We Might Be Living Inside A Snow Globe episode 7

How Enemies Becomes Friends?

Surat yang dialamatkan kepada gw dan Rama ini bukan surat biasa, tampilannya sangat eksentrik dibubuhi wangi parfum dari serbuk bunga yang mencolok bagi indra penciuman, bentuknya pun sangat tak biasa, seperti origami dengan penuh lipatan rumit. Keseluruhan surat berwarna krem lembut, bagian tengah surat lebih halus dibanding bagian lainnya, disetiap sisi surat dihiasi ornament – ornament kecokelatan mencolok yang berbentuk kata – kata dalam bahasa Gerika. Tepat pada bagian tengah surat terdapat segel seperti lilin berwarna merah darah yang bertuliskan “Fraternitatem”, bahasa latin untuk kata “Persaudaraan”.

Kalian pasti bingung dengan suratnya, sebab didalamnya hanya ada tulisan tegak bersambung yang sangat singkat, kira – kira begini.

Tujuh Belas Tiga Puluh
Primus Inter Pares
(Adagium atau pribahasa latin yang artinya ”Yang utama diantara yang sejajar”)

Gw melihat surat indah itu sesaat sebelum memasukannya ke dalam kantong dan berjalan pergi menyusuri lorong – lorong kaca yang panjang nan memukau (di kampus gw perpustakaan dan bangunan utama kampus dipisahkan oleh lorong panjang yang tinggi megah dengan tiang – tiang penyangga penuh ukiran setiap beberapa meternya, nah lorong ini kalau dilihat dari lantai atas sekilas bentuknya seperti sebuah tiang yang jatuh membelah taman kampus yang hijau, yang satu kampus sama gw pasti sadar *tolong jangan disebarkan ya kawan* huekekekeke)

Sepanjang perjalanan menuju Capitol *maksudnya gedung utama*, gw mulai ngelantur berbicara dengan seonggok ulat sayur mengenai sesuatu yang mengganggu di pikiran gw.

Gw : ”Ram gw penasaran”.

Rama : ”Daleman gw hari ini warna kelabu, gw bisa baca pikiran lu”.

Gw : ”Huek ga pernah terbersit dipikiran gw buat bayangin daleman lu, cabul lu”.

Rama : ”Terus tentang apa?”.

Gw : ”Tentang Vonny, gw tadi periksa Hpnya ga ada isinya sama sekali bahkan galeri HPnya juga kosong melompong, aneh kan?”.

Rama : ”Ga aneh, sekarang memang lagi jamannya kayak begitu. Waktu lalu gw dateng ke pameran HP, kosong semua tuh nomor kontak sama galerinya, makanya gw foto diri gw sendiri pake tuh hp satu – satu, terus di kontak tiap – tiap hp yang tak coba gw save nomer gw”.

Gw : ”Itu lu namanya majang muka sama nomer HP buat nyari jodoh”.

Rama : ”No no no no, tidak tidak tidak, gw save pake nama samaran gw”.

Gw : ”Lu tulis pake nama apa di kontaknya?”.

Rama : ”Panggilan Darurat”.

Oke, jadi gini ya sodara – sodaraku yang terkasih, gw kenal orang utan (bukan temen gw, sekali lagi itu bukan temen gw) yang mampir ke pameran HP terus tuh semua HP disana (saking niatnya) satu persatu dipake buat Selfie dirinya sendiri dan salah satu dari HP disana juga dipake buat foto bulu ketiaknya (hasil pengakuan dari pelaku dan ini otentik). Ni bocah juga nyimpen nomer Hpnya di semua HP pajangan disana dengan menggunakan nama samaran ”Panggilan Darurat”, dan lebih baik anda dalam keadaan darurat daripada hubungi itu nomer. (titik) sekali lagi. (titik).

Beberapa menit kemudian……………..

Rama : ”Gw juga ga pernah lupa sama temen, gw juga catet nomer lu di masing – masing HP”.

Gw : ”Woi bujuk, ngapain lu bawa – bawa gw kampret?”.

Rama : ”Gw tulis di kontaknya pake nama samaran juga, tenang”.

Gw : ”Anying lu kasi nama apaan !!”.

Rama : ”Pejantan, 20 Tahun, Siap Menikah”, Ujarnya santai (sangat santai dan sangat kamfret). Reflek tangan gw menyentil jidat ni bocah.

Tolong ini info penting buat kalian yang pernah ke pameran HP dan mencatat nomor HP yang diberi nama Pejantan, 20 Tahun, Siap Menikah tolong dihapus segera, dan buat mbak – mbak dan tante – tante yang sudah pernah atau hendak menghubungi nomor tersebut, tolong untuk…….. untuk……. ah sudahlah………. ah mau dikata apa lagi…………..

Percakapan seketika berubah serius……..

Gw : ”Dr. Watson, tampaknya kita perlu melakukan penyelidikan pada kasus Nyonya Vonny”. (Dr. Watson itu asistennya Sherlock Holmes).

Rama : ”Dengan senang hati, Holmes”. Ujar rama dengan acting dipaksa – paksain mirip Watson.

Gw : ”Apa judul kasus ini?, beri nama yang bagus, gw usul nama kasusnya The Black Swan”.

Rama : ”Gw menolak, lebih setuju kasus ini diberi nama Pelecehan Di Perpustakaan”.

Gw : ”Oke, penyelidikan Kasus The Black Swan dimulai”.

Rama : ”Tapi……”.

Gw : ”Watson jangan membantah”.

Setengah hari ini cukup membuat tubuh, pikiran, dan batin gw lelah, maka dengan sebuah kebijaksanaan klasik dari para leluhur kampus ”Pulang lebih cepat dari seharusnya memang lebih baik bagi kesehatan”, dan berhubung gw percaya itu (entah siapa yang buat itu petuah) maka cus lah kerumah masing – masing wkwkwkwkw soalnya nanti sore jam 5.30 harus menghadiri undangan misterius yang saudara tidak tahu wkwkwkw, keep calm and bantu mamah papah biar ganteng ya pemirsah. (inget ya bantu papah mamah dan always makan makanan bergizi, kalo enggak? gw akan melakukan hal yang kejam, gw kenalin lu pada sama Rama huahuahuahua biar tau rasa lu huahuahuahuahua kurang kejam apa gw hah?).

Quote of The Apokalips Jombi Survival
“Pulang lebih cepat dari yang seharusnya memang lebih baik bagi kesehatan”

Uuuuh sore menjelang dan cahaya kekuningan menyeruak indah diantara hijaunya pepohonan, gw dateng ke kampus yang sudah sangat sepi dengan tertawa riang hohohohoho, langkah mantap menuju sebuah ruang pertemuan yang letaknya tepat di sebelah aula akbar gedung utama lantai tertinggi kampus ini, hahahahaha perjalanan yang cukup jauh tapi menyenangkan.
Langkah gw terhenti, suara tepuk tangan menggema dilorong yang sepi dilengkapi dengan tawa yang menggelegar diantara kegelapan, sosok itu muncul tepat dibelakang gw.

Pria misterius : ”khu khu khu, akhirnya kita bertemu, takdir memang berkata lain kan sobat?, Kamen Rider Kiva Henshin !!”. Ujar sang pria misterius dengan melakukan variasi gerakan yang mantap. Ziiiing dia berubah menjadi sosok Kamen Rider berwarna merah yang tinggi besar.

Gw : ”Cih, kalau itu memang maumu”.

Gw dengan sigap mengambil Telepon genggam yang ada disaku gw dan menulis nomor transformasi *555#, dengan kuda – kuda terlatih dan variasi gerakan sempurna gw berubah.

Gw : ”Kamen Rider 555 Henshin !!”.

Kamen Rider Kiva berlari mendekat menyerang gw dengan sigap tangan kami bertemu. Gunting batu kertas !!, entah apa yang gw keluarkan yang jelas gw menang waktu itu wkwkwkwkwkwk.

Kamen Rider Kiva : ”argh lu ngecit ya !!”. Protesnya kepada gw sambil acting kesakitan dan terjatuh ke tanah.

Kamen Rider 555 : ”hahahaha rasakan itu makhluk Durjana, ngecit pala lu peang !!”. gw tertawa sambil membantu dia bangkit dan kami sama – sama mengambil pose untuk berubah kembali menjadi orang biasa.
(Gw jamin lu udah pada tau itu pria yang nyerang gw membabi buta itu namanya ”Ga boleh disebut, You Know Who”).

Setelah pertempuran sengit usai…………..

Gw : ”Tumben ga telat lu, ayo bareng sini”.

Rama : ”Eh, bentar – bentar, si Jenifer dimana ya?, loh loh, yaelah di mobil gw !!”. Rama seketika menjadi panik.

Gw : ”Jenifer siapa? Woi Habis ngapain lu ketemu bule?”. Gw mulai kepo.

Rama : ”Tadi habis gw ajak jalan – jalan, lu duluan ya, gw ke mobil dulu duh duh !!”. masih dengan keadaan panik si Rama berlari dengan kencang meninggalkan gw yang masih kebingungan dan penasaran ”Siapa itu Jenifer?”.

Bujug gile !! ni Rama habis bawa cewek jalan – jalan ? hah? mana nama cewenya Jenifer lagi, bule banget men, macam nama – nama Korea arrrrgh !! jangan – jangan selama ini dia udah pacaran sama tuh bule tanpa sepengetahuan gw lagi !! atau jangan – jangan malah mereka udah kumpul kebo lagi !! atau jangan – jangan Rama jadi peliharaan tante – tante lagi (ayo sini sama tante, nanti tante kasi uang jajan) !!, atau jangan – jangan Rama selama ini adalah cewek yang lagi nyamar jadi cowok yang ternyata cantik jelita bak putri yang tertukar dan gw tak menyadarinya ooooh !! jangan – jangan, jangan om jangan……………. argggh spekulasi gw mulai kacau, rasa penasaran yang berlebih menyebabkan fantasI liar gw tak terkendali. Fatamorgana.

Arrgh sepanjang perjalan ke ruang pertemuan, pikiran gw dipenuhi pertanyaan – pertanyaan seputar ”siapa Jenifer?” hingga gw berada tepat disebuah pintu besar berwarna coklat tua dengan tulisan pada bagian atas pintu ”Ruang Pertemuan”. Pintu gw buka dan seketika itu juga rasa penasaran gw tentang Jenifer lenyap digantikan rasa penasaran yang baru.

Yoi selamat datang di acara paling eksklusif dan super bergengsi di kampus ini, hanya orang – orang genius dengan IPK diatas 3,7 yang mendapat kehormatan untuk hadir pada pertemuan ini, tentu tidak sembarang acara bukan? Ada satu aturan main yang ketat diantara kami yaitu ”Dilarang mencontek”, ketahuan sekali saja melakukan perbuatan tercela yang bernama ”mencontek” maka namamu akan masuk Black List, yang artinya kalian tidak akan pernah diundang dalam pertemuan ini meskipun IPK kalian 4, mereka tidak akan mempedulikanmu.

Orang – orang yang diundang disini jumlahnya sangat terbatas sesuai dengan program keahlian hukum yang diambil. Tiap – tiap perwakilan dari program diberikan satu meja bundar tersendiri dengan nama program kekhususanya yang dipamerkan pada sebuah papan kecil yang berada ditengah meja. Total terdapat 4 meja, yang artinya dalam pertemuan ini akan dipenuhi sekumpulan orang – orang Top Jenius dari 4 program keahlian.

Dengan tenang gw melangkah melewati kumpulan meja – meja bundar yang telah terisi beberapa orang, meja Hukum Pidana berisi 5 kursi (artinya hanya 5 orang program keahlian Hukum Pidana yang memiliki IPK diatas 3,7), meja Hukum Tata Negara berisi 4 kursi yang sudah terisi penuh oleh tamu undangan perwakilan Hukum Tata Negara, meja Hukum Administrasi Negara berisi 3 kursi, dan terakhir meja Hukum Bisnis berisi 3 kursi.

Cih diwaktu sebelumnya hanya berisi 2 kursi untuk gw dan Rama sebagai perwakilan Hukum Bisnis (jangan liat orang dari prilakunya, IPK Rama 3,75), mereka sudah mendatanya, mereka sudah mengetahui keberadaannya.

Diantara beberapa orang yang sudah hadir, mata gw entah kenapa terfokus pada gadis putih pucat dengan wajah meronanya, dia sedang asik menggores sebuah kertas dengan pensil untuk membuat beberapa guratan halus.

Gw : ”Ehm kosong?” tanya gw memecah kebekuan.

Vonny tidak menjawab, hanya melihat kearah gw sepintas kemudian melanjutkan aktivitasnya. Gw yang mulai kesal karena dikasi kacang mulai mengganggu serangkaian aktivitas Vonny wkwkwkwkwk. Gw goyang – goyangin tuh mejanya sambil ngomong ”Buuum Buuum” seolah naek mobil – mobilan wkwkwkw.

Vonny mode kesel : ”Apaan sih, ganggu tau !!”.

Gw : ”Kacang mahal, kacang om kacang, mijon, kolah – kolah, prutang – prutang, teh sroso teh sroso”.

Vonny mode kesel : ”Maumu apa lagi sekarang”.

Gw : ”Aku mau tau kamu itu siapa”. Timpal gw dengan nada yang mulai terlihat serius menatap matanya.Vonny memalingkan wajahnya menghindari tatapan gw.

Vonny : ”Bilang aja langsung maumu apa”. Jawabnya dengan nada yang lebih lembut, matanya terlihat sayu nan lugu.

Gw : ”Minta damai, gencatan senjata”. Gw mengulurkan telapak tangan gw.

Vonny : ”Yaudah damai”. Vonny masih memalingkan wajah menghindari tatapan gw sementara kedua tangannya memeluk kertas mengabaikan uluran tangan gw.

Gw : ”Ooh jadi kamu minta diganggu terus? Oke kalau kamu memaksa”.  Dengan masih mengulurkan tangan sambil tersenyum mengancam.

Vonny menghembuskan nafasnya dengan berat seolah sesuatu tertahan dalam dirinya, dengan perlahan tangannya menyentuh tangan gw, jari jemari lentik yang halus bersentuhan dengan tangan gw membuat gw terpana, mata kami saling tatap, wajahnya yang tampak lugu membuat gw beku seketika.

Gw yang salting tiba – tiba entah dapat wangsit dari mana mulai membolak balikan tangan kami yang sedang bersalaman sambil menyanyikan kidung lingsir wengi………….


We Might Be Living Inside A Snow Globe

We Might Be Living Inside A Snow Globe

Status: Completed Tipe: Author: Dirilis: 2014 Native Language: Indonesia
Kenalin dulu nama gw Mr. Know It All, sebut saja Mr. Kia, eh biar lebih mudah panggil Miki aja, umur 20 tahun sejak ini kisah idup gw tuangkan dalam tulisan, gw sosok yang ganteng klimis imut unyu wkwkwk, sedikit narsis berpenampilan necis dengan bunga mawar selalu dibibir. (masalah wajah tergantung selera wkwkw tapi gw yakin setiap orang ganteng dan cantik) Nah gw kuliah di salah satu fakultas hukum ternama di Negeri ini, dan satu satunya universitas negeri yang ada di pulau ini. Tebak sendiri hayooo.

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset