Pertunangan Umar dan Imaniar begitu sederhana karena Umar akan melanjutkan S2 nya di Universitas Al Azhar di Kairo, KH Asrori mengucapkan selamat pada Umar dan Imaniar dan adik-adik Umar menyumbangkan Qasidah modern grup yang dibentuk Solichin dan dipimpin KH Munawir kepala Sekolah Umiyatul di MAN 1 Kaliwungu . Semua yang menghadiri pertunangannya Umar dan Imaniar merasa terhibur.
Umar : ” Terima kasih dik Imaniar engkau sudah menerimaku sebagai calon suamimu… semoga engkau mau bersabar menungguku sampai aku memperoleh gelar S2ku..”
Imaniar : ” Terima kasih kak, InsyaAllah aku akan setia menunggumu ”
Rombongan Umar pamit pulang setelah acara selesai , KH Masrul dan KH Harun bersalaman juga KH Tantowi. Sesampai rumah Umar mendapat telepon dari Sarah di Majene.
Sarah : ” Kak Umar kenapa tak kasih kabar kalau sedang tunangan pada Sarah….teganya…”
Umar : ” Sarah….maafkan kak Umar ya…karena lupa….?!”
Sarah : ” Sarah malu ditanyain pak kepala sekolah karena tak tahu….” Sarah menangis dia merasa kecewa karena tak dikasih kabar pertunangannya.
Umar : ” Iya maafkan kak Umar ya , karena kak Umar buru-buru sambil mengurus S2 di Kairo…maaf ya….”
Sarah : ” Kak Umar jadi ambil kuliah sekarang di Kairo….?”
Umar : ” Aamiin…..Alhamdulillah…InsyaAllah Sarah….”
Sarah : ” Semoga diberikan kelancaran ya kak…Sarah ngerjakan tugas dulu ya kak….Assalamualaikum…”
Umar : ” WaAllaikumsalam Sarah…”. Fatimah ibunya Umar sebenarnya dari tadi mendengarkan pembicaraan mereka dan Fatimah bersyukur karena Sarah tidak merasa kecewa sebab sejak dulu Sarah naksir Umar tapi tak berani mengutarakan karena Umar sepertinya menganggap teman biasa apalagi apalagi sejak namanya melambung sebagai ustadz muda yang amat digemari dan menjadi Pelindung PII ( Pemuda Islam Indonesia ) banyak pemuda pemudi non Islam turut bergabung di dalamnya.
KH Tantowi datang ke rumah Masrul karena sudah janjian menengok pasien baru dari Jrakah Semarang bernama Santi yang baru sebulan gila karena anaknya menghilang sudah dua bulan belum pulang, anak perempuannya yang bernama Maryati sebenarnya akan dilamar tapi karena calon mertuanya seorang rentenir maka Santi tak merestuinya. Maryati lari dari rumah sudah dua bulan. Hilangnya Maryati sudah dilaporkan kepolisian dan sampai sekarang belum ada hasilnya yang membuat Santi gila.
Masrul dan Tantowi mendatanginya ke Jrakah dan bertemu dengan Mustafirin suami Santi yang menceritakan asal mulanya Santi gila.
Masrul : ” Ooo..jadi seperti itu kejadiannya, coba carilah ditempat pakdenya yang tinggal di Wonodri Semarang…insyaAllah dia ada disana…tapi janganlah kau marahi dia karna Maryati anakmu itu sedang sakit jiwanya karena ditipu kekasihnya Maryati sendiri…cepatlah berangkat sekarang dan jangan menghubungi pakdenya…” Masrul dan Tantowi melihat keberangkatan Mustafirin sedangkan Santi ditungguin ibu kandungnya yang sudah berumur 76 tahun tapi masih sibuk jualan di pasar Jrakah, dia tahu Masrul dari teman dagangnya dan mencari pesantren Al Hadis di Mangkang dan bertemu dengan KH Tantowi yang akan berangkat takziah di Semarang.
Masrul pulang dan menunggu kabar dari Mustafirin, Jam sembilan malam Mustafirin pulang dan membawa Maryati anak sulungnya. Santi yang melihat Maryati langsung memeluknya sambil menangis.
Santi : ” Nduuuk…nduuuk…kamu itu ada apa….kok pergi mak leng…tapa pamit….” Maryati memeluk ibunya sambil menangis.
Maryati : ” Buk eee….aku ditipu mas Sodik….uang tabungan yang rencana buat nikahan sudah dipakainya untuk menikahi wanita lain….”
Santi : ” Ya ..sudah nduuuk…yang penting kamu selamat…itu saja…tak usah dipikiri Sodik..yang anak rentenir itu…”
Mustafirin menelepon Masrul dan menceritakan nasib apes anaknya yang sudah tak perawan lagi karena sudah melakukan hubungan badan dengan Sodik, Masrul garuk-garuk kepala…..
Masrul : ” Datanglah ke Masjid Al Hadis anakmu harus di ruqyah biar bersih dari permasalahan hidupnya yang lalu biarlah berlalu terimalah dengan iklas, karena itu semua sudah suratanmu….jalanilah hidup kedepan dengan baik berserahlah kepada Allah ” . Mustafirin menyanggupinya ruqyah selesai shollat Isyak esok hari .
Para santri Al Hadis sedang melakukan shollat isyak yang dipimpin Masrul, keluarga Mustafirin ikut shollat berjamaah karena akan dilakukan ruqyah seluruh keluarganya dan beberapa orang yang ingin ikut ruqyah, selesai menjalankan shollat ruqyah dimulai dengan bacaan Alfatikhah , surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas , lalu diikuti doa-doa yang berada dalam Alquran seperti : Surat Al-Baqarah 1-5 , Surat Al-Baqarah 102 , Surat Al-Baqarah 255-257 , tak lupa Masrul membacakan surah Al- Jinn. Selain terhindar dari gangguan setan dan jin, khasiat lainya adalah menambah keimanan serta ketakwaan kepada Allah SWT. Sebab, di dalamnya berisi tentang sebuah peringatan bagi manusia dan jin bahwa mereka diciptakan untuk beribadah kepada Allah SWT.
Para peserta ada yang menangis dan adapula yang ngamuk sendiri dengan memukuli badannya dan ada pula yang berteriak seperti monyet ada pula yang tertawa-tawa dan bergerak seperti ular. KH Tantowi dan beberapa santri ikut mengamankan serambi masjid dan memegangi peserta yang berteriak-teriak lalu roboh dan lemas…satu persatu peserta sadar diri dan kembali tenang. Mustafirin yang menangis dan memukul-mukul lantai merasa malu. Masrul memberikan nasehat kepada mereka semua dan acara ruqyahpun berakhir. Santi amat malu melihat rekaman video dari salah seorang santri . Dimana ia sempat memukul ibunya sampai terjatuh untung ibunya ditolong para santri dan membawanya ke belakang yang aman.
Ternyata yang mengikuti ruqyah ada dua puluh lima orang yang masing-masing dijaga seorang santri, Mustafirin muntah-muntah dan Maryati sakit kepalanya sembuh selesai ruqyah masyarakat yang ikut menonton pada bubar ada yang tertawa terpingkal-pingkal karena melihat polah dan tingkahnya.
Maryati : ” Terima kasih pak kyai pusing saya sudah hilang….”
Masrul : ” Ingat..baca terus kalimat yang saya tulis dikertas itu….Laillahailallah Muhammadar Rosullullah..”
Maryati : ” Inggih pak kyai…matur nuwun ” . Masrul tersenyum dan gantian Santi ibunya yang menghadap Masrul.
Santi : ” Ngapuntene…pak kyai…ternyata saya senangnya marah-marah sampai ibu saya kesakitan saya pukuli….”
Masrul : ” Kalau selesai shollat banyak-banyaklah wirit astagtirullahaladzim memita ampun kepada Allah “.
Santri perempuan : ” Ibu itu polahe akeh…kuat pisan tenaganya sambil matanya mendelik-mendelik… ” Santi malu sekali sambil memeluk Maryati mundur digantikan Mustafirin suaminya.
Mustafirin : ” Apakah saya melakukan sesuatu…pak Kyai…? ” Masrul tersenyum sambil mengatakan :” Agak ditambah ketegasanmu..agar anak dan istrimu yakin akan pendirianmu dan bacalah Subhanallah Walhamdulillah Wala ilaha Illallah Wallahu Akbar”.
Mustafirin : ” Memang saya orangnya lemah pak Kyai…, makanya istri saya selalu marah-marah dan kurang menghargai saya…”
Masrul : ” Ya…terimalah kelemahanmu ..tak ada manusia yang tak diberi kelemahan atau kelebihan ..jadi iklaskanlah kelemahanmu asal engkau mau memperbaikinya dan bisa membuat semua bahagia “.
Mustafirin bersama keluarganya pulang ke Jrakah, mereka merasa tenang dan nyaman setelah di ruqyah. Masrul bersyukur karena ada beberapa orang yang meminta di ruqyah di Masjid Al Hadis tetapi Masrul mengumpulkan peserta beberapa orang lagi dan di adakan tiga bulan sekali untuk ketenangan masyarakat setempat.
Jam Dua belas malam Masrul sampai rumah yang disambut istrinya Fatimah.
Fatimah : ” Sudah makan malam pak…?”
Masrul :” Sudah tadi sama Tantowi …makan mie Jowo…”
Fatimah : ” Itu ditunggu anakmu diruang santri…”
Masrul : ” Siapa…?”
Fatimah : ” Siapa lagi kalau tidak Umar….” Masrul buru-buru masuk ruang santri menemui Umar.
Masrul : ” AssalamuAllaikum Umar anakku…. ada yang bapak bantu…?”
Umar : ” WaAllaikumsalam pak…alhamdulillah Umar mendapat panggilan dari Kairo dan minggu depan sudah harus tiba di sana..”
Masrul memeluk putranya dan mengucapkan selamat atas waktu yang berkah dan Umarpun membalas pelukan itu…tapi Fatimah belum berani masuk ruang santri kawatir mengganggu kebahagiaan mereka berdua, baru pagi hari selesai sholat subuh Umar menceritakannya kepada mereka semua. Fatimah menangis bahagia mendengar kabar barusan.