Who ? episode 2

Part 2

Kalian ingat?
Ini masih tentang aku. Baiklah, jadi hari sudah malam, dan aku menatap Rumahku yang gelap, kemungkinan ibuku sudah pergi bekerja, jadi tidak akan ada yang mengomeliku untuk malam ini dan ku pikir itu bagus.
Jadi, aku mulai membuka knop pintu, dan mendapati suasana hening dan gelap di rumahku. Aku langsung melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan wajahku.
Ketika, mataku menangkap sesuatu di cermin, seperti kertas yang di tempelkan di dinding, jadi aku langsung saja menuju dapur,
Oh, “ aku mengerutkan dahi, ternyata hanya pesan dari ibuku,
“Bobby,. Kau tahu , ibu sedang marah nak. Tapi ibu sekarang harus berangkat bekerja, makanan sudah ibu siapkan di Kulkas, besok ibu akan memarahimu. Namun ibu sayang sama kamu nak,” ku letakkan kertasku memandang tulisan itu, ibu juga memberikan kecupan bibirnya di kertas pesan itu, mengingatkan aku seperti masih anak 5 tahun saja.
Entah kenapa, selera makanku hari ini sedang buruk, jadi ku putuskan untuk pergi tidur saja.
**
Esok hari, aku terbangun. Tidak ada panggilan, tidak ada suara, ini aneh.
Jadi, aku melangkah menuju dapur, dan aku melihatnya- ibuku yang sedang memasak seperti biasanya, aku mulai menggeser kursi kemudian menyambar segelas susu di meja, sembari ku panggil namanya,
“Mom, kenapa tidak membangunkanku” aku merasa apakah ibuku sedang marah kepadaku soal kemarin, aku rasa tidak-
“maaf Bobby, habiskan makananmu nak”
Aku melihat Roti panggangku, sama seperti sebelumnya, entahlah, sebenarnya aku tidak lapar, tapi karena ibuku yang memintanya, jadi aku akan memakanya. Ku raih piring tempat Roti di sajikan, kemudian ku ambil Roti dan ku taburi mentega dan mengangkat rotinya hingga hampir masuk ke mulutku, sebelum “Hentikaaann!!!” suara ibuku terdengar parau,
Ku tatap dirinya yang melihat ke arahku, dan seketika aku begitu terpukul melihatnya,
“apa yang terjadi padamu Mom?” aku bertanya dengan nada serak, melihatnya begitu membuatku marah.
Wajah ibuku lebam dengan luka biru di pipinya, tampak dia seperti baru di pukuli,
“tidak ada nak, hanya saja, ibu terjatuh saat di kamar mandi tadi”
Dia berbohong, itu lah jawaban yang aku tahu. Dia menyembunyikan sesuatu, dan ini semakin aneh, kenapa dia menghentikanku memakan Roti itu, oh aku mengerti!!
Ibuku mengeser kursi untuk duduk di hadapanku, di sebelah Koran ayah yang tidak pernah terbaca.
“jadi begini bobby, kau tahu, ibu sangat menyayangimu. “ ku kerutkan dahi saat mendengarnya,”ibu sudah memikirkan ini, maukah kau ikut ibu nak??”
“kemana mom?” tanyaku penasaran.
“ke tempat ayahmu, ayah bilang disana sangat hangat dan menyenangkan. “
Okay” sahutku, ibuku yang mungkin sudah sinting, namun aku bisa mengambil kesimpulan saat dia bicara tentang dimana ayah berada, kemungkinan dan prediksiku adalah, di dalam Roti itu, ibu memberikan Racun, namun dia tidak ingin melihatku mati tanpa adanya peringatan dan pilihan.
“mom, katakan, apa yang terjadi” aku mulai terisak, karena mata bengkak ibuku yang aku yakini sudah menangis berjam-jam, “Bobby” ucapnya lembut, “ibu minta maaf nak, selama ini ibu tidak menceritakan pekerjaan ibu sama kamu” ucapnya, dan aku hanya menatapnya diam, karena aku sudah tahu dimana ibu bekerja, “ibu selama ini bekerja di sebuah Prostitusi untuk menghidupimu”
Aku tidak terkejut, namun aku hanya berakting terkejut.
“tidak apa mom” aku mengenggam tanganya, “aku tidak akan menyalahkanmu karena ini, namun siapa yang mau melakukan itu”
Dia hanya terisak kemudian kembali mengingatkan aku tentang pertanyaanya, “jadi kau mau ikut?”
Aku beranjak dari kursiku, kemudian melangkah meninggalkan dapur, “aku harus ke sekolah Mom”
Dan itu lah saat ku tinggalkan dia terisak di dapur,
Aku tidak ingin mati Mom, belum ingin meskipun aku tahu, mungkin pagi ini adalah pagi terakhir aku melihatmu Mom, namun aku berjanji, akan membalas pria hidung belang yang menyakitimu.
**
Di sekolah, aku hanya merenung, aku tahu apa yang terjadi selanjutnya, ketika bel masuk berbunyi, aku segera menuju kelas, sebelum Justin dan Bastian menghalangi jalanku.
“apa yang kau lakukan kepada Troy, kenapa aku tidak melihatnya”
“diamlah justin!! Aku sedang tidak mau berbicara dengan siapapun!!” tukasku dingin.
“berengsek!! Kau…” Justin hampir saja memukulku, bila aku tidak menghindarinya, kemudian aku langsung aku mengunci pergelangan tanganya,
Aku menatap matanya dengan dingin, hingga aku bisa melihat keringat dan degup jantungnya, perasaan ini, perasaan yang sudah lama aku pendam, perasaan ingin membantai Setan kecil disini, aku mulai tertawa dengan gila, sementara Bastian terdiam dan tidak bisa melakukan apa-apa kecuali merasakan adrenalinku yang tinggi, keinginan membunuh yang sudah lama aku pendam, ingin ku lampiaskan pada Bocah ini.
Namun aku melepaskan tanganya, karena aku teringat ibuku.
“dasar aneh!! Kau memang Aneh!! Freak!!” umpat justin setelah ku lepaskan dan berlari menghindariku bersama Bastian.
Aku kembali ke kelasku,
Di Koridor, aku melihat si Black Hair, memandangku dengan bersandar di dinding sekolah, aku berjalan terus untuk melewatinya, sebelum suara kecil itu terdengar olehku, si Black Hair sedang mengatakan sesuatu padaku,
“aku bisa membantumu, ambilah, sebagai hadiah perkenalan kita.. nanti!!” ucap Black hair, menjatuhkan sebuah Foto,
Aku menatapnya aneh, dan apa yang dia bicarakan tentang, “perkenalan kita.. nanti!!” , ku ambil foto itu, dan aku melihat, sebuah Foto seorang pria, berkaca mata dengan tato di bahunya.
Siapa pria ini” aku bergumam,
Hari menjelang malam, aku masih berjalan menuju rumahku, hingga, aku merasakan sesuatu yang tidak enak dalam benakku.
Aku segera melesat masuk, dan aku bisa melihat dapurku dengan lampu masih menyala, ketika tatapanku tertuju pada sepiring Roti sarapan pagiku yang beracun, aku melihat bayangan yang tergantung,
Dan seketika kakiku lemas, aku terduduk memandangnya, ibuku– dia bunuh diri , disini meninggalkanku.
Pagi ini ternyata memang pertemuan terakhirku denganya, aku mulai menangis membenturkan kepalaku di meja itu, hingga, aku menyadari sesuatu, kenapa aku harus sedih, bukankah ini lebih baik, ibu sudah tidak harus menderita lagi, dan aku, ya.. aku bisa menjaga diriku sendiri. Kenapa tidak terfikirkan olehku, sekarang!! aku bisa melakukan segalanya sendiri,
Aku mulai tertawa, ku ambil piring –piring itu kemudian ku lemparkan, hingga suara nyaring memenuhi Rumahku, pecahan –pecahan itu, aku sangat senang, ibuku tidak harus menderita lagi untuk memunguti piring yang ku jatuhkan,

Ku nyalakan TV, kemudian ku pecahkan dengan Tongkat Baseball curianku, aku mulai menari, menghancurkan segalanya yang ada di depanku.
Hingga, aku teringat dengan seseorang, Justin dan Bastian, aku mulai melotot, berjalan linglung dan ku ambil sebuah Pisau, kemudian menyeringai dengan senang.
Aku menatap ibuku yang masih tergantung, “Mom, tidurlah yang nyenyak, aku akan membuatmu bangga Mom”
Ku kunci pintu rumahku, dan pergi keluar.
**
Malam semakin larut, dan aku melihat Bastian sedang bermain Basket dengan teman-temanya di sebuah Gang, ku tatap dirinya dan kembali perasaan ini muncul, hanya saja lebih besar dari sebelumnya, aku bisa merasakan Adrenalinku meningkat,
“hahahaha.. aku akan mengambil jeroanmu, dan ku taburkan untuk anjing di jalanan!! “ aku terus melotot padanya, hingga dia menyadariku, dan aku segera bersembunyi lagi, ku katakan pada pisauku, bahwa permainan akan di mulai, teman baruku.. hahaha”
Kini bola terlempar ke arahku yang bersembunyi, di balik sebuah tiang bangunan, dan aku bisa mendengar “Bastian, ambil bolanya, !!”
Seketika, aku merasakan kesenanganku di mulai, aku masih bersembunyi, dengan irama jantung yang berdegup kencang, aku berjalan menuju Bola itu dan seketika Bastian melihatku, Lorong gang sangat gelap, sehingga teman Bastian akan kesulitan melihatku.
Boleh bergabung” kataku dengan riang,
Bastian menangkap sirat wajahku yang aneh, “Freak!! Apa yang kau lakukan disini!!” ucapnya gelisah, aku berjalan mendekatinya dengan sebuah seringai,
Bastian tampak mundur, dan sepertinya dia sudah merasakan hawa intimidasiku, “kenapa, apa kau takut denganku teman” satu kali lagi aku mengatakan “teman” sepertinya aku akan muntah.
“Oh, kenapa aku harus takut dengan orang Freak sepertimu!!”
“aku senang, kau tidak takut, aku hanya ingin mengembalikan Bolamu,” kataku semakin riang,
“kalau begitu, kembalikan , lempar padaku!! “ ucapnya dengan nada serak,
Kini aku ada di hadapanya, dan ku jatuhan bola itu di antara kami , “kau memintanya dengan tidak sopan, Bastian. Ambil saja sendiri,”
Bastian mulai melangkah mendekatiku, dan seketika itu aku bisa melihat lehernya, ku tikam tepat di tengkuknya hingga Pisau itu menembus kerongkonganya, dia tidak akan bisa berteriak pada siapapun, karena sekarang kau, (Bastian) hanya anjing kecilku,
Seketika ku iris Lehernya, memotong kepalanya, dan ku buang di jalanan gang itu, sedangkan Tubuhnya ku seret untuk keperluan lainya,
Aku melihat bayangan teman-teman Bastian yang mendekat, jadi aku menunggu reaksi mereka menerima Hadiah bola basket baruku,
“Bastian, kau dimana? Hei, itu bola kita” sahut salah satu temanya,
“mungkin dia sudah pulang!! Sahut salah satu temanya.
Aku terkekeh, beberapa saat, dan mulai ku hitung, satu, dua, dan… “Aaaaahhhh, kepala!!! “ suara teriakan teman-teman Bastian memenuhi kesenanganku,
Sekarang, aku berjalan menuju Rumah seseorang, aku baru saja memotong seluruh tubuh Bastian untuk anjing Justin, kemudian mengetuk pintu dan aku bertemu dengan kedua orang tuanya, dengan polos aku mengatakan “aku adalah teman Justin” mereka tersenyum ramah, dan mempersilahkan aku masuk, Ayahnya bercerita bahwa Justin sedang ada di Toko, dan dia akan pulang sebentar lagi,
Aku tersenyum ramah dan penuh kepalsuan, aku juga melihat Teh hangat yang di sajikan oleh ibunya,
Aku bilang pada mereka, “aku akan menunggu”
Hingga mereka meninggalkanku di ruang tamu, sedangkan mereka menonton Tv, dan ku pikir-ini lah waktunya,
Aku mulai menikam ayahnya, kemudian mematahkan Laher ibunya, cukup sulit namun menyenangkan, Mayat mereka ku seret, kemudian ku simpan dalam Kulkas, sedangkan untuk ayahnya, aku sengaja memasukkanya pada mesin Cuci,
Lalu aku bersembunyi di dalam Almari, menunggu si Setan kecil muncul.
Tidak beberapa lama, aku melihatnya masuk, dan aku tertawa senang.
Justin berjalan mencari kedua orang tuanya, hingga akhirnya dia menyerah dan memilih menonton tv, aku menyelinap, dan seketika ku bungkam kepalanya dengan sebuah Kain, kemudian menjatuhkanya dan kutikam Tubuhnya dengan pisauku,
Aku bisa melihat darah yang merembas keluar, ku tendang wajahnya dan aku terus tertawa,
Aku terus menghujani pisau itu, kemudian aku bisa melihatnya sudah lemas, namun masih hidup, ku ambil kembali mayat kedua orang tuanya, mengikat keluarga Setan kecil ini,
Lalu ku siram mereka dengan Bensin dari Garasi Rumahnya.
Aku bisa melihat, wajah itu- wajah penuh kengerian melihatku,
“ada perminataan terakhir, Justin.. “ aku bisa melihat, bahkan mulutnya sudah tidak sanggup berbicara padaku,
Ku lemparkan korek apiku, dan seketika itu tubuhnya terbakar, dan aku sangat senang,
Ku perhatikan setiap detail, bagaimana kulit anak itu mengelupas dan hangus seperti daging Barbeque, harumnya , dan gejolak darah yang terbakar, membuatku sangat senang,
Ketika daging itu sudah meleleh, melihat seluruh tubuhnya mengeluarkan cairan yang busuk, aku segera sadar.
Aku masih kurang, aku harus membunuh lagi, Adrenalinku ingin terpacu lagi, siapa? Siapa selanjutnya yang harus ku bunuh, aku harus membunuh lagi,
“siapaaaaa??” aku berteriak dengan kesal, karena tanganku gemetar dan gejolak membunuhku semakin kuat, hingga aku Cumiik melihat seseorang yang menatapku dari sisi Ruangan yang bahkan tidak ku sadari keberadaanya.
“menyenangkan bukan!!” sahutnya, aku tidak bisa melihat wajahnya karena kegelapan di rumah ini.
“siapa kau, kau korbanku berikutnya!! Hahaha” aku mulai tertawa lagi, hingga dia mengatakan sesuatu tanpa rasa takut,
“jangan macam –macam Bobby!!”
Suara itu, dia mulai menampakkan wajahnya dan dia adalah Black Hair.. untuk apa dia disini, apakah dia menguntitku,
Black hair membawa sesuatu di tanganya,
Dan melemparkanya padaku, “ini hadiah perkenalanku,” katanya dengan tenang mendekatiku,
Aku melihat sebuah kepala terpenggal, dengan kaca mata dan kepala Botak aku mengenalinya, dia adalah pria di foto itu,
“siapa dia”
“dialah yang memukuli ibumu, hingga ibumu bunuh diri .” katanya dengan tertawa.
“kau-“ aku terdiam beberapa detik, sebelum ku angkat pisauku, “bagaimana kau tahu, kau selalu mengawasiku, “
“aku bilang,- jangan macam-macam bobby!!” katanya tegas,
Suaranya dingin namun membuatku terdiam, sensasi ini, ada apa , kenapa tubuhku berhenti, apakah aku takut padanya, tidak mungkin.
“aku sudah mengurusnya, aku hanya ingin mengatakan – apakah menyenangkan Bobby, !!”
“sejak kapan, kau menguntitku? Black Hair,” sahutku dengan seringai, dan dia membalas seringaiku, “terlalu mudah menguntitmu Bobby, bahkan setiap malam, aku bisa melihatmu tidur, aku selalu memperhatikanmu – kau menyenangkan!!” sahut Black hair,
“lalu- kau ingin membunuhku, dan kenapa kau mengurus pria sampah ini”
“Ayolah, Bobby, kau merasakanya, merasakan bagaimana korbanmu menangis, bagaimana korbanmu meminta ampun, menyenangkan bukan.. sensasinya. Aku akan memberitahumu sesuatu yang lebih menyenangkan, bagaimana, kalau kau dan aku.. memburu yang lainya, kau dan aku sama Booby, namun membunuh mereka sama sekali membosankan. Namun bila kau membunuh mereka yang sama seperti kita Aku yakin kau akan suka? Sensasinya, 100 kali lipat daripada membunuh Setan atau Sampah ini!!” Black hair menyeringai,
“memburu yang lainya, “ apakah yang dia maksut adalah aku, atau dia.. aku tidak mengerti, oh, apakah ada yang lain selain kami,
Memburu satu sama lain, terdengar menarik, Sensasi ini, ya.. aku harus mencobanya, aku suka dengan ketertarikan ini, adrenalinku akan semakin kuat.
“okay, dimana aku bisa bertemu dengan mereka..!!”
Black Hair tersenyum, kemudian membimbing jalanku.. menuju tempat tinggalnya.
“sekarang aku semakin hidup, tanpa ibuku, aku adalah Anak yang Bebas…. Menyenangkan kenapa ini tidak ku lakukan sejak dulu, hahahaha!!!


Who ?

Who ?

Status: Hiatus Tipe: Author: Dirilis: 2014 Native Language: Indonesia
Adakah yang menganggap Psicho itu sangat keren!! saya hanya akan mengatakan Psycho tidak keren, namun Psycho adalah orang dengan kelainan mental yang memiliki beberapa latar berbeda. di Cerita ini saya memang menggunakan sudut pandang utama, namun yang saya pengen jelaskan adalah--Cerita ini sangat disturbing, bahkan terlalu buruk untuk beberapa orang yang mengaggap Cerita ini real, karena ini hanya Fiksi, ingat hanya Fiksi?

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset