinas ini banyak sekali hal-hal yang mistis yang terjadi di hidupku, dari penampakan hantu hingga kakek-kakek yang seolah tahu mengapa kakiku menjadi bengkak seperti ini.

Giliranku pun tiba, aku pun maju ke depan untuk mendapatkan pengobatan dari tukang pijat tersebut. Perlahan-lahan tukang pijat itu mengoleskan minyak urutnya ke bagian kakiku yang bengkak itu. Rasa sakit pun aku tahan sembari merasakan pijatan dari tukang pijat itu. “Untuk beberapa hari ini, kamu diamin aja kakimu dirumah ya jangan banyak gerak-gerak dulu..” ucapnya sembari mengakhiri pijatan tersebut. “Berati gak bisa sekolah dulu ya pak?” tanyaku. Tukang pijat itu pun mengangguk-nganggukan kepalanya, lantas aku pun sedikit senang karena aku bisa libur dari sekolah untuk beberapa hari ini, ya hitung-hitung meng-istirahatkan bebanku dari tugas-tugas yang diberikan guru di sekolah. Setelah proses pijat-memijat pun selesai, aku bersama keluargaku pun kembali kerumah dengan kondisi kakiku yang sudah tidak sesakit tadi. Selama di mobil, aku selalu teringat akan perkataan kakek itu “Lebah jadi-jadiannya ya nak?” terus mengiang-ngiang dikepalaku. Ingin aku membantah perkataan kakek itu, bahwa ini tidak ada hubungannya dengan hantu-hantu itu. Tapi, dengan apa yang aku rasakan di jendela itu aku pun sedikit susah untuk menyalahkan perkataan kakek itu.

Setibanya aku dirumah, aku pun ingin memastikan tentang lebah itu. Apakah benar apa yang dikatakan kakek itu bahwa lebah itu adalah lebah jadi-jadian? Setelah papaku membukakan pintu rumah itu, aku pun turun sembari berjalan dengan melompat-lompat dengan satu kakiku menuju ruang tamu itu. Yang benar saja, lebah yang tadinya aku injak seolah menghilang dalam sekejap. “Pa, kok tawon (lebah) tadi hilang?” tanyaku sembari melihat-lihat ke bawah lantai. “Udah terbang kali bang..” jawab papaku. Padahal aku yakin, lebah yang aku injak itu sudah mati karena pijakanku. “Gak mungkin terbang.. tadi aja dia udah mati..” bantahku dalam hati. Sekali lagi, bulu kudukku lagi-lagi merinding mengenai apa yang aku alami ini. Jikalau itu memang benar adalah lebah jadi-jadian, berarti memang hantu-hantu itulah yang mengirimnya bukan? Kalau tidak, siapa lagi selain mereka? Toh, mereka yang selalu menjahili diriku. Malam itu, aku pun mengesampingkan sejenak pikiran-pikiran gilaku tersebut, dan lebih memperhatikan mengenai kondisi kakiku lumayan sakit ini.

Hari-hari liburku yang baru aku jalankan selama tiga hari itu, aku isi dengan tidur-tiduran seharian dirumah ini. Sesekali aku memainkan playstation kesukaanku hingga aku pun tidak menyadari bahwa hari sudah mulai siang. “Gleduk..gleduk..” Aku mendengar suara dari perutku yang menandakan bahwa sepertinya perutku sudah mulai lapar. Aku pun berjalan dengan terbata-bata menuju dapur dan melihat mamaku yang sedang memasak. “Tunggu sebentar ya, sambalnya sedang dimasak bang..” ucap mamaku sekiranya mamaku sudah tahu bahwa perutku ini sudah meronta-ronta untuk meminta makanannya. Aku pun duduk di ruang makan yang jaraknya hanya beberapa langkah dengan ruang dapur tersebut sembari menikmati aroma ikan goreng yang sedang di masak oleh mamaku itu. “Duh.. harumnya..” ucapku dalam hati. Ketika sedang asik-asiknya aku menikmati aroma khas itu, tiba-tiba pandanganku kembali tertuju kepada pintu yang sudah tidak terkunci itu. Entah angin apa yang membawaku pada saat itu, tiba-tiba badanku rasanya ingin sekali mendekati pintu itu. Dengan jalanku yang agak pincang, aku pun perlahan mendekati pintu yang berada pada ruang dapur bagian belakang tersebut.

Pada saat itu setengah pikiranku kosong dan hanya mengikuti kehendak tubuhku saja yang ingin berjalan kesana. Sisi gelap ruangan dapur belakang ini ku telusuri perlahan-lahan menuju pintu itu, ketika aku telah benar-benar berada di depan pintu itu aku pun berhenti sejenak, sembari menyadarkan setengah pikiranku yang kosong ini. Sekilas aku lihat sisi pintu ini dari bawah hingga ke atas, aku berpikir keras pada waktu itu, “Apa yang aneh dengan pintu ini ya?” tanyaku dalam hati. Tiba-tiba.. “Tok..tok..tok..” aku pun dikejutkan dengan suara bunyi pintu yang diketok dengan pelan namun cepat itu, tanpa pikir panjang aku pun langsung berlari ke arah dapur depan dan tanpa aku sadari, aku pun melupakan mengenai kakiku yang pincang pada saat itu. “Bang, makanannya dah siap nih.. makan lah lagi..” suruh mamaku yang melihatku berlari-lari dari arah dapur belakang. “Ah.. iya ma..” jawabku dengan nafas yang terengah-engah sambil menyembunyikan ketakutan itu. Aku tidak ingin mamaku tahu mengenai apa yang aku alami sebentar ini, karena itu hanya bisa mencelakakan dirinya nanti, sebagaimana apa yang dikatakan khalil pada waktu itu. Aku pun mengambil nasi dan sambalku lalu bergegas menuju ke kamarku.

“Tadi itu.. siapa yang mengetuk..?”


Rumah Dinas

Rumah Dinas

Status: Completed Tipe: Author: Dirilis: 2020 Native Language: Indonesia
Waktu ku kecil dulu aku tinggal di rumah dinas oomku , rumah nya sangat besar , mungkin ga bisa disebut "rumah biasa" karena di dalamnya terdapat makhluk lain yang bersemayam didalam rumah itu.

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset