Kesetiaan Yang ternoda episode 11

Salim mantan Naila

Naila meneteskan air matanya ketika sampai kantor puskesmas Sumber Kasih di Wonodri langsung dipeluk Eno asistennya, pagi itu Naila mengikuti meeting tapi tak bisa memberikan resume pertemuan bulan kemarin yang diadakan tiap tanggal 15 . Karena ada suatu hal Naila tak bisa mengikutinya dan Eno yang mewakili Naila karena  sudah laporan kepada dr. Siswati .

Kepala Puskesmas Sumber Kasih Wonodri dr.Siswati merasa cemas dengan keadaan Naila, selesai meeting Naila dipanggil dr. Siswati  untuk menghadap ke ruangannya.

dr. Siswati   : ” Naila kamu kenal sama Astuti..? ”

Naila             : ” Astuti siapa maksud ibu…apa seorang pasien…?

dr. Siswati memberikan kertas kecil dan bertuliskan nama Astuti dan nama Herlian, Naila amat terkejut dan menundukkan mukanya dalam hatinya menduga-duga…” kok bisa Astuti menelepon dr.Siswati…apa yang akan Ia lakukan pada ibu kepala puskesmasku…?” hatinya bertanya-tanya.

dr. Siswati  : ” Kenapa Naila..apakah kamu mengenalnya…?”

Naila            : ” Saya tak kenal dengan wanita itu…tapi wanita itulah yang mengenali saya….dia itu seorang pelakor…bekerja sebagai Pemandu Karaoke plus..plus… apa yang tengah ibu lakukan terhadapnya..?”

dr. Siswati   : ” Saya tak melakukan apa-apa pada dia….karena saya belum tahu kebenaran ceritanya” . Akhirmya Naila menceritakan semua bebannya kepada dr.Siswati yang sudah mengetahui keadaan yang sesungguhnya meskipun Naila malu juga.

dr. Siswati   : ” Kamu tak usah bersedih….bekerja terus dan jangan menangis lagi…kalau ada info akan aku kasih tahu kamu….akupun sama seperti kamu…begitulah laki-laki…tak akan pernah merasakan puas dengan satu wanita…dah kamu yang sabar saja ya…?, Oh ya kejadian apa yang terakhr terjadi dikeluargamu….?”

Naila             : ” Ibu kejadian terakhir yang kami alami adalah : saya memvideokan  Nawang  driver baru suami sedang menerima telepon dari Astuti perempuan itu yang mengolok-olok suami , tetapi suami selalu mengatakan Astuti itu sebenarnya pada dasarnya baik….itulah yang membuat saya jengkel perusak rumah tangga kok pada dasarnya baik…..?!”

dr. Siswati   : ” Ya pastilah orang yang dicintai selalu dibaik-baikin dong Nai….?!”

Naila terdiam lalu Ia memberikan dua rekaman video , satu miliknya sendiri dan satu  rekaman dari suaminya Herlian tentang penyelesaian nikah siri nya. Setelah selesai Naila kembali ke ruangannya. Eno sedang membagikan obat ke pasien dia melihat Naila berwajah ceria tersenyum menawan, Eno ikut berbahagia dan menyalami Naila.  Karena sibuk Naila ikut membantu membagikan obat.

Eno              : ” Ibu ceria sekali kayaknya habis terima bonus……?!”

Naila            : ” Yes….lega sekali hari ini …trimakasih ya Eno sudah membagikan obatnya ”

Eno              : ” Sama-sama buk…..oh ya buk ini catatan obat-obat yang harus segera ditambah ” . Naila membaca semuanya..

Naila            : ” Okey sudah aku orderkan sebagian dan yang belum nanti menunggu istirahat, Eno apakah kamu melihat dokter Camila…?”

Eno              : ” Dokter Camila izin keluar sebentar sehabis meeting dan akan kembali lagi sehabis istirahat ”

Naila            : ” Baiklah nanti kalau lupa tolong mintakan tanda tangan permohonan obat ya…?”

Eno               : ” Baik buk saya ke toilet sekalian ke dapur sebentar mau ngopi dulu…ibuk bikinkan sekalian ‘gak…?”

Naila            : ” Iya deh…nanti gantian sama kamu…kopinya jangan kental-kental ya….” Eno mengiyakan dan buru-buru ke toilet.

Eno bergegas ke ruangannya menemui Naila dan mengatakan kalau om Salim ada si sana membawakan makanan kecil, Naila menuju ke dapur menemuinya dan Salim masih meminum kopinya.

Naila            : ” Hai …pagi……apakabarmu…?”

Salim            : ” Hai juga…aku baik dan sehat….bagaimana liburanmu ke Pulau Seribu…semoga selalu bahagia….”.

Naila             : ” Alhamdulillah…anak-anak amat senang…Andin sedang mengurus kuliahnya titip salam padamu dan terima kasih buat uang jajannya….”. Salim tersenyum sambil mengangguk-angguk dan membuka sneck rotinya

Salim            : ” Apa nih oleh-oleh buat aku….dari Pulau Bidadari…?”

Naila             : ” Aku hanya mampir ke Brebes..biasa telur asin  nanti biar Eno yang antar ke sini…”.

Salim            : ” Eh gak usah…gak usah…”.

Naila            : ” Masak kamu begitu sih Salim…kita berteman sudah amat lama…sementara kamu sering memberiku dan Andin juga..masak kamu tak mau terima oleh-oleh ku..?!”

Salim           : ” Maaf aku tak mau merepotkanmu karena berada di kantor…”.

Naila            : ” Enggak…nanti sekalian pulang saja aku bawakan…o iya  dr Camila ada orderan obat sudah terima berkasnya…?”

Salim           : ” Sudah aku kesini tadi sambil bawa barangnya yang masih di ruangan dr. Camila…terus Ia pergi “.

Naila           : ” Aduh Paratusinku , Antalgin dan Amox katut ‘gak ya….?”

Salim           : ” Ada kok tadi sempat WA dan ini aku nunggu berkasnya yang belum ke input..?”

Eno mengirimkan form yang diminta Salim dan sudah ditanda tangani  dr. Camila sambil membawakan telur asin Yes . Salim pamit kembali ke kantornya dan berkata : ” Jangan telat makan agar tak sakit…dah Naila…?!” Naila mengucapkan terima kasih dan Salim berlalu. Naila mengambil tiga dos untuk Eno satu untuk Andin dan Bayu satu dan satu dos untuk ruangannya. Bibik Salmah bagian kebersihan masuk untuk membersihkan dapur.

Naila        : ” Bik ambil satu snecknya  untuk bibik dan bagikan ke dr Siswati dan asistennya dr Jarot juga dr Camila dan asistennya , bagikan ke seluruh ruangan  kerja ya…”.

Bik Salmah : ” Injih buk terima kasih kuenya”.  Naila meninggalkan dapur menuju ruangannya dilihatnya Eno masih mengetik resume meeting tadi pagi , Naila membaca dan ikut mengoreksinya

Naila         : ” Wah ..aku bisa minta tolong  untuk membuat resume yang lainnya dong ..?!”

Eno            : ” Monggo buk …gak papa… “.

Naila          : ” He..he..he enggak kok Eno , cuma bergurau saja…lagian nanti malah kacau pekerjaan mu…he..he..silahkan dilanjut Eno..”

Naila merekap keuangan  dan menghitungnya, wow….banyak sekali pemasukan hari ini dan rata-rata kena diare pasiennya dokter Jarot dan dokter Siswati kenapa ya…?

dr. Siswati menelepon menanyakan apakah ambulance ada yang siap…? ” Inggih ada buk pak Amir sudah siap”, sahutnya. Pak Amir dipanggil untuk persiapan dan standbye….selanjutnya dr Siswati memerintahkan Naila mengantar ke rumah sakit karena puskesmas belum ada rawat selain melahirkan. Jam dua siang pasien sudah mendapatkan ruangan dan mendapatkan infus. Naila langsung munuju rumah pasien sesuai alamat karena tak ada yang dihubungi yaitu di daerah Sawah Besar dan bertemu dengan orang tuanya yang mengikutinya sedangkan istrinya  ikut di mobil ambulan menuju RSDK ( Rumah Sakit Dokter Kariadi ) .

Bu Bambang : ” Maaf dokter….anak saya sakit apa…?” Naila menjelaskan kalau dia bukan dokter dan seorang petugas puskesmas biasa.

Naila              : ” Menurut laporan ini, Imanjoyo putra ibu terlibat tawuran di jalan Sriwijaya dan mengalami luka serius di bagian kepala..”

Bu Bambang  : ” Ya Alloh leeeeee…..kowe ki nopo…..?”. Isak tangis bu Bambang tak bisa dibendung membasahi bajunya, Naila memberikan tissue mobil untuk menghapus air mata bu Bambang. Sesampai Rumah Sakit pak Bambang memarkirkan motornya dan ditunggu Naila. Bu Bambang shock dan pingsan karena melihat kepala Imanjoyo dibalut perban hingga kelihatan matanya saja. Naila menemui perawatnya dan memberikan data pasien lengkap.

Perawat  Ernie : ” Ini mbak Naila kan….? kangennya…..lama tak bertemu …hampir satu tahun ya mbak…?”

Naila             : ” Ernie…ya… kangen juga…apa kabarmu….?”

Ernie             : ” Ya…seperti ini teruslah keadaannya….sabar..dan sabar…sepanjang waktu…”

Naila              : ” Yaahh..sudah tugas seorang perawat harus selalu tersenyum walau sakit hatinya….tetap melayani dengan baik..”

Ernie              : ” Inggih leres mbak…kemarin dicari dr Lidia dan saya gak punya nopenya mbak Naila , boleh dong saya minta…?” Naila meminta nomor Ernie dan meneleponnya.

Naila              : ” Nah itu nomor saya ….”

Ernie              : ” Trima kasih mbak….ini pasien Imanjoyo sudah komplit dan keluarga boleh menjenguknya”. Bu Bambang sudah sadar dan sedang menunggui putranya. Karena sudah beres Naila pamit kepada Bapak dan ibu Bambang lalu meninggalkan Rumah Sakit.

Naila              : ” Kita minum dulu ke kantin ya pak Amir…..”.

Amir              : ” Iya bu….” .

Naila meminum Teh dingin , pak Amir minta soto karena kelaparan sambil mengobrol Amir bertanya :

Amir              : ” Bu Naila, maaf jika boleh saya bertanya…apa betul Om Salim detailer itu mantannya bu Naila..?” Naila tersenyum

Naila              : ” Ha..ha..biasa lah pak orang laki kan suka guyon…terserahlah maunya apa….kalau saya menganggapnya teman atau bolehlah seorang sahabat karena amat lama bergaul dan selalu putus nyambung…dia itu seorang manajer loo…bukan detailer…”.

Amir              : ” O…maaf kalau begitu…wah saya di tipu dong……”

Naila            : ” Bukan ditipu…tapi dikerjain….” . mereka berdua tertawa…Naila melanjutkan : ” Dia itu juragan cengkeh juga…tapi rendah hati dan amat baik hatinya.

Amir            : ” Pantes….saya kemarin dikasih uang sama Om Salim…dia bilang amat mencintai ibu sampai tak mau menikah…apabetul begitu bu..”

Naila            : ” He..he..kalau itu terlalu jauh  ceritanya…sudah ayok kita pulang” Naila membayarnya dan pulang menuju puskesmas Sumber Kasih di Wonodri.


Kesetiaan Yang Ternoda

Kesetiaan Yang Ternoda

Status: Completed Tipe: Author: Dirilis: 2020 Native Language: Indonesia
Naila belum bisa tidur meski hari menjelang subuh, wajah HarLian suaminya mengganggu terus. Dua hari berturut-turut hapenya gak diangkat padahal posisi masuk ...ingin ia menelepon Cris sahabat Lian menanyakan keberadaan suaminya tapi Naila mengurungkannya karena tak enak menanyakan masalah rumah tangganya pada Cris yang masih bujangan. Naila dan Lian sudah 25 tahun berumah tangga saat ini Naila berusia 45tahun dan Lian suaminya berumur 50 tahun selisih 5 tahun tak kelihatan perbedaannya dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Perlahan air matanya mengalir suara adzan subuh memaksa Naila berwudhu dan melakukan shollat subuh. Air matanya tumpah ruah Naila mengadu pada Tuhannya memohon agar suaminya selalu dilndungiNya. Naila hendak membaca Alquran tapi hapenya berdering .... dari mana ? Naila tak mengenalnya . Berkali-kali hape berdering ...Ia biarkan, Naila baru sadar jangan-jangan itu suaminya..mungkin hapenya hilang dan ganti baru maka Nailapun mengangkatnya, tapi apa yang terjadi..? Naila mendapatkan suara lengkingan ketawa wanita dan mengejeknya..."Dasar wanita bodoh ...tolol...tak bisa melayani suami dengan baik...! ha..ha...ha...tolol..." . Naila mematikan hapenya dengan gemetaran. Masih menggunakan mukena Naila mengadu lagi pada Tuhannya " Ya Allah....cobaan apakah yang Engkau berikan padaku..mengapa hatiku terasa tak enak sekali ...tolonglah hambaMu Ya Allah..". Naila menutup doanya dan memberesi kamar tidur karena anak perempuannya akan segera sekolah. Naila menuju dapur mempersiapkan sarapan dibantu Ratemi yang sudah membuat nasi goreng. " Selamat pagi ibuk Naila , susu sudah hangat dan bisa segera diminum " " Terima kasih mbok Ratemi, Andin sudah bangun ?.......

Komentar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Opsi

tidak bekerja di mode gelap
Reset